Anda di halaman 1dari 11

RESUME (SEBELUM UAS)

EKOLOGI PEMERINTAHAN
NAMA : ANGELA MARITA PUTRI
NPP : 30.0227
KELAS/ABS : H-1/ 05 (LIMA)
PRODI : PRAKTIK PERPOLISIAN DAN TATA PAMONG
FAKULTAS : PERLINDUNGAN MASYARAKAT

Pengertian Paradigma Ekologis


Ketergantungan manusia terhadap alam membuat manusia memiliki paradigma
hidp yang beroritentasi pada lingkungan hidup. Pardigma hidup manusia yang
berorietnasi pada lingkungan atau ekologis yang merupaka hubungan berbagai jenis
makhluk hidup yang berbeda spesies dan berbagai unsur yang saling berinteriaksi satu
sama lain sehingga timbul hubungan timbal balik. Paradigma ekologis merupakan
pengetahuan, praktik, dan pola piker untuk memceahkan masalah kerusakan sumber daya
dan pencemaran lingkungan yang meluas dan mencancam keberlanjutan peradaban
manusia di masa mnedatang. Paradigma ekologis meliputi pelestarian ekologi, teknologi
hijau, dan mengatasi pencemaran lingkungan (Djoko Sujarto dalam Eko Budihardjo,
1999). Paradigma ekologi adalah kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan tempat dia berada. Paradigma Ekologi merupakan sebuah kemampuan
manusia dalam merespon keadaan yang terjadi di sekitar lingkungannya

Perubahan Paradigma Ekologis


Semakin banyaknya bencana alam yang terjadi di dunia, dapat membuat manusia
sadar bahwa, alam sepertinya telah bosan dengan aktifitas manusia yang semakin hari
semakin merampas haknya. Tetapi tidak pernah melakukan kewajibannya. Eksploitasi
alam yang semakin meningkat tanpa diimbangi dengan kearifan untuk menjaga alam, saat
itu yang terjadi alam akan merasa terusik dengan apa yang telah dilakukan oleh manusia.
Ketika alam mulai terusik maka alam akan menunjukan amarahnya dengan terjadinya
bencana di mana-mana, kebanjiran yang tiada henti, kebakaran yang terus melanda
diakibatkan keserakahan dari diri manusia itu sendiri. Faktor ini sebagian besar
disebabkan oleh kegiatan dan perilaku manusia yang kurang bertanggung jawab dalam
menjaga alam. Seperti penggundulan hutan di sekitar aliran sungai dan membuang
sampah di sepanjang sungai. Jika hal tersebut terus dilakukan maka akan menyebabkan
banjir yang akan merugikan manusia itu sendiri. Hasil ketidakramahan manusia terhadap
lingkungan juga akan menyebabkan kebakaran yang sebagian besar disebabkan karena
kecerobohan manusia dengan membuang rokok atau korek di semak-semak. Pada
mulanya masalah lingkungan hidup merupakan masalah alami, yakni peristiwa-peristiwa
yang terjadi sebagai bagian dari proses natural. Akan tetapi pada saat ini masalah
lingkungan tidak lagi dapat dikatakan proses alami. Karena manusia merupakan faktor
penyebab yang signifikan secara variable bagi masalah-masalah lingkungan.
Permasalahan lingkungan dalam pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan
tidak akan efektif jika hanya ditangani dengan paradigma fisik, ilmu pengetahuan dan
teknologi atau ekonomi, tetapi dalam hal ini paradigma solusinya harus juga melibatkan
segala aspek humanistis. Tulisan di atas lebih menekankan pada permasalahan ekologi
secara umum dan cara penanggulangannya. Perubahan zaman yang semakin maju
ternyata berbanding terbalik dengan mutu alam dan kehidupan sekitar kita. Akhir-akhir
ini di seluruh dunia termasuk di Indonesia terjadi berbagai macam bencana baik di
daratan maupun di lautan. Semua itu terjadi karena ulah manusia yang tidak menyadari
akan eksistensi dan tangung jawabnya hidup di muka bumi ini. Paham pemerintah hijau
atau green government diperlukan. Seluruh komponen pemerintahan perlu menjadi lebih
sadar lingkungan sehingga berbagai kebijakan dan tindakan yang dilakukan senantiasa
bersifat pro green dan pro sustainable development. Kebijakan pemeintah saat ini
didominasi oleh kebijakan ekonomi, pembangunan, peningkatan pendapat masyarakat
yang seringkali mengabaikan keseimbangan lingkungan. Bahwasanya lingkungan lah
yang telah menyediakan segala kebutuhan manusia. Perlu adanya timbal balik rasa
kepeduliaan manusia terhadap lingkungan dengan cara menjaga lingkungan tersebut.
Kualitas lingkungan memiliki korelasi positif terhadap kualitas kesehatan masyarakat.
Lingkungan yang kualiatasnya baik akan memberikan dampak terhadap Kesehatan
masyarakat yang baik pula.

Membangun Kecerdasan Ekologi


Kesadara ekologis harus dimiliki oleh setiap umat manusia, terutama pada orang-
orang yang memiliki otoritas dalam pengambilan kebijakan publik yang dapat
mempengaruhi orang banyak dengan peraturan-peraturan yang dibuatnya. Kesadaran itu
juga harus dimiliki oleh para aparat penegak hukum agar orang-orang yang merusak
lingkungan demi keuntungan pribadinya yang sesaat dapat dihukum sesuai dengan aturan
yang ada. Para pebisnis juga harus memiliki kesadaran ekologi karena mereka yang
bertanggung jawab dalam pemanfaatan sumber daya alam menjadi barang-barang yang
siap pakai, pemanfaatan sumber daya alam harus memperhatikan dampak yang timbul
akibat proses pengambilan sumber daya tersebut, maupun dampak yang terjadi setelah
selesai menggunakan sumber daya tersebut. Maka dari itu perlu adaya pengelolaan
lingkungan yang baik. Sebagai wujud pengelolaan lingkungan terdapat tiga prinsip yang
dijadikan pedoman dalam membuat sebuah kebijakan yaitu:
1. Prinsip pertama, perusahaan harus memainkan peran utama dalam membersihkan
lingkungan
2. Prinsip kedua, sektor bisnis harus menghormati pendapat sektor lingkungan
Seringkali perusahaan berbeda pandang dengan para pemerhati lingkungan.
3. Prinsip ketiga, pengembangan “greenfields” (sabuk hijau) dan “brownfields” (gurun)

1. PENGERTIAN DAN KONSEP DYNAMIC GOVERNANCE


Istilah governance telah lama kita kenal yaitu menunjuk pada hubungan antara
pemerintah / negara dengan warganya sehingga memungkin kan berbagai kebijakan dan
program dapat di rumuskan, diimplementasikan, dan dievaluasi. Dynamic Governance
merupakan suatu konsep untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi suatu
pemerintahan / organisasi agar tetap hidup (survive) menghadapi perubahan global yang
cepat dan tidak menentu. Organisasi pemerintah/ organisasi lainnya tidak boleh statis,
keberhasilan kebijakan, strategi, dan program sedang berjalan atau masa lampau tidak
menjamin kesuksesan masa depan. Oleh karena itu diperlukan semangat/ dinamika untuk
selalu menyesuaikan kebijakan, strategi, dan program dengan perkembangan masa depan
melalui Thinking ahead , Thinking Again , dan Thinking Across .

Konsep dynamic governance adalah bagaimana bekerjanya berbagai kebijakan, institusi


dan struktur yang telah dipilih sehingga dapat beradaptasi dengan ketidak menentuan dan
perubahan lingkungan yang cepat sehingga kebijakan, institusi dan struktur tersebut tetap
relevan dan efektif dalam pencapaian keinginan jangka panjang masyarakat. Sedang
konsep operasional dari Dynamic Governance adalah ”kemampuan pemerintah
menyesuaikan kebijakan dengan perubahan lingkungan global yang cepat dan tidak
menentu sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.”

1. SISTEM BERFIKIR DALAM DYNAMIC GOVERNANCE


Dynamic governance yang merupakan outcome yang diharapkan, terwujud manakala
kebijakan-kebijakan yang adaptif (adaptive policies) dilaksanakan. Adaptasi atas
kebijakan ini tidak dilakukan secara pasif, akan tetapi proaktif melalui berbagai inovasi,
kontekstualisasi dan implementasi.
1. Thinking Ahead
Kapabilitas think ahead pada prinsipnya merupakan kemampuan untuk
mengidentifikasi perkembangan lingkungan, memahami konsekuensinya di masa
datang terhadap tujuan ekonomi dan sosial, dan mengidentifikasi strategi investasi dan
pilihan yang tepat sehingga memungkinkan semua elemen masyarakat dapat
mengeksplitasi berbagai kesempatan baru dan mampu mengatasi berbagai potensi
ancaman.
2. Thinking Again
Kapabilitas think again menyangkut kemampuan untuk menilai kinerja strategi,
kebijakan dan program yang ada, untuk kemudian di desain kembali untuk mencapai
hasil yang lebih baik. Thinking Again merupakan kemampuan meninjau kembali
berbagai kebijakan, strategi, dan program sedang berjalan. Apakah hasil yang dicapai
oleh kebijakan, strategi, dan program telah memenuhi harapan banyak pihak atau perlu
didesain ulang untuk mendapatkan kualitas hasil yang lebih baik. Kerangka waktu
melakukan kaji ulang mulai dari kondisi yang sekarang dihadapi sampai masa waktu
berlakunya kebijakan, strategi, dan program, dengan membandingkan apa yang dicapai
dengan apa yang diinginkan.
3. Thinking Across
Kapabilitas think across adalah kemampuan untuk belajar dari pengalaman pihak lain,
sehingga ide-ide bagus dapat diadopsi dan disesuaikan dengan kondisi internal agar
tujuan dapat tercaai lebih baik. Thinking Across merupakan kemampuan untuk
mengadopsi pikiran, pendapat, ide-ide lain di luar kerangka berpikir (mindset) yang
secara tradisional telah melekat dan menjadi dasar melakukan sesuatu. Dengan
belajar dari pengalaman dan pemikiran orang lain dalam mengelola sebuah negara
atau pemerintahan akan didapat ide-ide dan pemikiran segar dalam melakukan
inovasi bagi perbaikan kebijakan, strategi, dan program bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Falsafah dasar dalam thinking across ini adalahpresent-
outside, future-inside yang dapat dimaknai saat ini pikiran-pikiran brilian, kebijakan,
strategi dan program yang baik-baik masih menjadi milik negara atau organisasi lain
tetapi ke depan akan menjadi milik kita. Belajar dari pihak lain bukan sekedar teknis
operasional, tetapi lebih penting dari itu adalah menyangkut mengapa pihak lain dapat
menyelesaikan masalah yang sama dengan cara berbeda, bagaimana mereka
mendisain suatu kebijakan atau program sesuai dengan karakteristik kemajuan
masyarakat setempat, dan lain-lain yang bersifat inovatif dan kreatif.

1. MEMBANGUN DAN MERAKIT KULTUR BARU DENGAN KAPASITAS BARU


Dinamisme (dynamism) pada hakekatnya merujuk pada kondisi adanya berbagai idea
baru, persepsi baru, perbaikan secara terus-menerus, respon yang cepat, penyesuaian
secara fleksibel dan inovasi-inovasi yang kreatif untuk membangun dan merakit kultur
baru dengan kapasitas baru. Dengan kata lain, dinamisme atau kondisi yang dinamis itu
menggambarkan proses belajar yang tiada henti, cepat dan efektif, serta perubahan yang
tiada akhir. Ketika kondisi dinamis itu menyangkut lembaga pemerintah, maka kondisi
yang dinamis menyangkut proses lembaga yang secara konstan atau konsisten melakukan
perbaikan dan penyesuaian terhadap lingkungan sosial- ekonomi di mana masyarakat,
swasta dan pemerintah berinteraksi.

Saat ini, semua Negara di dunia menghadapi lingkungan yang penuh dengan
ketidakpastian dan perubahan yang begitu cepat dan sulit diprediksi. Kemajuan yang
diraih sekarang, tidak menjamin keberlangsungan hidup di masa depan. Bisa jadi,
seperangkat prinsip, kebijakan dan praktek-praktek yang pada awalnya baik, governance
yang statis dan mempertahankan status quo pada akhirnya akan membawa keadaan yang
stagnan dan tidak berkembang. Tidak ada perencanaan yang hati-hati akan menjamin
relevansi dan efektivitas governance, jika lembaga-lembaga pemerintahan tidak memiliki
kapasitas untuk belajar, berinovasi dan berubah di tengah lingkungan global yang terus
berubah dan sulit diprediksi.

Dinamisme dalam pemerintahan lahir dari kapasitas untuk mempertimbangkan serta


menghasilkan berbagai pilihan yang berbeda, bukan hanya tentang mengidentifikasi
winning formula untuk menyelesaikan sebuah permasalahan. Membangun dan merakit
kultur baru dengan kapasitas baru melalui proses bereksperimen dalam menghasilkan
berbagai pilihan kebijakan secara langsung akan meningkatkan pembelajaran dan
memungkinkan untuk memajukan sumber daya manusia yang dimiliki. Bahkan ketika
beberapa pilihan yang dihasilkan tidak bekerja secara optimal, hal tersebut akan menjadi
pembelajaran dalam peningkatan kualitas pengambilan keputusan di masa depan.

Pemerintah dapat mempengaruhi dan mengendalikan pembangunan ekonomi melalui


beragam kebijakan, peraturan dan struktur-struktur kelembagaan yang memberikan
insentif atau pembatasan atas beragam aktivitas yang berjalan. Dengan kata lain,
kemampuan untuk memperbaiki dan beradaptasi secara terus- menerus merupakan
kapasitas mendasar yang perlu dimiliki oleh Pemerintah (baca: lembaga-lembaga
Pemerintah) jika ingin memiliki sustained economic development and prosperity.

Maka dari itu kemampuan berfikir ke depan (thinking ahead), berfikir kembali (thinking
again), dan berfikir lintas batas (thinking across) ketika berinteraksi dengan budaya
organisasi akan mendorong untuk memunculkan kreatifitas dan kemauan belajar yang
secara sistematis akan menjadikan hal tersebut sebagai jantung dalam dynamic
governance. Sebaliknya, jika budaya organisasi dan kemampuan dinamis pemerintah
bekerja secara mandiri dan tidak bersinergi mungkin akan menemukan beberapa hasil
yang buruk dan yang paling utama akan berdampak pada kreatifitas dan potensi
pemerintah yang terbatas.
MENDESIGN ULANG MASA DEPAN
A. MASA DEPAN MANAJEMEN
Manajemen merupakan variabel yang sangat unik karena terdiri dari ranah ilmiah dan
seni (science and art). Serta manajemen diperlukan dalam menjalankan roda
organisasi, baik usaha bisnis maupun usaha di bidang sosial kemasyarakatan.
Manajemen menjadi sangat penting bagi manusia untuk berkarya seperti manajemen
diri, menciptakan suatu kreativitas maupun pengharapan untuk berkarya, manajemen
tim kerja diperlukan membentuk sinkronisasi dari tindakan para anggota tim, dan
manajemen organisasi diperlukan untuk menciptakan sinergi antar bagian untuk
menciptakan imbalan, berupa materi maupun nonmateri dalam bentuk kepuasan
tertentu, profitabilitas, etos kerja, serta budaya organisasi.

Manajemen terus akan berubah seiring dengan perubahan lingkungan yang


merupakan sumberdaya yang semakin lama semakin berkurang. Demikian juga
perkembangan teknologi yang sekarang disebut era industrial, 4.0 dan sudah akan
menghadapi perkembangan teknologi era 5.0. Serta tuntutan teknologi akan
mempengaruhi sikap dan etika kaum milenial dalam bertindak. Serta tidak dapat
dipungkiri dihadapan kita akan terjadi perubahan yang sangat holistik dan cepat,
sehingga manajemen perubahan akan terjadi pada manajemen diri/individu,
tim/kelompok kerja sampai kepada organisasi harus juga berubah.

Tiga prinsip dasar digunakan oleh para pemimpin untuk mengubah organisasi mereka
menjadi model komitmen manajemen yang tinggi dimasa yang akan datang, antara
lain :
1. Membangun Kepercayaan: Membangun kepercayaan pada orang sangat penting
dan ini bisa dimungkinkan dengan memperlakukan orang dengan hormat dan
bermartabat. Berbagi informasi dengan semua orang dan memperlakukan mereka,
karena manusia akan menciptakan rasa dapat dipercaya di antara anggota organisasi.
2. Mendorong Perubahan: Pemimpin dapat mendorong perubahan di antara karyawan
dan manajer dengan mengekspos diri mereka dan kolega mereka melalui model
manajemen alternatif.
3. Mengukur apa yang penting: Para pemimpin perlu menyadari bahwa “apa yang
diukur”, “anggaran diukur”. Pendekatan Robert Scorecard dan balanced scorecard
dari Robert Kaplan, di mana langkahlangkah keuangan ditimbang dengan ukuran
kepuasan dan perhatian pelanggan, sikap dan retensi karyawan, pengembangan
produk dan bisnis baru, atau kesiapan untuk berubah. Rincian tentang apa yang terjadi
adalah penting. Tetapi yang jauh lebih penting adalah kondisi organisasi saat ini
dalam hal apa yang memungkinkan atau menghambat kinerjanya. Saat ini
pengetahuan dan kemampuan adalah kunci nyata menuju kesuksesan. Dengan
memberi perhatian serius pada masalah orang menjadi semakin penting, dimana
pemimpin harus membangun sistem pada perspektif ini.Manajer mengukur dan
mengendalikan kinerja organisasi karena mengarah pada manajemen aset yang lebih
baik, peningkatan kemampuan untuk memberikan nilai pelanggan, dan peningkatan
ukuran pengetahuan organisasi.

Dengan meningkatkan komitmen, manajer diberi kesempatan untuk fokus pada ide
dan inovasi baru yang berkontribusi pada pengembangan dan tujuan organisasi.
1. Menentukan atau merevisi tujuan organisasi.
2. Menerjemahkan tujuan organisasi kepada karyawan
3. Merangsang partisipasi karyawan dalam menentukan tujuan
4. Pemantauan kemajuan
5. Dalam Management By Objectives, karyawan tidak didukung oleh manajemen
mereka melalui tinjauan kinerja tahunan. Manajemen berdasarkan tujuan adalah
tentang pertumbuhan dan perkembangan. Setiap tujuan terdiri dari tujuan mini
dan ini tentang mendukung ini dalam langkah-langkah kecil dalam bentuk
pembinaan oleh manajer atau eksekutif.
6. Mengevaluasi dan menghargai pencapaian
Penting untuk membuat penilaian yang adil dan benar atas pencapaian terhadap
penetapan tujuan yang terukur. Indikator kinerja yang jelas sangat penting untuk
manajemen yang baik dengan pendekatan tujuan demi tercapainya tujuan dalam
keberhasilan mendesign ulang masa depan Manajemen.

B. MASA DEPAN KEPEMIMPINAN


Dynamic governance merupakan hasil dari niat kuat dan ambisi pemimpin untuk
menjamin keberlangsungan hidup masyarakat. Kualitas kepemimpinan yang
dibutuhkan adalah kepemimpinan yang dinamis dengan kemampuan untuk mengelola
berbagai elemen secara terintegrasi di tengah perubahan yang terus- menerus melalui
strategi yang jelas, manajemen yang cerdas, belajar terus- menerus, dan mencari jalan
yang adaptif dan relevan, serta eksekusi kebijakan yang efektif. Secara sistematis
membangun kapabilitas semua orang yang terlibat dan juga proses untuk menjamin
bahwa ide-ide baru yang inovatif terakomodasi dalam kebijakan, proyek dan program
yang realistis , serta secara konsisten mengkoordinasikan seluruh aktivitas organisasi
untuk mengarah pada pencapaian tujuan.
Menurut Guru Besar FISIP UI dan pakar Administrasi Negara Martani Huseini “Cara
menerapkan Dynamic Reform di Indonesia adalah melalui kepemimpinan
Transformatif yang menjadi Kunci Perubahan Radikal, sehingga memerlukan
pemimpin yang kuat dan visioner, pemimpin transformasional yang mampu
membangun ide dan visi masa depan yang mau dicapai serta mampu
mengoperasionalisasikan visi tersebut”.

Organisasi masa depan yang mampu bertahan adalah organisasi yang memiliki
kepemimpinan yang efektif. Pemimpin yang efektif memiliki 10 karakteristik:
a. mengembangkan, melatih, dan mengayomi bawahan,
b. berkomunikasi secara efektif dengan bawahan,
c. memberi informasi kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan perusahaan
dari mereka,
d. menetapkan standar hasil kerja yang tinggi,
e. mengenali bawahan beserta kemampuannya,
f. memberi peranan kepada para bawahan dalam proses pengambilan keputusan,
g. selalu memberi informasi kepada bawahan mengenai kondisi perusahaan,
h. waspada terhadap kondisi moral perusahaan dan selalu berusaha untuk
meningkatkannya,
i. bersedia melakukan perubahan dalam melakukan sesuatu, dan
j. menghargai prestasi bawahan.

Oleh karena menjadi pemimpin yang efektif membutuhkan proses, maka sebuah
organisasi dapat menggunakan strategi berikut untuk meningkatkan keefektifan,
yaitu: leadership substitues, ledaership enhancers, dan leadership neutralizers.
C. MASA DEPAN ORGANISASI
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat.
Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak
ada perbedaan yang prinsip, sehingga dapat saya simpulkan bahwa organisasi
merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka
mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.
Pertumbuh kembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sosial, ekonomi,
dan lingkungan menimbulkan permasalahan yang harus dihadapi organisasi menjadi
semakin luas dan kompleks. Permasalahn tersebut terus berkembang sesuai
percepatan perubahan yang terjadi. Situasi yang terjadi menjadikan pembelajaran
bahwa permasalahan tidak tumbuh secara linier, dimana banyak sekali halhal yang
tidak pernah diduga sebelumnya. Dengan demikian organisasi dituntut untuk terus-
menerus mempersiapkan dirinya mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan
perubahan. Pengalaman yang dialami berbagai organisasi di Negara maju
menunjukkan bahwa hanya organisasi yang secara konsisten terus meningkatkan
dirinya melalui pengembangan organisasi yang dapat bertahan.
Design ulang organisasi melibatkan integrasi struktur, proses, dan orang-orang untuk
mendukung implementasi strategi dan karena itu melampaui mengutak-atik
tradisional dengan “garis dan kotak.” Saat ini, ini terdiri dari proses yang diikuti
orang, pengelolaan kinerja individu, perekrutan bakat, dan pengembangan
keterampilan karyawan. Ketika desain ulang organisasi perusahaan sesuai dengan
maksud strategisnya, semua orang akan siap untuk melaksanakan dan
menyampaikannya. Struktur perusahaan, proses, dan orang-orang semuanya akan
mendukung hasil yang paling penting dan menyalurkan upaya organisasi untuk
mencapainya.

Faktor pengembangan organisasi (organization development) dimasa depan dan kini


terdapat dua faktor, yaitu:
1. Faktor internal seperti; Struktur, Sistem dan prosedur, Perlengkapan dan fasilitas,
Proses dan saran apabila titik cocok akan membuat organisasi melalui perbaikan,
Perubahan organisasi dilakukan untuk mencocokkan dengan kebutuhan yang ada.
2. Faktor eksternal seperti; Kompetisi yang semakin tajam antar organisasi,
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), Perubahan lingkungan baik
lingkungan fisik maupun sosial yang membuat organisasi harus merancang cara
bagaimana mendapatkan sumber di luar organisasi untuk masa depan organisasi.

Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1) Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang
memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang
dihadapi oleh organisasi.
2) Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan
yang akan terjadi.
3) Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh
organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
4) Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi
bagian terpenting.

DINAMIKA LINGKUNGAN
Dinamika Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan manusia karena lingkungan
memiliki daya dukung untuk mendukung manusia dan makhluk hidup lainnya.
Dinamika lingkungan strategis internasional selalu membawa implikasi baik
positif maupun negatif pada sisi lain secara bersamaan, yang secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi perkembangan nasional. Implikasi positif membawa
manfaat dalam mendukung cita-cita, tujuan nasional dan kepentingan nasional,
sedangkan implikasi negatif menyebabkan meningkatkan potensi ancaman bagi
kelangsungan hidup negara. Situasi dan kecenderungan lingkungan strategis pada awal
abad 21 sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan periode satu dekade terakhir
dalam abad 20. Situasi politik internasional saat ini selain masih diwarnai oleh
permasalahan lama yang belum berhasil diatasi, dan semakin bertambah kompleks
dengan hadirnya serangkaian masalah baru. Disamping itu, kecenderungan lingkungan
strategis semakin sulit diperkirakan karena ketidakteraturan dan ketidakstabilan semakin
menjadi corak dominan.

NEGARA YANG MENGALAMI KEHANCURAN DINAMIKA LINGKUNGAN


1. Afrika
Walaupun Afrika menghasilkan karbon dioksida paling sedikit dibanding wilayah lainnya
di dunia, namun Afrika dianggap paling rentan terhadap kekeringan, banjir dan peristiwa
cuaca ekstrim lainnya yang kata para ilmuwan akan meningkat sambil bumi semakin
panas. Sebuah panel ilmuwan pemenang Hadiah Nobel mengatakan Afrika adalah benua
yang menghadapi resiko terbesar dari dampak pemanasan global.
Ketua Panel Antar Pemerintah Tentang Perubahan Iklim, Dr. Rajendra Pachauri, hari
Rabu menyampaikan data statistik yang menakutkan kepada delegasi di COP17.
"Penilaian kami menunjukkan di Afrika menjelang tahun 2020 antara 75-250 juta orang
diperkirakan akan kekurangan air akibat perubahan iklim. Menjelang tahun 2020 hasil
pertanian tadah hujan di beberapa negara akan berkurang hingga 50 persen," Ujar Dr.
Pachauri. Pachauri berbicara tentang laporan yang dikeluarkan beberapa tahun lalu oleh
IPCC – panel ilmuwan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2007 tentang upaya mereka
memahami dan memperkenalkan perubahan iklim kepada masyarakat umum.
Delegasi Afrika di konferensi iklim berupaya mendapat hasil nyata dalam dari
kesepakatan yang dipertimbangkan di Durban. Secara khusus, Kelompok Afrika, yang
mewakili 54 negara, sedang melobi periode perpanjangan Protokol Kyoto, perjanjian
tahun 1997 yang secara hukum mengikat negara-negara penandatangan untuk
memangkas emisi karbon mereka. Afrika juga menyerukan pelaksanaan Dana Iklim
Hijau yang akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek di negara berkembang.
Seyni Nafo, jurubicara kelompok Afrika mengatakan, "Kita membutuhkan periode
perpanjangan untuk menghadapi masalah itu, dan pada saat yang sama kita perlu berpikir
serius tentang mobilisasi sumber daya keuangan yang diperlukan untuk beradaptasi. Kita
belum berdiskusi tentang hal itu. Diskusinya belum dilakukan dalam proses ini." Usul
tentang Dana Iklim Hijau juga sedang dipertimbangkan. Sebuah komite transisi yang
didirikan dalam konferensi PBB sebelumnya di Cancun telah menyiapkan nasakah
perjanjiannya. Negara-negara masih berupaya menyiapkan rincian logistik pembiayaan
dan pengaturan dana.

2. India
Udara berbahaya yang menggantung di kota-kota di India telah membunuh lebih dari
100.000 anak di bawah usia lima tahun setiap tahun. Hal itu terungkap dari studi yang
dipublikasikan pada Rabu (5/6/2021) untuk Hari Lingkungan Hidup Sedunia
ditemukan.India telah berulang kali gagal mengatasi masalah lingkungan. Tahun lalu,
satu laporan PBB menemukan 14 dari 15 kota paling tercemar di dunia berada
India.Meskipun ada seruan untuk bertindak melawan polusi di seluruh dunia, politisi
India sebagian besar mengesampingkan masalah ini dalam pemilihan terakhir.
Laporan Negara Lingkungan India (SoE) menemukan polusi udara bertanggung
jawab atas 12,5% dari semua kematian di negara itu. Kondisi ini menggambarkan
gambaran suram dari catatan lingkungan pemerintah India baru-baru ini.Dilakukan oleh
Pusat Sains dan Lingkungan (CSE), laporan itu juga menemukan 86% aliran air India
"sangat tercemar". Laporan juga menyebut kemajuan negara dalam energi terbarukan itu
"suram".Tetapi Perdana Menteri Narendra Modi yang baru-baru ini terpilih kembali,
hampir tidak menyebutkan ide apapun soal perubahan iklim dalam kampanye. Dia malah
membuat kicauan Twitter untuk menarik orang-orang agar "hidup selaras dengan alam"
pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia."Kami telah dibesarkan dalam satu tradisi, di mana
alam setara dengan Tuhan. Di mana kesucian alam bermakna dan di mana perlindungan
alam setara dengan manusia," kata Modi. Pada lalu, India memiliki 280.000 kendaraan
listrik. Tetapi jumlah itu sebagian kecil dari target 15-16 juta pada tahun 2020."Emisi gas
rumah kaca India naik lebih dari 20% antara 2010 dan 2014, sedangkan gas alam dan
pembangkit listrik tenaga airnya berada dalam kondisi berantakan," bunyi laporan
itu.Laporan tersebut mendapati pembangkit listrik berbasis gas beroperasi pada 24% dari
kapasitasnya, dan proyek pembangkit listrik tenaga air hanya berjalan 19%."Kemajuan
negara dalam energi terbarukan pada 2018-1919 juga suram," kata CSE.India juga
mencatat kenaikan 56% dalam jumlah industri yang menghasilkan limbah berbahaya
antara 2009 dan 2016-2017, sementara jumlah industri dengan polusi tinggi melonjak
136% antara 2011 dan 2018. India diproyeksikan menambah 416 juta penduduk kota dan
kota ke populasi perkotaan dunia pada tahun 2050.

3. Indonesia
Sayangnya kondisi lingkungan hidup di Indonesia dalam keadaan yang sangat tidak baik-
baik saja. Hutan di Kalimantan hingga Papua masih terus mengalami eksploitasi dan
penghancuran oleh korporasi, yakni berupa penggundulan hutan untuk dialihkan menjadi
industri ekstraktif. Aktifitas industri ekstraktif yang mengeksploitasi alam ini bukan
hanya berdampak pada menyusutnya hutan yang berfungsi sebagai penyerap emisi karbon
dioksida, namun sekaligus ikut memperparah laju pemanasan global dan mengancam
sumber penghidupan puluhan juta masyarakat adat.
Dari riset yang telah dilakukan oleh WALHI didapatkan data bahwa lahan seluas 159 juta
hektar sudah terkapling dalam ijin investasi industri ekstraktif. Luas wilayah daratan yang
secara legal sudah dikuasai oleh korporasi yakni sebesar 82.91%, sedangkan untuk
wilayah laut sebesar 29.75%. Data IPBES 2018 juga menyebutkan bahwa setiap tahunnya
Indonesia kehilangan hutan seluas 680 ribu hektar, yang mana merupakan terbesar di
region asia tenggara. Sedangkan data kerusakan sungai yang dihimpun oleh KLHK
tercatat bahwa, dari 105 sungai yang ada, 101 sungai diantaranya dalam kondisi tercemar
sedang hingga berat.
Laporan dari Auriga Nusantara juga tidak kalah mengkhawatirkan. Selama pemerintahan
Jokowi, setidaknya dalam 20 tahun terakhir ini terjadi deforestasi di Papua seluas
663.443 hektar. Dimana 71 persen diantaranya terjadi sepanjang tahun 2011 sampai 2019.
Penyumbang deforestasi terbesar yakni ditujukan untuk pembukaan perkebunan sawit
seluas 339.247 hektar. Namun dari hasil penelusuran ternyata hanya 194 ribu hektar saja
yang sudah ditanami sawit, selebihnya dalam kondisi rusak. Dampak pengalih fungsian
hutan menjadi wilayah industri ekstraktif, baik itu perkebunan, properti, pertanian,
kehutanan, tambang, infrastruktur dan kelautan, ternyata juga syarat akan beragam
masalah. Dari laporan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), sepanjang tahun 2018
saja terjadi 410 konflik agraria dengan luas wilayah konflik 807.177 hektar, dengan
melibatkan 87.568 KK. Dengan kerusakan hutan yang seluas itu, tidak mengherankan jika
kemudian sepanjang tahun 2020, BNPB mencatat terdapat 2.925 kejadian bencana alam
di Indonesia, mulai dari banjir, putting beliung, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan,
kekeringan, serta gelombang panas. Praktik ekosida penghancurann lingkungan yang
mengabaikan tata ruang dan lingkungan hidup ini menjadi fakta bahwa praktik buruk
segelintir korporasi yang menguasai jutaan hektar lahan terbukti memperparah intensitas
bencana di Indonesia. Jumlah korban jiwa pun juga naik hampir tiga kali lipat, yakni pada
periode 2017 hingga 2018 terjadi peningkatan jumlah korban bencana, dari yang
sebelumnya sebanyak 3.49 juta orang menjadi 9.88 juta orang. Data ini seharusnya
menjadi tamparan keras bagi pemerintah untuk mengkaji ulang arah kebijakan yang
sudah dibentuk. Karena baru-baru ini aturan yang dibuat oleh pemerintah maupun DPR
justru menguntungkan segelintir pengusaha dan korporasi ekstraktif dengan
menggadaikan nasib jutaan masyarakat marjinal.
NEGARA YANG MAJU DENGAN MEMPERHATIKAN DINAMIKA LINGKUNGAN
1. Singapura
Singapura - negeri yang dinamakan: Negeri pulau yang paling hijau, bersih, indah di
Asia dan adalah termasuk Topten di dunia melalui reportase yang berjudul:
Singapura- kota yang hijau, bersih dan indah. Dan Dimanapun di negara kepulauan
ini, baik dari Bandara, jembatan, layang gedung-gedung, bahkan sampai WC publik
pun juga ditanami pohon hijau dan bunga yang bersemarak berwarna-warni, bahkan
di atap gedung dari beton bertulang baja pun dihias dengan pohon hijau. Hal ini
karena ada tekat yang tidak kecil dari pemerintah Singapura melalui kebijakan-
kebijakan manajemen, pengawasan lingkungan, menganggap pelestarian lingkungan
ekologi sebagai tugas strategis dalam kebijakan pengembangan sosial-ekonomi
Singapura. Pemerintah negara ini telah mengambil banyak kebijakan manajemen,
pengawasan lingkungan, menganggap pelestarian lingkungan ekologi sebagai satu
tugas strategi dalam kebijakan pengambangan sosial-ekonomi Tanah Air.
Pemerintah Singapura telah mengambil banyak langkah untuk mengawasi dan
melestarikan lingkungan, diantaranya Undang-Undang tentang lingkungan adalah
instrumen yang paling efektif untuk menjamin kebersihan, keindahan lingkungan
Singapura. Selain faktor lingkungan yang hijau dan bersih, sistem lalu lintas di negeri
pulau ini dinilai paling baik di dunia tentang kepaltrisan dan kemodernannya.
Lingkungan yang hijau dan bersih, satu sistem perhubungan yang kondusif dan modern
di Singapura menjadi target yang ditujukan oleh banyak kota, khususnya beberapa
negara ASEAN. Akan tetapi untuk mencapai hal itu, selain ketentuan hukum yang
keras dari pemerintah, maka kesedaran rakyat adalah faktor yang memberikan
sumbangan tidak kecil kepada keberhasilan ini.
2. Inggris
Krisis energi yang membelit Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya membuktikan
bahwa momentum pandemi tidak bisa serta merta menjadi game changer untuk
beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Harga gas alam melambung
tinggi. Bahkan sejak Januari 2021, harga gas alam sudah naik 250%. Penyebabnya
tentu dinamika permintaan dan penawaran.
Dari sisi permintaan terkerek naik karena ekonomi berangsur membaik setelah
pelonggaran pembatasan sosial diberlakukan. Faktor lain yang mengerek permintaan
adalah datangnya musim dingin.Namun dari segi pasokan, suplai menjadi terbatas
karena disebabkan oleh beberapa hal mulai dari penghentian fasilitas produksi di AS,
hingga adanya isu manipulasi perusahaan gas Rusia Gazprom untuk mendongkrak
harga.Apabila dilihat lebih jauh sebenarnya wajar jika harga gas mengalami kenaikan.
Komoditas energi memang tergolong siklikal. Saat Covid-19 lockdown membuat
produksi energi dipangkas.Namun setelah dilonggarkan kebutuhan energi meningkat
pesat tetapi produksi belum benar-benar pulih karena adanya berbagai faktor seperti
cuaca hingga disrupsi rantai pasok.
Semua harga energi fosil mengalami kenaikan, mulai dari minyak mentah, batu bara
hingga gas. Ketiga sumber energi ini harganya berkorelasi positif. Sehingga akan
saling berpengaruh satu sama lain.Secara umum Eropa dan Inggris memang lebih
condong ke gas daripada batu bara sebagai sumber energi untuk pembangkit listriknya.
Hal ini dikarenakan emisi karbon yang lebih rendah. Namun di saat harga gas
melambung tinggi, spread antara gas dan batu bara melebar, membuat para produsen
cenderung beralih dari gas ke batu bara karena ongkosnya lebih murah.Ini menjadi
potret bahwa transisi perpindahan dari energi fosil ke energi yang lebih ramah
lingkungan tidak semudah itu dijalankan.Inggris sendiri dengan adanya krisis gas yang
mengakibatkan kelangkaan makanan lebih memilih untuk kembali menggunakan batu
bara.
3. Amerika Serikat
Amerika Serikat telah mengambil peran terdepan sebagai pengelola lingkungan
global untuk bisa mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai pilihan –
pilihan lingkungan dan untuk membentuk pendekatan keberlajuntan terhadap
pembangunan. Mencapai yang lebih besar adalah tujuan utama dalam pencadangan
dan manajemen energi.

Teknologi baru menawarkan kemungkingan sumber daya yang bisa diperbarui yang
tidak mencemari udara dan air, serta tidak menghasilkan gas- gas rumah kaca yang
menghancurkan lapisan ozon pelindung bumi.Inovasi dan perkembangan teknologi
semacam itu menuntut partisipasi dari masyarakat secara luas. Di AS, kalangan
bisnis, industri, dan sains semakin mamainkan peran penting dalam menajamkan
strategi nasional untuk konsevasi energi yang labih baik dan manejemen sumber daya
dan limbah yang lebih bijak.Pengelolaan lingkungan adalah hal yang terpenting demi
janji kehidupan yang lebih baik untuk masyarakat dunia.

Anda mungkin juga menyukai