Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Segala sesuatu yang ada di dunia ini erat hubungannya satu sama lain. Antara
manusia dengan manusia, manusia dengan hewan, manusia dengan tumbuhtumbuhan, dan bahkan antara manusia dan benda-benda mati sekalipun. Dari
berbagai macam bentuk komponen lingkungan hidup diatas diatas memepunyai
peranan penting dalam hukm lingkungan, maka dari pada itu sudah dapat kita
menggambarkan secara jelas apa yang akan terjadi apabila komponen-kompomen
diatas tidak dijaga dengan baik. Tapi dari komponen diatas ada yang sangat berperan
penting yaitu manusia, yang mana manusia sangat dianggap mempunyai kelebihan
dai komponen-komponen diatas. Karena manusia dianggap sebagai yang mempunyai
akal dan bisa membedakan yanga baik dan yang buruk, tapi pada saat ini manusia
yang mana bisa dikatakan sebagi pemimpin dari lingkungan.
Maka diantara lingkungan yang begitu penting untuk dijaga, dan terbentuklah
sebuah gagasan yang mana akan memebawa masyarakat dalam pengetahuan, yang
memberi petunjuk penting betapa pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga,
dan pengelolaan lingkungan. Namun apakah yang akan dilakukan, apa yang
seharusnya terjadi dengan alam apabila alam sudah tidak stbil lagi, tapi apabila
masyarakat menyadari sepenuhnya akan bahaya apa yang akan terjadi apabila alam
rusak, maka masyarakat harus menjaga lingkungan tetap terjaga dengan utuh.
Sesuai dengan Deklarasi Stockholm, yang mana timbul kesadaran dunia
internacional akan dampak lingkungan pada jangka panjang. Perhatian terhadap
masalah lingkungan hidup ini dimulai pada awal sering terjadinya dampak penyakit,
yang disebabkan oleh rusaknya lingkungan. Masyrakatlah yang akan menjadi ujung
tombak dari permaslahan lingkungan dari sekarang dan seterusnya.

B. Rumusan Masalah
Masalah pada saat ini adalah apakah lingkungan tetap bertahan, utuh, dan
terjaga, tentunya ini semua akan menjadi pertanyaan besar, yang mana lingkungan
pada saat ini sudah tidak seperti biasanya, alam sudah mulai menunjukkan ketidak
puasannya terhadap manusia, maka daripada itu, sering terjadinya bencana alam yang
mengakibatkan kerusakan dimuka bumi ini. Tapi kita lihat ini semua tidak lepas dari
ulah nanusia itu sendiri. Dewasa ini telah bermunculan beberapa produk hukum yang
mengatur bagaimana cara mengelola lingkungan yang baik dan sesuai dengan aturan
yang ada. Tentunya aturan yang ada dibawah naungan pemerintahan, dan peran serta
masyarakat.

C. Ruang Lingkup
Makalah ini akan membahas sebagian dari pengetahuan tentang masyarakat
dan lingkungan, yang mana dalam makalah ini penulis akan menyampaikan secara
singkat apa-apa saja yang akan dilakukan masyarakat dalam menjaga keutuhan
linkugan hidup, baik organik maupun non organik, dan ditambah lagi akan sadarnya
dunia internacional yang telah mengadakan Deklarasi Stockholm yang beranggotakan
113 negara. Tapi dalam makalah ini tidak menjabarkan secara keseuluruhan akan
pengetahuan tentang hukum lingkungan, dalam makahah ini hanya menjabarkan
secara ringkas tentang peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Dari
peran serta, hak, kewajiban masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Masyarakat dan Lingkungan


Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No.23 Tahun 1997 Tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 7 ayat (1): Masyarakat mempunyai
kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan
lingkungan hidup; ayat (2): pelaksanaan ketentuan pada ayat 1, dilakukan dengan
cara: meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan kemitraan;
menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat; menumbuhkan
ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan social; memberikan
saran pendapat; menyampaikan informasi dan/atau menyampaikan laporan.
Kenyataan yang ada saat ini, apa yang diamanatkan dalam undang-undang
tersebut, belum benar-benar diterapkan baik oleh pemerintah maupun oleh
masyarakat itu sendiri. kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungannya
masih sangat rendah. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) adalah
upaya dari pemerintah untuk membangun kesadaran dan memberdayakan
masyarakat.
Dalam kajian yang sangat nyata bahwa jelas lingkungan dan masyarakat
merupakan hubungan yang tidak bisa dipisahkan, apabila dua unsure ini sudah tidak
seimbang lagi maka sudah dapat apa yang kita bayangkan apa yang akan terjadi, pada
saat ini sudah dapat kita rasakan akibat keganasan alam, dari ulah manusia sendiri
yang sudah tidak pernah menyadari kalau alam akan murka apabila sudah tidak
diperhatikan.
B. Peran Masyarakat Dalam Pelestarian Lingkungan
Kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap pentingnya menjaga
kelestarian lingkungan hidup, menjadi salah satu penyebab semakin tingginya
pemanasan global, cuaca ekstrim, bencana alam seperti banjir, longsor, dll (Republika
Newsroom, 2009). Kesadaran yang rendah ini, dapat dilihat dari perilaku masyarakat
kita sehari-hari, misalnya kebiasaan membuang sampah sembarangan, kebiasaan
membakar sampah, menebang pohon sesukanya tanpa ada upaya penanaman kembali,
pengambilan pasir pantai dan penambangan bahan galian golongan C lainnya secara
besar-besaran yang menyebabkan tingkat abrasi sangat tinggi, dll.
Masyarakat dalam mengelola lahan juga sering melakukan tindakan di luar
batas-batas yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Misalnya, mereka yang punya
lahan disepanjang daerah aliran sungai, mereka akan membuka lahan sampai pada

bibir sungai (sempadan sungai) yang semestinya tidak boleh dibuka. Demikian juga
disepanjang sempadan pantai. Hal ini tentu akan memperparah kerusakan lingkungan.
Membangun kesadaran masyarakat memang tidak segampang membalikkan
telapak tangan. Perlu kerja sama dari semua pihak, baik masyarakat, pemerintah
maupun perusahaan (Widagdo, B, 2011). Perlu waktu yang cukup panjang untuk
pelan-pelan membangun kesadaran itu. Perlu contoh dan tauladan yang positif dan
konsisten dari pihak-pihak pengambil kebijakan.
C. Masyarakat dan Pemerintah dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran
Mengelola Lingkungan yang Baik
Dari sisi para pengambil kebijakan dalam hal ini pihak pemerintah, tentunya
juga harus mengambil kebijakan yang sebijak-bijaknya. Seyogyanya, kebijakan yang
diambil tidak hanya menghitung keuntungan ekonomi sesaat, tapi juga harus
memperhitungkan kepentingan sosial dan lingkungan. Karena bila menghitung
kerugian yang akan diderita akibat tidak memperhitungkan aspek sosial dan
lingkungan, kadang-kadang keuntungan ekonomi yang akan diperoleh tidak
sebanding dengan kerugian yang akan diderita.
Kebijakan yang ada selama ini, selalu bersifat Top Down tanpa melibatkkan
masyarakat setempat. Sehingga sering kali kebijakan yang ada bukanlah hal yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Selanjutnya setelah program tersebut selesai,
masyarakat juga tidak tahu fungsi dan manfaat serta keuntungannya. Akibatnya,
bangunan, atau hasil dari program tersebut hanya terbengkalai begitu saja.
Masyarakat juga tidak mau terlibat dalam pemeliharaannya. Oleh karena itu sudah
selayaknya kebijakan saat ini harus dibalik menjadi kebijakan yang bersifat bottom
up, yaitu dengan melibatkan masyakarat lokal dari mulai perencanaan, pelaksanaan
dan pemeliharaan. Dengan system ini diharapkan program yang dilaksanakan benarbenar sesuai dengan kebutuhan atau dengan kondisi masyarakat.
Tentu dengan melibatkan langsung mereka dalam perencanaan, pelaksanaan
dan pemeliharaan, masyarakat akan merasa memiliki dan bertanggung jawab
terhadap program.
Menurut Mikkelsen dalam Anonimous (2010), system partisipatif atau
pendekatan dari bawah (bottom up) memiliki beberapa keuntungan:
(1) data dikumpulkan, dikaji dan dicoba secara langsung oleh pemakai;
(2) pemecahan masalah sendiri langsung dapat dicoba selama berlangsung proses itu
sendiri;
(3) menjadi meningkat penghargaan atas masalah yang dihadapi para stakeholder,
konteks kebudayaan serta perubahan kondisi;
(4) kelemahan dan kekuatan langsung dipahami oleh mereka yang ikut dalam proses;
dan

(5) semakin meningkat motivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan


keputusan, karena mereka sendiri memahami masalah yang dihadapi.
Banyak juga program-program penghijauan yang sudah dilakukan oleh
pemerintah, namun bibit tanaman kurang sejalan dengan keinginan masyarakat. Yang
ada di masyarakat, hanya terkesan bagi-bagi bibit. Tidak ada tindak lanjut apakah
bibit tersebut ditanam atau tidak, tumbuh atau tidak. Masyarakat yang merasa tidak
membutuhkan bibit yang diberikan, tentu akan membiarkan bibit tersebut begitu saja.
Sehingga tingkat keberhasilan dari program seperti ini sangatlah kecil.
Jika masyarakat dilibatkan secara aktif, akan lebih mudah untuk memasukkan
muatan penyadaran tentang pelestarian lingkungan kepada masyarakat itu sendiri.
Jika sudah lebih banyak masyakarat yang sadar bahwa memelihara dan melestarikan
lingkungannya, sedikit banyak tentu akan berdampak positif pada pengurangan
pemanasan global.[1]
D. Peran Serta, Hak, dan Kewajiban, Masyrakat Terhadap Lingkungan
1. Peran Serta Masyarakat Terhadap Lingkungan
Untuk menjaga lingkungan, kita bisa mulai dari diri dan keluarga kita masingmasing, misalnya dengan membiasakan memisahkan sampah organik dan anorganik
dan membuang sampah tersebut pada tempatnya. Tidak membakar sampah, yang
biasanya dianggap sebagai cara paling praktis pada sebagian besar masyarakat.
Menyediakan tempat sampah di mobil sehingga tidak perlu membuang sampah di
sepanjang jalan, serta menyediakan tempat sampah ditempat-tempat umum lainnya.
Hal lain yang juga sangat mudah untuk dilaksanakan adalah dengan
membiasakan menanam dan memelihara tanaman di sekitar tempat tinggal kita. Tidak
harus tanaman besar, tapi juga tanaman kecil dan semak seperti bunga-bungaan dan
tanaman pagar. Bisa dibayangkan jika semua rumah punya ruang terbuka hijau,
berapapun ukurannya (tentu juga disesuaikan dengan ukuran tanah yang dimiliki)
tentu akan memberikan dampak positif pada bumi kita ini. Pemanasan global pasti
berkurang! Seperti pepatah lama sedikit-demi sedikit, lama-lama jadi menjadi bukit
rasanya masih cukup relevan. [2]
2. Hak Atas Lingkungan Hidup yang Baik dan Sehat
Pasal 5 ayat (1) UUPLH berbunyi :
Setiap orang memepunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat.
Hak tersebut memberikan kepada yang memepunyai tuntutan yang sah guna
meminta kepentingannyaakan suatu lingkunagan hidup yang baik dan sehat itu

dihormati, sesuai tuntutan yang dapat didukung oleh prosedur hokum, dengan
perlindungan yang dapat didukung oleh pengadilan dan perangkat-perangkat lainnya.
Tuntutan tersebut mempunyai dua fungsi yang berbeda yaitu sebagai berikut :
(a). hak pembela diri terhadap gangguan dari luar yang menimbulkan kerugian pada
lingkungannya, dan
(b). pada hak menuntut dilakukannya suatu tindakan agar linkungannya dapat
dilestarikan, dipulihkan atau diperbaiki,ditampung dalam pasal 20 ayat (2) dan (4)
UUPLH Pasal 34 UUPLH yang mengatur tentang ganti rugikepda orang dan atau
melakukan tindakan tertentu.
Dalam Pasai 34 ayat (1) UUPLH dinyatakan bahwa tindakan tertentu
meliputi misalnya :
(a). memasang atau memperbaiki unitb pengelohan limbah sehingga limbah sesuai
dengan buku mutu lingkungan hidup yang ditentukan.
(b). memulihkan fungsi lingkungan hidup
(c). Memusnahkan penyebab timbulnya pencemaran lingkungan hidup.
Penegakan peraturan perundang-undangan adalah perlu sekali bagi
perlindungan hokum lingkungan hidup seseorang.
Hak-hak fundamental yang khusus dikaitkan pada lingkungan barulah
beberapa tahun terakhir ini. Hak atas lingkungan hidup yang sehat dan baik
sebagaimana tertera dalam berbagai konstitusi dikaitkan dengan kewajiban untuk
melindungi lingkungan hidup. Berarti bahwa lingkungan hidup dengan sumbersumber dayanya adalah kekayaan bersama yang dapat digunakan setiap orang yang
harus dijaga untuk kepentingan masyarakat dan untuk generasi-generasi yang akan
dating. Perlindungan lingkungan hidup dan dan sumber daya alamnya dengan
demikian mempunyai tujuan ganda, yaitu melayani kepentingan masyrakat secara
keseluruhan dan melayani kepentingan masyarakat secara keseluruhannya dan
melayani kepentingan individu-individu.
Maka kesimpulan yang dapat dari atas adalah bahwa masyarakat mempunyai
hak atas lingkungan yang besih dan sehat, namun tak lepas dari peran masyarakat
yang cerdas dalam mengelola lingkungan yang baik. Apabia itu semua sudah
terwujud dengan nyata maka lingkungan yang akan datang dapat terjaga dengan baik.
3. Kewajiban Masyrakat Terhadap Lingkungan
Sebagaimana mestinya kewajiban adalah awal untuk kita mendapatkan hak,
namun dalam beradaptasi sama lingkungan kewajiban juga menentukan hak apa yang
kita dapat, apabila kita berbuat sesuai dengan aturan yang ada maka hak yang kita
dapat juga setimpal. Namun dalam hal ini hak yang bagaimana yang kita dapatkan,
yentunya hak yang telah ditentukan diatas, dan masih banyak hak yang lain yang bisa
kita dapatkan, seperti hak mendapatkan informasi, dan sebaginya.

Tapi itu semua akan diperhatikan apabila masyarakat sadar akan lingkungan
yang ada, dan kritis dalam menanggapi permasalahan-permasalahan ingkungan,
terutama dalam masalah perubahan ingkunagan. Begitu juga apabila masyrakat
mengetahui ada suatu permasalahan yang terjadi dalam lingkungan, sebaiknya
masyarakat mengabarinya kepada pemerintah agar ada tanggapan yang intensif, dan
akan menghasilkan hasil yang positif dalam menjaga lingkungan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hakikatnya manusia dan lingkungan hidup lainnya adalah sama-sama
mahkluk ciptaan tuhan, maka dari pada itu manusia merupakan khalifah dari semua
mahkluk yang ada. Namun yang menjadi persolan, apakah manusia bisa menjadi
khalifah yang diharapkan, tentunya tidak semua manusia bisa untuk menjadi khalifah
diantara mahkluk hidup yang lainnya. Jadi dalam makalah ini manusia sangat
perperan penting dalam mengelola lingkungan, baik dari hak maupun dari kewajiban
sebagai makhluk yang diaggap berakal. Dan tentunya kita berharap agar dengan
sadarnya manusia akan kerusakan jangka panjang yang akan dialami oleh generasi
yang datang apabila lingkungan rusak.
B. Saran
Tentunya kita sebagai manusia yang mempunyai akal pikiran yang baik dari
lingkungan yang yang ada, dari hewan, tumbuhan, batu-batuan, air, udara dan
sebagainya, maka sadar akan kerusakan yang terjadi apabila alam yang kapan bisa
dilakukan oeh kita semua.

Anda mungkin juga menyukai