Anda di halaman 1dari 3

Manusia Sebagai Manajer Alam

Oleh I Gusti Agung Sawitri Shintya Dewi, 2006464436

Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Kekayaan yang berasal dari
alam ini memiliki keterikatan yang sangat erat dengan manusia yang tinggal di dalamnya.
Kedua aspek tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Meskipun begitu, masih banyak manusia yang tidak sadar akan pentingnya menjaga alam bagi
dirinya dan orang lain sehingga mereka sering kali bersikap acuh tak acuh terhadap
permasalahan-permasalahan yang terjadi baik karena perilaku manusia itu sendiri maupun dari
alam. Ditambah dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin hari tampaknya tidak
memperhatikan efek sampingnya terhadap alam

Masalah paling umum yang seringkali kita jumpai adalah bencana banjir. Banyak
manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab dengan seenaknya membuang sampah ke
saluran-saluran air terutama bagi pemukiman liar yang tinggal di bantaran kali. Hal ini tentu
akan berdampak pada pencemaran lingkungan baik itu air, tanah, dan udara sehingga akan
tercipta lingkungan yang tidak sehat. Selain itu, Indonesia yang sudah lama memasuki zaman
globalisasi dan akan terus mengalami perkembangan teknologi, memberikan dampak juga bagi
alam mulai dari pemanasan global, berkurangnya minyak bumi dan sumber daya lainnya,
polusi dari asap pabrik serta kendaraan, dsb

Lantas, bagaimana cara kita untuk merespon permasalahan tersebut? Sebelumnya, kita
harus menyadari bahwa kita sebagai makhluk yang diberikan akal oleh Tuhan memiliki
tanggung jawab atas apa yang terjadi di bumi ini, terutama lingkungan tempat kita tinggal. Hal
ini berarti kita dapat disebut sebagai manajer alam dimana di dalamnya meliputi manajer diri
sendiri, perkembangan teknologi, kesehatan diri sendiri dan lingkungan, pembangunan,
manajer dalam menghadapi isu-isu global, dan manajer dalam penanggulangan bencana alam.
Dari banyaknya tanggung jawab tersebut, kita bisa memulainya dari lingkup terkecil yaitu diri
kita sendiri. Dengan lebih berfikir dalam bertindak, mengobservasi apa saja dampak yang akan
dihasilkan ketika melakukan suatu tindakan, mematuhi segala peraturan yang berlaku dan
memperhatikan etika dalam memanfaatkan kekayaan alam bisa menjadi bentuk responsif dan
peka terhadap alam. Contohnya dengan tidak membuang sampah sembarangan. Membuang
sampah ditempatnya akan menghindari tersumbatnya saluran sehingga tidak terjadi
penumpukan sampah dan akan meminimalisir terjadinya banjir. Selain itu, akan menciptakan
lingkungan yang bersih dan lebih sehat karena tidak akan tercipta polusi dan sumber penyakit.
Hal ini juga berhubungan dengan manajer kesehatan diri sendiri dan lingkungan. Namun, yang
perlu diperhatikan, menjaga kesehatan diri sendiri tidak hanya bergantung pada lingkungan
yang bersih saja, tetapi juga berhubungan dengan makanan dan pola hidup kita sehari-hari.
Dengan menyempatkan waktu untuk berjemur di bawah matahari pagi/ olahraga ringan seperti
jogging yang disertai dengan makan makanan yang bergizi, maka akan bisa meningkatkan
stamina dan kekebalan tubuh kita terhadap penyakit. Selain itu, sebagai mahasiswa arsitektur
dengan beban tugas yang cukup banyak dan memakan waktu yang lama, saya akan lebih belajar
mengatur waktu agar tidak melewati jam makan dan durasi tidur yang kurang

Menyangkut tanggung jawab sebagai manajer teknologi, kita bisa menggunakan bahan
bakar yang lebih ramah lingkungan seperti listrik, biogas, dsb. Selain itu, mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke kendaraan umum sehingga akan mengurangi
polusi udara. Namun, dalam menggunakannya, kita harus sadar bahwa kita harus menjaga
kebersihan dan fasilitas yang diberikan agar pengunjung lain bisa dengan nyaman
menggunakan fasilitas tersebut. Contohnya dengan tidak membuang sampah sembarangan dan
mencoret-coret fasilitas yang ada, menggunakan fasilitas sebagaimana fungsinya (seperti pagar
besi sebagai pengaman tidak digunakan untuk duduk), dsb

Selanjutnya yaitu sebagai manajer pembangunan. Pembangunan yang akan saya bahas
lebih mengenai peran mahasiswa terhadap pembangunan bangsa, antara lain :

1. Mahasiswa sebagai kontrol sosial.


Sebagai penyalur aspirasi masyarakat kepada pemerintah
2. Mahasiswa sebagai bagian dari perubahan
3. Mahasiswa sebagai iron stock/ penerus bangsa

Dari ketiga poin tersebut, saya akan berusaha berpartisipasi dalam pembangunan sebagaimana
fungsi mahasiswa dengan cara belajar dengan sungguh-sungguh, bersikap kritis terhadap
informasi yang diterima, masalah yang dihadapi, dan solusi yang diberikan; serta menjadi salah
satu peserta demonstran yang bertanggung jawab dan mematuhi aturan ketika menyadari ada
kebijakan yang kurang tepat atau masalah yang terjadi. Dengan menerapkan sikap-sikap
tersebut, secara tidak langsung dapat menjadi bekal kita dalam menghadapi isu-isu global
seperti perubahan iklim, penggundulan hutan, dsb

Memasuki tanggung jawab sebagai penanggulangan bencana alam. Sebagai manusia,


memang sulit untuk menghindari bencana yang memang secara alami terjadi. Namun, agar
dampak yang diberikan tidak begitu besar, kita bisa melakukan beberapa hal seperti melakukan
penghijauan, melakukan sosialisasi bencana kepada masyarakat (penjelasan kontur wilayah,
kemungkinan bencana yang terjadi, bagaimana cara menghadapinya, keperluan emergency
yang perlu dipersiapkan, dsb), dan melakukan observasi wilayah ketika melakukan kunjungan
wisata ke gunung/ pantai (suhu, cuaca, keadaan lempeng, dsb)

Melalui bahasan ini, saya menjadi sadar bahwa semakin dewasa, tanggung jawab kita
akan semakin besar, salah satunya sebagai manajer alam. Namun, dengan melatih kebiasaan,
pola hidup, pola pikir, dan kepekaan terhadap diri sendiri dan sekitar, saya berharap, saya bisa
menjadi mahasiswa yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan. Apalagi saya
merupakan siswa yang mendapatkan mata kuliah MPKT, sehingga sudah seharusnya saya bisa
lebih peka dan responsif terhadap masalah-masalah yang ditemukan dalam kehiduan sehari-
hari

Anda mungkin juga menyukai