DISUSUN OLEH:
ENDRIYANTO
ERFAN RHOMALIS
EDWAR
PEKANBARU 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah
hokum lingkungan dengan dosen pembibmbing Muslim, S.Ag, M.Hum
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai perkembangan serta perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas
ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika manusia hidup pada jutaan tahun yang lalu, manusia masih bisa
menggantungkan pada alam, karena alam masih dalam kondisi yang baik dan belum
terkontaminasi oleh zat-zat yang membahayakan bagi kehidupan manusia. Pola kehidupan
manusia pada waktu itu masih sangat sederhana sehingga implikasi terhadap lingkunganpun
sangat kecil sekali, itupun masih bisa ditolelir oleh alam. Karena alam masih bisa mencerna
dan mengolah benda asing (pencemar) secara alamiah.
Pada awal abad 19, 20, 21 manusia berfikir bahwa mereka hidup pada dunia dan
zaman yang modern dan maju dalam teknologi dan segala bidang, yang akhirnya membuat
manusia bergantung pada teknologi. Manusia berfikir kemajuan teknologi adalah suatau
prestasi manusia dalam rangka menguasai dunia, namun manusia terlena dan terlupakan
dengan kehidupan yang akan datang, artinya kehidupan pada generasi pasca kehidupan
mereka.
Dalam perkembangan selanjutnya, terutama dalam abad ke-20, dalam waktu yang
relative singkat, keseimbangan antara kedua bentuk lingkungan hidup manusia, yaitu
lingkungan hidup yang alami (natural environment or the biosphere of his inheritance) dan
lingkungan hidup buatan (man-made environment or the technophere of his creation)
mengalami ganguan (out of balance), secara fundamental mengalami konflik (potentially in
deep conflict). Inilah yang dianggap sebagai awal krisis lingkungan, karena manusia sebagai
pelaku sekaligus menjadi korbanya.
tetapi dengan teknologi juga kondisi lingkungan menjadi tidak bisa dinikmati secara
alamiah karena sudah banyak mengandung Zat pencemar, seperti kendaraan yang kita
tumpangi mengeluarkan gas-gas yang mengganggu udara disekitar kita seperti CO2 (Carbon
dioksida), O2 (Carbon Monoksida) dan lain-lain dan kita bisa meningkatan produksi
pertanian dengan menggunakan pestisida, pupuk buatan yang secara langsung telah
merusak structural tanah dan lingkungan.
B. Rumusan permasalahan
1. Apa peran masyrakat dalam menciptakan lingkungan yang nyaman dan
bersih??
2. Apa langkah pemerintah untuk lingkungan yang sehat??
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum kita membicarakan masalah hak masyarakat dalam upaya pengelolaan lingkungan
hidup kita akan bicarakan dahulu tantang tujuan/sasaran dari pengelolaan lingkungan hidup.
Dalam undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkukangan hidup
disbutkan beberapa sasaran dari pengelolaan lingkungan hidup yang antara lain :
Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup tentunya tidak akan terlepas dari peran
masyarakat dimana setiap orang/masyarakat mempunyai hak yang sama atas kondisi
lingkungan hidup yang layak dan baik untuk tinggal dan berkembang biak. Jadi dalam hal ini
Negara harus meyediakan sarana lingkungan yang baik untuk seluruh masyarakat baik
masyarakat desa sampai masyarakat kota.
C. Peran masyarakat
Setiap orang adalah bagian dari masyarakat dan masyarakat memiliki hak, kewajiban
dan peran yang sama dalam pengelolaan lingkungan, tanpa terkecuali masyarakat desa,
pelosok maupun kota, karena ruang lingkup lingkungan bukan hanya ditempat-tempat
tertentu saja namun seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keberadaan
masyarakat akan efektif sekali jika peranya dalam mengontrol pengelolaan lingkungan yang
ada.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Kritik Dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
Daud Silalahi, Hukum Lingkungan dalam sistem penegakan hukum lingkungan Indonesia, 2001.
Alumni, Bandung.
Abdurrahman, Pengantar Hukum Lingkungan Indonesia. 1990. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Daud Silalahi dalam Hukum Lingkungan, dalam sistim penegakan hukum lingkungan Indonesia,
Alumni. 2001 hal : 10.
Otto sumarwoto, 1976 di kutip dari bukunya Daud Silalahi Dalam Hukum Lingkungan, dalam sistim
penegakan Hukum Lungkungan, Alumni, 2001 : hal :9.