Disusun Oleh:
Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Sriwijaya
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
kami kelompok 4 telah menyelesaikan tugas kelompok ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada dosen kami ibu Dr. Hj. Zunaidah, M.Si., sehingga kami dapat
menambah pengetahuan mengenai mata kuliah Etika Bisnis pada materi Etika bisnis
dan Pengrusakan Lingkungan. Oleh karena itu dengan segala keterbatasan kami
mohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, kami menyadari
bahwa makalah ini belum sempurna, saran serta kritik yang membangun dapat
menjadi pembelajaran agar makalah ini menjadi lebih baik.
(Penyusun)
BAB I
PENDAHULUAN
Permasalahan lingkungan saat ini tidak hanya harus dilihat sederhana namun
harus dianalisis secara serius. Berbagai dampak jangka pendek dan panjang akibat
dari perusakan lingkungan telah membahayakaan kondisi dan stabilitas tata
kehidupan, dan itu tidak terkecuali bagi perusahaan yang terlibat dalam aktivitas
yang sehubungan.
Ada biaya sosial (cost social) yang harus ditanggung oleh sebuah perusahaan
dalam rangka menciptakan terbentuknya tata kondisi lingkungan (environment)
sesuai dengan yang diharapkan bersama. Yang akan dikaji dan dibahas disini
adalah menyangkut dengan resikolingkungan yang timbul yang selanjutnya telah
membawa pihak perusahaan terlibat secara serius untuk terlibat dalam usaha
menyelesikan persoalan lingkungan.
Etika dan lingkungan yang baik dapat menjadikan perilaku kita semakin arif
dan bijaksana terhadap lingkungan, sebaliknya etika yang salah akan
menciptakan malapetaka bagi kehidupan manusia, karena merusak Etika
lingkungan hidup adalah pertimbangan filosofis dan biologis mengenai hubungan
manusia dengan tempat tinggalnya serta dengan semua makhluk nonmanusia.
Keadaan planet bumi yang berumur milyaran tahun bahkan lebih ini telah
mengalami kecacatan lingkungan. Lingkungan alam, terutama hutan yang
berfungsi sebagai penyeimbang alam telah gagal dikelola dengan baik oleh
manusia. Manusia selalu mengabaikan kesehatan hutan dimuka bumi ini dengan
selalu menggeruk dan mengeksploitasi alam secara ganas. Padahal kesehatan
hutan meruapkan jaminan atau aset dari terpenuhinya kebutuhan manusia dalam
waktu yang lama. Seperti halnya menyediakan O² (oksigen)untuk manusia
bernafas,menyiman sumber air bersih, menyerap CO² (karbondioksida),
menyerap polusi udara, memproduksi P3 (pangan, papan, dan pakan),
menyediakan berbagai macam obat herbal, dan lain sebagainya.
Dua aspek dari model arus sirkular: (1) model ini tidak membedakan
sumber daya alam dari factor produksi lainnya. Model ini tidak menjelaskan
asal dari sumber daya. Sumber daya hanyalah hal-hal yang dimiliki oleh
rumah tangga seperti tenaga kerja, modal, keahlian wirausaha yang dapat
dijual kepada bisnis. (2) Model ini memperlakukan pertumbuhan ekonomi
sebagai solusi atas semua penyakit social dan tidak memiliki batasan. Agar
dapat mengikuti pertumbuhan penduduk, ekonomi harus tumbuh, serta agar dapat
menyediakan standar hidup yang lebih tinggi, ekonomi harus tumbuh.
Ekonomi neoklasik dengan penekannya pada pertumbuhan ekonomi
sebagai tujuan dari kebijakan ekonomi, pada akhirnya akan gagal memenuhi
tantangan ini, kecuali pandangan ini menyadari bahwa ekonomihanyalah sebuah
subsistem di dalam biosfer bumi. Kegiatan ekonomi bertempat di biosfer dan
tidak dapat berkembang melebihi kapasitas biosfer untuk mendukung kehidupan.
Menurut Daly, sebuah model ekonomi (sistem ekonomi) sebagai sebuah
subset dari biosfer (ekosistem) menyatakan bahwa perlu dikembangkan
suatu sistem ekonomi yang menggunakan sumber daya hanya pada tingkatan
yang dapat terus berlanjut dalam jangka panjang dan yang dapat mendaur
ulang atau menggunakan kembali baik produk sampingan dari proses
produksi maupunproduk itu sendiri. Beberapa hal penting yang disampaikan
Daly:
1) Model yang berkelanjutan mengakui bahwa ekonomi berada dalam
biosfer yang terbatas dan terdiri sebuah lapisan yang melingkupi
permukaan bumi dengan luas hanya beberapa mil. Dari hukum
Termodinamika pertama (konservasi energy/materi) mengetahui
bahwa materi dan energy sesungguhnya tidak dapat diciptakan,
materi/energy hanya dapat ditransfer dari bentuk yang satu ke bentuk
yang lain.
2) Ada energy yang hilang pada setiap tahapan dari kegiatan ekonomi.
Konsisten dengan hukum Termodinamika yang kedua (entropi
meningkat di dalam sistem terutup), jumlah energy yang dapat
dipakai akan menurun seiring waktu. energy limbah akan terus
menerus meninggalkan sistem ekonomi sehingga energy baru dengan
entropi rendah harus mengalir secara konstan ke dalam sistem. Pada
akhirnya, satu-satunya energy dengan entropi rendah adalah matahari.
3) Model ini tidak lagi memperlakukan sumber daya alam sebagai
sebuah factor produksi yang sama dan tidak dapat dijelaskan yang
muncul dari rumah tangga. Sumber daya alam berasal dari biosfer
dan tidak dapat diciptakan ex nihilo (dari ketiadaan). Pada
akhirnya, pola ini mengakui bahwa limbah diproduksi pada setiap
tahapan kegiatan ekonomi dan kemudian dibuang kembali kedalam
biosfer.
Kesimpulan dari model Daly ini adalah dalam jangka panjang, sumber
daya dan energy tidak dapat dipakai, dan limbah tidak dapat dihasilkan pada
tingkat dimana biosfer tidak dapat menggantikan atau menyerap mereka
tanpa membahayakan kemampuannya untuk menunjang kehidupan (manusia).
Hal ini disebut Daly sebagai “batasan biofisik untuk pertumbuhan”. Biosfer
dapat menghasilkan sumber daya secara tak terbatas, dan dapat menyerap
limbah secara tak terbatas, namun hanya pada tingkat tertentu dan dengan jenis
kegiatan ekonomi tertentu. Hal ini yang disebut dengan tujuan pembangunan
berkelanjutan. Menemukan tingkat dan jenis kegiatan ekonomi dan dengan
demikian menciptakan praktik bisnis yang berkelanjutan adalah tanggung
jawab lingkungan perusahaan yang utama.
KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa semua kegiatan
bisnis yang dilakukan merupakan sebuah profesi yang menuntut profesionalisme dan
ketaatan terhadap kode etik yang berlaku. Jika suatu bisnis dilakukan terlalu
berlebihan dan sering menyimpang dari kode etik maka akan menimbulkan beberapa
kerusakan lingkungan seperti: Akumulasi bahan beracun, Efek Rumah Kaca
(Greenhouse Effect), Perusakan Lapisan Ozon, Hujan Asam (Acid Rain), Deforestasi
dan Penggurunan, serta Keanekaragaman Hayati (biodiversity).
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi Irham, 2017. Etika Bisnis Teori, Kasus, dan Solusi. Alfabeta, Bandung
Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana, Etika Bisnis dan Profesi: Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya Edisi Revisi, Salemba Empat, Edisi terbaru.
http://materimatakuliahdeniatysitorus.blogspot.com/2017/12/etika-bisnis-dan-
perusakan-lingkungan.html
http://rinaernawati23.blogspot.com/2015/12/makalah-etika-dan-perusakan-
lingkungan.html
https://ringkasan-dan-materi.blogspot.com/2017/12/lingkungan-dan-etika-bisnis.html