Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
kami kelompok 2 telah menyelesaikan tugas kelompok ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada dosen kami ibu Isni Andriana, S.E., M.FIN., Ph.D., sehingga kami
dapat menambah pengetahuan mengenai mata kuliah Akuntansi Managemen pada
materi Coorporate Social Responbility. Oleh karena itu dengan segala keterbatasan
kami mohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, kami
menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, saran serta kritik yang membangun
dapat menjadi pembelajaran agar makalah ini menjadi lebih baik.
(Penyusun)
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun rumusan masalah yang diangkat pada makalah ini adalah mengenai Coorporate
Social Responbility, dimana perumusan masalah akan dibahas dengan penjabaran sebagai
berikut:
1. Definisi CSR?
2. Skor CSR dalam Perusahaan?
3. Program CSR yang diterapkan oleh Nestle, TATA, dan ITC?
4. Apakah kekurangan dari konsep yang diterapkan oleh Nestle, TATA, dan ITC?
5. Pentingnya Coorporate Social Responbility (CSR) bagi keberlangsunngan perusahaan
Nestle, TATA, dan ITC?
6. Model program CSR yang terapkan oleh perusahaan Nestle, TATA, dan ITC?
BAB II
PEMBAHASAN
1) Air: Karena air merupakan urat nadi kehidupan masyarakat dan sekaligus dibutuhkan
untuk produksi.
2) Pembangunan pedesaan: Karena kesejahteraan inklusif petani, masyarakat pedesaan,
pekerja dan anak di bawah umur bisnis dan kontraktor melekat pada keberhasilan
jangka panjang kegiatan bisnis Nestlé.
3) Nutrisi: Karena makanan dan gizi adalah dasar dari kesehatan dan Nestlé's bisnis
sebagai perusahaan Nutrisi, Kesehatan dan Kebugaran terkemuka.
Produk NESTLE
Kekurangan CSR NESTLE :
Adapun kekurangan dari perusahaan ini yang dapat melanggar aturan CSR, yaitu:
1) Penutupan instan pabrik dan pemecatan massal
2) Pemberhentian massal secara illegal
3) Membatasi hak serikat pekerja melalui “penyelia” palsu
4) Diskriminasi melalui upah yang tidak adil
5) Pekerja air Nestle ditolak haknya atas air
6) Salah mengklaim “kebijakan global” sebagai alasan untuk tidak bernegosiasi dengan
serikat pekerja
7) Berbohong tentang kebijakan global tentang pola shift
8) Jam kerja yang berlebihan melanggar hukum
9) Mengganggu pemilihan serikat pekerja
10) Memaksa pekerja untuk menghentikan pendaftaran serikat pekerja
11) Menolak hak dasar untuk merundingkan upah
12) Melarang hak dasar untuk kebebasan berkumpul
13) Nestlé sekarang menjadi pelanggar berantai dalam hal melanggar konvensi dan
pedoman internasional
14) Juga kasus terbaru MAGGI di India telah melanggar peran CSR kepada masyarakat
2. TATA
TATA adalah salah satu organisasi utama di India. Bisnis TATA bervariasi dari mobil
hingga baja dan telekomunikasi hingga barang konsumsi. Grup TATA memiliki lebih
dari 80 perusahaan di bawah payung mereka. TATA memiliki hak istimewa untuk
menjadi organisasi swasta terbesar di India dan ada lebih dari 2 karyawan Lac yang
bekerja di tempat yang berbeda perusahaan. Hampir dua pertiga dari ekuitas perusahaan
induk, Tata Sons Ltd., dipegang oleh perwalian filantropis yang diberikan oleh Sir
Dorabji Tata dan Sir Ratan Tata, putra Jamsetji Tata, pendiri kerajaan Tata saat ini pada
tahun 1860-an. Melalui perwalian ini, Tata Sons Ltd. menggunakan rata-rata antara 8
hingga 14 persen dari laba bersihnya setiap tahun untuk beberapa tujuan sosial.
Kelompok TATA melanjutkan pekerjaan CSR mereka bahkan ketika kondisi ekonomi
sedang buruk. Pada dekade 90-an ketika perusahaan sedang melalui masa sulit,
perusahaan terus meningkatkan pengeluaran CSR dari Rs 670 juta pada 1997-98 menjadi
Rs 1,36 miliar pada 1999-2000. Grup menghabiskan 3,37% dari keuntungannya untuk
CSR pada tahun 2012-13 dan selain itu mereka menghabiskan 300 crores untuk
keselamatan lingkungan.
TCS adalah perusahaan teknologi tapi dana CSRnya dibelanjakan di bidang pendidikan,
kesehatan dan lingkungan. Kecerdasan Perseroan di masyarakat bermaksud untuk
menciptakan pengaruh melalui pemberdayaan sehingga taraf hidup dan kualitas hidup
masyarakat meningkat. Perusahaan bekerja pada empat bidang berikut untuk
meningkatkan standar hidup karyawan mereka sebagai manusia lain dari masyarakat,
yaitu:
1) Memanfaatkan kemampuan inti Perusahaan dalam teknologi
2) Menciptakan kondisi untuk kontribusi pekerja melalui kesukarelaan
3) Membangun hubungan sinergis dengan klien dan mitra lain seperti LSM
4) Sponsor uang
Adapun pendekatan yang dilakukan TATA terhadap CSR, dimana Grup TATA
telah memilih saluran berikut untuk mendorong inisiatif CSR-nya:
Membangun solusi terobosan untuk mengatasi masalah sosial berskala besar dengan
menerapkan kompetensi inti organisasi.
Menjadi sukarelawan untuk tugas-tugas yang menjawab kebutuhan yang dirasakan
masyarakat tempat TATA beroperasi, sambil mengaitkannya dengan tema inti CSR
TATA.
Berkontribusi dalam program perbaikan masyarakat.
Bergaul dengan organisasi non-pemerintah dan masyarakat sipil tertentu dan badan
pemerintah lainnya.
Mendampingi alasan skala besar seperti bantuan bencana atau alasan lain yang tidak
tergoyahkan oleh Corporate CSR Association.
3. ITC Limited
Tidak mengherankan investasi sosial perusahaan rokok-perhotelan telah
memenangkan banyak penghargaan. ITC melayani 6 juta orang dengan menciptakan
peluang mata pencaharian yang berkelanjutan di bawah program CSR-nya. Alasan
terbesar keberhasilan CSR ITC adalah karena hampir semua inisiatif keberlanjutan utama
telah digabungkan dengan bisnis inti perusahaan, baik menyediakan sumber input untuk
bisnis atau integrasi ke belakang. Akibatnya, kepala eksekutif divisi dan tim mereka
memimpin setiap inisiatif, menjadikannya sesuatu yang lebih dari sekadar program CSR.
ITC, dalam beberapa tahun terakhir, telah melakukan inisiatif peternakan besarbesaran
yang mencakup sepuluh lakh hewan susu yang akan menjadi dasar untuk terjun ke bisnis
susu awal tahun depan. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan telah menghabiskan
banyak uang untuk mengembangkan infrastruktur energi terbarukan. Dan sekarang,
energi terbarukan memenuhi hampir 38% dari total kebutuhan energi ITC yang memang
luar biasa mengingat basis manufaktur dan hotel yang besar. Targetnya adalah untuk
meningkatkan ini menjadi 50% selama lima tahun ke depan. Semua hotel mewah yang
unggul adalah bangunan hijau yang tertutup membuat ITC menjadi hotel mewah paling
hijau.
Produk ITC
Kekurangan ITC
1) Produk utama ITC adalah tembakau. ITC mengacu pada Imperial Tobacco Company
of India Limited. Sangat menarik bahwa bisnis yang sekarang begitu terlibat dalam
branding terus menggunakan nama aslinya, terlepas dari hubungan merusak
tembakau dengan kesehatan yang buruk dan kematian dini. Untuk keberlanjutan
finansial FMCG, grup ini masih bergantung pada pendapatan tembakaunya. Yang
mana tembakau produksi mencakup sekitar 47% dari total omset perusahaan dan
berkontribusi 80% terhadap keuntungan perusahaan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa ITC mensubsidi FMCG (Fast Moving Consumer Goods) lainnya
dari uang yang diperoleh dari produk tembakau yang tidak etis.
2) ITC menggunakan CSR sebagai iklan penjualan barang-barangnya. Konsumen
membeli produk sekelasnya karena perusahaan mengatakan bahwa pada setiap
pembelian perusahaan akan memberikan kontribusi jumlah tertentu untuk
kesejahteraan. Ini sebenarnya mempengaruhi pikiran pembeli dan bahkan jika
pembeli memiliki opsi yang lebih murah daripada teman sekelasnya daripada dia
membeli teman sekelasnya. Pertanyaan muncul di sini apakah perusahaan membayar
untuk kesejahteraan atau pelanggan.
1. Keterlibatan Langsung
Model pelaksanaan yang pertama yaitu model keterlibatan langsung. Ini adalah sebuah
metode dimana perusahaan akan melakukan CSR secara langsung pada masyarakat
umum. Misalnya, perusahaan menyediakan bantuan berupa uang tunai dan dibagikan
kepada masyarakat sekitar yang kurang mampu. Kemudian bantuan tersebut diserahkan
langsung oleh pihak perusahaan kepada masyarakat.
2. Melalui Yayasan atau Organisasi Sosial
Model selanjutnya yaitu dengan melalui sebuah yayasan atau pihak perusahaan
membangun yayasan sosial sendiri. Metode yang satu ini hampir sama dengan yang
dilakukan oleh perusahaan di berbagai negara maju. Tujuan dari model CSR ini yaitu
untuk membangun yayasan sosial yang menyediakan bantuan untuk masyarakat sosial
secara berkelanjutan.
3. Menjalin Kemitraan
Model yang satu ini dilakukan dengan cara menjalin kemitraan dengan pihak luar atau
pihak lainnya. Mitra yang diajak bekerjasama biasanya adalah mitra yang memang sudah
mempunyai fokus utama di dalam bidang kegiatan sosial. Entah itu lembaga sosial yang
dikelola oleh swasta maupun pemerintah, dan lainnya.
4. Bergabung Dengan Konsorsium
Model yang terakhir adalah dengan bergabung maupun hanya mendukung konsorsium.
Konsorsium adalah sebuah bentuk kerjasama antar dua pihak perusahaan guna
melakukan sebuah proyek. Dimana proyek tersebut merupakan sebuah proyek sosial
yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Misalnya saja, proyek perbaikan
jalan, pembangunan gedung sekolah, pembangunan jembatan, dan kegiatan lain yang
bermanfaat bagi masyarakat secara umum yang ada di sekitar perusahaan.
Maka demikian, pada studi kasus CSR yang diterapkan oleh ITC Limited. Perusahaan
menerapkan dengan melalui yayasan atau organisasi sosial. Program CSR yang dilakukan
oleh ITC Limited dilaksanakan melalui personel perusahaan, lembaga pelaksana eksternal,
ITC Trusts (ITC Education and Health Care Trust, ITC Rural Development Trust, ITC
Sangeet Research Academy, ITC Bhadrachalam), Perwalian Pendidikan dan Lembaga
Pendidikan Jaringan Tribeni, dan Perwalian, Perhimpunan, Yayasan, dan perusahaan Bagian
8 lainnya yang mungkin didirikan oleh Perusahaan dari waktu ke waktu.
Dalam hal Program CSR dilaksanakan melalui lembaga eksternal atau ITC Trust, program
yang akan dilakukan oleh lembaga atau Trust tersebut akan ditentukan, dan akan dipastikan
bahwa program tersebut tercakup dalam Obyek yang ditetapkan dalam Akta / Memoranda
Trust masing-masing dan Anggaran Dasar Badan Eksternal / ITC Trusts.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Setiap perusahaan memiliki kebijakan CSR sendiri untuk diikuti, tetapi
kebijakan ini harus dibuat dengan mengingat adanya faktor-faktor utama
kontribusi CSR yang sangat penting untuk diikuti. Seperti beberapa perusahaan
yang dibahas dalam makalah ini, adanya aturan CSR yang dibuat perusahaan
dalam menjalankan bisnisnya tetapi tidak diikuti sesuai dengan aturan yang
telah dibuat. Berikut kesimpulan yang didapat;
1) Dalam kasus NESTLE, produk makanan yang ditawarkannya harus
bermanfaat bagi konsumen, tetapi baru-baru ini Maggi dan susu bayi nestle
produk yang paling banyak dikonsumsi ditemukan produk palsu dan juga
dalam kasus NESTLE mereka tidak memiliki faktor transparansi. Begitupu
dengan para pekerja yang bekerja di NESTLE tidak diberikan perlakuan
yang sama dan bahkan upah yang diberikan kepada mereka jauh lebih kecil
dari potensinya, maka karena itulah satu-satunya alasan bahwa pada tahun
2002 adanya gerakan NESTPREESURE di seluruh dunia untuk memprotes
NESTLE.
2) TATA merupakan satu-satunya perusahaan di India yang pertama kali
mengusung konsep CSR ke dalam bisnisnya, TATA memiliki semua
kebijakannya sesuai dengan ketentuan CSR. Perusahaan melaksanakan
pekerjaannya dengan tetap memperhatikan filosofi CSR. Maka dari itu, hal
ini adalah satu-satunya alasan bahwa perusahaan TATA tumbuh begitu cepat
dan menghasilkan keuntungan yang lebih daripada terlalu banyak terlibat
dalam strategi pemasaran. Selain itu, Adapun kelemahan utama TATA
dalam kasus SINGUR yang menyebabkan dislokasi slot besar rakyat jelata
yang bertentangan dengan etika dan berdampak negatif pada masyarakat.
Sehingga hal tersebut menyebabkan perusahaan TATA menyimpang dari
tujuan CSR dan bergerak lebih ke arah menghasilkan keuntungan.
3) Yang terakhir adalah kasus ITC. ITC adalah perusahaan yang awalnya
memulai produksi tembakau, jika dilihat pada tataran etikanya tidaklah
benar. ITC adalah perusahaan yang masih mendapatkan sebagian besar
pendapatannya dengan menjual produk tembakaunya. Dengan hal ini ITC
memiliki keuntungan sebesar 40% dari penjualan untuk produk ini. Tidak
diragukan lagi ITC Hotels adalah salah satu hotel termewah, namun di sisi
lain register teman sekelas yang dijualnya sangat mahal dan secara
emosional memaksa konsumen untuk membelinya karena mereka
menyumbangkan Re 1 untuk membantu orang miskin untuk pendidikan.
Bahkan konsep echoupals tidak begitu berhasil karena kurangnya bimbingan
potensial.
3.2 Saran
Keberhasilan program Corporate Social Responsibility (CSR) di ukur berdasarkan
manfaat yang diterima oleh perusahaan, seperti peningkatan penjualan,
peningkatan citra perusahaan, dan peningkatan keuntungan finansial. Sedikit
sekali keberhasilan program Corporate Social Responsibility (CSR) berdasarkan
manfaatnya bagi masyarakat. Agar tidak terjadi semacam ini, maka seharusnya
program Corporate Social Responsibility (CSR) harus bersungguh-sungguh untuk
kepentingan masyarakat dan lingkungan sekitar.
REFERENSI
https://wartaekonomi.co.id/read371238/
https://www.rusdionoconsulting.com/manajemen-piutang-usaha/
https://subaripemuda.blogspot.com/2015/01/makalah-tentang-corporate-
social.html
Makalah Corporate Social Responsibility (CSR) – renavirgiana (wordpress.com)
https://penerbitbukudeepublish.com/apa-itu-csr/
Agus Salim Harahap Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Jakarta Kampus Universitas Indonesia Salemba, Jakarta