ABSTRAK Penelitian ini menganalisis penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada
perusahaan keluarga. Perusahaan melaksanakan CSR untuk memenuhi tanggung
jawabnya dalam menyelaraskan nilai-nilai bisnis yang terkait dengan kebutuhan dan
harapan pemilik dan pemangku kepentingan lainnya. CSR diyakini dapat
menghasilkan dan memelihara hubungan yang menguntungkan baik dengan pihak-
pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam aktivitas perusahaan.
Penelitian ini merupakan studi kualitatif yang mencoba menjabarkan implementasi
CSR pada perusahaan perkebunan kelapa sawit milik keluarga yang berlokasi di
Kalimantan Selatan. Data diperoleh dari laporan tahunan perusahaan dan
wawancara dengan informan kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perusahaan telah menjalankan CSR sebagai perwujudan dari perilaku legal, etis, dan
tanggung jawab sosial. Secara tidak langsung, CSR merupakan bagian dari pemasaran
menyeluruh yang pendukung keberlangsungan dan perkembangan aktivitas bisnis.
Kata Kunci Corporate Social Responsibility, Perusahaan Keluarga, Perkebunan Kelapa Sawit
ABSTRACT This study analyzes the implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) on a
family company. The company implements the CSR to fulfill its responsibility to bring
into line the business values associated with the needs and expectations of the owners
and other stakeholders. The CSR is believed to be able to produce and mantain a
beneficial relationship both with directly and indirectly involved in the activities of the
company. This paper is a qualitative study trying to elaborate the implementation of
CSR on a family-owned oil palm plantation company located in South Kalimantan. The
data were generated from the company’s annual report and the interviews with key
informants. Results show that the company has run CSR as the incarnation of legal,
ethical, and social responsibility behavior. Indirectly, CSR is part of universal marketing
that supports the sustainability and development of business activities.
Keywords Corporate Social Responsibility, Family Company, Palm Oil Plantation
AFILIASI
Prodi, Fakultas Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Nama Institusi Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kosgoro 1957
Alamat Institusi Jl. M. Kahfi II No. 33, Jagakarsa, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
KORESPONDENSI
Penulis Sylvia Kartika Dhamayanti
Email skdhamayanti.skd@gmail.com
BLOGCHAIN 86/96
Author: Sylvia Kartika Dhamayanti
BLOGCHAIN 87/96
BLOGCHAIN: Jurnal Bisnis, Logistik dan Supply Chain [ Volume 1, Nomor 2, November 2021 ]
lain dapat memengaruhi kelangsungan hidup memiliki peran dalam tim manajemen puncak
(going corncern) perusahaan. perusahaan, maka perusahaan tersebut termasuk
sebagai perusahaan keluarga. Identifikasi anggota
CSR merupakan bentuk tanggung jawab terhadap keluarga dapat diketahui dari nama keluarga.
stakeholders dalam upaya menyelaraskan nilai-
nilai bisnis dengan kebutuhan dan harapan dari Sebagai perusahaan keluarga, proses
berbagai stakeholders dan sebagai sarana untuk pengambilan keputusan relatif lebih terpusat dan
menciptakan hubungan yang kondusif dengan mudah dilakukan. Misalnya, terkait dengan
stakeholders baik yang terlibat langsung maupun bagaimana perusahaan memutuskan untuk
tidak langsung dengan aktivitas perusahaan yang menerapkan kepedulian terhadap lingkungan
berada di sekitar lokasi tempat perusahaan sosial di sekitarnya. Keputusan untuk hal tersebut
beroperasi. Berpijak pada uraian di atas, lebih mudah ditetapkan daripada jika perusahaan
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tersebut merupakan perusahaan holding.
strategi CSR yang diterapkan oleh perusahaan Kepedulian terhadap lingkungan menjadi isu
kelapa sawit keluarga dengan pendekatan penting dalam perusahaan kelapa sawit karena
kualitatif. sebagai perusahaan perkebunan, pelibatan
masyarakat di sekitar menjadi penting, khususnya
Di Indonesia, pemerintah sudah mengatur dalam menjaga kelestarian lingkungan. Salah satu
bagaimana pengelolaan perkebunan, termasuk di bentuk kepedulian terhadap lingkungan di sekitar
dalamnya adalah kemitraan perkebunan. perusahaan adalah seberapa tinggi perusahaan
Misalnya, berkaitan dengan bisnis atau usaha menyediakan pendanaan bagi masyarakat sekitar
kelapa sawit, Peraturan Pemerintah Republik perusahaan, yaitu dalam bentuk tanggung jawab
Indonesia Nomor 61 tahun 2015 menyatakan sosial (CSR).
bahwa perkebunan kelapa sawit adalah segala
kegiatan pengelolaan sumber daya alam, sumber Isu tentang kepedulian perusahaan terhadap
daya manusia, sarana produksi, alat dan mesin, lingkungan pada perusahaan perkebunan kelapa
budi daya, panen, pengolahan dan pemasaran sawit sudah diungkap di literatur. Misalnya,
terkait tanaman perkebunan kelapa sawit. sejumlah penelitian sudah dilakukan baik di
Artinya, perkebunan kelapa sawit merupakan Indonesia (Bhinekawati, 2017; Apriani dan Zaini,
bisnis yang mencakup banyak rangkaian dan jenis 2018; Christiawan dan Limaho, 2021) maupun di
kegiatan. luar negeri (Paoli et al., 2010; Hansen et al., 2015).
CSR mengungkapkan moralitas mendasar dalam
Perkebunan kelapa sawit dan hasil olahannya cara perusahaan berperilaku terhadap
merupakan salah satu andalan Indonesia. Tahun masyarakat. Ini mengikuti perilaku etis terhadap
2019, produksi kelapa sawit Indonesia adalah 43 pemangku kepentingan dan mengakui semangat
juta ton dan menjadi yang terbesar di dunia. lingkungan hukum dan peraturan. Bowen (1953)
Indonesia juga adalah negara pengekspor terbesar menyatakan bahwa tanggung jawab adalah
minyak kelapa sawit kewajiban perusahaan menjalankan usahanya
(https://finance.detik.com/berita-ekonomi- sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan yang hendak
bisnis/d-5227362). Data tersebut jelas dicapai masyarakat di tempat perusahaan
menunjukkan bahwa industri kelapa sawit adalah tersebut beroperasi. Penggunaan istilah tanggung
salah satu industri andalan Indonesia. Untuk itu, jawab sosial sejalan dalam konteks itu demi
keberadaan perkebunan kelapa sawit adalah meyakinkan dunia usaha tentang perlunya
signifikan untuk terus mempertahankan memiliki visi yang melampaui urusan kinerja
Indonesia sebagai negara produsen dan sekaligus finansial perusahaan.
pengekspor minyak kelapa sawit dan turunannya.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan diatur secara
Salah satu karakteristik dari pengelolaan kelapa tegas di Indonesia, dalam Undang-Undang Nomor
sawit adalah dari aspek kepemilikan. Banyak 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dan
perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
perusahaan keluarga, walaupun ada juga yang Perseroan Terbatas. Artinya, pemerintah
berbasis perusahaan induk (holding company). Indonesia memiliki kepedulian tinggi terhadap
Perusahaan keluarga adalah perusahaan dimana kelangsungan masyarakat di sekitar perusahaan.
setidaknya dua anggota dengan nama keluarga Pengaturan tentang CSR menjadi jaminan bagi
yang sama memiliki setidaknya 10% dari saham
ekuitas (Campopiano dan De Massis, 2014). Pada
saat satu anggota dari keluarga yang sama
BLOGCHAIN 88/96
Author: Sylvia Kartika Dhamayanti
BLOGCHAIN 89/96
BLOGCHAIN: Jurnal Bisnis, Logistik dan Supply Chain [ Volume 1, Nomor 2, November 2021 ]
diwawancarai, yaitu Human Resources and General konkret agar tercipta komunikasi yang efektif
Services Departemen Head, CSR Coordinator, Sales serta kebutuhan untuk peningkatan kualitas
& Marketing Department Head, Procurement produk barang yang dijual dalam rangka memberi
Section Head Holding, SHE & Sustainability kepuasan kepada pelanggan.
Department Head, dan Corporate Communication
Holding. Daftar pertanyaan didasarkan pada Perusahaan memiliki komitmen kuat untuk dapat
pertanyaan yang dikembangkan oleh Spiller bersumbangsih pada pembangunan
(2000), Murphy et. al. (2013), dan Fardhian berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan
(2017). masyarakat, khususnya masyarakat Banua. Salah
satu wujudnya adalah melalui program CSR.
Data penelitian dianalisis secara kualitatif Manajemen menyadari sepenuhnya bahwa
(deskriptif kualitatif). Analisis data disajikan komitmen tersebut belum dapat dilakukan sendiri
dalam format ringkas berbentuk tabel untuk oleh perusahaan. Perusahaan tetap dibutuhkan
memudahkan pembahasan. dukungan dan partisipasi dari semua pihak,
misalnya pemangku kepentingan dan pemerintah
(daerah maupun pusat). Partisipasi ini dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN berkontribusi nyata bagi terwujud dan
Gambaran umum perusahaan yang menjadi objek terlaksananya pembangunan berkelanjutan dan
penelitian adalah sebagai berikut. Perusahaan ini peningkatan kesejahteraan masyarakat.
merupakan salah satu anak perusahaan dari grup
Hasil wawancara dengan informan, dan dengan
perusahaan keluarga (family firm) yang memiliki
mengaitkan pemangku kepentingan,
bidang usaha perkebunan kelapa sawit. Lokasi
menunjukkan ada enam kata-kata kunci yang
perusahaan adalah di Kabupaten Tapin,
merupakan manifestasi dari elemen-elemen
Kalimantan Selatan. Perusahaan merupakan
dalam pemangku kepentingan (stakeholders).
perusahaan perkebunan sawit pertama yang
Rangkuman pelaksanaan tanggung jawab sosial
mendapatkan sertifikasi Indonesian Sustainable
perusahaan berbasis pemangku kepentingan
Palm Oil (ISPO) di wilayah tersebut. Visi
dapat dibedakan menjadi enam perspektif.
perusahaan adalah menjadi perusahaan
Keenam perspektif tersebut adalah komunitas,
perkebunan terkemuka, yang memiliki kebun
lingkungan, karyawan, konsumen, pemasok, dan
plasma terluas di Indonesia. Untuk mewujudkan
pemegang saham.
visi tersebut, ada tiga misi yang diusung, yaitu (1)
membangun kemitraan yang efektif dan harmonis Tabel 1 menyajikan rangkuman penerapan
dalam mengelola kebun plasma (2) tanggung jawab sosial perusahaan dari perspektif
mengembangkan perusahaan perkebunan yang komunitas. Pada Tabel 1 terlihat bawa perusahaan
berwawasan lingkungan, dan (3) membangun telah menjalankan program CSR berbentuk
lingkungan kerja yang kondusif sehingga tercipta pembangunan komunitas dilakukan oleh
karya-karya terbaik yang amanah. Departemen Kemitraan dan CSR atas persetujuan
manajemen perusahaan yang dituangkan dalam
Hasil pengamatan dan analisis terhadap dokumen
buku pedoman kerja Departemen Kemitraan dan
dan wawancara tidak terstruktur dapat diuraikan
CSR.
sebagai berikut. Perusahaan keluarga ini sudah
banyak menjalankan tanggung jawab sosialnya Tabel 1. Rangkuman Penerapan Tanggung Jawab
kepada pemangku kepentingan (stakeholder) Sosial Perusahaan dari Perspektif
yang sebagian besar berbentuk pengembangan Komunitas (Masyarakat Sekitar)
komunitas (community development). Namun Praktik Bisnis Utama Implementasi
demikian, masih ditemukan beberapa hal yang (Program) Perusahaan
belum dilaksanakan atau secara optimal Donasi sosial, Pemberdayaan
dilaksanakan atau masih bersifat rencana dan mendukung: pendidikan, masyarakat lokal melalui
harapan, khususnya mengenai tata kelola yang program penyuluhan dan program-program CSR
baik (good corporate governance = GCG) komunitas lokal, terlibat perusahaan, donasi rutin
langsung dalam proyek- perusahaan,
perusahaan, kode etik yang merupakan bagian
proyek dan urusan pendampingan dalam
terpenting dari program CSR, program pelatihan masyarakat, dan beberapa program CSR
departemen sumber daya manusia yang masih penciptaaan kegiatan serta monitoring program
bersifat normatif belum menyentuh penggalian masyarakat tersebut.
kompetensi karyawan. Selain itu, perusahaan
meyakini bahwa masih belum adanya wadah
BLOGCHAIN 90/96
Author: Sylvia Kartika Dhamayanti
Inovasi dan kampanye Inovasi pada program- Tabel 3 menyajikan rangkuman penerapan
perubahan lingkungan program CSR di dalam tanggung jawab sosial perusahaan dari perspektif
dan sosial masyarakat dalam bidang karyawan. Dapat dilihat pada Tabel 3, bahwa
ekonomi, lingkungan, dan
sosial budaya. perusahaan memberikan remunerasi
Relawan masyarakat dan Mendorong peserta berdasarkan nilai-nilai fairness dan best practice
pendekatan karyawan pelatihan keterampilan yang berlaku pada industri perkebunan kelapa
pada program menularkan ilmunya ke sawit. Perusahaan senantiasa menerapkan
kedermawanan desa lain. prinsip-prinsip K3L dalam mengelola usahanya
Keterbukaan terhadap Secara rutin melaporkan untuk menjamin keamanan dan keselamatan
kinerja lingkungan dan pelaksanaan program- kerja. Pada tahun 2018, Human Resources
sosial program CSR bagi
pemberdayaan Department membuat program pengembangan
masyarakat. kompetensi, yang diawali dengan training for
trainer pada awal tahun dengan tujuan adalah
Tabel 2 menyajikan rangkuman penerapan menyiapkan kader-kader trainer di perusahaan
tanggung jawab sosial perusahaan dari perspektif dan mulai diinisiasi berdirinya training center.
lingkungan. Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa Perusahaan telah mendorong berdirinya LKS
setiap kegiatan perusahaan harus Bipartit untuk menjembatani kebutuhan
mempertimbangkan aspek lingkungan. Hal komunikasi yang efektif.
tersebut ditunjukkan dengan adanya kebijakan
Tabel 3. Rangkuman Penerapan Tanggung Jawab
keselamatan dan kesehatan kerja serta Sosial Perusahaan dari Perspektif
pelestarian lingkungan (K3L). Karyawan
Tabel 2. Rangkuman Penerapan Tanggung Jawab Praktik Bisnis Utama Implementasi
Sosial Perusahaan dari Perspektif (Program) Perusahaan
Lingkungan Keadilan remunerasi Berbasis nilai-nilai
fairness dan best practice
Praktik Bisnis Utama Implementasi pada industri terkait,
(Program) Perusahaan selalu mengikuti
Kebijakan pendukung Kebijakan Kesehatan, remuneration survey dari
organisasi dan Keselamatan, Keamanan, lembaga independen
pengelolaan lingkungan, dan Lingkungan (K3L) demi kelayakan dan
dan persyaratan ramah (ditetapkan oleh Direktur kepastian remunerasi
lingkungan bagi supplier Utama). karyawan.
Kebijakan efisiensi Kebijakan K3L, kerja sama Kesempatan belajar dan Mendorong karyawan
penggunaan dan pembuatan bank sampah pengembangan, kerja untuk selalu dapat
pengolahan bahan baku, dengan MTSN, dan yang sama, dan meningkatkan
daur ulang, dan sampah, pelaporan 2 kali setahun kepemimpinan yang kompetensinya. Tahun
dan dialog publik dan seluruh kegiatan dan hasil kompeten 2018 ada program
keterbukaan pengujian parameter pengembangan
lingkungan kepada Dinas kompetensi, pelatihan
Lingkungan Hidup. bagi pelatih pada awal
Konservasi energi Pemanfaatan fiber kelapa tahun (inisiasi pendirian
terbarukan sawit (bahan bakar pusat pelatihan).
pabrik) dan pemanfaatan Lingkungan kerja yang Kebijakan K3L
boiler pabrik (pasokan sehat dan aman dan (perlindungan aspek
listrik untuk rumah dinas keamanan kerja kesehatan dan
karyawan dan fasilitas keselamatan kerja dan
perkebunan). upaya pelestarian
Pemantauan, Pemantauan sesuai lingkungan).
minimalisasi dan dokumen lingkungan (izin Kepuasan bekerja, Pendirian LKS Bipartit
tanggung jawab terhadap lingkungan). efektivitas komunikasi, (menjembatani
lingkungan, audit dan semangat komunitas kebutuhan efektivitas
lingkungan dan komunikasi).
pengawasan produk Integrasi misi sosial Keterlibatan karyawan
Tanggap darurat yang Tim khusus yang pada program-program
efektif membidangi tanggap sosial.
darurat, yaitu Tim
penanggulangan keadaan
darurat (TPKD). Tabel 4 menyajikan rangkuman penerapan
tanggung jawab sosial perusahaan dari perspektif
konsumen. Terlihat di Tabel 4, perusahaan
BLOGCHAIN 91/96
BLOGCHAIN: Jurnal Bisnis, Logistik dan Supply Chain [ Volume 1, Nomor 2, November 2021 ]
mengadakan suatu aktivitas yang melibatkan kepada ketentuan yang berlaku dalam kontrak
pemasok dalam kegiatan tanggung jawab sosial yang telah disepakati bersama, yaitu membayar
dan lingkungan. Hal ini dapat diketahui dari pola harga yang adil dan tagihan sesuai dengan
kemitraan plasma dengan koperasi-koperasi. ketentuan yang telah disepakati. Perusahaan
Perusahaan juga memberikan prioritas utama berupaya menjaga kepuasan pelanggan dengan
kepada pemasok lokal yang akan bekerja sama menerapkan zero claim, zero demurrage, zero
dengan perusahaan dalam rangka mewujudkan complaint dengan memberikan kualitas barang
misi perusahaan menyejahterakan masyarakat dan jadwal pengiriman barang yang dijual sesuai
Banua. kontrak yang disepakati kedua belah pihak.
Tabel 4. Rangkuman Penerapan Tanggung Jawab Tabel 5. Rangkuman Penerapan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan dari Perspektif Sosial Perusahaan dari Perspektif
Konsumen Pemasok
Praktik Bisnis Utama Implementasi Praktik Bisnis Utama Implementasi
(Program) Perusahaan (Program) Perusahaan
Kualitas industri Ada kesulitan dalam Kejelasan harapan Gathering bersama
terkemuka, keamanan mempertahankan dan supplier, pengembangan manajemen perusahaan,
produk, dan komposisi meningkat-kan kualitas dan pemeliharaan pertemuan informal
produk yang bertanggung produk. Perbaikan hubungan pembelian (upaya pembinaan
jawab secara lingkungan berkelanjutan melalui jangka panjang, dan hubungan, penyampaian
dan sosial penelitian dan pemberian saran yang rencana kerja
pengembangan produk. inovatif. perusahaan,
Produk ramah lingkungan penyampaian harapan
dan ter standarisasi (segi kepada para pemasok).
kandungan maupun Pemberian informasi
penyaluran). Proses sistem pemuatan CPO
bisnis perusahaan yang cepat dan
berbasis K3L. pengurangan dampak
Pengungkapan produk Penerbitan company tumpahan CPO.
lengkap, dialog pelanggan, profile, keleluasaan Pemanfaatan pemasok Mendorong pemasok
dan kejujuran promosi. pelanggan melakukan tes lokal lokal berkontribusi pada
kualitas produk bersama pemenuhan kebutuhan
surveyor independen dari material perusahaan
perusahaan. Penerapan (informasi spesifikasi
zero claim, zero barang sebagai bagian
demurrage, zero dari pemberdayaan
complaint (kualitas masyarakat Banua).
barang dan jadwal Pemasok minoritas Prioritas pada pemasok
pengiriman barang sesuai (kriteria: terpercaya, lokal (sesuai spesifikasi,
kontrak). peduli lingkungan dan menjaga lingkungan, dan
Nilai untuk uang (value for Penetapan patokan harga social) adanya kebijakan K3L).
money) penjualan (Harga Tender Keadilan harga beli, Pembayaran produk
Astra atau Harga Tender kesesuaian tagihan sesuai kesepakatan
Kharisma Pemasaran dengan klausul kontrak kontrak (sesuai ketentuan
Bersama (KPB)). dan Keadilan penanganan penyelesaian perselisihan
Kesesuaian produk konflik atau perselisihan. yang mengutamakan
dengan kontrak kerja dan musyawarah untuk
pengenaan penalti. mufakat).
Kecepatan tanggapan dan Tanggapan atas keluhan Membantu pemasok Menjalankan program
hormat kepada pelanggan harus sesuai klausul meningkatkan kinerja CSR bersama-sama (batas
komentar atau kontrak, perbaikan dan sosial dan lingkungan. pemberian donasi) dan
keprihatinan. tindak lanjut keluhan penerapan kebijakan K3L.
secara rutin.
Kepemimpinan dalam Memiliki laboratorium Tabel 6 menyajikan rangkuman penerapan
penelitian dan sendiri untuk penelitian
tanggung jawab sosial perusahaan dari perspektif
pengembangan. dan pengembangan
kualitas produk. pemegang saham. Pada Tabel 6 terlihat bahwa
karena perusahaan ini adalah perusahaan
Tabel 5 menyajikan rangkuman penerapan keluarga dengan beberapa anggota keluarga
tanggung jawab sosial perusahaan dari perspektif menjadi manajemen perusahaan, masih terdapat
komunitas. Pada Tabel 5, tampak bahwa beberapa hal terkait tata kelola perusahaan yang
perusahaan dalam bertransaksi berpegang belum digarap secara serius. Hal tersebut dapat
BLOGCHAIN 92/96
Author: Sylvia Kartika Dhamayanti
terlihat dari belum dimilikinya sistem good Secara umum, hasil penelitian ini menunjukkan
corporate governance (GCG) yang secara resmi bahwa perusahaan telah banyak menjalankan
dan telah disahkan demikian pula dengan code of tanggung jawab sosialnya kepada stakeholder
conduct. Keduanya masih dalam proses yang sebagian besar berbentuk pengembangan
pembuatan dan penyempurnaan. komunitas (community development). Namun
demikian, masih ditemukan beberapa hal yang
Sistem tata kelola yang diadopsi perusahaan belum dilaksanakan atau masih bersifat rencana
bertujuan untuk mengoptimalisasi hasil ekonomi, dan harapan, khususnya mengenai GCG
dengan penekanan kuat pada kesejahteraan para perusahaan, kode etik yang merupakan salah satu
pemegang saham, tanpa mengabaikan bagian terpenting dari CSR. Selain itu, ditemukan
kepentingan stakeholder lainnya. Tata kelola program pelatihan departemen SDM yang masih
perusahaan yang baik menurut perusahaan dan bersifat normatif belum menyentuh penggalian
yang dijalankan perusahaan saat ini adalah tata kompetensi karyawan. Selain itu, masih
kelola yang secara berkelanjutan berdasarkan ditemukan belum adanya wadah konkret agar
tujuh nilai inti yang dimiliki perusahaan. Ketujuh tercipta komunikasi yang efektif serta kebutuhan
nilai inti yang dimaksud meliputi kesatuan sikap, untuk peningkatan kualitas produk barang yang
dapat dipercaya, disiplin, pantang menyerah, dijual dalam rangka memberi kepuasan kepada
keadilan, kebersamaan dan bijaksana. Pola pelanggan.
penyampaian informasi kepada para pemegang
saham dilakukan secara formal oleh direksi Hasil penelitian ini mengkonfirmasi model
perusahaan melalui penyampaian laporan penjelasan CSR dari sudut pandang teori
bulanan secara rutin, laporan kuartalan dan pemangku kepentingan (Clarkson, 1995; Jones,
laporan tahunan. 1995). Teori pemangku kepentingan berpendapat
bahwa esensi bisnis terutama terletak pada
Tabel 6. Rangkuman Penerapan Tanggung Jawab bagaimana membangun hubungan dan
Sosial Perusahaan dari Perspektif
menciptakan nilai bagi semua pemangku
Pemegang Saham
kepentingannya. Meskipun komposisi pemangku
Praktik Bisnis Utama Implementasi kepentingan dapat berbeda-beda pada
(Program) Perusahaan perusahaan dan bergantung pada industri serta
Tingkat pengembalian Penerapan secara model bisnis perusahaan, pemangku kepentingan
dan strategi bisnis jangka bertahap, peningkatan
panjang, kebijakan kualitas produk,
utama biasanya mencakup karyawan, pelanggan,
dividen, dan keterbukaan kesesuaian harga jual, komunitas, pemasok, dan pemodal (pemilik,
komunikasi dengan penyampaian laporan investor). Semua pemangku kepentingan ini sama
komunitas keuangan kinerja (bulanan, triwulan pentingnya bagi perusahaan dan setiap
dan tahunan) kepada pertukaran di antara pemangku kepentingan
pemegang saham. harus dihindari. Teori pemangku kepentingan
Tata kelola perusahaan Mengadopsi tata kelola
menegaskan bahwa mereka yang hidupnya
yang baik (Good corporate berdasarkan nilai inti
governance). perusahaan, perusahaan tersentuh oleh perusahaan memiliki hak dan
belum menerapkan GCG kewajiban untuk ikut mengarahkannya.
maupun etika bisnis
secara resmi. Teori pemangku kepentingan didasarkan pada
Pengembangan hubungan Pemegang saham adalah gagasan bahwa di luar pemegang saham ada
dengan pemegang saham, anggota keluarga, beberapa agen yang berkepentingan dengan
kejelasan penyebar- beberapa anggota tindakan dan keputusan perusahaan. Pemangku
luasan informasi, dan keluarga menjadi kepentingan adalah kelompok dan individu yang
akses ke direksi manajemen di dalam
perusahaan dan perusahaan. diuntungkan atau dirugikan oleh, dan yang hak-
manajemen senior Penyampaian target, haknya dilanggar atau dihormati oleh, tindakan
pencapaian kinerja, perusahaan (Freeman, 1998; Freeman et al.,
kendala dan strategi 2004). Teori pemangku kepentingan menegaskan
untuk mengatasi kendala. bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab
Tanggapan komisaris dan sosial yang mengharuskan mereka untuk
pemegang saham
terhadap kinerja
mempertimbangkan kepentingan semua pihak
manajemen dilakukan yang terpengaruh oleh tindakan mereka.
secara informal dilakukan Manajemen hendaknya tidak hanya
family gathering. mempertimbangkan pemegang sahamnya dalam
BLOGCHAIN 93/96
BLOGCHAIN: Jurnal Bisnis, Logistik dan Supply Chain [ Volume 1, Nomor 2, November 2021 ]
proses pengambilan keputusan, tetapi juga siapa aspek komunitas, lingkungan, karyawan,
saja yang dipengaruhi oleh keputusan bisnis. konsumen, pemasok, dan pemegang saham.
Program pemberdayaan masyarakat di daerah
Secara umum informan kunci menegaskan perkebunan kelapa sawit menjadi percontohan
pentingnya program CSR sebagai wujud dalam penerapan CSR.
kepedulian perusahaan terhadap masyarakat
sekitar perusahaan. Temuan ini mendukung apa Mengacu pada kesimpulan, ada beberapa saran
yang dilaporkan oleh Campopiano dan De Massis yang dapat diajukan bagi perusahaan. Pertama,
(2015) bahwa perusahaan keluarga tidak kalah sedapat mungkin perusahaan menerapkan proses
dengan perusahaan non-keluarga (perusahaan need assessment terhadap program CSR dengan
publik) dalam mempraktikkan CSR sebagai upaya melibatkan pemangku kepentingan lain. Kedua,
untuk mendekatkan perusahaan kepada perusahaan sedapat mungkin mensosialisasikan
masyarakat sekitarnya. Jika dikaitkan dengan dan memublikasikan kegiatan CSR kepada
enam perspektif, jelas terlihat bahwa manajemen masyarakat. Ketiga, perusahaan sedapat mungkin
puncak perusahaan kelapa sawit yang diteliti meningkatkan keterlibatan karyawan dalam
memaknai CSR sebagai sebuah program yang program-program sosial yang diinisiasi oleh
harus dilakukan. Tindakan CSR tersebut perusahaan. Keempat, perusahaan segera
diharapkan mampu menguatkan daya tawar membuat dan menerapkan kode etik dan tata
perusahaan di mata masyarakat sekitar kelola perusahaan yang baik (GCG) demi
(lingkungan), pegawai (karyawan), pemasok, dan kepentingan seluruh stakeholder. Bagi penelitian
konsumen (pelanggan). yang akan datang, disarankan untuk dapat
memperdalam analisis berbasis dengan
Pemegang saham juga memiliki kepentingan yang melakukan kajian terfokus pada isu lebih spesifik,
sama dan memberikan dukungan terhadap misalnya tanggapan masyarakat yang terlibat
program CSR. Kepedulian pemegang saham secara langsung terhadap program CSR sehingga
menjadi penting untuk digaris-bawahi mengingat dapat dijadikan pijakan untuk mengklarifikasi
CSR bagaimanapun juga akan mengurangi tingkat pernyataan atau temuan dari pengambil kebijakan
kemakmuran karena sebagian pendapatan kunci perusahaan.
perusahaan dialihkan untuk memenuhi hak
pemangku kepentingan atas apa yang diperoleh
perusahaan selama ini. Hal ini sesuai dengan
temuan dari Oktaviani (2012) yang menyatakan
DAFTAR REFERENSI
Abdullah, A., Radyi, S.A.M., Yaacob, R.Y., Ismail, M.,
bahwa penerapan CSR sebagai upaya perusahaan
Zakaria, M.N., dan Abdullah, Z. (2017). A
memperhitungkan keberadaan stakeholder dalam
Holistic Approach to CSR Engagement in Palm
hal ini masyarakat sekitar karena stakeholder
Oil Industry, International Journal of Advanced
memiliki kekuatan dalam memengaruhi
and Applied Sciences, 4(12): 16-20.
kelangsungan hidup atau masa depan perusahaan.
https://doi.org/10.21833/ijaas.2017.012.00
4.
BLOGCHAIN 94/96
Author: Sylvia Kartika Dhamayanti
Bowen, H.R. 1953. Social Responsibilities of the Freeman, R. E., Wicks, A. C., dan Parmar, B. (2004).
Businessman. New York: Harper & Brothers. Stakeholder Theory and The Corporate
Objective Revisited, Organization Science,
Campbell, J. L. (2007). Why Would Corporations 15(3): 364-369.
Behave in Socially Responsible Ways? An https://doi.org/10.1287/orsc.1040.0066.
Institutional Theory of Corporate Social
Responsibility, Academy of Management Hansen, S.B., Padfield, R., Syayuti, K., Evers, S.,
Review, 32(3): 946-967. Zakariah, C., dan Mastura, S. (2015). Trends in
https://doi.org/10.5465/amr.2007.2527568 Global Palm Oil Sustainability Research,
. Journal of Cleaner Production, 100: 140-149.
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2015.03.0
Campopiano, G., dan De Massis, A. (2015). 51.
Corporate Social Responsibility Reporting: A
Content Analysis in Family and Non-family Hasnur Citra Terpadu (2017). Sekilas Bisnis Unit
Firms, Journal of Business Ethics, 129(3): 511- Hasnur Agribusiness. Tersedia di
534. https://doi.org/10.1007/s10551-014- http://www.hasnurgroup.com/agribussines
2174-z. sindonesia.html.
Christiawan, R., dan Limaho, H. (2021). The Kuttner, M., Feldbauer-Durstmüller, B., dan Mitter,
Importance of Co-opetition of Corporate Social C. (2020). Corporate Social Responsibility in
Responsibility in The Palm Oil Industry in Austrian Family Firms: Socioemotional Wealth
Indonesia, Corporate and Trade Law Review, and Stewardship Insights from A Qualitative
1(1): 68-79. Approach, Journal of Family Business
Management, Vol. ahead-of-print No. ahead-
Clarkson, M.B.E. (1995). A Stakeholder Framework of-print. https://doi.org/10.1108/JFBM-04-
For Analyzing And Evaluating Corporate 2019-0028.
Social Performance, Academy of Management
Review, 20(1): 92-117. Murphy, P. E., Öberseder, M., dan Laczniak, G. R.
https://doi.org/10.5465/amr.1995.9503271 (2013). Corporate Societal Responsibility in
994. Marketing: Normatively Broadening The
Concept, AMS Review, 3(2): 86-102.
Devinney, T. (2009). Is The Socially Responsible http://dx.doi.org/10.1007/s13162-013-
Corporation A Myth? The Good, The Bad, and 0046-9.
The Ugly of Corporate Social Responsibility,
Academy of Management Perspectives. 23(2):
BLOGCHAIN 95/96
BLOGCHAIN: Jurnal Bisnis, Logistik dan Supply Chain [ Volume 1, Nomor 2, November 2021 ]
BLOGCHAIN 96/96