Anda di halaman 1dari 34

Good Corporate Governance dan

Corporate Social Responsibility


Presentation by:
• Shalsa Fitriyani
• Nia Widayanti
• Indira Astrina Pangesti
• Devina Khoirunnisa
• Agustina Aulia Putri
Table of contents
Definisi dan Tanggung Jawab
Sosial dan
Manfaat Manajemen Hijau
01 Berisikan pengertian 02 Berisikan pembahasan
mengenai Corporate mengenai tanggung
Social Responsibility dan jawab dan manajemen
Manfaatnya hijau

Implementasi
Teori yang
dan Model
03 Mendukung 04 CSR
Beresikan mengenai teori-
Berisikan cara
teori yang mendukung CSR
mengimplementasikan CSR
serta mengetahui model-
model CSR
01
Definisi dan Manfaat
Mengetahui definisi SCR dari berbagai
sumber beserta manfaat dari SCR
Definisi Corporate Social Responsibility
• World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) menyebutkan
Corporate Social Responsibility sebagai suatu komitmen bisnis untuk
berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para
karyawan Perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut masyarakat setempat
(lokal) dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas
kehidupan.
• Kotler dan Lee (2005) menyatakan Corporate Social Responsibility adalah
komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui praktek bisnis
yang terbuka dan kontribusi sumber daya Perusahaan.
• Indonesia Business Link (2001) menyatakan Corporate Social Responsibility
adalah komitmen perusahaan untuk meminimalkan dampak negatif dan
memaksimalkan kontribusi kepada semua pemangku kepentingan dalam
hubungannya dengan ekonomi, aspek sosial dan lingkungan untuk mencapai
pengembangan yang berkelanjutan.
• Business for Social Responsibility / BSR (2002) mendefinisikan Corporate Social
Responsibility sebagai praktek bisnis yang memperkuat tanggung jawab,
menghormati nilai etika demi kepentingan semua pemangku kepentingan.
Definisi Corporate Social Responsibility
• Laurel Grossman Reputex (Budimanta : 2009) menyebutkan Corporate Social
Responsibility sebagai alat untuk menciptakan nilai-nilai hubungan kemitraan
bisnis yang baik dengan para stakeholder dan sekaligus pada saat yang sama
mendorong penciptaan nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan lingkungan.
• Wikipedia.org mendefinisikan Corporate Social Responsibility is a concept
whereby organizations consider the interests of society by taking responsibility for
the impact of their activities on customers, suppliers, employees, shareholders,
communities and other stakeholders, as well as the environment.
• Organisasi internasional ISO 26000 (Maret 2008) menyebutkan Responsibility of
an organization for the impact of its decisions and activities on society and
environment, through transparent and ethical behaviour that contributes to
sustainable development, health and the welfare of society, takes into account the
expectations of stakeholders; is in compliance with applicable law and consistent
with international norms of behaviour, and is integrated throughout the
organization and practiced in its relationship.
Definisi CSR
Berdasarkan definisi SCG dari berbagai sumber
tersebut, dapat disimpulkan Corporate Social
Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial
perusahaan adalah tanggung jawab dan kepedulian
Perusahaan terhadap lingkungan dan
masyarakatnya, yang dilakukan secara berkelanjutan,
terukur dan transparan, dalam bidang ekonomi,
kesehatan, pendidikan dan lingkungan, untuk
kepentingan bersama antara Perusahaan dan stake
holder.
● Corporate Giving / charity (Pemberian /
Nama Lain ●
Amal Perusahaan)
Corporate Philanthropy (Kedermawanan

CSR ●
Perusahaan)
Corporate Community / Public Relations
Sebelum mengetahui apa saja (Relasi Kemasyarakatan Perusahaan)
manfaat dari Corporate Social ● Responsible Business (Tanggung Jawab
Responsibility, terdapat nama Bisnis)
lain yang identik dari CSR, ● Community Development
antara (Pengembangan Masyarakat)
lain:
● Corporate Social Investment (Investasi
Sosial Perusahaan)
● Corporate Citizenship
Manfaat CRS

Kotler dan Lee (Corporate Manfaat CSR secara


Social Responsibility, 2005) umum
• meningkatkan • memotivasi dan • Meningkatkan citra perusahaan,
penjualan, mempertahankan • Mengembangkan kerjasama dengan
• memperkuat brand karyawan, perusahaan lain,
positioning, • mengurangi biaya • Memperkuat brand/merek perusahaan
• meningkatkan operasional dan dimata masyarakat,
image Perusahaan, • meningkatkan • Membedakan perusahaan tersebut
• meningkatkan daya tarik dengan pesaingnya,
kemampuan terhadap investor. • Memberikan inovasi bagi perusahaan.
menarik,
02
Tanggung Jawab Sosial dan
Manajemen Hijau
Pada pembahasan ini, kita akan mengetahui
apa saja tanggung jawab sosial dan manajemen
hijau dari CSR
• Kumalahadi (2000:59) menyatakan pertanggungjawaban
sosial bukan merupakan fenomena yang baru, tetapi
merupakan akibat dari semakin meningkatnya isu
lingkungan di akhir tahun 1980-an.
• Darwin (2004) dalam Hasibuan (2001)
pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate
Social Responsibility (CSR)) adalah mekanisme bagi
suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan
perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam
operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang
melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum.
Dauman dan Hargreaves (1992) dalam Hasibuan (2001) membagi areal
tanggung jawab perusahaan dalam tiga level yang digambarkan sebagai
berikut:

Basic Responsibility

Organizational Responsibility

Societa Responses

Gambar 2.1. Tingkatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial
Perusahaan
Guthrie dan Parker (1990) dalam Sayekti dan Wondabio (2007)
menyatakan pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan
merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun,
mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi
ekonomi dan politis.

Ada tiga teori yang mendukung pengungkapan pertanggungjawaban


sosial perusahaan, yaitu teori agensi, teori legistimasi dan teori
stakeholder (Sembring, 2003: 2)
Teori Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial
Perusahaan
Agency Theory Legitimacy Theory Stakeholders Theory
Dengan melakukan social Mengasumsikan bahwa eksitensi
Menganalogikan
disclosure, perusahaan
manajemen sebagai agen perusahaan ditentukan oleh para
merasa keberadaan dan
dari suatu principal dan aktivitasnya terlegitimasi.
stakeholders. Semakin kuat posisi
pada umumnya principal Perusahaan akan stakeholders, semakin besar pula
diartikan sebagai pemegang menghindarkan adanya kecenderungan perusahaan
saham atau traditional users pregulasian suatu aspek, yang mengadaptasi diri terhadap
lain. dirasakan lebih berat dari sisi keinginan para stakeholdersnya.
cost karena mereka
melakukan secara sukarela.
Pendekatan
Green Manajement Aktivis

(Manajemen Hijau) Pendekatan


Stakeholders

Salah satu model pendekatan Pendekatan Pasar


untuk mengevaluasi
komitmen suatu
perusahaan terhadap Pendekatan Legal
tanggung jawab lingkungan
adalah Model Nuansa hijau Gambar 1.
(shades of green). Nuansa Hijau Perusahaan
Sumber: R.E. Freeman, J. Pierce, dan R. Dodd (1995)
Hirarki pendekatan Nuansa Hijau:
Pendekatan legal:
• perusahaan cukup melakukan apa yang diperlukan untuk memenuhi
ketentuan hukum
Pendekatan Pasar:
• Perusahaan me-nyediakan produk yang bersahabat dengan lingkungan karena
pelanggan menginginkan produk semacam itu, bukan karena komitmen
manajemen yang kuat terhadap lingkungan
Pendekatan stakeholder:
• Perusahaan berupaya merespons persoalan ling-kungan yang diajukan
stakeholder
Pendekatan aktivis:
• Perusahaan secara aktif mencari cara untuk melaku-kan konservasi sumber
daya di bumi
Beberapa perusahaan yang
menerapkan green management
dalam usaha-nya untuk
melestarikan lingkungan global
antara lain:

Sam.sung, Sharp, Sony, Toyota,


Honda, Body Shop dan sebagainya.
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh
Nogareda, berarti perusahaan yang
melakukan Green Management cenderung
tingkat inovasi produknya dan juga inovasi
dalam pro-ses produksinya tinggi. Mereka
berusaha terus menerus mencari inovasi
baru yang ramah lingkungan sesuai dengan
strategi dan komitmen yang mereka pilih.
03
Teori yang Mendukung
CSR
Sub Bab ini membahas mengenai teori-teori
pendukung dari Corporate Social
Responsibility
Teori-Teori Tanggungjawab Sosial Perusahaan
(Corporate Social Responsibility)

Shareholder Stakeholder
Legitimasi Primacy Theory Primacy Teory
Suatu sistem yang Suatu sistem yang Suatu sistem yang menjadi
mengedepankan meyakini kepentingan pumpuan kepentingan
keberpihakan kepada yang harus diperhatikan adalah pemangku
masyarakat. dan dilayani perusahaan kepentingan (semua pihak,
adalah kepentingan internal maupun eksternal,
pemodal yang dapat mempengaruhi
ataupun dipengaruhi oleh
perusahaan)
Teori-Teori Tanggungjawab Sosial Perusahaan
(Corporate Social Responsibility)

Kontrak Sosial
Suatu sistem yang keberadaannya ditentukan oleh masyarakat, di
mana antara keduanya saling berpengaruh-mempengaruhi. Dalam
konteks ini, salah satu tolok ukur keberhasilan perusahaan dalam
membangun dan melaksanakan Community Relations dan Community
Development adalah manakala komunitas baik melalui opinion leader-
nya maupun secara individu.
Teori Legitimasi
Legistimacy gap (incongruence) dapat terjadi karena beberapa faktor:
1. Ada perubahan dalam kinerja perusahaan, tetapi harapan masyrakat terhadap kinerja perusahaan tidak
berubah;
2. Kinerja perusahaan tidak berubah, tetapi harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan sudah berubah;
3. Kinerja perusahaan dan harapan masyrakat berubah ke arah yang berbeda atau ke arah yang sama tetapi
waktunya berbeda.

Aktivitas organisasi perusahaan hendaknya sesuai dengan nilai sosial lingkungannya. Terdapat dua dimensi
agar perusahaan memperoleh dukungan legistimasi: pertama, aktivitas organisasi perusahaan harus sesuai
(congruence) dengan sistem nilai masyarakat. Kedua, pelaporan aktivitas perusahaan hendaknya mencerminkan
nilai-nilai sosial.

Upaya yang perlu dilakukan oleh perusahaan dalam pengelolaan legitimasi agar efektif:
1. Melakukan identifikasi dan komunikasi atau dialog dengan publik;
2. Melakukan komunikasi atau dialog tentang masalah nilai sosial kemasyarakatan dan lingkungan, serta
membangun persepsi tentang perusahaan;
3. Melakukan strategi legitimasi dan pengungkapan terkait dengan CSR.
Shareholder Primacy Theory
Pijakan teoris pandangan kelompok shareholder primacy theory ini dibangun pertama
kali oleh salah satu pemikir fenomenal hukum korporasi, Adolf A. Berle dan Gardiner
Means (1932) dalam karangannya berjudul “The Modern Corporation and Private
Property” telah mengemukakan ide perlunya keterpisahan antara ownership and control
dalam perusahaan modern. Mereka juga membangun konsep bahwa shareholders
merupakan konstituen primer dalam perusahaan. Berle meyakini bahwa satu-satunya
kepentingan yang harus diperhatikan dan dilayani dalam perusa
haan adalah kepentingan pemodal.

Menurut Berle hanya ada satu tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu untuk
menggunakan sebesar-besarnya sumberdaya perusahaan dan terlibat dalam aktivitas yang
didesain untuk meningkatkan profitnya selama ia berada dalam iklim kompetisi yang
tebuka dan bebas tanpa melakukan penipuan.
Stakeholder Primacy Theory
Stakeholders Primacy Theory secara diametral bertolak belakang dengan Shareholders Primacy
Theory. Yang membedakan adalah pada pumpuan kepentingan yang pada akhirnya menjadi pemandu
(guidance) dalam pengelolaan perusahaan.

Stakeholders Primacy Theory sejatinya memiliki kedekatan pandangan dengan Corporate Citizenship.
Corporate Citizenship adalah suatu pandangan yang mensejajarkan perusahaan (perseroan terbatas)
sebagai entitas hukum (legal entity) yang hidup di tengah kelompok masyarakat tidak bedanya dengan
entitas hukum yang lain (khususnya naturlijk persoon).

Asumsi Stakeholder Theory:


1. Perusahaan memiliki hubungan dengan banyak kelompok-kelompok konstituen (stakeholder)
yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh keputusan perusahaan;
2. Teori ini ditekankan pada sifat alami hubungan dalam proses dan keluaran bagi perusahaan dan
stakeholder-nya;
3. Kepentingan semua legitimasi stakeholder memiliki hak secara hakiki, dan tidak membentuk
kepentingan yang didominasi satu sama lain;
4. Teori ini memfokuskan pada pengambilan keputuan manajerial.
Teori Kontrak Sosial
Teori ini muncul karena adanya interelasi dalam kehidupan sosial masyarakat, agar
terjadi keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, termasuk terhadap lingkungan.
Kontrak sosial dibangun dan dikembangkan, salah satunya untuk menjelaskan hubungan
antara perusahaan dan masyarakat. Di sini, perusahaan atau organisasi memiliki
kewajiban pada masyarakat untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.

Untuk menjamin kelangsungan hidup dan kebutuhan masyarakat, kontrak sosial


didasrkan pada:
1. Hasil akhir (output) yang secara sosial dapat diberikan kepada masyarakat luas;
2. Distribusi manfaat ekonomis sesuai dengan kekuatan yang dimiliki.
Implementasi dan
04 Model CSR
Sub Bab ini membahas tentang implementasi
dan macam-macam model CSR
Dalam menjalankan aktivitas CSR, tidak ada
standard tertentu yang dianggap terbaik sebagai
pedoman. Masing-masing perusahaan memiliki
karakteristik dan situasi yang berbeda sehingga
mempengaruhi bagaimana mereka memandang
pelaksanaan CSR tersebut.

—Implementasi CSR
Menetapkan
1st Strategi CSR
Penetapan visi dan misi
perusahaan dalam
kaitannya dengan CSR
(sistem dan kebijakan
perusahaan)
2nd
Menempatkan CSR Membentuk team
kepemimpinan dalam CSR

3rd
value sebagai bagian
dari strategi Meliputi perwakilan dari
perusahaan yang Dewan Direksi, selaku
berdurasi jangka penanggung jawab utama Melakukan identifikasi dan
menengah sampai dalam pelaksanaan CSR. kajian terhadap permasalahan
panjang. Setelah itu posisi tersebut serta merumuskan definisi
masuk ke dalam struktur program
organisasi yang akan Dengan menetapkan
terbentuk tugas dan pedoman dalam menetapkan
tanggung jawabnya. permasalahan sosial yang
bisa mendukung perusahaan.
Membangun Komitmen CSR
Menetapkan dan Mengkomunikasikan
membangun dukungan program dengan
dari manajemen senior stakeholder
dan stakeholder
Komitmen tersebut adalah kuci untuk Dengan diskusi mengenai
memastikan bahwa budaya yang dimiliki tujuan, tanggung jawab,
sama dan sebangun dengan nilai-nilai serta aturan-aturan.
CSR, selaras dan terintegrasi dengan
strategi bisnis, sasaran dan tujuan
keseluruhan perusahaan, memberikan
panduan bagi karyawan cara berperilaku,
serta secara akurat mengkomunikasikan
CSR kepada mitra bisnis, pemasok,
komunitas, pemerintah dan publik.
Membentuk team pelaksana CSR
Membentuk team pelaksana yang
bertanggung jawab penuh terhadap
keberhasilan pelaksanaan program
CSR yang akan dimasukkan ke dalam
uraian jabatan dan evaluasi kinerja
karyawan.

Melakukan pelatihan
Pelaksanaan
mengenai CSR
Pelatihan tersebut menekankan
kepada pengetahuan,
Program CSR
ketrampilan, sikap yang
seharusnya diterapkan.

Pelaksanaan program
Menjalankan sejumlah aktivitas
dan issue yang telah disepakati
Penelitian dan Evaluasi
Item A Item B Item C
Melakukan pengukuran Melakukan evaluasi terhadap
Melakukan monitoring program berjalan dan membuat
terhadap hasil yang dicapai
terhadap pelaksanaan laporan
Pengukuran terhadap
program Evaluasi program untuk
keuangan, kualitas produk mempelajari tujuan, proses,
Pengawasan untuk
dan jasa, budaya kebijakan, program dan dampak
memastikan apakah
perusahaan, etika, dari proyek agar sebagai acuan
sudah sesuai dengan
efektivitas bisnis, dan apakah program tersebut sesuai
perencanaan yang ada
inovasi. dengan tujuan dan sasaran yang
ingin dicapai.
MODEL CSR
Keterlibatan Langsung
Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri program
CSR dengan menyalurkan langsung bantuan kepada masyarakat.
Contoh : perusahaan menyediakan bantuan berupa uang tunai dan dibagikan kepada masyarakat
sekitar yang kurang mampu. Kemudian bantuan tersebut diserahkan langsung oleh pihak
perusahaan kepada masyarakat.

Melalui Yayasan
Perusahaan menyediakan dana awal, dan dana abadi yang dapat digunakan
secara teratur bagi kegiatan yayasan.
Contoh yayasan : Coca-cola Company, Sahabat Aqua, Dharma Bakti Astra, dll
Bermitra Dengan Pihak Lain
Melaui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi non pemerintah,
universitas dan media massa dalam mengelola dana sampai melaksanakan
kegiatan CSR.
Contoh lembaga sosial : Palang Merah Indonesia (PMI), Dompet Dhuafa,
Kita Peduli Indosiar, dll

Mendukung atau Bergabung Dalam Suatu Konsorsium

Konsorsium adalah sebuah bentuk kerjasama antar dua pihak perusahaan guna
melakukan sebuah proyek. Perusahaan lebih berorientasi pada pemberian hibah
perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”.
Contoh : proyek perbaikan jalan, pembangunan gedung sekolah, pembangunan
jembatan.
Hidup kesepian tanpa kekasih,
Cukup sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai