Anda di halaman 1dari 2

Saat membaca dan merenungkan 1 korintus 10:14-33 Sebagai mtpj GMIM, Di mimbar ini saya telah

berkhotbah tentang jauhilah penyembahan berhala pada minggu tanggal 24 Juli 2022, dalam minggu
ini juga hendak merenungkan nya kembali atau mengulang kembali tentang bahayanya
penyembahan berhala dalam kehidupan orang percaya karena itu tema khotbah pada saat ini adalah
mengingatkan kembali awas bahaya penyembahan berhala. Dalam kehidupan orang Israel sebagai
bangsa pilihan Allah, menurut penulis kitab Ulangan perlu diingatkan terus soal bahaya
penyembahan berhala ini, misalnya dalam keluaran 20:4-6 di dalam kitab Bilangan dan kitab Ulangan
ini mengulangnya sampai 7 kali mengingatkan orang Israel tentang bahaya penyembahan berhala
ini.

Sekitar abad ke 6 sebelum masehi tentang bahaya dan fatalnya penyembahan berhala ini dalam
perikop pembacaan kita ini bahkan sangat panjang diuraikan dari ayat 3-19 tetapi sebenarnya ada
Sambungnya dalam ayat 23-31 panjang sekali ia mengulang kembali tentang bahanya penyembahan
berhala ini, 700 tahun kemudian setelah peristiwa gunung Sinai ketika sepuluh ketetapan Allah
diberikan kepada orang Israel dengan hukum keduanya janganlah kamu membuat patung ukiran dan
sujud menyembah kepadanya dalam 700 tahun juga kemudian penulis kitab Ulangan mengingatkan
kembali kepada orang Israel “Hai umat Tuhan bahaya, penyembahan berhala itu bahaya” akibatnya
mati dalam ayat tiga mengingatkan itu, dalam pembacaan kita tetapi waspadalah dan Berhati-hatilah
supaya engkau jangan melupakan apa yang telah engkau lihat dalam peristiwa horeb itu, hati hatilah
sekali supaya kamu tidak berlaku busuk dan membuat patung berhala dan bersujud menyembah
kepadanya ayat 16 dalam pembacaan kita, karena apa? Fatal akibatnya mati, musah demikian juga
Tuhan demikian juga sang penulis kitab Ulangan 700 tahun kemudian setelah peristiwa horeb dalam
pesannya ini ia ingin menyadarkan orang Israel bahwa mempertuhankan berhala adalah bahaya
laten bagi manusia dia akan terus ada sepanjang zaman karena naluri manusia selalu ingin Tuhan itu
bisa dilihat, Tuhan itu bisa diraba itulah kodrat manusia.

Naluri untuk meberhalakan sesuatu bahkan kepada Tuhan sekalipun itu ada pada manusia, sejak dari
adam dan hawa bermula naluri itu terus ada dalam kehidupan manusia, saudara Pdt eka dharma
Putra mantan ketua sinode Kristen GKI pernah mengatakan demikian dalam bukunya : naluri adalah
bahaya serius sebab ia merasuk sebab ia menusuk dan menyusul kedalam jiwa manusia secarik kain
yang berlumpur di dalamnya kata Pdt eka tak sulit untuk dibersihkan tetapi bila kotornya tersiram
tinta maka tinta itu akan meresap sampai ke pori pori kain itu, itulah masalahnya ia akan tetap
menjadi noda yang melekat demikian juga dengan penyembahan berhala yaitu noda yang melekat
dalam kehidupan manusia.

Tetapi jangan cepat merasa aman dan bebas dari bahasa penyembahan berhala ini hanya karena
anda tidak menyimpan satu patung pun benda pun di rumah anda atau dalam kehidupan anda
apalagi sujud menyembah, titah dalam perintah ke dua itu berbunyi : jangan membuat bagimu
patung yang menyerupai apapun dan sujud menyembah kepada nya namun ingatlah dosa besar ini
ia tidak terutama berkenaan dengan ada tidaknya benda benda tertentu dalam kehidupan saudara
yang saudara sembah, penyembahan berhala di dunia modern saat ini lebih banyak menyangkut
cara berpikir cara menafsirkan sesuatu cara bersikap yang bersumber jauh di ruang kendali di luar
manusia, penyembahan berhala bukanlah sebuah relik antik dari masa silam melainkan ancaman
nyata untuk masa kini

Ilmu pengetahuan adalah alat sains adalah alat yang diberikan Tuhan bagi manusia untuk hidup di
tengah dunia, tetapi ketika ia menggantikan posisi Tuhan dalam kehidupanmu maka itulah
penyembahan berhala, ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi paradigma utama berpikir kita
maka anda telah menyembah berhala, saya mengatakan penyembahan berhala adalah sesuatu yang
insan yang kodrat karena dia telah menjadi noda bagi manusia yang berdosa artinya manusia
memang punya kecenderungan naluria dan kodratnya seperti ini uang misalnya, kerja misalnya,
karier misalnya, itu adalah alat yang telah diberikan Tuhan kepada kita, Tuhan dinomor duakan karir
pekerjaan ilmu pengetahuan penguasaan terhadap it dan sains menjadi tujuan utama sehingga
Tuhan dikesampingkan.

Tuhan musa dan kitab Ulangan berkali kali mengulang ulang peringatan ini, potong lah sebelum ia
menjadi besar, mencegah lebih baik dari pada mengobati. Jika yang pertama mempertuhankan
berhala maka tipe yang kedua yang lebih parah dari itu adalah memberhalakan Tuhan, dalam buku
sains magic and religion melakukan penelitian terhadap beberapa masyarakat di Asia Pasifik yaitu
nelayan, pada bulan bulan tertentu ketika cuaca bagus para nelayan itu meluncur ke laut begitu saja
tapi di bulan bulan lainnya ketika cuaca buruk dan berbahaya para nelayan sebelum melaut selalu
melakukan ibadah, mereka memohon perlindungan Tuhan dari segala petaka di tengah layt,
kesimpulannya kata malenouski : ketika sesuatu itu dapat dikerjakan sendiri oleh tangan manusia
maka mereka tidak memerlukan bantuan dari Tuhan, baru tak kalah keadaan menjadi buruk dimana
sains teknologi tidak bisa menolong kehidupan kita maka dilakukan ibadah ibadah penyembahan
berhala, ketika dunia ini ketika rasio ketika sains ketika teknologi tidak dapat menolong kehidupan
kita lagi ketika situasi berubah menjadi buruk orang mencari Tuhan.. Itulah yang disebut
memberhalakan Tuhan, Tuhan menjadi magic artinya manusia membutuhkan Tuhan, Tuhan ini
memang disembah, Tuhan ini memang dipuja.

Saudara saya ingin membicarakan tentang memberhalakan Tuhan ini karena ini sangat umum
dilakukan tetapi sedikit saja orang yang menyadari kesalahannya itu, kita berdoa kepada Tuhan tapi
daftar isinya adalah sebuah daftar belanja yang panjang sebuah daftar kebutuhan yang panjang
sebuah permintaan yang panjang, Allah yang disaksikan Alkitab saudara bukanlah Allah berhala
bukan Allah magic tetapi Allah yang ketika manusia menyembah Tuhan semata mata karena ia
memang Tuhan apapun yang dilakukan nya tanpa syarat tanpa pamrih kita menyembah dia dan kita
adalah hamba hambanya, Tuhan Yesus juga mengingatkan bahaya penyembahan berhala ini “untuk
apa seseorang memiliki seluruh harta di bumi kalau ia harus mati” (markus 8:36-37 : apa gunanya
seorang memperoleh seluruh dunia tetapi ia kehilangan nyawanya karena apakah yang dapat
diberikannya sebagai ganti nyawanya kata Yesus. Itulah bahaya penyembahan berhala ini kita
menukar nyawa kita dengan berhala berhala kita mungkin memang terpuaskan kebutuhan insani
badan kita terpenuhi tetapi jiwa kita mati, karena itu penyembahan berhala adalah dosa besar.
Yesus Kristus mengingatkan kepada kita tentang bahaya penyembahan berhala ini dosa ini sungguh
melukai dan menyakiti hatinya sebab Tuhan Allahmu adalah api yang menghapuskan Allah yang
cemburu, sampaikan lah pesan bahayanya penyembahan berhala ini kepada anak cucu mu juga
kepada saudara mu juga, kepada teman teman mu juga, pesan ini sangat penting awas
penyembahan berhala...

Aminn

Anda mungkin juga menyukai