Anda di halaman 1dari 10

Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat ISSN 2548-7558 (Online)

Volume 3, Nomor 1, Januari 2019: 90-99 2548-7868 (Cetak)

KONSEP TEOLOGI INJILI TENTANG ROH ORANG MATI

Decky Krisnando, Enggar Objantoro, & I Putu Ayub Darmawan


Sekolah Tinggi Teologi Simpson
Jl. Agung No. 66, Krajan, Kel. Susukan, Kec. Ungaran Timur, Kab. Semarang, Jawa Tengah
Email: deckykrisnando19@gmail.com

Abstract: Decky Krisnando, Enggar Objantoro, & I Putu Ayub Darmawan, The Consept of
Evangelical Theology About the Spirit of Death People. This article is a library research which describe
the evangelical theology about the spirit of death people. To describe the theology, researcher make a
research from the relevan books resources concerning the topic, in which it is analyzed in order that found
the relation among them. After that, the researcher make a conclusion systematically. From the research,
Evangelical theology about the spirit of death people is in the different dimension when he is life. For the
death, there are just two possibilities to go in the heaven or in the hell. For the people who believe in
God, he will go to the heaven, but the people who does not believe in God, he will go to the hell. The
existence in the heaven and the hell is everlasting. The spirit which is in the heaven, will live together
with God in eternity. For the unbeliever, they will be punished in the hell forever.

Keywords: Spirit, the Dead, Evangelical Theology.

Abstrak: Decky Krisnando, Enggar Objantoro, & I Putu Ayub Darmawan, Konsep Teologi Injili
Tentang Roh Orang Mati. Artikel ini merupakan sebuah penelitian pustaka yang memaparkan tentang
konsep teologi Injili tentang roh orang mati. Untuk memaparkan konsep tersebut, penulis mencari
berbagai informasi dari sumber pustaka relevan terkait topik penelitian yang kemudian dianalisis
sehingga dapat ditemukan keterkaitan dan peta konsepnya dan akhirnya merumuskan konsep penulis
secara sistematis dan dipaparkan secara deskriptif. Dari penelitian yang dilaksanakan, konsep teologi
Injili tentang roh orang mati ada dalam dimensi yang berbeda dengan ketika ia ada di dunia ini. Hanya
ada dua kemungkinan bagi jiwa/roh orang mati yaitu masuk dalam sorga atau neraka. Bagi orang yang
percaya Kristus maka jiwa/rohnya akan masuk dalam sorga yang mulia. Sebaliknya bagi orang yang
tidak percaya Kristus, jiwa/rohnya akan masuk neraka. Keberadaan di sorga dan neraka sifatnya kekal.
Jiwa/roh yang masuk sorga akan mengalami kemuliaan bersama dengan Allah kekal, selama-lamanya.
Begitu juga, jiwa/roh yang masuk neraka, akan mengalami penghukuman, yang tidak berkesudahan,
selama-lamanya.

Kata kunci: Roh, Orang Mati, Teologi Injili.

PENDAHULUAN nusia. Dalam Alkitab dijelaskan bahwa orang yang


Manusia adalah makhluk hidup yang dicip- mati akan meninggalkan kehidupan di dunia ini (Kej.
takan oleh Allah dengan sangat baik (Kej. 1:31). Al- 23:2; 25:8). Selain itu, kematian adalah suatu peris-
lah menciptakan manusia dengan memiliki tubuh tiwa yang tidak dapat dilawan oleh manusia, karena
dan roh. Tubuh merupakan wujud dari diri manusia semua manusia pasti akan mengalami kematian (Pkh.
yang kelihatan, sedangkan roh tidaklah dapat dilihat 8:8). Kematian juga dilukiskan sebagai Allah meng-
secara manusiawi. Tubuh manusia memiliki keterba- ambil jiwa, sebab Tuhan Yesus mengatakan dalam
tasan, karena tubuh manusia yang kelihatan akan Lukas 12:20, “... Hai orang bodoh, pada malam ini
mengalami kematian. Dalam Matius 6:25, Tuhan juga jiwamu akan diambil dari padamu,...”
Yesus mengatakan bahwa “... janganlah kuatir pula Setiap manusia pasti mengalami kematian,
akan tubuhmu ... bukankah hidup itu lebih penting karena manusia adalah makhluk yang diciptakan.
dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari Oleh karena manusia adalah makhluk ciptaan, se-
pada pakaian.” Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan hingga manusia memiliki keterbatasan, yaitu bisa
Yesus sendiri mengakui adanya tubuh pada diri ma- mengalami kematian. Akan tetapi, kematian yang

90 Volume 3, Nomor 1, Januari 2019


dialami oleh manusia ialah kematian tubuh (fisik). orang mati. Allah memberi perintah kepada bangsa
Kematian adalah suatu keadaan yang tidak bisa dike- Israel sebagaimana yang tercatat di dalam Imamat
tahui dan tidak bisa direncanakan oleh manusia, ka- 19:31 yaitu, “Janganlah kamu berpaling kepada ar-
rena kematian itu akan terjadi saat yang tidak dike- wah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu
tahui manusia dan setiap manusia pasti mengalami- mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis
nya. Mengenai kematian manusia, hanya Tuhan karena mereka; Akulah TUHAN, Allahmu.” Ayat
yang tahu, kapan manusia itu mati atau kapan ma- ini tegas memberikan perintah kepada bangsa Israel
nusia itu hidup. Sehingga hidup manusia di dunia agar tidak ‘berpaling’ dan ‘mencari’ roh peramal,
ini hanya dalam jangka waktu yang terbatas, sebab karena roh peramal atau roh orang mati adalah se-
apabila orang mengalami kematian hal itu berarti se- orang yang berkomunikasi atau mencari petunjuk
gala kehidupannya di dunia ini lenyap. Dalam Peng- (tanda) kepada arwah (roh orang mati).
khotbah 9:10 dituliskan bahwa, “...tak ada pekerjaan, Setiap orang pasti memiliki pandangan ter-
pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia sendiri tentang roh orang mati, dan setiap orang juga
orang mati....” pasti mengenal yang namanya “roh-roh orang mati”,
Jadi, dapat dipahami bahwa kematian jasma- apalagi bagi daerah-daerah yang okultismenya masih
ni merupakan akhir dari hidup di dunia ini karena se- kental. Sehingga, ada daerah yang masih memperca-
gala aktivitas, hubungan dengan keluarga dan orang- yai adanya roh orang mati. Ada beberapa suku yang
orang akan berakhir. Selain itu, usia/umur menjadi budaya atau tradisinya masih kuat mempercayai roh
suatu ukuran bagi manusia, sehingga manusia meng- orang mati. Selain itu ada orang-orang Kristen da-
alami kematian. Dalam Alkitab, umur/usia manusia lam suku tertentu maupun budaya tertentu yang ma-
sering digunakan saat menyampaikan tentang kema- sih mempercayai adanya roh orang mati yang ber-
tian seseorang (bnd. Kej. 5:5-31; 9:29; 11:32; 25:8; gentayangan.
dll.). Ayat-ayat tersebut merupakan suatu bagian Keyakinan-keyakinan akan adanya roh orang
yang menceritakan tentang kematian para tokoh-to- mati merupakan sesuatu yang sangat luas, karena se-
koh Alkitab. tiap daerah atau setiap orang memiliki pandangan
Dari beberapa kisah yang ada, dapat dipaha- dan keyakinan tersendiri mengenai roh orang yang
mi bahwa umur/usia yang terbatas pada manusia sudah mati/meninggal. Kematian seseorang biasanya
yang membuat ia mengalami kematian fisik. Selain dipandang sebagai suatu peristiwa yang menyedih-
itu, Kejadian 6:3 dituliskan bahwa: “Roh-Ku tidak kan bagi sanak keluarga yang ditinggalkannya.
akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, ka- Kruyt dalam bukunya (2008, p. 70) mence-
rena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan ritakan tentang keyakinan suku Poso terhadap roh
seratus dua puluh tahun saja.” Daging (tubuh ma- orang mati. Suku Poso meyakini bahwa, “…setiap
nusia) bukanlah bersifat kekal, sehingga daging (tu- orang akan bertemu dengan saudaranya yang telah
buh manusia) dapat mati. Sehingga dapat dipahami meninggal dan orang yang mengalami itu tidak akan
bahwa manusia dapat menggalami kematian jika mengalami kematian, tetapi langsung beralih ke
rohnya diambil oleh Allah dari pada tubuh. alam bahagia.” Suku Poso percaya bahwa orang ma-
Bangsa Israel merupakan bangsa pilihan Al- ti akan mendapat perhentian bersama dengan sauda-
lah dan Allah ingin bangsa Israel hidup kudus dan ra-saudaranya, dan akan menikmati kebahagiaan. De-
hidup takut akan Dia. Oleh karena itu Allah mem- ngan demikian, roh orang mati itu tidak bergenta-
berikan berbagai perintah untuk ditaati dan lakukan yangan, sebagaimana keyakinan suku-suku lain, te-
oleh bangsa Israel, salah satunya ialah bangsa Israel tapi roh orang mati itu pindah kepada suatu alam
diperintahkan oleh Allah untuk tidak menajiskan diri lain yaitu alam bahagia.
dengan bertanya kepada para peramal atau arwah

D. Krisnando, E. Objantoro & I P.A. Darmawan, Konsep Teologi Injili Tentang Roh Orang Mati 91
Sedangkan dalam budaya Batak Toba, meya- Dari latar belakang di atas maka rumusan
kini bahwa roh orang mati itu akan berubah menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kon-
hantu, seperti penjelasan Walangare (2016, p. 68): sep teologi Injili tentang roh orang mati? Adapun tu-
Dalam budaya Batak juga ada pemahaman bah- juan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsi-
wa orang yang meninggal itu dikatakan dengan kan atau memaparkan konsep teologi Injili tentang
“Na dialap ompungna do i”. Dengan anggapan
roh-roh orang mati.
ini, maka orang Batak mengatakan “martondi
na mangolu,marbegu na mate” (yang masih hi-
dup memiliki roh dan yang telah mati menjadi METODE
hantu). Hal inilah dijelaskan karena orang Ba- Penelitian ini adalah penelitian teologi yang
tak percaya bahwa jika seseorang telah mening-
melakukan sebuah kajian pustaka tentang konsep
gal, maka “daging gabe tano, hosa gabe alogo,
tondi gabe begu” (daging jadi tanah, nafas jadi teologi Injili tentang roh orang mati. Sumber-sumber
angin, roh jadi hantu). literatur dari kaum Injili yang penulis gunakan untuk
Dengan kata lain, roh orang mati berubah menjadi memaparkan tentang konsep teologi Injili tentang
hantu, yang dapat mengganggu orang yang masih hi- roh orang mati adalah karya Mc Candlish Phillips
dup. dengan judul Dunia Roh, A.C. Kruyt dengan buku
Dalam kepercayaan orang Toraja, terdapat berjudul Keluar Dari Agama Suku Masuk Ke Agama
upacara Ma’badong. Menurut Salam (2017), Kristen, Volkhard Scheunemann dengan buku berju-
Ma’badong adalah suatu bentuk tarian dan nya- dul Dunia Orang Mati. Kemudian penulis menggu-
nyian tanpa diiringi alat musik, mendeklamasi- nakan beberapa buku teologi sistematika yang mem-
kan syair-syair pujian mengenai orang yang te- bahas topik terkait. Beberapa sumber pustaka yang
lah meninggal, ataupun ratapan-ratapan kese-
penulis gunakan adalah karya Paul Enns dengan
dihan dari pihak yang ditinggal.
buku berjudul The Moody Handbook Of Theology,
Upacara tersebut dahulu dilaksanakan untuk men-
Brill, J. Wesley dengan judul buku Dasar Yang
doakan roh orang mati yang menuju ‘Puya’ dan
Teguh, Anthony A. Hoekema dengan buku berjudul
memperoleh keselamatan (Lakburlawal, 2017).
Manusia: Ciptaan Menurut Gambar Allah, Corne-
Kemudian dalam penelitian yang dilakukan
lius Plantinga Jr yang membahas tentang Jaminan
oleh Tago’a dan Enoh (2010, p. 27) menjelaskan
Iman: Devosi Pembangunan Iman, Henry C. Thies-
sebuah keyakinan pada orang Pamona di Kabupaten
sen dengan judul buku Teologi Sistematika, dan
Luwu Timur Propinsi Sulawesi Selatan. Dalam jur-
Peter Wongso dengan judul buku Dasar Iman Ke-
nalnya dijelaskan bahwa apabila seorang ibu me-
percayaan Kristen. Penulis juga menggunakan sum-
ninggal saat melahirkan, maka orang Pamona me-
ber-sumber pustaka yang telah terpublikasi terutama
yakini jika roh ibu tersebut akan menjadi renggeana
jurnal-jurnal teologi sebagai sebuah pembahasan
(“mama” dan “ana” artinya “anak”) dan pada malam
mendalam.
harinya roh tersebut akan bergentayangan untuk
Proses analisis yang penulis lakukan adalah
mengganggu atau mengejar orang-orang yang se-
1) mencari berbagai informasi dari sumber pustaka
dang berjalan di malam hari. Dampaknya adalah
relevan terkait topik penelitian, kemudian menemu-
apabila ada ibu yang meninggal karena melahirkan
kan keterkaitan dan peta konsep dari beberapa sum-
maka malam harinya jarang ada yang keluar.
ber; 2) selanjutnya penulis juga melakukan studi ka-
Beberapa informasi di atas menunjukkan
ta terhadap beberapa istilah dalam Alkitab yang ter-
bahwa terdapat berbagai keyakinan di berbagai suku
kait dengan topik penelitian; 3) merumuskan konsep
tentang roh orang mati. Hanya dalam konteks gereja
penulis berdasarkan konsep yang dikemukakan da-
Injili atau teologi Injili, perlu dilakukan kajian untuk
lam beberapa sumber pustaka; 4) memaparkan seca-
memahami konsep tentang roh orang mati.
ra sistematis hasil rumusan konsep secara deskriptif.

92 Volume 3, Nomor 1, Januari 2019


HASIL DAN PEMBAHASAN Roh ialah inti dari manusia. Di dalam roh ini
manusia mempunyai kemampuan yang diberikan
oleh Allah berhubungan dengan Allah; yang
Makna Kata Roh Dalam Alkitab
adalah Roh, dan yang harus disembah dalam
Dalam Alkitab, kata ‘Roh’ pertama kali di- roh dan kebenaran, Roh merupakan tempat
sebutkan menunjuk pada Allah. Dalam Kejadian 1:2, yang suci dimana kehidupan rohani dijalani.
“... dan Roh Allah melayang-layang di atas permu- Meskipun manusia diciptakan oleh Allah dengan ada-
kaan air.” – kata ‘Roh’ dalam ayat ini ialah “ruakh”, nya roh dalam diri manusia, penting juga untuk di-
penggunaan kata tersebut lebih menunjuk kepada ketahui bahwa, “Manusia adalah satu ciptaan sekali-
Allah. Dyrness (2013, p. 75) menjelaskan bahwa ka- gus satu pribadi; ia adalah pribadi yang diciptakan.”
ta ruakh muncul 389 kali, lebih sering dipergunakan (Hoekema, 2003, p. 8).
untuk Allah dan ruakh adalah napas yang Tuhan be- Jika dikatakan satu pribadi, maka manusia
rikan kepada umat manusia (Yes. 42:5). Lebih lanjut merupakan suatu makhluk hidup yang diciptakan de-
Dyrness (2013, p. 75) dalam bukunya mengatakan ngan adanya kehendak untuk bertindak, inilah yang
bahwa, “Roh dipakai untuk Allah guna menunjuk- dikatakan kehendak bebas manusia sebagai ciptaan.
kan kekuasaan-Nya yang besar. Oleh Roh-Nya (“na- Selain itu, manusia diciptakan oleh Allah dengan ada-
pas”) bumi diciptakan (Mzm. 33:6).” nya tubuh (fisik). Namun, tubuh bersifat fana, kare-
Selain itu, dalam Perjanjian Lama, ‘roh’ se- na saat mengalami kematian tubuh manusia akan
ring diartikan sebagai ‘angin’ atau ‘nafas’ (Kej. 6:17). kembali menjadi debu dan tanah, karena dalam Ke-
Jika dilihat dari awal penciptaan, manusia diciptakan jadian 3:19 mengatakan bahwa, “... dengan berpeluh
oleh Allah dengan “menghembuskan nafas hidup”, engkau akan mencari makananmu, sampai engkau
sehingga manusia itu menjadi makhluk hidup. Keja- kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah eng-
dian 2:7 menuliskan bahwa, “ketika itulah TUHAN kau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan
Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan kembali menjadi debu.”
menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; Dalam kitab Injil Sinoptik, sebutan roh lebih
demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hi- banyak disebutkan menujuk pada ‘roh-roh jahat’.
dup.” Penggunaan kata “nafas” dalam Kejadian 2:7 Namun, ada beberapa sebutan ‘roh’ yang menujuk
ialah hm*v*n+ (neshamah, 5397) atau dalam bahasa kepada roh manusia. Dalam kitab Injil Sinoptik kata
Inggris spirit. Spirit artinya roh, jiwa atau arwah dan “pneuma” (Yunani) menujuk kepada roh manusia, ka-
dalam arti yang lebih luas, spirit juga adalah jin, rena dalam Lukas 8:55 mengatakan bahwa, “Maka
hantu, atau makhluk halus (Strong, 1980). kembalilah roh anak itu dan seketika itu juga ia bang-
Akan tetapi, sesuai dengan konteks ayat ini, kit berdiri. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi
arti kata ‘spirit’ lebih merujuk kepada ‘roh manusia’, anak itu makan.” Penggunaan kata “roh” dalam ayat
sebab dipahami bahwa Kejadian 2:7 menjelaskan ini ialah pneuma, yang artinya angin atau nafas. Ja-
tentang keadaan manusia yang memiliki keterbatas- di, dari beberapa uraian di atas dapat dipahami bah-
an, sehingga Allah yang bertindak untuk memberi- wa roh itu dapat memberikan kehidupan bagi manu-
kan kehidupan atau ‘nafas’ kepada manusia sehing- sia. Selain itu, jika dilihat dari kisah dalam Lukas
ga manusia dapat menjadi makhluk yang hidup. 8:55, setelah roh anak itu kembali ke dalam tubuh-
Oleh karena manusia diciptakan oleh Allah nya, ia mengalami perubahan yaitu hidup kembali.
dengan adanya roh atau napas, sehingga dapat dipa- Dalam hal ini Tuhan Yesus menunjukkan bahwa Ia
hami bahwa dalam diri manusia terdapat roh atau berkuasa atas roh-roh orang mati, karena Ia dapat
napas yang memberikan kehidupan dan membuat ma- memanggil roh kembali ke dalam diri manusia.
nusia menjadi makhluk yang hidup. Philips (1972, p. Dalam Perjanjian Lama, larangan untuk ber-
128) menjelaskan: hubungan dengan roh-roh orang mati (arwah) dan

D. Krisnando, E. Objantoro & I P.A. Darmawan, Konsep Teologi Injili Tentang Roh Orang Mati 93
peramal sudah ditegaskan: “Janganlah kamu berpa- rena menemui seorang perempuan pemanggil arwah.
ling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal....” Dalam 1 Samuel 28:8 mengatakan bahwa;
(Imamat 19:31). Dalam Strong (1980), “kata ‘arwah’ Lalu menyamarlah Saul, ia mengenakan pakai-
dalam bahasa Ibrani ialah boa (yôwb, 178) yaitu an lain dan pergilah ia dengan dua orang. Ke-
tika mereka pada waktu malam sampai kepada
yang dikenal dengan roh. Kata ini menunjukkan ke- perempuan itu, berkatalah Saul: "Cobalah eng-
pada roh-roh orang yang sudah mati. Sedangkan kau menenung bagiku dengan perantaraan ar-
‘roh-roh peramal’ dalam bahasa Ibrani ialah yn!u{D+y! wah, dan panggillah supaya muncul kepadaku
orang yang akan kusebut kepadamu."
(yiddeoniy, 3049) atau “wizard” (bahasa Inggris) ar-
tinya penyihir dan kata tersebut berasal dari kata ‫`י^עד‬ Setelah kematian Samuel, Saul mengalami tekanan
(yâda’, 3045) yang berarti mengetahui, mengenal oleh karena bangsa Filistin menyerang bangsa Israel,
atau mengerti. Kata ini menunjukkan kepada orang- “Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka ta-
orang yang berhubungan dengan roh-roh orang mati, kutlah ia dan hatinya sangat gemetar” (1 Sam. 28:5).
untuk meminta petunjuk, kekuatan, dll. Oleh karena keadaan yang membuat ia takut, sehing-
Jadi, pada masa Perjanjian Lama, penggu- ga Saul berusaha mencari seorang peramal atau se-
naan kata ‘roh-roh peramal’ menunjukkan pada se- orang ahli sihir. Tujuannya ialah supaya dapat me-
orang penyihir, karena pada masa itu seorang pe- manggil arwah Samuel yang baru saja mati dan
nyihir diyakini dapat mengetahui atau mengerti ten- mencari petunjuk dari padanya. Akan tetapi, yang
tang peristiwa yang akan terjadi. Musa mengingat- datang kepada Saul bukanlah roh Samuel, melainkan
kan kepada bangsa Israel untuk tidak mencari pe- roh jahat (bdk. 1 Samuel 16:14).
tunjuk atau bertanya kepada roh orang mati melalui
peramal, karena Allah sendiri tidak menginginkan Konsep Teologi Injili Tentang Keadaan Roh
hal tersebut, sehingga diperingatkan dalam Imamat Orang Mati
20:6 bahwa, “Orang yang berpaling kepada arwa
atau kepada roh-roh peramal, ... Aku sendiri akan Konsep Kematian
menentang orang itu dan melenyapkan dia dari te- Kematian merupakan suatu peristiwa yang
ngah-tengah bangsanya.” Jadi, jelas Allah melarang tidak bisa dihindari oleh manusia, karena semua ma-
bangsa Israel untuk percaya atau mencari petunjuk nusia pasti akan mengalaminya. Hal ini juga dikata-
pada roh orang mati, karena orang yang berbuat de- kan oleh Hunt (1987, p. 22) dalam bukunya bahwa,
mikian sama halnya tidak percaya kepada Allah. kematian merupakan sebuah pengalaman yang luar
Paterson (2011, p. 267) mengatakan dalam biasa sulit dihadapi dan tidak dapat dihindarkan. Ke-
bukunya bahwa, “Suatu kebiasaan orang-orang Ka- matian merupakan suatu pengalaman yang sulit di-
naan yang lain yang dilarang di sini, yaitu konsultasi hadapi, karena kematian tidaklah mengenal waktu
dengan orang-orang mati yang dianggap sanggup atau tempat, artinya setiap manusia, kapan, dimana
meramalkan peristiwa-peristiwa pada masa depan.” dan siapa saja pasti akan mengalami kematian. Ke-
Sebagaimana yang diuraikan oleh penulis di atas matian adalah suatu peristiwa yang nyata dan setiap
bahwa para peramal lebih dikenal dengan sebutan manusia tidak mungkin dapat menghindarinya, ka-
penyihir atau ahli sihir, karena pada masa itu diya- rena hidup dan mati adalah keadaan yang nyata yang
kini bahwa penyihir atau ahli sihir bisa mencari ke- harus diterima oleh manusia. Selain itu Plantinga Jr.
kuatan atau bimbingan dari alam gaib (dunia orang (2010, p. 318) menjelaskan bahwa kematian selalu
mati) atau melalui kegiatan kuasa Iblis. merupakan suatu perpisahan. Perpisahan tersebut
Pada masa Perjanjian Lama, Raja Saul me- menurut Plantinga Jr. sering kali menyakitkan, dan
rupakan seorang Raja yang ditentang oleh Allah ka- ditangisi. Dari pendapat Plantinga Jr., tampak jika

94 Volume 3, Nomor 1, Januari 2019


orang yang mati akan berpisah dengan teman, saha- terjadi akibat kejatuhan manusia pertama (Adam),
bat, saudara atau keluarganya. maupun dosa yang dilakukan oleh setiap manusia di
Selain itu, Kantonen (n.d., p. 17) menjelas- dunia, sebab tidak ada satupun manusia yang tidak
kan bahwa dalam Perjanjian Baru, kematian sering- berdosa, kecuali Tuhan Yesus yang telah datang ke
kali digambarkan sebagai hukuman Allah atas ma- dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Iman
nusia sebagai orang berdosa. Kantonen mencontoh- di dalam Kristus, yang akan membawa manusia da-
kan Roma 6:23 yang berkata “…upah dosa itu maut”. lam kemuliaan Sorga bersama Tuhan, meskipun se-
Jiwa atau roh yang ada pada manusia bersifat kekal, cara jasmani manusia tetap mengalami kematian tu-
sehingga kematian yang dialami oleh manusia bu- buh dalam hidup di dunia ini.
kanlah menunjuk pada kematian jiwa atau roh, na-
mun kematian pada tubuh. Enns (2003, p. 261) men- Roh Orang Mati Akan Kembali Kepada Allah
jelaskan bahwa kematian adalah sebuah realitas bagi Alkitab mencatat bahwa roh orang yang su-
setiap manusia (Ibr. 9:27). Enns juga menjelaskan dah mati akan kembali kepada Allah. Di dalam
bahwa saat Alkitab berbicara tentang kematian, ke- Pengkhotbah 12:7 mencatat bahwa, “… roh kembali
matian yang dimaksudkan menunjuk pada kematian kepada Allah yang mengaruniakannya.” Dari ayat
secara fisik dari tubuh, bukan jiwa. Menurut Enns ini, kata “Allah yang mengaruniakannya” dapat di-
tubuh manusia boleh mati, tetapi jiwa, prinsip hidup pahami sebagai ‘anugerah Allah’, karena roh yang
manusia, terus hidup (Mat. 10:28; Luk. 12:4-5). ada pada manusia itu diberikan bukan karena per-
Kematian merupakan bagian dalam hidup mintaan manusia, melainkan inisiatif dari Allah sen-
manusia, ketika organ-organ tubuh manusia sudah ti- diri. Selain itu, penting juga untuk memahami kata
dak dapat berfungsi lagi, yang kemudian tubuh itu “kembali”, karena apa yang telah diberikan oleh
dikuburkan dalam tanah, sedangkan jiwa masuk da- Allah akan kembali kepada-Nya. Sehingga, roh yang
lam alam kekal. Keadaan ini tidak dapat dilepaskan ada pada manusia akan kembali kepada Allah yang
dari kebenaran firman Tuhan yang menyatakan bah- telah mengaruniakannya. Hal itu akan kembali pada
wa kematian sebagai hukuman Allah atas manusia Allah apabila sudah waktunya, yaitu saat manusia
yang berdosa. Roh diciptakan oleh Tuhan sebagai mengalami kematian atau meninggalkan dunia ini.
kesatuan dari tubuh dan jiwa (Kej.2:7), tapi oleh Mengenai hal ini, Scheunemann (1983, p. 7) menga-
maut roh itu telah terpisah dari tubuh, Soedarmo takan dalam bukunya bahwa
(2006, p. 249). Jadi, jelas bahwa kematian akan di- Sekali Allah memanggil, manusia harus berang-
alami oleh manusia, baik orang baik maupun orang kat. Sekali manusia pergi, ia “tidak kembali
lagi” (Ayub. 10:21). Roh manusia secara mut-
jahat, karena semua orang telah berdosa dan kehi-
lak berada dalam tangan dan kuasa Allah. Tak
langan kemuliaan Allah. mungkin ia menunda-nunda waktu atau pun
Dosa manusialah yang menyebabkan manu- berjalan kian-kemari lagi. Kalau Allah me-
sia harus mengalami kematian jasmani. Sebelum ke- manggil, manusia pada detik itu juga harus taat
untuk menghadap Allah, dan tak mungkin kem-
jatuhan Adam dalam dosa, Adam tidak mengalami
bali lagi.
kematian. Tetapi karena dosa Adam yang mencema-
Selain itu, Daud juga mengungkapkan dalam Maz-
ri manusia keturunannya menjadi orang-orang ber-
mur 104:30 bahwa, “... apabila Engkau mengambil
dosa pula. Firman Tuhan menegaskan bahwa “…
roh mereka, mereka mati binasa dan kembali men-
dosa berkuasa dalam alam maut…”; “Sebab upah
jadi debu.” Jadi, dari kedua ungkapan ayat di atas,
dosa ialah maut…”; “Sengat maut ialah dosa…”
dapat dipahami bahwa segala sesuatu yang diberikan
(Thiessen, 2010, p. 520). Dengan demikian sangat je-
oleh Allah kepada manusia akan kembali kepada-
las dalam firman Tuhan bahwa maut/kematian manu-
Nya, sehingga saat manusia mengalami kematian,
sia merupakan akibat dosa manusia, baik dosa yang
rohnya akan kembali kepada Allah yang telah mem-

D. Krisnando, E. Objantoro & I P.A. Darmawan, Konsep Teologi Injili Tentang Roh Orang Mati 95
berikan roh itu kepada manusia seperti yang terjadi akan kembali kepada Allah, sedangkan roh orang
pada awal penciptaannya (bnd. Kej. 2:7). mati yang tidak percaya Kristus akan masuk dalam
Jika roh orang mati kembali kepada Allah penghukuman kekal. Artinya ialah saat manusia
maka menurut Nubantimo (2015, p. 410) tidak boleh mengalami kematian, roh manusia tidak akan kem-
ada penyembahan terhadap roh orang mati. Alasan- bali ke dunia ini karena roh itu akan kembali kepada
nya menurut Nubantimo adalah Alkitab menolak pe- Allah. Selain itu, tubuh manusia juga tidak akan
nyembangan terhadap roh orang mati seperti apa yang kembali seperti pada waktu ia masih hidup, karena
dilakukan beberapa orang Kristen yang mengunjungi pada saat mengalami kematian tubuh manusia akan
makam orang yang dikasihinya pada saat-saat men- kembali menjadi debu dan tanah. Jadi, jelas bahwa
jelang Natal, pergantian tahun, dan juga Paskah. orang yang sudah mati tidak mungkin dapat kem-
bali, bergentayangan (menampakkan diri) dan ber-
Tubuh Orang Mati Kembali Kepada Debu Tanah komunikasi dengan orang-orang yang masih hidup,
Selain roh orang mati kembali kepada Allah, baik keluarga, teman, maupun orang-orang lain.
namun Alkitab mencatat bahwa tubuh orang mati Dalam Perjanjian Lama, kisah tentang Saul
akan kembali kepada debu tanah. Sebagaimana yang yang memanggil arwah Samuel merupakan suatu pe-
di tuliskan dalam Kejadian 2:7 bahwa, “Ketika itu- ristiwa yang menunjukkan bahwa pemanggilan roh-
lah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari de- roh nenek moyang bukanlah sesuatu yang dapat di-
bu tanah….” Ayat ini menjelaskan bagaimana proses benarkan dalam firman Tuhan. Raja Saul sangat ke-
penciptaan manusia, yaitu tubuh manusia itu terben- takutan menghadapi orang-orang Filistin (1 Sam. 28:
tuk dari debu dan tanah. Oleh karena manusia diben- 5), dan dia sangat membutuhkan petunjuk dari Tu-
tuk dari debu dan tanah, sehingga pada akhirnya han, walaupun pada kenyataannya Tuhan tidak men-
nanti tubuh itu akan kembali kepada keadaan semu- jawab ketika dia bertanya kepada Tuhan. Tidak ada
la, yaitu menjadi debu dan tanah. petunjuk Tuhan baik melalui mimpi, Urim atau para
Mengenai hal ini, Enns (2003, p. 462) se- nabi. Itulah yang mendorong Samuel untuk mencari
pendapat bahwa karena tubuh manusia diciptakan petunjuk Tuhan melalui pemanggilan arwah (1 Sam.
dari unsur-unsur debu, maka ketika kematian terjadi 28:13), “… perempuan itu menjawab Saul: “Aku
tubuh manusia pun kembali menjadi debu (Kej. melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi.”
3:19). Hal ini juga diungkapkan dengan jelas dalam Perempuan itu mengaku adanya roh yang ilahi ke-
Pengkhotbah 12:7 bahwa, “Dan debu kembali men- luar dari bumi, yang berkenan menemuinya. Namun
jadi tanah seperti semula….” Jadi, dapat dipahami kebenaran bahwa roh itu berasal dari Allah, tentu
bahwa pada saat manusia mengalami kematian, ke- harus dianalisis lebih teliti dan mendalam.
adan tubuh dan rohnya akan terpisah, karena kema- Praktik pemanggilan arwah tersebut jelas ti-
tian merupakan perpisahan roh dari tubuh, kemudian dak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, karena
perpisahan tersebut tidak lepas dari penderitaan (Ibr. ada beberapa alasan yang mendasar: pertama, masa-
2:9; 5:7) dan pemisahan roh dari tubuh diakibatkan lah inkonsistensi Saul dalam melarang dan mem-
oleh dosa (Rm. 6:23) dan manusia harus menang- praktikkan praktik pemanggilan arwah tersebut. Pa-
gungnya (Scheunemann, 1983, p. 8). Jadi, keadaan da satu pihak, Saul sendiri yang melarang praktik
tubuh manusia pada saat mati akan kembali kepada tersebut dalam hidup umat Israel, Saul menyingkir-
debu dan tanah. kan di Israel para pemanggil arwah dan roh peramal
(1 Sam. 28:3). Tetapi di lain pihak, Saul juga yang
Roh Orang Mati Tidak Bergentayangan mempraktikkan pemanggilan arwah tersebut secara
Seperti yang diungkapkan penulis di bagian diam-diam (1 Sam. 28:7-12). Tindakan Saul tersebut
sebelumnya bahwa, roh orang mati di dalam Tuhan menunjukkan ketidak konsistenannya terhadap ma-

96 Volume 3, Nomor 1, Januari 2019


salah tersebut. Padahal larangan untuk memanggil yang sudah mati tidak bergentayangan diantara orang-
arwah sudah ditegaskan oleh Musa, jauh sebelum orang yang masih hidup di dunia ini, sebab dunia
Saul hidup (Im. 19:31). Itu artinya larangan mem- orang mati dengan dunia orang yang hidup sudah
praktikkan pemanggilan arwah itu yang benar, se- berbeda, yang tidak mungkin dihubungkan lagi. Jika
dangkan tindakan Saul itu salah, karena tidak sesuai seolah-olah orang mati bisa datang kepada orang
dengan firman Tuhan. hidup, maka hal itu patut diragukan kebenarannya,
Meskipun perempuan, pemanggil arwah itu karena tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.
mengatakan kepada Saul bahwa “Ada seorang tua
muncul, berselubung jubah.” (1 Sam. 28:14). Namun Tempat Roh Orang Mati
hal itu sangat diragukan kebenarannya, karena setan, Pada saat manusia mengalami kematian jas-
Iblis juga dapat menyamar sebagai makhluk terang, mani (fisik), rohnya akan berada di salah satu tempat
yang seolah-olah seperti Allah sendiri. Tuhan tidak yaitu sorga atau neraka. Dalam Alkitab, sorga dan
menghendaki umat-Nya melakukan praktik pemang- neraka merupakan tempat roh-roh orang yang sudah
gilan roh, karena orang yang sudah mati tidak bisa mati. Sorga merupakan tempat terakhir bagi manusia
lagi berhubungan dengan orang-orang yang masih yang benar, sedangkan neraka merupakan tempat
hidup. Dalam Perjanjian Lama, konsep tentang ke- terakhir bagi orang yang jahat atau fasik.
terpisahan antara dunia orang mati dengan orang- Kata “sorga” dalam bahasa Ibrani adalah
orang yang masih hidup di dunia juga sudah diajar- ‘Shamayim’ dan dalam bahasa Yunani ‘Ouranos’.
kan dan ditegaskan. Wongso (1993, p. 94) menjelaskan:
Kedua, Tuhan sudah undur dari Saul, ketika Kata “Shamayim”artinya adalah segala udara
Saul memanggil roh orang mati (1 Sam. 28:15). Hal yang mengelilingi bumi (Atmosfir), tempat di-
mana semua unggas dapat beterbangan di uda-
itu menunjukkan bahwa praktik pemanggilan roh
ra… kadang-kadang menunjukkan ruang angka-
orang mati, yang dilakukan oleh Saul itu tidak sesuai sa, udara, planet-planet, awan-awan, secara fi-
dengan kebenaran firman Tuhan. Allah sudah undur sik, ada kalanya berbakti tempat tinggal Allah
dari Saul, karena Saul tidak mau taat kepada firman serta para malaikat-Nya.
Tuhan (1 Sam. 15:26). Artinya bahwa tindakan Saul Dari penjelasan di atas, dapat dimengerti bahwa
itu tidak dalam kehendak Allah. Saul sendiri yang “Shamayim” menunjukkan suatu eksistensi bagi
berinisiatif untuk melakukan pemanggilan roh, un- orang yang sudah mati, yang diperkenan Tuhan. Se-
tuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. cara umum, manusia pada jaman dulu (termasuk pa-
Ketiga, akhir hidup Saul, yang menunjukkan da masa Perjanjian Lama) sampai sekarang mema-
bahwa Saul tidak dalam keadaan hidup dalam kebe- hami sorga sebagai suatu tempat yang ada di atas,
naran firman Tuhan. Saul membunuh dirinya sendiri yang berbeda dengan bumi ini. “Shamayim” dime-
(1 Sam. 31:4). Itu menunjukkan Saul tidak hidup da- ngerti sebagai tempat tinggal Allah yang penuh de-
lam Tuhan. Dia memaksakan kehendaknya untuk ngan kemuliaan Allah. Disitulah tempat orang-orang
mati karena tidak ingin jatuh di tangan musuhnya. mati dalam Tuhan tinggal.
Dengan memperhatikan alasan-alasan di atas, Kata ‘sorga’ dalam bahasa Yunani ialah
dapat dimengerti bahwa praktik pemanggilan roh “ouranos”, yang dimengerti suatu tempat tersendiri
tersebut bukanlah praktik yang benar di hadapan yang berbeda dengan bumi, tempat di langit (atau
Tuhan. Roh Samuel yang diakui oleh perempuan pe- bahkan melebihi langit), yang tidak dapat dijangkau
manggil arwah tersebut bukanlah roh nabi Samuel, manusia, tempat atmosfir di luar angkasa, tempat
karena roh orang mati tidak bisa hidup lagi, atau de- yang ilahi, tempat tinggal orang-orang percaya, dan
ngan kata lain roh orang mati tidak bisa berhubung- tempat dimana Allah hadir (Gingrich dan Danker,
an dengan orang yang hidup di dunia ini. Roh orang 1979, p. 593). Pada prinsipnya pengertian “shama-

D. Krisnando, E. Objantoro & I P.A. Darmawan, Konsep Teologi Injili Tentang Roh Orang Mati 97
yim” dan “ouranos” sama yaitu menunjukkan suatu ya Kristus. Sorga terpisah dari neraka, orang yang di
tempat yang berbeda dengan bumi, yang jauh di la- neraka tidak bisa pindah ke sorga, sebaliknya orang
ngit – yang tidak mungkin dijangkau oleh manusia, yang di sorga tidak bisa pindah ke neraka. Kebera-
yang tidak dibatasi ruang dan waktu, suatu tempat daan masing-masing sudah ditetapkan Allah, dan ti-
dimana orang-orang yang percaya dan setia kepada dak ada yang bisa mengubahnya. Orang-orang yang
Allah tinggal, sesudah mati. Sorga merupakan eksis- sudah ditetapkan Allah di sorga, akan berada di sor-
tensi tersendiri bagi orang-orang yang mati di dalam ga kekal selamanya bersama dengan Allah. Demi-
Tuhan, tempat kediaman Allah dan penuh dengan kian pula, orang yang ditetapkan di neraka, kekal se-
kemuliaan-Nya. lama-lamanya dihukum dalam nyala api yang tak
Dalam bahasa asli Alkitab (Bahasa Ibrani), terpadamkan.
”neraka” selalu sama artinya dengan musnah, bina-
sa, “destruction” dan kematian (Wongso, 1993, p. KESIMPULAN
97). Neraka tidak dapat disamakan dengan “sheol” Dari analisis dan pembahasan di atas sangat-
dan “hades”, karena neraka merupakan tempat lah jelas bahwa teologi Kristen Alkitabiah meyakini
penghukuman kekal. Ada beberapa istilah lain yang kematian merupakan akibat dari dosa manusia. Se-
digunakan Alkitab untuk menjelaskan tentang ‘ne- mua manusia sudah tercemarkan oleh dosa manusia
raka’, yaitu dalam Matius 3:12 mencatat bahwa, “... pertama, dan juga dosa yang dilakukan dalam kehi-
tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api dupan ini. Dosa itu menyebabkan manusia cemar di
yang tidak pernah terpadamkan.” Demikian juga da- hadapan Allah. Kemuliaan Allah yang ada dalam
lam Wahyu 21:8, “… mereka akan mendapatkan diri manusia ketika Allah menciptakan manusia pada
bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala awalnya, telah hilang akibat dosa. Allah menegaskan
oleh api dan belerang ….” Jadi, neraka merupakan bahwa upah dosa itu maut, dan karena semua ma-
suatu tempat penghukuman kekal, dan penggunaan nusia adalah berdosa, maka semua manusia pasti
kata neraka sering menjelaskan tentang hukuman ba- mengalami kematian jasmani. Kematian dalam hi-
gi orang yang tidak benar atau tidak percaya kepada dup manusia adalah kematian jasmani, dimana tubuh
Tuhan Yesus. manusia kembali kepada debu dan tanah. Jiwa atau
Selain itu, neraka juga merupakan suatu roh manusia tidak mengalami kematian, sebab jiwa
tempat orang-orang yang terpisah dari hadirat Allah dan roh itu sifatnya kekal. Kematian manusia me-
(Mat. 7:23, Luk. 13:27 dan 2 Tes. 1:9). Sorga dan nyebabkan jiwa/roh itu masuk dalam dimensi yang
neraka merupakan kehidupan di akhirat yang dise- lain, yaitu sorga atau neraka.
diakan Tuhan untuk seluruh orang yang sudah mati Bagi orang yang percaya kepada Kristus da-
(Brill, 2015, p. 460). Orang-orang yang mati akan lam hidupnya, maka ketika orang itu mati, jiwa/roh-
dipisahkan antara yang tinggal di sorga dan neraka. nya akan masuk dalam sorga, suatu tempat yang te-
Allah menyediakan sorga khusus bagi orang-orang lah disediakan Allah yang begitu mulia, karena
mati yang di masa hidupnya percaya dan menyem- Allah ada bersamanya. Sebaliknya, bagi manusia
bah Kristus. Sebaliknya, neraka disediakan khusus yang tidak percaya Kristus ketika ia hidup, maka
bagi orang-orang mati, yang di masa hidupnya tidak jiwa/rohnya akan masuk di neraka, tempat Penghu-
mau percaya kepada Kristus. kuman yang tidak pernah berakhir. Ketika seseorang
Sorga dan neraka merupakan tempat yang mati, maka rohnya sudah ada dalam dimensi yang
disediakan bagi orang-orang yang sudah mati. Sorga lain itu, apakah di sorga atau neraka. Jadi jiwa/roh-
merupakan tempat tinggal orang-orang mati yang nya tidak mungkin berhubungan dengan orang yang
percaya kepada Kristus, sedangkan neraka merupa- masih hidup. Sebab jiwa/roh orang yang sudah mati
kan tempat bagi orang-orang mati, yang tidak perca- dengan jiwa/roh orang yang masih hidup tidak bisa

98 Volume 3, Nomor 1, Januari 2019


saling berhubungan. Sebab itu, praktik pemanggilan kan bahwa orang yang sudah mati, jiwa/rohnya akan
roh orang yang sudah mati, yang biasa dilakukan ke sorga atau ke neraka, dan tidak bisa berhubungan
oleh dukun, dalam budaya tertentu tidak sesuai dengan orang yang hidup.
dengan kebenaran firman Tuhan. Alkitab menegas-

DAFTAR RUJUKAN
Brill, J. W. 2015. Dasar Yang Teguh. Bandung: Ka- Phillips, Mc C. 1972. Dunia Roh. Bandung: Kalam
lam Hidup. Hidup.
Dyrness, W. 2013. Tema-tema dalam Teologi Per- Plantinga Jr, C. 2010. Jaminan Iman: Devosi Pem-
janjian Lama. Malang: Gandum Mas. bangunan Iman. Surabaya: Momentum.
Ebenhaizer I. Nuban Timo, 2015. Allah Menahan Salam, Rahayu. 2017. “Ma’ Badong Ritual in Tana
Diri Tetapi Pantang Berdiam Diri. Jakarta: Toraja.”
BPK Gunung Mulia, 2015. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsul
Enns, P. 2003. The Moody Handbook Of Theology. sel/ritual-mabadong-di-tana-toraja/
Malang: SAAT. Scheunemann, V. 1983. Dunia Orang Mati. Malang:
Gingrich, F. Wilbur & Danker, Frederick W. A Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indo-
Greek-English Lexicon of the New nesia.
Testament. Chicago: The University of Chi- Soedarmo, R. 2006. Ikhtisar Dogmatika. Jakarta:
cago Press, 1979. Gunung Mulia.
Hoekema, A. A. 2003. Manusia: Ciptaan Menurut Strong, J. 1980. Strong’s Exhaustive Concordance
Gambar Allah. Surabaya: Momentum. Complete And Unabridged. United States of
Hunt, Gladys. 1987. Pandangan Kristen Tentang America: Baker Book House.
Kematian. Jakarta: Gunung Mulia. Tago’a, J. & Enoh, I K. 2010. “Tinjauan Teologis
Kantonen, T. A. n.d. Apakah Yang Terjadi Sesudah Terhadap Budaya Pemanggilan Arwah
Mati? Bandung: Literatur Baptis. Orang Mati Pada Suku Pamona.” Jurnal
Kruyt, A. C. 2008. Keluar Dari Agama Suku Masuk Jaffray, 8 (2): 23-34. http://dx.doi.org/
Ke Agama Kristen. Jakarta: Gunung Mulia. 10.25278/jj71.v8i2.44
Lakburlawal, G. S. 2017. “Ma’badong: Pemahaman Thiessen, H. C. 2010. Teologi Sistematika. Malang:
Gereja Toraja Jemaat Lean terhadap Ma’ba- Gandum Mas.
dong.” Skripsi, Program Studi Teologi Walangare, T. 2016. “Kajian Teologi Roh Orang
FTEO-UKSW. http://repository.uksw.edu/ Sesudah Mati Dimasa Antara (intermediate
handle/123456789/13396 state) Dalam PAK”, Jurnal Educatio Christi,
Paterson, R. M. 2011. Tafsiran Alkitab: Kitab Ima- XXI (24): 65-76.
mat. Jakarta: Gunung Mulia. Wongso, P. 1993. Dasar Iman Kepercayaan Kristen.
Malang: Literatur SAAT.

D. Krisnando, E. Objantoro & I P.A. Darmawan, Konsep Teologi Injili Tentang Roh Orang Mati 99

Anda mungkin juga menyukai