Anda di halaman 1dari 4

BAB II

APOLOGET TERHADAP KASUS KEMATIAN TIDAK WAJAR

Kematian wajar maupun tidak wajar itu ada dalam kehendak Tuhan

Manusia adalah makhluk yang fana sebab manusia hanya diciptakan dari debu tanah

(bdk. Kej 2:7). Hidup manusia tidak kekal, manusia pasti mengalami kematian. Kematian telah

menjadi kodrat manusia yang tidak dapat dihindari lagi. Kemana saja manusia melangkah dan di

mana saja manusia berada, manusia tidak dapat melepaskan diri dari kematian.1Kematian

merupakan misteri terdalam dari kehidupan manusia, karena tidak seorang pun tahu dengan pasti

kapan ia akan mati. Bahkan, banyak orang yang masih bertanya tentang apa itu kematian. Setiap

orang tentu mempunyai pemikiran dan cara pandang yang berbeda-beda tentang kematian.

Kematian manusia membuat hidup dan karya nampak sia-sia. Tetapi, orang beriman yang

menyerahkan hidup dan mati kepada Kristus, memandang kematian sebagai sesuatu yang

menguntungkan (bdk. Fil 1:21). Manusia yang mati akan dikubur dan tubuhnya akan kembali

menjadi tanah. Meskipun tubuh akan hancur dan menyatu dengan tanah, namun jiwa manusia

akan kembali kepada Allah,sebab manusia berasal dari Allah.2

Pandangan umum Pandangan umum tentang kematian yang sering didengar, yaitu

kematian merupakan akhir dari kehidupan manusia di dunia ini. Kematian manusia akan terjadi

seiring semakin tuanya usia dan berjalan secara alami sebagaimana makhluk hidup pada

umumnya. Kematian dianggap sebagai sesuatu yang wajar apabila orang meninggal dalam usia

1
Jurnal Sepakat Vol. 3, No. 1, Desember 2016
2
Aloysius Budi Purnomo, Yang Berasal dari Allah akan Kembali kepada Allah, Yogyakarta: Kanisius, 2001, hlm. 7.
yang sudah cukup tua dan cukup banyak anak.3 Ketika kematian tiba, tidak ada satu pun kuasa di

atas bumi ini yang mampu menolaknya.4

Manusia akan mengalami kematian seperti makhluk hidup lainnya yang diciptakan Allah.

Manusia yang berasal dari debu akan kembali menjadi debu, kematian akan tiba dan pasti akan

tiba.Maka, semua manusia harus sudah siap untuk meninggal pada hari ini, sekarang juga, pada

detik ini.5 Kematian adalah pengalaman pasti manusia yang terjadi pada siapa pun, dalam usia

berapa pun, di waktu kapan pun dan tempat apa pun, serta terjadi melalui berbagai cara. Ada cara

yang dianggap wajar seperti karena sakit dan usia tua, kecelakaan dan karena bencana alam,

sedangkan yang tidak wajar seperti mati dibunuh atau bunuh diri. Kematian melalui cara apa pun

itu adalah kejadian alamiah, sesuai hukum alam atau dalam bahasa agama disebut sebagai

kehendak atau hukum Allah, si Pemberi dan Pengambil hidup.

Kematian dengan cara apa pun akan dianggap wajar jika jenazah yang meninggal ada dan

dimakamkan secara yang lazim. Yang tidak wajar adalah ketika seseorang dinyatakan meninggal

atau mati tetapi jenazahnya tidak ada karena tidak ditemukan sebagaimana mereka yang tidak

ditemukan dalam kecelakaan kapal laut dan pesawat tersebut di atas. Tidak ada jenazah berarti

tidak ada upacara atau ibadah duka atau pelepasan dan penguburan, dan karena itu tidak ada

makam atau kuburannya.  Orang yang percaya kepada Tuhan sebagai pemberi dan pengambil

hidup menyadari dan menerima bahwa kematian adalah kehendak Tuhan. Bahwa orang yang

meninggal akan mengalami hidup baru atau diterima di dalam alam rohani atau surgawi sesuai

dengan iman atau kepercayaan kepada Tuhan. Jadi bagaimana pun seseorang mengalami

3
Peter C. Phan, 101 Tanya Jawab Tentang Kematian dan Kehidupan Kekal, Yogyakarta: Kanisius, 2005, hlm. 79.
4
Norman J. Muckerman, CSSR, Menyingkap Keajaiban Rahasia di Balik Kehidupan Kematian Akhirat, Jakarta:
Fidei, 2005, hlm. 8.
5
Alfonsus Maria de Ligouri, Kematan itu Indah, Jakarta: Obor, 2004, hlm. 27.
kematian baik itu kematian yang wajar seperti sakit dan lain, lain atau kematian yang tidak wajar

seperti kecelakan pesawat terbang, terlindas truk, atau bunuh diri itu adalah kehendak Tuhan.

Orang yang mati tidak wajar tidak gentayangan

Berhadapan dengan kematian setiap orang hanya bisa menerima karena merupakan

kehendak Allah. Pada umumnya banyak orang mengatakan bahwa orang-orang yang meninggal

karena kecelakaan atau bunuh diri maka arwah dari korban kecelakaan ini dapat dijumpai di

tempat terjadinya kecelakaan tersebut. Menurut pemahaman dari beberapa kepercayaan,

meninggal karena kecelakaan maka dapat dikatakan sebagai arwah gentayangan. Hal ini

disebabkan karena kematian mereka bukanlah sebuah kematian yang disebabkan karena sakit

dan telah memiliki persiapan sebelumnya. Tetapi kematian yang mereka alami merupakan

sebuah kematian yang terjadi secara mendadak dan belum tentu dapat dengan mudah untuk

diikhlaskan kepergiannya. Ada juga yang berpendapat bahwa ketika seseorang mengalami

kecelakaan maka arwahnya masih gentayangan karena arwah tersebut masih mencari tempat di

mana jasadnya diletakan. Anggapan ini merupakan suatu faktor yang mendorong pemikiran

mereka bahwa arwah korban kecelakaan tersebut masih gentayangan dan terkadang masih dapat

dijumpai di tempat kejadian tersebut.

Lalu bagaimana pandangan orang Kristen mengenai apakah kematian yang tidak wajar

tidak gentayangan, di dalam kitab Ayub 7:9-10, dari sini Harus ditegaskan bahwa tidak ada

satupun kesaksian Alkitab tentang munculnya roh orang yang sudah mati di antara orang-orang

hidup. Roh-roh orang yang sudah mati tidak dapat begitu saja dengan sendirinya ada di dunia

orang hidup. Bahkan Alkitab sendiri sudah mengatakan bahwa orang yang mati secara wajar atau

tidak wajar tidak akan gentayanagan, kalau memang ada itu bukan seseorang yang mati

melainkan iblis yang menyamar menjadi orang mengalami kematian tersebut. Jika demikian,
siapa gerangan yang muncul di dalam kamar, di ruang keluarga, di lorong, di jalan, di sana dan di

sini, padahal orang itu sudah mati? Wajahnya, rambutnya, postur tubuhnya persis sama seperti

dia. Kalau roh orang mati sedang tidur menanti kedatangan Tuhan Yesus dan penghakiman-Nya,

mengapa ia bisa terlihat ada di antara manusia di dunia orang hidup? Walaupun banyak

pandangan memiliki kupercayaan bahwa orang yang mati tidak wajar arwahnya gentayangang,

akan dalam kekristenan itu tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai