Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................1

BAB I...............................................................................................................................................2

PENDAHULUAN...........................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

LATAR BELAKANG......................................................................................................................3

Kota Efesus..............................................................................................................................3

Surat Efesus.............................................................................................................................4

Sejarah Pelayanan Paulus........................................................................................................6

BAB III............................................................................................................................................7

KERUKUNAN DI DALAM KELUARGA (EFESUS 6:1-4).........................................................7

KESIMPULAN..............................................................................................................................14

APLIKASI.....................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................15

STT Berea | 1
BAB I
PENDAHULUAN
Paulus adalah rasul yang besar. Ia menulis 13 surat dan mendirikan banyak gereja di

Propinsi Asia Kecil, Akhaya dan Makedonia. Beberapa tokoh dalam Perjanjian baru adalah

orang-orang yang bertobat di bawah pelayanan, seperti Timotius, Titus, dan Filemon. Maka

penulis akan meneliti seberapa besar pelayanan Paulus di dalam Efesus 6:1-4. Oleh sebab itu

penulis akan mencoba menemukan maksud mula-mula yang terdapat dibagian ini, adapun yang

akan penulis melihat di dalam pelayanan Paulus Efesus 6:1-4 ini adalah mengenai latar belakang

yang meliputi kota Efesus, Surat Efesus, sejarah pelayanan Paulus. Maka penulis membuat

sebuah judul paper ini adalah Kerukunan Dalam Keluarga, Apa saja yang dilakukan agar

keluarga tetap rukun? Bagaiman keteladan hidup yang diberikan oleh orang tua? Dan penulis

akan menarik sebuah kesimpulan serta memberikan aplikasi.

Dari pertanyaan diatas, maka penulis akan mencoba untuk membahasnya sesuai dengan

pertanyaan yang telah diutarakan serta menjadi pokok acuan dalam penambahan wawasan

khususnya di dalam Kitab Efesus 6:1-4.

STT Berea | 2
BAB II
LATAR BELAKANG
Kota Efesus
Kota Efesus itu terletak pada pesisir barat Asia Kecil pada tanah yang subur dekat muara

Sungai Cayster.1 Kota Efesus adalah kota yang terbesar yang dikenal oleh Paulus merupakan

sebuah kota yang gemerlapan yang penuh dengan kekayaan, kemasyhuran, kekuasaan dan

memiliki dosa yang sangat menonjol di dalam kota Efesus. Di mana dosa itu adalah berhubungan

dengan Kuil Artemis yang juga dikenal sebagai Kuil Diana. Dan tentu ketika Paulus tiba di

Efesus pada tahun 52-55, Paulus melihat kuil itu dan juga masyarakat mengerumuni kota itu.

Bangunan yang kokoh dan jajaran tiang-tiang marmernya yang nerupakan salah satu dari Tujuh

Keajaiban Dunia tidak dapat diabaikan , seperti Menara Eiffel. Setelah Paulus mengunjungi kota

ini, maka Paulus merasa sangat puas, sehingga Paulus menuliskan “saya telah melihat tembok-

tembok dan taman gantung dari Babilon kuno, patung Olympiade Jove, Collosus dari Rhodes,

patung pyramid yang tinggi dan kuburan kuno Mausolus. Tetapi ketika Paulus melihat Kuil

Efesus yang tinggi rasa-rasanya tidak ada yang dapat menandingi”2

Sejarah Kota Efesus ditandai dengan misteri dan legenda-legenda yang hampir tidak

masuk akal. Orang mengatakan pertama didirikan tiga ribu tahun sM dan kota itu dinamai

menurut nama seorang ratu Amazon yang bengis. Menurut legenda suku bangsa Amazon berasal

dari suatu suku bangsa wanita yang suka berperang yang menawan serta memperbudak pria.

Bangsa Amazon sangat hebat tekadnya sehingga dapat dikatakan bahwa orang-orang ini

membakar payudara yang sebelah kanan agar memungkinkan dapat menarik tali busur lebih jauh

dan menembakkan anak panah secara lebih mudah. Kota Efesus berkembang menjadi besar dan

1
Jerry Autrey, Surat Kiriman Penjara, (Malang: Gandum Mas, 1988), 67.
2

Charles Ludwing, Kota-Kota Pada Zaman Perjanjian Baru, (Bandung: Kalam Hidup, 1976), 71.

STT Berea | 3
juga mempunyai rasa kebanggaan yang besar. Kira-kira tahun190 sM bangsa Romawi

mengalahkan Antiokhus Agung, orang-orang Romawi memaksa supaya dapat memberikan

Efesus kepada orang-orang ini agar dapat diberikan kepada Eumenes II raja Pergamos.

Kemudian pada tahun 133 sM bangsa Romawi mengambil alih kota tersebut dan menjadikan ibu

kota untuk provinsi Asia. Pada tahun 29, Efesus mengalami kerusakan berat dikarenakan oleh

gempa bumi. Dengan murah hati Kaisar Tiberius segera memperbaiki kerusakan kuil dengan

menggunakan keuangan sendiri untuk membayar ongkos. Maka sejarah mengatakan bahwa kota

Efesus memenangkan gelar semasa pemerintahan empat kaisar. Dengan demikian kemasyhuran

kota Efesus semakin bertambah. 3

Surat Efesus

Surat Efesus, Kolose dan Filipi dan Filemon semuanya ditulis oleh Rasul Paulus pada

musim semi atau musim panas sekitar tahun 61-63 dari rumah sewa yang menjadi rumah tahanan

atau penjara di Roma.4 Karena Paulus merasa perlu untuk menuliskan kepada Filemon dan

mengirim sebuah surat ke Asia maka terbukalah rahasia kesempatan untuk menuliskan surat-

surat lainnya. Surat Efesus adalah sebagai surat edaran umum yang harus diedarkan sampai ke

jemaat di Efesus, dan Kolose yang merupakan suatu komunikasi langsung dengan jemaat di

Kolose ditulis sekitar tahun 60 atau 61. Pembawa surat-surat tersebut adalah Tikhikus yang

disertai oleh Onesimus (Ef. 6:21; Kol. 4:7-9), yang mendampingi Paulus pada waktu menulis

adalah Aristarkhus, yang pernah menjadi salah seorang utusan ke Yerusalem (KPR. 20:4),

Epafra,seorang Asia, “tabib Lukas yang kekasih,” dan Demas. Pada waktu itu Markus telah

bergabung kembali dengan Paulus dan rupanya tengah merencanakan suatu perjalanan ke Asia

(Kol. 4:10), karena Paulus memujikan dia kepada umat di Kolose. Sedang Yesus Yustunus,

3
Ibid., 73-77.
4

Jerry Autrey, 69.

STT Berea | 4
seorang rekan sekerja yang berbangsa Yahudi rupanya belum dikenal di sana. Bahwa nama-nama

yang disebutkan di dalam Kolose dan Filemon menunjukan kedua surat ini ditulis pada waktu

bersamaan. 5

Surat ini ditulis bukan untuk membenarkan jemaat Efesus dalam ajaran atau tingkah laku

surat Efesus melainkan untuk membangun jemaat Efesus di dalam iman supaya lebih berkenan

kepada Kristus dan dapat melawan bidat Gnostik dengan lebih baik yang waktu itu telah muncul

di jemaat Kolose dan jemaat-jemaat yang lain. Oleh sebab itu Paulus menuliskan surat ini karena

melihat kesempatan untuk mengirim surat kepada orang-orang bertobat yang dikasihinya di

Efesus, yang tidak dilihatnya selama 5 tahun. Maka dari itulah Paulus mengutus Tikhikus dari

Roma ke Kolose dengan sepucuk surat peringatan kepada jemaat di Kolose, dan karena Tikhikus

melalui Efesus dalam perjalanannya menuju Kolose, maka Paulus sekaligus mengedarkan surat

kepada jemaat Efesus dengan perantaraan yang membawa surat adalah Tikhius.6

Efesus ditulis ketika banyak gereja didirikan dan setelah Paulus mempunyai kesempatan

untuk merenungkan hakikat dari organisasi baru atau komunitas baru. Paulus bermaksud untuk

memberitahukan kepada bangsa-bangsa lain akan panggilan yang baru bagi mereka dan

mengatakan bahwa adanya kesatuan tubuh Kristus di mana tidak ada orang Yahudi atau Yunani,

majikan atau budak tidak ada lagi perbedaan semuanya satu di dalam Kristus, karena adanya

Predestinasi (keselamatan di dalam Kristus). 7

Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 1995), 393-394.
6

Jerry Autrey, 71.


7

Tenney, 394.

STT Berea | 5
Sejarah Pelayanan Paulus

Dalam perjalanan misi keduanya, Paulus mengunjungi Efesus lalu meninggalkan Akwila

dan Priskila di sana (KPR. 18:19-21). Paulus kembali ke Efesus dua tahun kemudian dan

melayani selama tiga tahun,menjangkau seluruh provinsi Asia dengan Injil (KPR 19). Beberapa

tahun kemudian ketika Paulus menjadi tawanan di Roma (Ef. 3:1; 4:1; 6:20), Paulus menulis

surat kepada jemaat di Efesus. Suatu tema utam kitab Efesus adalah Tuhan bekerja di dunia ini,

melalui gereja-Nya,untuk mempersatukan segala sesuatu (Ef. 1:1). Dalam tiga pasal pertama,

Paulus menjelaskan bahwa segala sesuatu dapat dipersatukan oleh karya penebusan (Ef. 1),

kebangkitan (Ef. 2:1-10), dan pendamaian (Ef. 2:11-3:21). Di pasal 4-6, Paulus menyatakan

tanggungjawab orang-orang percaya sehubungan dengan Tuhan yang agung. Efesus adalah

sebuah kota yang penting dan berbangga diri sebagai pelindung kuil Diana, salah satu dari tujuh

keajaiban dunia purba. Di mana kota yang didedikasikan untuk penyembahan berhala yang

menjelaskan mengapa dalam surat Paulus banyak berbicara tentang mengalahkan Iblis (Ef. 6:10-

20). Kitab Efesus juga menunjukkan keseimbangan dalam kehidupan kristiani, yaitu antara

doktrin dan penerapan, keaulatan Tuhan dan tanggungjawab manusia.8

Warren W. Wiersbe, Hidup Bersama Firman Pasal Demi Pasal Seruh Alkitab Roma-Wahyu, (Yogyakarta: Yayasan
Gloria, 2011), 61.

STT Berea | 6
BAB III

KERUKUNAN DI DALAM KELUARGA (EFESUS 6:1-4)

I. Penegasan Paulus tentang kerukunan di dalam Keluarga (ay. 1-3)

Efesus pasal yang ke enam merupakan lanjutan dari pasal sebelumnya yaitu di pasal yang

ke 5.

“Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian

(Eph 6:1 ITB).”

Pada ayat yang pertama Paulus memberikan pengakuan bahwa anak-anak harus menaati

orang tua karena orang tualah yang bertanggung jawab membesarkan anak. Maka dari itu selaku

anak harus taat terhadap orang tua sebagimana seharusnya anak memperlakukan orang tua,

supaya mampu menciptakan suasana damai sejahtera dan keharmonisan di dalam rumah tangga.

Kesadaran Paulus, akan Allah yang menolong, membuat Paulus dan anak-anak agar harus

memiliki sikap hati yang taat terhadap orang tua.

Maksud dari kata “taat” yaitu “senantiasa tunduk atau patuh.” Terjemahan BGT

mengatakan Τὰ τέκνα, ὑπακούετε τοῖς γονεῦσιν ὑμῶν [ἐν κυρίῳ]· τοῦτο γάρ ἐστιν δίκαιον. Kata

“ὑπακούετε” hupakouete (verb imperative present active 2nd person plural dari kata dasar

ὑπακούω hupakouo)9 yang berarti kamu sekalian sedang mendengarkan (all of you are

listening). NIV “obey your parents in the Lord” yang artinya “patuhi orang tuamu di dalam

Tuhan”. Paulus menegaskan bahwa anak-anak harus berbuat demikian sebab itulah yang patut

untuk dilakukan terhadap orang tua. Paulus juga mengatakan bahwa ini suatu perintah yang

mengikat sebab berasal dari Tuhan, anak-anak tidak disuruh supaya lebih mencintai orang tua

9
Friberg, Timothy, Barbara Friberg, and Neva F. Miller. Analytical Lexicon to the Greek New Testament.
Grand Rapids: Baker, 2000. BibleWorks, v.9.  

STT Berea | 7
daripada Tuhan namun harus mencintai orang tua di dalam Tuhan, karena kasih kepada orang tua

telah mempertinggi kasih seseorang kepada Allah.10 Jadi, maksud dari ayat ini adalah anak-anak

diwajibkan untuk patuh kepada orang tua sebab itu telah menjadi hukum yang telah Tuhan

tetapkan. Ketika hukum ini dilaksanakan oleh anak-anak maka akan terciptalah kerukunan atau

damai sejahtera di dalam sebuah keluarga. Dan juga anak-anak juga telah melakukan hukum

Tuhan dan mengasihi Tuhan melalui patuh kepada orang tua.

1. Anak-anak harus taat terhadap orang Tua (ay.1)

Paulus menegaskan dengan sungguh-sungguh bahwa dasar dari kerukunan di dalam

sebuah keluarga ialah ketaatan anak-anak kepada orang tua. Jika anak berjanji untuk taat kepada

orang tua yang saleh maka anak-anakpun menjadi saleh sama seperti para orang tua anak. Orang

tua mengajar dalam hal yang baik maka yang harus anak lakukan adalah menaati orang tua. Hal

yang utama yang ada di dalam anak adalah menaati orang tua yaitu melakukan hal-hal yang

berkaitan dengan Tuhan.11

2. Hormat terhadap orang tua bukan hanya sekedar perintah melainkan bagian dari

janji Allah (ay.2)

“Hormatilah ayahmu dan ibumu ini adalah suatu perintah yang penting, seperti

yang nyata dari janji ini: (Eph 6:2 ITB)”.

Maksud dari kata “Hormat” yaitu menghargai sepatutnya anak kepada orang tua atau

perbuatan yang menandakan rasa sopan kepada orang tua. Terjemahan BGT mengatakan τίμα

τὸν πατέρα σου καὶ τὴν μητέρα, ἥτις ἐστὶν ἐντολὴ πρώτη ἐν ἐπαγγελίᾳ. Kata “Τίμα” tima (verb

imperative present active 2nd person singular dari kata dasar τιμάω timao)12 yang artinya engkau

sedang menghargai (you are appreciating). NIV “Honor your father and mother” yang artinya
10
Kenneth D. Barney, Surat Efesus, (Malang: Gandum Mas, 1981), 99.
11

Matthew Henry, Surat Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1&2 Tesalonika, 1&2 Timotius, Titus, Filemon, (Surabaya:
Momentum, 2015), 232.

STT Berea | 8
hormatilah ayah dan ibumu”. Jadi, maksud ayat ini sangat berhubungan erat dengan ayat pertama

di mana sikap anak harus patuh serta menghargai orang tua karena orang tua yang mampu

membesarkan anak dari kecil sampai dewasa. Anak-anak diharuskan untuk menghargai orang tua

karena Allah telah memberikan mandat kepada orang tua untuk membesarkan dan mendidik

anak, jadi seharusnya anak mengasihi Tuhan maka juga dapat mengasihi orang tua dengan

memiliki rasa patuh dan menghargai orang tua yang telah Tuhan percayakan menjadi orang tua.

Dalam pelayanan Paulus ayat ini menegaskan kepada anak yang ada di Efesus bahwa harus

melakukan perintah Tuhan yang telah tercatatkan di dalam Alkitab dengan menghormati orang

tua (ayah dan ibu). Kalimat ini Paulus mengutip dari Kitab Perjanjian Lama (Kel. 20:12

“hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu

kepadamu”). Kalimat ini adalah sebuah perintah yang telah ditetapkan Tuhan melalui Musa abdi

Allah kepada bangsa Israel.

3. Supaya kamu menerima kebahagiaan yang sejati (ay.3)

“Supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. (Eph 6:3 ITB)”

Maksud dari kata “berbahagia” yaitu “menikmati kebahagiaan”. Terjemahan BGT

mengatakan ἵνα εὖ σοι γένηται καὶ ἔσῃ μακροχρόνιος ἐπὶ τῆς γῆς. Kata “εὖ” eu (adverb)13 yang

artinya berbahagia (be happy). NIV menerjemahkan dengan kata “so that it may go well with

you yang artinya “agar itu berjalan baik bagi Anda”. Ayat ini adalah sebuah janji atau dampak

ketika melaksanakan ayat pertama dan kedua, Tuhan berjanji kepada anak-anak apabila hendak

patuh dan menghargai orang tua maka akan merasakan atau menikmati tersendiri dalam

kehidupan sesorang. Kebahagiaan yang dimaksudkan tidak berpura-pura namun, bahagia

12
Newman, Jr., Barclay M. A Concise Greek-English Dictionary of the New Testament. Stuttgart: Deutsche
Bibelgesellschaft, 1993. BibleWorks, v.9.  

13
Friberg, Timothy, Bible Works, v. 9.

STT Berea | 9
terpancar dari hati sehingga hidup selalu sukacita dan rukun dan tidak mengalami kesedihan

sebab itulah janji yang diberikan kepada anak-anak yang mendengarkan dan menghargai orang

tua.

STT Berea | 10
II. Pelayanan Paulus tentang keteladan hidup yang diberikan oleh orang tua (ay.4)

“Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu,

tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Eph 6:4 ITB)”.

Dalam ayat ini juga Paulus menegaskan kepada orang tua harus menjadi teladan yang

kepada anak-anak, sebab tanggungjawab orang tua yang kudus, tidak saja hanya untuk

membesarkan anak-anak namun mengajar anak kepada jalan-jalan kebenaran. Terlalu banyak

orang tua yang ingin melepaskan diri dari anak-anak dan tidak peduli kemana anak akan pergi,

asal saja anak-anak itu tidak mengganggu para orang tua. Sedangkan orang tua itu mendidik dan

mengarahkan anak serta memberikan teladan hidup yang baik oleh orang tua terhadap anak,

sehingga anak-anak tersebut berjalan dalam kebenaran.

1. Orang tua menegur anak-anak dengan kasih bukan dengan amarah (ay.4a)

“Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-

anakmu” ((Eph 6:4a ITB)”.

Maksud dari kata “amarah” yaitu “mengeluarkan kata-kata menunjukan rasa marah.”

Terjemahan BGT Καὶ οἱ πατέρες, μὴ παροργίζετε τὰ τέκνα ὑμῶν ἀλλὰ ἐκτρέφετε αὐτὰ ἐν

παιδείᾳ καὶ νουθεσίᾳ κυρίου. Kata “παροργίζετε” parorgizete (verb imperative present active 2nd

person plural dari kata dasar παροργίζω parorgizo)14 yang artinya “kamu sekalian sedang

marah” (you're all angry). NIV menerjemahkan dengan kata “Fathers, do not exasperate your

children” artinya Ayah, jangan jengkelkan anak-anakmu. Maksud dari bagian ini adalah Paulus

menasehati para ayah supaya tidak membangkitkan marah terhadap anak, tetapi tidak juga para

orang tua memanjakan anak-anak namun orang tua berhak untuk mendisplinkan anak hanya saja

14
Louw, Johannes E., and Eugene A. Nida. Greek-English Lexicon of the New Testament: Based on
Semantic Domains. 2nd ed. New York: United Bible Societies, 1989. BibleWorks, v.9.  

STT Berea | 11
mendisplinkan sesuai dengan kebenaran, orang tua mendisplinkan anak dengan memiliki tujan

supaya anak tersebut tidak terlibat dalam pelanggaran dikemudian hari. Artinya para orang tua

khususnya para bapa mendisplinkan anak-anak dengan memiliki kasih dan lakukanlah itu dengan

hati-hati dan bijaksana sehingga ketika ayah amarah bangkit terhadap anak-anak, maka

lakukanlah dengan cara yang lain supaya anak-anak tidak sakit hati terhadap orang tua.

2. Orang tua harus mendidik anak-anak sesuai ajaran Firman Tuhan (ay.4b)

“Tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. (Eph 6:4b ITB)”

Maksud dari kata “ajaran” yaitu segala sesuatu yang diajarkan, nasehat, dan petunjuk.

terjemahan BGT Καὶ οἱ πατέρες, μὴ παροργίζετε τὰ τέκνα ὑμῶν ἀλλὰ ἐκτρέφετε αὐτὰ ἐν

παιδείᾳ καὶ νουθεσίᾳ κυρίου. Kata dari “παιδείᾳ” paideia (noun dative feminine singular

common from παιδεία)15 yang artinya “mendidik atau melatih” (educate or train). NIV

menerjemahkan dengan kata “bring them up in the training” yang artinya “ajak mereka dalam

pelatihan”. Maksud dari bagian ini adalah mendidik anak sesuai dengan ajaran Tuhan. kewajiban

besar untuk para orang tua adalah mendidik anak dengan hati-hati, dan juga orang tua tidak

hanya membesarkan anak, sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang fasik atu tidak

berpengetahuan. Namun orang-orang Kristen membesarkan anak serta mendidik anak sesuai

ajaran dan nasihat Tuhan. Mengajar anak dengan cara melatih anak, agar anak takut untuk

melakukan dosa, serta memaparkan kepada anak tentang kewajiban anak terhadap orang tua dan

terlebih-lebih Allah sesuai didikan dari ajaran dan nasihat Tuhan. Kewajiban yang penting dari

orang tua ialah memberikan kepada anak ajaran dan teguran termasuk pengasuhan Kristen.

Paulus memberikan kesimpulan di dalam pelayanannya sesuai yang tercatat dalam ayat

ini ialah orang tua harus menjadi teladan dalam kehidupan dan perilaku Kristen, serta lebih

15
Thayer, Joseph. A Greek-English Lexicon of the New Testament. n.p.: n.p., 1889. BibleWorks, v.9.  

STT Berea | 12
mempedulikan keselamatan anak daripada pekerjaan, profesi, pelayanan di gereja atau

kedudukan sosial. Maka orang tua harus bertanggung jawab untuk memberi asuhan dan didikan

kepada anak yang akan mempersiapkan untuk hidup berkenan kepada Allah. Yang terpenting

orang tua beranggungjawab dalam didikan yang Alkitabiah dan rohani kepada anak-anak adalah

keluarga bukan gereja atau sekolah minggu. Gereja dan sekolah minggu hanya membantu

didikan dari orang tua.16

16
______________, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang: Gandum Mas, 1993), 1994.

STT Berea | 13
KESIMPULAN

Dari semua pembahasan di atas maka penulis dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa

kerukunan sebuah keluarga apabila anak-anak mampu menghargai serta patuh akan orang tua

dan terlebih-lebih Tuhan. Maka apabila anak dapat menaati serta menghargai orang tua, jadi anak

tersebut akan mendapat janji yang telah Tuhan janjikan ialah merasakan kebahagiaan terbesar

karena telah melakukan perintah Allah.

Orang tua juga harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak dengan menegur anak-

anak dengan kasih, namun ad acara lain menasehati anak dengan hati-hati dan bijaksana agar

anak tidak sakit hati terhadap orang tua, dan juga orang tua memiliki peran penting dalam

mendidik dan mengasuh anak serta mengajar dan menasehati sesuai dengan kebenaran Tuhan.

orang tua tidak hanya mencukupi kebutuhan anak secara jasmani namun juga orang tua melatih

anak dalam kebenaran Tuhan, sehingga anak-anak tidak melakukan dosa, karena anak telah

mengetahui bahwa dosa itu adalah kekejian bagi Tuhan.

APLIKASI

Aplikasi yang dapat saya petik adalah sebagai jemaat harus bisa belajar menghormati dan

patuh kepada pemimpin gereja atau pendeta, dan memperlakukan pendeta adalah sebagai orang

tua rohani. Ada banyak saat ini jemaat penghormatan kepada pemimpin gereja telah menurun

disebabkan karena tidak tunduk kepada pemimpin. Begitu juga sebalik sebagai pendeta atau

gembala sidang harus melayani anak-anaknya (jemaat) secara holistic karena tidak hanya

memberikan kebutuhan secara fisik namun juga harus memberikan makanan rohani melalui

ajaran dan nasehat Tuhan, mendisplinkan jemaat dengan kasih sehingga tidak menimbulakan

jemaat sakit hati melalui perkataan yang dikeluarkan oleh gembala. Maka di dalam sebuah

keluarga ataupun gereja akan tercipta sebuah kerukunan serta memiliki damai sejahtera.

STT Berea | 14
STT Berea | 15
DAFTAR PUSTAKA
______________. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Malang: Gandum Mas, 1993.

Autrey, Jerry. Surat Kiriman Penjara. Malang: Gandum Mas, 1988.

Barclay Newman, Jr., M. A Concise Greek-English Dictionary of the New Testament. Stuttgart:

Deutsche Bibelgesellschaft, 1993. BibleWorks, v.9.  

Barney, Kenneth D. Surat Efesus. Malang: Gandum Mas, 1981.

Henry, Matthew. Surat Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1&2 Tesalonika, 1&2 Timotius, Titus,

Filemon. Surabaya: Momentum, 2015.

Joseph, Thayer. A Greek-English Lexicon of the New Testament. n.p.: n.p., 1889. BibleWorks, v.9

Ludwing, Charles. Kota-Kota Pada Zaman Perjanjian Baru. Bandung: Kalam Hidup, 1976.

Tenney, Merril C. Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 1995.

Timothy, Friberg, Barbara Friberg, and Neva F. Miller. Analytical Lexicon to the Greek New

Testament. Grand Rapids: Baker, 2000. BibleWorks, v.9.  

Wiersbe, Warren W. Hidup Bersama Firman Pasal Demi Pasal Seruh Alkitab Roma-Wahyu.

Yogyakarta: Yayasan Gloria, 2011.

STT Berea | 16

Anda mungkin juga menyukai