Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nining Saputri Simon

Nirm : 2020218628
Kelas : B Teologi
MK : PPB 2

Efesus
Kitab Efesus ditulis oleh Paulus sekitar tahun 62 M. Surat Efesus merupakan salah
satu puncak dalam penyataan alkitabiah dan menduduki tempat yang unik di antara surat-
surat Paulus. Surat ini tidak ditulis sebagai jawaban terhadap suatu kontroversi doktrinal atau
persoalan pastoral seperti banyak surat lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan akan
luapan penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Paulus. Surat
Efesus termasuk dalam kelompok kronologis yang sama dengan surat Paulus kepada jemaat
di Kolose, Filemon dan Filipi yang secara kolektif disebut sebagai “surat-surat penjara” sebab
ditulis ketika Paulus dipenjara untuk pertama kalinya di Roma. Tampaknya Paulus tiba di
Roma pada musim semi tahun 61. Kisah Para Rasul mengisahkan bahwa Paulus tinggal
selama dua tahun penuh di sana di sebuah rumah yang disewa olehnya, yang berarti dia
tinggal di sana hingga musim semi tahun 63. Mungkin dia dibebaskan sesaat sebelum Roma
dibakar pada tahun 64. Di dalam surat Filipi disebutkan bahwa dia menantikan pembebasan
tersebut, sebuah harapan yang juga diungkapkannya dalam Filemon 22. Surat Efesus, Kolose
dan Filipi dikirimkan pada saat yang bersamaan oleh utusan-utusan yang sama pula.

Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17. Dengan tekun ia
berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat, dan
penyataan Bapa yang mulia. Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup mereka layak di
hadapan Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu, Paulus berusaha untuk menguatkan iman dan
dasar rohani mereka dengan menyatakan kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan
“dalam Kristus”(Ef 1:3-14; Ef 3:10-12) untuk gereja (Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef
4:11-16; Ef 5:25-27) dan untuk setiap orang. Bersama dengan surat Kolose, surat ini
menekankan kebenaran bahwa Gereja adalah tubuh dengan Kristus sebagai Kepalanya.
Sekalipun Paulus telah mengemukakan kebenaran yang sama sebelumnya dalam Roma 12
dan I Korintus 12, di sini dia mengembangkannya lebih lengkap lagi. Tidak ada pokok
penyataan yang lebih tinggi daripada yang dicapai dalam surat ini yang menunjukkan orang
percaya sebagai duduk bersama dengan Kristus di surga dan yang menghimbau orang Kristen
untuk hidup sesuai dengan panggilan yang tinggi tersebut.

Empat ciri utama menandai surat ini.

1. Penyingkapan kebenaran teologis akbar dalam pasal 1-3 (Ef 1:1–3:21) dihentikan
sejenak oleh dua doa rasuli yang paling berkuasa dalam PB: yang pertama memohon
hikmat dan wahyu dalam pengenalan akan Allah (Ef 1:15-23); yang kedua berfokus
pada mengenali kasih, kuasa, dan kemuliaan Allah (Ef 3:14-21).
2. Maksud dan tujuan abadi Allah bagi gereja ditekankan dalam surat Efesus.
3. Beraneka segi dari peranan Roh Kudus di dalam kehidupan Kristen ditekankan.
4. Surat Efesus kadang-kadang dianggap sebagai “surat kembar” dengan Kolose, karena
persamaan dalam isi dan ditulis kira-kira pada waktu yang sama.

Anda mungkin juga menyukai