Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Cintya Dewi

NIM : 1901103

SEMESTER : IV

MATKUL : Surat Paulus II

DOSEN : Samuel Sulistyo, M.Th

1. Siapa Penulis Kitab Efesus


Surat Efesus ini dituliskan oleh Paulus sendiri ketika ia berada di dalam penjara yang
kemungkinana di penjara Roma (Ef 1:1 3:1; 4:1; 6:20)
2. Kapan kitab ini ditulis

Paulus menyatakan bahwa dia adalah seorang tahanan saat dia menulis surat kepada
jemaat di Efesus tersebut (lihat Efesus 3:1, 4:1, 6:20). Kitab Efesus mungkin telah ditulis
selama pemenjaraan Paulus yang pertama di Roma, sekitar 60–62 M (lihat Penuntun bagi
Tulisan Suci, Surat-surat Paulus scriptures.lds.org). Selama waktu ini Paulus dikenakan
tahanan rumah, namun dia memiliki kebebasan untuk menerima pengunjung dan
mengajarkan Injil (lihat Kis 28:16-31).

3. Kepada siapa kitab ini dituliskan

Dalam Alkitab versi Raja James, Efesus 1:1 menyatakan bahwa surat kepada jemaat
di Efesus ditujukan “kepada orang-orang kudus di Efesus.” Namun, naskah paling awal Kitab
Efesus tidak memuat kata-kata “di Efesus.” Ini menyarankan kemungkinan bahwa Paulus
mungkin tidak menuliskan surat tersebut secara khusus kepada jemaat di Efesus namun
kepada beberapa jemaat Orang Suci, termasuk mereka di Efesus. Efesus menjadi markas
Paulus selama perjalanan misionaris ketiganya (lihat Kis 19:9-10, 20:31), dan dia merasakan
kasih sayang yang dalam bagi orang-orang ini (lihat Kis 20:17, 34-38).

Dalam surat ini, Paulus berbicara kepada anggota Gereja yang bukan Israel
(lihat Efesus 2:11) yang mungkin adalah orang insaf baru (lihat Efeus 1:15). Dia menulis
untuk membantu mengembangkan kerohanian dan kesaksian dari mereka yang telah menjadi
anggota. Tujuan utamanya adalah untuk membantu para orang insaf ini tumbuh dalam
pengetahuan rohani mereka mengenai Allah dan Gereja (lihat Efesus 1:15-18, 3:14-19);
untuk menganjurkan persatuan, terutama antara orang bukan Israel dan orang Yahudi
(lihat Efesus 2:11-22, 4:1-16, 5:19, 6:9); dan untuk mendorong para Orang Suci bertahan
terhadap kekuatan yang jahat (lihat Efesus 4:17, 5:18, 6:10-18). Banyak Orang Suci di Efesus
hidup dengan cukup saleh untuk dimeteraikan pada kehidupan kekal (lihat Efesus 1:13).1

4. Siapa yang membangun jemaat Efesus

Kedatangan Paulus yang pertama dan tergesa-gesa dalam periode 3 bulan ke Efesus
dicatat pada Kis 18:19-21. Pekerjaan yang dimulainya kemudian diteruskan oleh Apolos
bersama Awkila dan Priskila (Kis 18:24-26) Pada kunjungan kedua di awal tahun berikutnya,
Paulus tinggal di Efesus selama "tiga tahun", karena ia melihat "di sini banyak kesempatan
bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak
penentang. (1 Kor 16:9) dan gereja di sana dibangun dan diperkuat berkat kerja kerasnya di
sana (Kis 20:20, 31). Dari Efesus, Injil menyebar ke luar daerah "hampir di seluruh Asia
kecil” (Kis 19:26) Firman Allah "bertumbuh dan berkuasa dengan kuat" sekalipun ia
mengalami banyak tentangan dan penganiayaan.

5. Apa tujuan dari penulisan Kitab Efesus


Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17. Dengan tekun ia
berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat,
dan penyataan Bapa yang mulia. Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup mereka
layak di hadapan Tuhan Yesus Kristus (mis. Ef 4:1-3; Ef 5:1-2). Oleh karena itu, Paulus
berusaha untuk menguatkan iman dan dasar rohani mereka dengan menyatakan
kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan "dalam Kristus"(Ef 1:3-14; Ef 3:10-12)
untuk gereja (Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef 4:11-16; Ef 5:25-27) dan untuk setiap
orang (Ef 1:15-21; Ef 2:1-10; Ef 3:16-20; Ef 4:1-3,17-32; Ef 5:1--6:20).
6. Apa yang menjadi latar belakang kitab Efesus
Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan alkitabiah dan
menduduki tempat yang unik di antara surat-surat Paulus. Surat ini tidak ditulis sebagai
jawaban terhadap suatu kontroversi doktrinal atau persoalan pastoral seperti banyak surat
lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan akan luapan penyataan yang melimpah

1
Bruce R. McConkie, Doctrinal New Testament Commentary, 2:493–494
sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Paulus. Paulus menulis surat ini ketika dipenjara
karena Kristus (Ef 3:1; Ef 4:1; Ef 6:20), kemungkinan besar di Roma. Ada banyak
persamaan di antara surat ini dengan surat Kolose dan mungkin ditulis tidak lama
sesudah surat Kolose. Kedua surat ini mungkin dibawa secara serentak ke tujuannya oleh
seorang kawan sekerja Paulus yang bernama Tikhikus (Ef 6:21; bd. Kol 4:7).
Kepercayaan umum ialah bahwa Paulus menulis surat ini dengan maksud agar
sidang pembaca akan lebih luas daripada jemaat di Efesus saja mungkin surat ini
ditulisnya sebagai surat edaran untuk gereja-gereja di seluruh propinsi Asia. Pada
mulanya mungkin setiap jemaat di Asia Kecil menyisipkan namanya sendiri di Ef 1:1,
sebagai bukti relevansi amanatnya yang mendalam bagi semua gereja Yesus Kristus yang
sejati. Banyak orang mengira surat Efesus ini adalah surat kepada jemaat di Laodikea
yang disebut Paulus dalam Kol 4:16.
7. Apa ide utama dari kitab Efesus

Surat ini berisikan nasihat, perintah, dan himbauan untuk hidup dalam Kristus.2Dalam
surat ini penulisnya menekankan Rencana Tuhan agar "Seluruh alam, baik yang
di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (1:10). Surat ini
merupakan juga seruan kepada umat Tuhan supaya mereka menghayati makna rencana
agung dari Tuhan itu untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus3

Di dalam bagian pertama surat Efesus ini dikemukakan bagaimana penyatuan itu


terjadi. Untuk menjelaskan hal itu ia menceritakan bagaimana Tuhan telah memilih umat-
Nya, bagaimana Tuhan melalui Yesus Kristus, Anak-Nya, mengampuni dan membebaskan
umat-Nya dari dosa, dan bagaimana janji Tuhan itu dijamin oleh Roh Kudus. Di dalam
bagian kedua, diserukan kepada para pembacanya supaya mereka hidup rukun dalam
kesatuan mereka sebagai umat yang percaya kepada Kristus dapat terlaksana. Untuk
menunjukkan bahwa umat Tuhan sudah menjadi satu karena bersatu dengan Kristus, penulis
memakai beberapa kiasan. Jemaat adalah seperti tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya,
atau seperti sebuah bangunan yang batu sendinya ialah Kristus, atau seperti seorang isteri
dengan Kristus sebagai suaminya. Penulis sangat terharu ketika mengingat akan rahmat
Tuhan melalui Kristus, sehingga ungkapan-ungkapan yang dipakainya dalam suratnya
2
Nilakandi.1982. Tafsiran Alkitab Masa Kini 3. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 597-599.
3
J.L. Abineno.1997. Tafsiran Alkitab Surat Efesus, Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.1-3.
menunjukkan bahwa hatinya makin meluap dengan perasaan syukur dan pujian kepada
Tuhan. Segala sesuatu ditinjaunya dari segi kasih Kristus, dari segi pengurbanan-Nya,
pengampunan-Nya, kebaikan hati-Nya dan kesucian-Nya.

8. Apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan dari kitab Efesus


Kelebihan : Surat ini tidak ditulis sebagai jawaban terhadap suatu kontroversi doktrinal
atau persoalan pastoral seperti banyak surat lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan
akan luapan penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Paulus.
Dan Paulus menulis surat ini dengan maksud agar sidang pembaca akan lebih luas
daripada jemaat di Efesus saja mungkin surat ini ditulisnya sebagai surat edaran untuk
gereja-gereja di seluruh propinsi Asia
Kelemahan : Banyak perdebatan tentang surat ini orang mengira surat Efesus ini adalah
surat kepada jemaat di Laodikea yang disebut Paulus dalam Kol 4:16.

9. Apa yang menjadi alasan utama dalam kitab Efesus


(1) Orang percaya dipanggil kepada suatu kehidupan baru yang murni dan
terpisah dari dunia. Mereka dipanggil untuk "kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (Ef
1:4), "menjadi bait Allah yang kudus" (Ef 2:21), "hidup ... berpadanan dengan panggilan
(mereka) itu" (Ef 4:1), "mencapai ... kedewasaan penuh" (Ef 4:13), hidup "di dalam
kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Ef 4:24), "hiduplah di dalam kasih" (Ef
5:2; bd. Ef 3:17-19), dan menjadi kudus "dengan ... firman" (Ef 5:26) agar Kristus bisa
memperoleh "jemaat ... tanpa cacat atau kerut ... kudus dan tidak bercela" (Ef 5:27).
(2) Orang percaya dipanggil kepada suatu cara hidup baru dalam hubungan
keluarga dan kerja (Ef 5:22--6:9). Semua hubungan ini hendaknya dikuasai oleh prinsip-
prinsip yang menandai orang percaya berbeda sekali dari masyarakat sekular di mana
mereka hidup.
(3) Akhirnya, orang percaya dipanggil untuk tetap berdiri teguh terhadap semua
rencana jahat Iblis dan terhadap "roh-roh jahat di udara" yang hebat sekali (Ef 6:10-20).

Anda mungkin juga menyukai