Anda di halaman 1dari 22

TEMA BULAN JUNI 2022 :

“GKI YANG DEWASA, MANDIRI DAN MISIONER”

MINGGU, 5 JUNI 2022


KALENDER GEREJAWI : PENTAKOSTA - Merah
PEMBACAAN ALKITAB : ROMA 8 : 7~11 ; (band. Kis. 2 : 1~13)
TEMA : “Perubahan Hidup Berawal Dari Diri Kita Sendiri”

PENDAHULUAN
Tema Surat Roma diketengahkan dalam Roma 1 : 16~17, yaitu
bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah
sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian
Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil.
Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan
kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1 : 18 ~
3 : 20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi
berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah,
tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah
terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus
Kristus (Rom 3 : 21 ~ 4 : 25).
Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui
iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita
(pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan
dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6 :
1~23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai
kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Roma 7 : 1~26),
pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita
"melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8;
Rom 8 : 1~39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-
Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9~11; Roma 9 : 1
~ 11 : 36).
Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah
dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih
pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal
12~14; Roma 12 : 1 ~ 14 : 23).

1
Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang
rencananya pribadi (pasal 15; Roma 15 : 1~33) dan ucapan salam
pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian
(pasal 16; Roma 16 : 1~27).

PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 7~8 Sebab keinginan daging adalah perseteruan
terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah ; hal
ini memang tidak mungkin baginya.
2.2. Ayat 8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin
berkenan kepada Allah. Paulus menguraikan dua golongan orang
: mereka yang hidup menurut daging (tabiat berdosa) dan
mereka yang hidup menurut Roh. Jika keinginan daging adalah
perseteruan dengan Allah (Ayat 8) maka mereka yang hidup
dalam daging tidak mungkin berkenan kepada Allah. Jadi kata
"Perseteruan" (Bahasa Yun. echthra) yaitu, maksud dan perbuatan
bermusuhan yang hebat; kebencian atau permusuhan yang
sangat. Sedangkan hidup menurut daging berarti mengingini,
menyenangi, memperhatikan, dan memuaskan keinginan tabiat
manusia berdosa. Ini meliputi bukan saja kedursilaan seksual,
perzinaan, kebencian, kepentingan diri sendiri, kemarahan, dan
sebagainya (Gal. 5:19~21), tetapi juga percabulan, pornografi,
obat bius, kesenangan mental dan emosional dari adegan seksual
dalam sandiwara, buku, TV atau bioskop, dan sejenisnya
Permusuhan bisa diakibatkan oleh hal-hal apa saja…?
2.3. Ayat 9 dan 10 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging,
melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam
kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik
Kristus. Rm. 8:10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka
tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan
oleh karena kebenaran. Hidup "menurut Roh" ialah mencari dan
tunduk kepada pimpinan dan kemampuan Roh Kudus dan
memusatkan pikiran pada hal-hal dari Allah. Aspek Kasih,
Kesabaran, kemuraan hati, kebaikan, kesetiaan, kelemah-
lembutan, penguasaan diri, sukacita Tidak ada bagian ayat dalam
Alkitab yang menampilkan kontras yang lebih jelas di antara gaya

2
hidup orang percaya yang dipenuhi Roh dengan gaya hidup
orang yang dipimpin oleh tabiat manusia yang berdosa, selain
Galatia 5:16~26. Paulus tidak hanya membahas perbedaan gaya
hidup secara umum dengan menekankan bahwa Roh dan tabiat
berdosa itu saling bertentangan, tetapi ia juga mencantumkan
daftar khusus baik dari perbuatan tabiat berdosa maupun buah
Roh.
2.4. Ayat 11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus
dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah
membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan
menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang
diam di dalam kamu. Ayat 11 Dapat dikatakan sebagai penutup
atas ke 5 teks bacaan di atas dengan perasaan Rasul Paulus yang
sungguh-sungguh meyakinkan pendengar tentang kehidupan di
dalam Roh Allah, jika seseorang meyakini hal itu dengan
sungguh-sungguh maka perubahan hidup akan berlaku dan hal
itu dikerjakan oleh Allah di dalam Roh Kudus. Rasul Paulus
hubungkan hal tersebut dengan Yesus mati, di mana dunia
menganggap kematian Yesus adalah Akhir dari suatu kehidupan,
ternyata Yesus Bangkit, dan itulah perubahan yang dikerjakan
Allah dalam diri Kristus dan berlaku bagi kita manusia masa kini.

PENERAPAN
3.1. Ayat 7 dan 8 di atas lebih memperbincangkan hidup dalam
daging.
3.2. Ayat 9 dan 10 di atas lebih memperbincangkan hidup dalam
Roh
3.3. Ayat 11 Cara Rasul Paulus memberi harapan atas
kepercayaan orang Kristen kepada Yesus
3.4. Untuk keperluan penerapan, silahkan dilihat dalam konteks
masing-masing jemaat, Majelis, para pelayan dan gereja
masa kini.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI dapat dilihat pada


Tata Ibadah Pentakosta Pertama

3
SENIN, 6 JUNI 2022
KALENDER GEREJAWI : PENTAKOSTA HARI KE-II - Merah
PEMBACAAN ALKITAB : EFESUS 1 : 15~23
TEMA : “Mengenal Kuasa Allah Melalui Doa”

PENDAHULUAN
Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan
alkitabiah dan menduduki tempat yang unik di antara surat-surat
Paulus. Surat ini tidak ditulis sebagai jawaban terhadap suatu
kontroversi doktrinal atau persoalan pastoral seperti banyak
surat lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan akan luapan
penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa
pribadi Paulus. Paulus menulis surat ini ketika dipenjara karena
Kristus (Ef 3:1; Ef 4:1; Ef 6:20), kemungkinan besar di Roma.
Ada banyak persamaan di antara surat ini dengan surat Kolose
dan mungkin di tulis tidak lama sesudah surat Kolose. Kedua surat
ini mungkin dibawa secara serentak ke tujuannya oleh seorang
kawan sekerja Paulus yang bernama Tikhikus (Ef 6:21; bd. Kol
4:7).
Kepercayaan umum ialah bahwa Paulus menulis surat ini dengan
maksud agar sidang pembaca akan lebih luas dari pada jemaat di
Efesus saja -- mungkin surat ini ditulisnya sebagai surat edaran
untuk gereja-gereja di seluruh propinsi Asia. Pada mulanya
mungkin setiap jemaat di Asia Kecil menyisipkan namanya sendiri
di Ef 1:1, sebagai bukti relevansi amanatnya yang mendalam bagi
semua gereja Yesus Kristus yang sejati. Banyak orang mengira
surat Efesus ini adalah surat kepada jemaat di Laodikea yang
disebut Paulus dalam Kol. 4 : 16.
Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef. 1:15~17.
Dengan tekun ia berdoa sambil merindukan agar para
pembacanya bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat, dan
penyataan Bapa yang mulia. Dia sungguh-sungguh menginginkan
agar hidup mereka layak di hadapan Tuhan Yesus Kristus (mis. Ef
4 : 1~3; Ef. 5 : 1~2). Oleh karena itu, Paulus berusaha untuk
menguatkan iman dan dasar rohani mereka dengan menyatakan

4
kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan "dalam Kristus"(Ef
1:3-14; Ef 3:10-12) untuk gereja (Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef
4:11-16; Ef 5:25-27) dan untuk setiap orang (Ef 1:15-21; Ef 2:1-10;
Ef 3:16-20; Ef 4:1-3,17-32; Ef 5:1--6:20).
Sedangkan pokok renungan dalam teks kita saat ini Efesus
1:15~23 ada dalam satu kesatuan besar pasal, yaitu Efesus
1:1~3:21: pengajaran tentang keselamatan orang-orang percaya
yang mana dalam bagian ini dijelaskan bahwa keselamatan
orang-orang percaya sudah berada dalam rencana Allah, yaitu
terhadap orang-orang yang dipilih-Nya dan orang-orang yang
mau menerima anugerah-Nya di dalam Kristus dengan iman.
Dengan tema besar berdasarkan pasal 1:1 ~ 3:21 di atas, jelaslah
kita lihat bahwa orang-orang percaya adalah Gereja yang disebut
juga Tubuh Kristus. Dan melalui Kitab ini juga dijelaskan tentang
cara-cara kehidupan Gereja itu. Hal tersebut bertujuan supaya
orang Kristen mengerti bahwa yang dimaksudkan dengan Gereja
adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah Tubuh Kristus.
Ini berarti Gereja adalah orang-orang pilihan Allah, atau
kelompok orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus
sebagai Juruselamatnya.
PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 15; - “tentang kasihmu terhadap” Sejumlah naskah tidak
memuat kata-kata ini. Kalau demikian maka "imanmu" itu tidak
hanya mengenai Kristus, tetapi juga "semua orang kudus". Setelah
aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang
kasihmu terhadap semua orang kudus. Kadang-kadang kita lupa
bahwa kita harus sungguh-sungguh mendoakan orang-orang
yang sudah diselamatkan seperti halnya kita harus sungguh-
sungguh mendoakan mereka yang belum diselamatkan. Iman
dan kasih jemaat di Efesus ini merupakan perangsang bagi Paulus
untuk mendoakan agar pertumbuhan rohani mereka berlanjut
terus.

5
2.2 Ayat 16 “Tidak berhenti mengucap syukur karena kamu
Selalu mengingat kamu dalam doa ay (16). Tidak berhenti
mengucap syukur karena kamu. Bersyukur demi kamu; yaitu
bersyukur kepada Allah atas apa yang telah Dia lakukan untuk
jemaat di Efesus tersebut. Selalu mengingat kamu dalam doa.
Paulus tidak menganggap doa itu sesuatu yang kabur dan tidak
menentu. Dia senantiasa mengingat mereka dan kebutuhan
mereka khususnya di hadapan Allah.
2.3 Ayat 17: Roh di sini adalah sama dengan apa yang sekarang
kita sebut "rahmat" (pembantu). Allah Tuhan kita Yesus Kristus,
Bapa yang mulia Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan
wahyu untuk mengenal – ay (17) Allah Tuhan kita Yesus Kristus,
(bdg. ay. 3) Bapa yang mulia itu.
Yakni Bapa yang bercirikan kemuliaan. Supaya Ia memberikan
kepadamu Roh hikmat dan wahyu. Mungkin doa ini sifatnya
obyektif: yaitu Roh Kudus yang memberi hikmat dan wahyu
untuk mengenal. Kata ini menunjukkan pengetahuan penuh
berdasarkan pengalaman.
2.4 Ayat 18 mata hatimu -- Hati (harafiah: jantung) di sini
dianggap sebagai pusat dan pangkal perasaan, pikiran dan
kelakuan manusia. Pandangan ini sudah terdapat dalam
Perjanjian Lama, Kej 8:21; 1Sa 16:7; Maz 17:3; 44:22; Yer 11:20;
Maz 51:12,19; Yer 4:4; 31:31-33; Yeh 36:26; Ula 4:29; Maz
105:3; 119:2,20; 1Ra 3:9; Hos 2:16; dll, dan juga dalam Perjanjian
Baru. Allah mengenal hati manusia, Luk 16:15; Kis 1:24; Rom
8:27. Manusia perlu mengasihi Allah dengan segenap hati, Mar
12:29- 30 dsj. Allah mengutus Roh-Nya ke dalam hati orang
beriman, Rom 5:5+; 2Ko 1:22; Gal 4:6; Kristus juga diam dalam
hati manusia, Efe 3:17. Orang yang hatinya tulus, Kis 2:46; 2 Kor.
11:3; Efe 6:5; Kol 3:22, lurus, Kis 8:21, dan suci, Mat 5:8; Yak
4:8, terbuka lebar-lebar bagi kehadiran dan pengaruh Allah.
Dan orang-orang beriman adalah sehati dan sejiwa, Kis 4:32.
Supaya Ia menjadikan mata hatimu terang agar kamu mengerti
pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya
betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya, ay (18)

6
Supaya Ia menjadikan mata hatimu terang. "Di dalam Alkitab hati
merupakan pusat dan inti kehidupan yang paling dalam" .
Agar kamu mengerti. Hanya jika Allah menjelaskan kepada kita
barulah kita dapat mengetahui apa yang Ia ingin kita ketahui.
Pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya.
Pengharapan di dalam Alkitab adalah kepastian mutlak tentang
masa depan yang cemerlang. Betapa kayanya kemuliaan bagian
yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus. Bandingkan
dengan "kekayaan kasih karunia-Nya" dalam ayat 7 (bdg. juga
dengan Ul. 33 : 3, 4).

2.5 Ayat 19. Dan 20 KUASA-NYA. Betapa hebat kuasa-Nya bagi


kita. 20. Yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan
membangkitkan Dia dari antara orang matilah yang
membangkitkan Kristus dari antara orang mati tersedia untuk
kita, dan kita dapat mengetahuinya dalam pengalaman hidup
kita. Mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya // Di surga – ay
(19) Betapa hebat kuasa-Nya. Frasa-frasa selanjutnya
menumpukkan kata-kata untuk menunjukkan kemahakuasaan
Allah bagi kita. 20. Yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan
membangkitkan Dia dari antara orang mati. Seringkali standar
kuasa Allah dalam Perjanjian Lama ialah pembebasan dari Mesir,
khususnya ketika menyeberang Laut Merah. Tetapi di sini
terdapat patokan kekuasaan yang jauh lebih besar lagi. Kuasa
Allah yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati
tersedia untuk kita, dan kita dapat mengetahuinya dalam
pengalaman hidup kita. Mendudukkan Dia di sebelah kanan-
Nya. Mungkin berbagai rujukan di dalam Perjanjian Baru tentang
Kristus di sebelah kanan Allah berasal dari Mazmur 110. Di surga.
Di dalam pemakaian kedua dari lima pemakaian frasa ini tampak
jelas pengertian khusus. Tuhan Yesus secara harfiah dan
jasmaniah berada di surga.
2.6 Ayat 21 pemerintah, penguasa jauh lebih tinggi dari segala
pemerintah dan penguasa. Segala Di dunia ini – ay (21) Jauh lebih
tinggi dari segala pemerintah dan penguasa. Segala dalam arti
"setiap."

7
Ada berbagai kata yang dipakai dalam Perjanjian Baru untuk
menunjuk kepada sejumlah pangkat dan jenis makhluk surgawi,
baik malaikat yang kudus maupun yang berbuat dosa. Untuk
pengangkatan Kristus ini bandingkan dengan Filipi 2:8-11.
Di dunia ini. Istilah ini mengacu kepada waktu, pada zaman ini.
2.7 Ayat 22 bawah kaki sebagai Kepala Segala sesuatu telah
diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus telah diberikan-Nya kepada
jemaat sebagai Kepala – ay (22) Segala sesuatu telah diletakkan-
Nya di bawah kaki Kristus. Kembali rujukan ke Mazmur 110:1
(bdg. juga Mzm. 8:6). Ini menunjukkan kemenangan sempurna
yang akan dicapai Kristus. Telah diberikan-Nya (bdg. Yoh. 3:16)
kepada jemaat sebagai Kepala. Di sini baru pertama kali di dalam
surat ini Kristus disebut sebagai Kepala Gereja, suatu kebenaran
yang dikembangkan secara cukup lengkap.
2.8 Ayat 23 adalah tubuh-Nya kepenuhan Dia segala sesuatu
· adalah tubuh-Nya: 1Kor 12:27; (Lihat. 1 Kor 12:27)
· kepenuhan Dia: Yoh 1:16; (Lihat Yoh 1:16); Ef 3:19
· segala sesuatu: Ef 4:10
Yang adalah tubuh-Nya Kepenuhan
23. Yang adalah tubuh-Nya. Walaupun kita melihatnya sebagai
sebuah kiasan; pernyataan ini lebih daripada sekadar kiasan saja.
Pernyataan ini mengungkapkan kesatuan sempurna dari Gereja
dengan Tuhan Yesus, pernyataan mutlak orang-orang percaya
dengan diri-Nya (bdg. I Kor. 12:12). Kepenuhan. Yang dipenuhi.
"Gereja merupakan penyataan yang berkesinambungan
mengenai hidup ilahi-Nya di dalam bentuk manusia". Dapat
dilihat bahwa doa yang sejati mencakup kelimpahan ucapan
syukur. Memuja Allah yang heran itu hendaknya lebih
diutamakan dari semua permohonan yang mementingkan diri
kita sendiri. Betapa berbedanya hidup kita seandainya kita saling
mendoakan terus-menerus dengan cara ini!

PENERAPAN
Untuk keperluan penerapan teks dalam khotbah sebaiknya kita
memperhatikan singgungan Rasul Paulus di atas sebagaimana

8
dalam pendahuluan penekanan itu pada orang-orang percaya
yang selanjutnya disebut sebagai gereja dan gereja adalah tubuh
Kristus. Beberapa hal yang perlu kita perhatian adalah sebagai
berikut:
3.1. Berdoa dan bekerja, ini sikap iman Kristen. Berdoa kepada
orang-orang kudus (percaya) tetapi juga kepada orang-
orang yang belum diselamatkan. Bekerja berkaitan erat
dengan tindakan kepada manusia lintas agama dan dan
budaya (bdk ayat 15)
3.2. Doa bukan sekadar kata semata, tetapi lebih merujuk pada
kebutuhan manusia. Doa sebagai ungkapan syukur atas
kenyataan yang dilihat dan dialami karena hasil kerja. Oleh
sebab itu Doa adalah ungkapan syukur kepada Allah yang
memberi pertumbuhan. Dibalik ungkapan syukur itu doapun
memohon agar hikmat Allah terwujud dalam kehidupan
orang yang didoakan (lihat kata supaya Ia menjadikan mata
hatimu terang ayat 18) agar orang yang didoakan
pengetahuan mereka pun diwahyukan Allah untuk dapat
menjalani kehidupannya dalam dunia nyata. (ayat 16-18)
3.3. Kuasa Allah tidak sama persis dengan kuasa manusia.
Ada keyakinan yang kuat dalam doa kepada Allah (lihat
keterangan teks ayat 19 dan 22)
3.4. Gereja bukan sebuah gedung yang mewah, bagunan yang
besar, namun hakekat gereja yang disinggung di sini adalah
orang percaya sebagai tubuh Kristus. Oleh sebab itu doa
menjadi aliran darah yang terus mengalir tanpa berhenti,
saling mendoakan seorang dengan yang lain, terus menerus
(bdk Ayat 23).
3.5. Untuk keperluan penerapan firman, silahkan hubungkan
dengan konteks jemaat masing-masing dan kehidupan gereja
kita masa kini.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI dapat dilihat pada


Tata Ibadah Pentakosta Hari ke Dua

9
MINGGU, 12 JUNI 2022
KALENDER GEREJAWI : Hari Minggu Trinitas
Warna Liturgi - Hijau
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 4 : 21~26
TEMA : Menyembah Allah Dalam Roh Dan Kebenaran

PENDAHULUAN
Kehadiran manusia di dunia ini bukanlah usaha manusia tetapi
pekerjaan Allah. Dunia dan segala isinya termasuk manusia
diciptakan oleh Allah. Manusia diciptakan untuk menjadi patner
atau kawan sekerja dengan Allah. Manusia tidak dapat berkuasa
atas dirinya tetapi Allah yang berkuasa mengatur, menuntun dan
memelihara hidup manusia . Oleh sebab itu manusia harus
menyembah kepada Allah saja bukan menyembah kepada
patung-patung, atau ilah-ilah lain. Sikap menyembah kepada
Allah merupakan suatu rasa hormat, ketaatan, dan takut
kepadaNya. Bagaimana percakapan Yesus dengan perempuan
Samaria tentang menyembah ?
Samaria dahulunya adalah ibu kota Kerajaan Israel Utara sejak
Raja Omri (1 Raja-raja 16:24). Pada tahun 722 SM ditaklukan
oleh Asyur (2 Raja-Raja 17:5), sehingga terjadi asimilasi atau
kawin campur. Pada dasarnya terjadi pertentang dan permisahan
antara Yahudi dan Samaria masing-masing merasa kudus. Alasan
inilah yang membuar perempuan Samaria merasa heran ketika
Yesus orang Yahudi meminta air kepadanya.
PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 21~22. Kata Yesus : ”percayalah kepadaku….”
Perempuan Samaria diminta untuk percaya kepada Yesus,
mendengar setiap perkataan yang diucapkan. Yesus menyatakan
siapa diri-Nya dan perbuatan-Nya. Dia bukanlah orang yang suka
berbicara bohong, menyesatkan orang yang mengikuti Dia.
Yesus meminta perhatian dari perempuan Samaria sebab ada hal
penting yang akan disampaikan-Nya.

10
Penyembahan yang biasanya dilakukan, mengalami pengertian
baru melalui kata Yesus “….saatnya akan tiba bahwa kamu
menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di
Yerusalem..”
Pada suatu saat terjadi perubahan bahwa penyembahan kepada
Allah tidak terbatas pada suatu tempat tertentu tetapi dapat
menyembah Allah kapan saja dan dimana saja. Perempuan
Samaria diberitahukan oleh Yesus bahwa hendaklah mengetahui
dengan baik siapa Allah yang disembah. Allah kita adalah Allah
yang hidup sehingga diwaktu manapun kita dapat menyembah
Allah, hanya bagaimana menyembah Allah itu ?
2.2 Ayat 23~24 . “Allah itu Roh dan barangsiapa menyebah Dia
harus menyembah dalam roh dan kebenaran”. Menyembah
dalam roh artinya dalam kesadaran diri dan pengenalan kepada
Allah dengan segenap hati. Menyembah dalam kebenaran,
artinya dengan jujur dan merendahkan diri dalam menyembah
secara seremonial dan juga dalam kehidupan sehari-hari melalui
perbuatan kita.
2.3 Ayat 25~26. Perempuan Samaria memahami dengan pikiran
yang terbatas dia tahu bahwa Mesias akan datang yang disebut
juga Kristus. Kedatangan Yesus yang dikenal sebagai Mesias,
Kristus sedang dinantikan, Yesus katakan kepada perempuan
Samari itu bahwa kebenaran itu bukan impian lagi, tetapi telah
nyata yaitu Dia yang sedang berdiri. Yesus yang akan
menyelesaikan utang dosa melalui penyaliban di kayu salib.
PENERAPAN
Perenungan yang diperoleh dari teks Alkitab tersebut adalah :
3.1 Kita menyembah Allah karena kita percaya kepada-Nya.
Dialah yang berkuasa atas hidup kita. Jangan sia-siakan
kesempatan hidup yang Allah berikan sebagai anugerah.
3.2 Menyembah kepada Allah dalam roh dan kebenaran tidak
terbatas pada ruang-ruang tertentu.
3.3 Tidak atas batasan waktu untuk menyembah Allah, selama
kita hidup didunia hidup untuk menyambah-Nya.
3.4 Penyembahan kepada Allah menginterpretasikan penolakan
terhadap penyembahan ilah-ilah, dan berhala-berhala.

11
NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI Minggu ke Dua
1) Nyanyian Rohani 3 : 1~2
2) Nyanyian Mazmur 6 : 1
3) Nyanyian Mazmur 6 : 3
4) Nyanyian Rohani 76 : 1~dst
5) Nyanyian Rohani 2 : 4
6) Nyanyian Rohani 131 : 1~2

12
MINGGU, 19 JUNI 2022
Kalender Gerejawi : Minggu 2 Biasa - Hijau
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 29 : 1~9
TEMA : Suara Allah Dalam Badai

PENDAHULUAN
Manusia selalu terpesona dengan kekuatan. Bagi sebagian laki-
laki, suara mesin mobil yang menderu dengan kencang terdengar
seperti alunan musik yang memberi semangat untuk bekerja.
Bagi beberapa orang yang suka dengan fotografi atau sebagian
orang yang suka melihat fenomena alam yang tidak biasa: angin
puting beliung, gempa bumi, tsunami adalah spot yang bagus
untuk di foto setelah badai berakhir. Makanya, ada banyak orang
yang keluar dari rumah sesudah badai dengan membawa
kamera. Mereka takjub dan sekaligus heran, bagaimana bisa
mobil terhampas dan berada di atas atap rumah, bagaimana bisa
pohon yang besar dan berat bisa di bawah oleh air dari puncak
gunung ke perkotaan dsb.
Mereka bertanya-tanya tentang kekuatan besar yang bisa
menggerakan sesuatu yang mustahil bisa dilakukan oleh manusia.
Hal ini membuat manusia sadar, bahwa ada kuasa adikodrati di
luar kita yang mampu melakukan segala sesuatu di luar akal dan
nalar kita, manusia.
Oleh karena itu, hari ini, kita akan belajar mengenai kuasa Allah
yang luar biasa dan bagaimana menghidupi firman-Nya.

PENJELASAN TEKS
Puisi yang indah ini (yang juga disebut oleh beberapa ahli Biblis
sebagai Himne/Pujian) di tulis oleh raja Daud. Puisi ini
menggambarkan betapa kuat dan dahsyatnya badai serta Daud
memahaminya sebagai suara dan kekuatan Tuhan itu sendiri
Menurut James Montgomery Boice: Mazmur ini murni adalah
sebuah pujian. Dalam Mazmur ini, umat diminta untuk memuji,
mengagumi kekuatan, keindahan dan kedigdayaan Allah.

13
2.1 Ayat 1-2 Perintah Untuk Menyembah Tuhan
Mazmur ini terkenal karena penekanannya pada nama,
"TUHAN" (YHWH baca Adonay), yang digunakan kurang lebih
18 kali dalam 11 ayat ini. Orang Israel selalu menyebut nama
YHWH sebagai Adonay karena menganggap bahwa nama
tersebut terlalu suci untuk diucapkan oleh umat. Seperti yang
Allah sampaikan dalam Yesaya 42 : 8 : “Aku ini TUHAN, itulah
nama-Ku”; hal inilah juga sekaligus menunjukan bahwa YHWH
(baca : Adonay) adalah penguasa alam semesta, Allah atas Israel.
Jadi tidak ada ilah-ilah di dunia ini yang sebanding dengan Tuhan
Allah Israel. Tidak ada satu kuasapun yang mampu mengalahkan
kuasa Tuhan dalam suara dan firman-Nya. -- (Jadi saat saudara-i
membaca Alkitab Perjanjian Lama dan mendapati kata TUHAN
ditulis semua huruf besar, maka kata tersebut adalah terjemahan
dari kata YHWH) Berilah kepada TUHAN kemuliaan karena
nama-Nya: Nama-Nya adalah YHWH (Adonay), ini adalah
panggilan untuk mengenali karakter dan sifat Allah dalam
perjanjian-Nya dengan bangsa Israel. Nama TUHAN itu mulia;
oleh karena umat dipanggil untuk menyembah Tuhan.
Menyembah TUHAN dalam keindahan kekudusan : artinya
manusia harus tunduk dalam kerendahan dirinya akan kebesaran,
keindahan, dan kekudusan Allah yang mahadahsyat.
2.2 Ayat 3~4 Suara Allah Yang Mahadahsyat
Pada ayat 3 kita mendapati pertama kali, ada 7 kata “suara
Allah” yang diucapkan si pemazmur. Kata suara Allah,
menekankan pada kekuatan dan kekuasaan Allah yang
diekspresikan melalui suara-Nya. Kekuatan dan kekuasaan suara
Allah memiliki hubungan yang erat dengan Firman-Nya. Jika
suara Allah penuh kuasa, maka Firman-Nya pun juga juga
memiliki kekuatan yang sama.
Allah yang mulia mengguntur. Kalimat ini tidak hanya bermakna
puitis, tetapi secara jelas menggambarkan suara Tuhan. Suara ini
berasal dari tenpat Yang Mahatinggi, suara Allah melampaui
suara-suara lain yang terdengar. Hal ini memunculkan
kekaguman yang tak terkatakan.

14
Suara Tuhan di atas air. Pada zaman purba, orang Israel bukanlah
pelaut, oleh sebab itu ketika melihat lautan, mereka akan was-
was karena bagi mereka hal itu berbahaya dan akan
mendatangkan malapetaka. Namun Daud menyadari bahwa
kekuatan suara Allah yang penuh keagungan menguasai air dan
lautan.
Disamping itu, orang Kanaan kuno mengenal Yam sebagai
penguasa lautan dan Baal sebagai dewa kesuburan dan guntur.
Namun di sini Daud mendemonstrasikan kepada umat bahwa
Allah Israel adalah Tuhan atas lautan.
2.3 Ayat 5~9 Suara Tuhan Atas Ciptaan
(ayat 5~8) Suara Tuhan mematahkan pohon Aras. Pohon Aras
di Libanon sangat terkenal dengan ukurannya yang besar dan
kegagahannya. Namun, suara TUHAN sangat dahsyat sehingga
menumbangkan pohon-pohon Aras Libanon. Kita dapat
membayangkan bagaimana petir mengeluarkan nyala api,
membakar dan menghancurkan pohon-pohon Aras Libanon.
Daud membayangkan suara TUHAN seperti petir tapi lebih besar
dan dahsyat
(Ayat 9) Suara TUHAN membuat gunung Libanon melompat-
lompat seperti anak lembu dan gunung siryon seperti anak
banteng. Ketika petir menyambar dan menghancurkan pohon-
pohon Aras Libanon maka Daud menyadari bahwa rusa betina
akan beranak dan hutan akan gundul, hal ini (lagi-lagi)
mengilustrasikan betapa maha dahsyatnya suara Tuhan. Dan di
dalam bait-Nya semua orang akan berseru “hormat”. Ketika
memandang alam semesta, Daud menyadari bahwa guntur dan
kilat sangat menarik perhatian manusia dan memunculkan
kekaguman bagi orang yang menyaksikannya. Hal ini juga
berlaku bagi umat Allah dalam Bait-Nya. Mereka tidak akan
gemetar dan ketakutan ketika ada badai, tetapi dalam
kekaguman mereka kepada Allah mereka akan berkata hormat.

PENERAPAN
Ada lirik lagu yang berbunyi demikian: "Bila kulihat bintang
gemerlapan, dan bunyi guruh riuh kudengar. Ya Tuhanku tak

15
putus aku heran, melihat ciptaan-Mu yang besar. Maka jiwaku
pun memuji-Mu, sungguh besar Kau Allahku." Lirik lagu ini
menggambarkan kekaguman penulis kepada Allah ketika melihat
karya ciptaan Tuhan. Ia begitu kagum akan kebesaran Tuhan
sehingga tidak tahan untuk tidak memuji-Nya. Syair dengan judul
asli "O store Gud" ini ditulis oleh Carl Gustaf Boberg. Carl dan
Daud adalah dua penyair yang beda zaman. Akan tetapi mereka
memiiki satu kesamaan, yaitu keduanya mengagumi Tuhan
ketika melihat karya dan kedahsyatan-Nya atas ciptaan.
Bagaimana dengan kita hari ini ? Apakah kekaguman kita
berhenti sampai pada keindahan ciptaan saja ? Ataukah kita
mampu mengarahkan rasa hormat dan kekaguman kita kepada
Sang Pencipta ? Ketika kita mengakui bahwa Tuhan adalah Raja
semesta alam, maka sikap hormat dan kagum kita tunjukkan
dengan hidup bersahabat terhadap alam dengan cara tidak
mengeksploitasi alam: tidak bakar hutan, tidak menebang kayu,
tidak menebang phon sagu, menggunakan air dengan bijaksana,
tidak buang sampah atau ludah pinang sembarangan.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI Minggu Pertama


1) Nyanyian Rohani 42 : 1~3
2) Nyanyian Rohani 17 : 4
3) Nyanyian Rohani 115 : 1
4) Nyanyian Rohani 144 : 3
5) Nyanyian Rohani 136 : 1~dst
6) Nyanyian Kidung Jemaat 64 : 1~3

16
MINGGU, 26 JUNI 2022
Kalender Gerejawi : Minggu 3 Biasa - Hijau
PEMBACAAN ALKITAB : Filipi 2 : 1~11
TEMA : Yesus Kristus Adalah Tuhan

PENDAHULUAN
Sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat menjalani hidupnya
seorang diri. Setiap manusia dalam keseharianya membutuhkan
orang lain sebagai partner entah dalam keluarga (sebagai suami istri,
anak dan orang tua atau sebagai saudara-bersaudar). Hal yang sama
juga tampak dalam dunia kerja dan relasi antar perorangan dalam
masyarakat. Begitu pentingnya persekutuan itu, maka setiap
manusia akan merasa seperti dalam dunia orang mati ketika berada
disuatu tempat yang sepi atau tidak mempunyai teman untuk
berkomunikasih. Kesendirian dapat berdampak pada psikologi
seseorang seperti mengalami gangguan jiwa. Walau demikian, harus
juga diakui bahwa dalam berelasi dengan orang lain kita juga dapat
mengalami kekecewaan karena relasi tersebut tidak membawa
dampak yang baik tetapi justru mengecewakan. Hal ini dapat saja
terjadi karena relasi yang terjadi itu dibagun atas pandangan yang
keliru yang berdasar pada kepentingan-kepentingan. Itulah
sebabnya jangan kita merasa heran kalau relasi antara seseorang
dengan yang lain dapat berakhir dengan pertengkaran, saling tuduh-
menuduh bahkan juga sumpah untuk tidak mau berdamai.
Surat Paulus yang dikirim ke Jemaat di Filipi adalah surat yang berisi
nasehatnya berkaitan dengan adanya keretakan dalam persekutuan
Jemaat Filipi karena kepentingan-kepentingan tertentu. Sebagai
seorang Rasul yang dipenjarakan karena Injil Kristus dan
bertanggungjawab terhadap Jemaat di Filipi yang dibangun oleh
kasih Allah melalui berita Injil itu, Rasul Paulus tidak berdiam diri
dan membiarkan persekutuan Jemaat di Filipi mengalami
kehancuran. Sebagai Jemaat yang baru saja berdiri, Rasul Paulus
menyadari bahwa kecenderungan menonjolkan diri dari anggota
Jemaat Filipi dapat memicu terjadinya perpecahan dalam Jemaat
sehingga jemaat ini tidak dapat mencerminkan kasih Kristus senagai
dasar dari persekutuan jemaat Filipi.

17
PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 1 : Rasul Paulus mengajak jemaat Filipi untuk
mengarahkan perhatian mereka kepada Kristus sebagai sumber
nasehat, penghiburan kasih, persekutuan Roh, kasih mesrah dan
belas kasihan. Kristus adalah sumber segalanya karena itu jemaat
Filipi tidak mencari kekuatan lain atau pandangan-pandagan lain
sebagai sumber dari nasehat, penghiburan kasih, persekutuan
Roh, kasih mesra dan belas kasihan. Persekutuan Jemaat Filipi
tidak dibangun karena kepentingan seseorang tetapi karena kasih
Allah. Allah adalah dasar dari Jemaat Filipi.
2.2 Ayat 2~4 Rasul Paulus memberi ketegasan kepada jemaat
Filipi sebagai jemaat yang dibangun atas kasih Allah maka
sukacita mereka harus didasarkan pada sehati sepikir, dalam satu
kasih, satu jiwa dan satu tujuan. Ini adalah syarat mutlak dalam
suatu persekutuan. Ketegasan ini mengisyaratkan ciri khas dari
jemaat Kristus tetapi juga menasehati jemaat Filipi agar tidak
meletakkan ambisi dan egois dalam hidup bersama sebagai
jemaat. Ayat 3~4, Rasul Paulus dengan tegas menandaskan
kembali aturan hidup sebagai jemaat yang dibangun atas kasih
Kristus yaitu: “tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian
yang sia-sia dan memperhatikan kepentingannya sendiri” tetapi
hendaklah “hidup saling menghargai dan mementingkan
kepentingan orang lain”
2.3 Ayat 5~8 Rasul Paulus mengarahkan perhatian jemaat
kepada Kristus dan meneladaninya. Frasa “menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat juga dalam Kristus” memiliki makna
tinggal / in di dalam Kristus. Itu berarti seluruh pola pikir , tindak
dan tutur kata harus berpadanan dengan cara Kristus. Tidak ada
sosok lain yang diteladani, hanya Kristus. DIA yang adalah Anak
Allah bersedia untuk melepaskan statusNya sebagai Anak Allah
dan mengambil rupa seorang hamba. Pengosongan dirinya
(Kenosis) mengandung makna pengorbanan untuk keselamatan
umat manusia termasuk jemaat Filipi.

18
2.4 Ayat 9~11 Rasul Paulus memperlihatkan kepada Jemaat
dampak dari kesediaan Kristus mengosongkan diri-Nya dan
meninggalkan kemahakuasaan-Nya yaitu, IA menerima
kemuliaan yang diberikan Allah Bapa-Nya. Ia menjadi penguasa
langit dan bumi dan segala lidah mengaku “Yesus Kristus adalah
Tuhan” bagi kemuliaan Allah,Bapa.
PENERAPAN
Pembacaan ini mengajarkan 3 hal penting yaitu:
3.1. Kristus adalah sumber nasehat, penghiburan kasih, kasih
mesra dan belas kasihan.
3.2. Dasar persekutuan dalam suatu jemaat adalah : sehati
sepikir, satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan.
3.3. Jadikan Kristus sebagai dasar berpikir kita dan meneladani
cara hidupNya.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI Minggu Kedua


1) Nyanyian Rohani 10 : 1~2
2) Nyanyian Rohani 142 : 1 ~ 2
3) Nyanyian Rohani 142 : 4 & 6
4) Nyanyian Rohani 167 : 5
5) Nyanyian Rohani 160 : 1~dst
6) Nyanyian Rohani 153 : 1~2

19
KAMIS, 30 JUNI 2022
KALENDER GEREJAWI : Akhir Bulan - Hijau
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 106 : 1~5
TEMA : Berkat Dari Mentaati Hukum Tuhan

PENDAHULUAN
Jemaat Tuhan,
Pernahkah kita memperhatikan orang yang setia berpegang pada
peraturan sebuah lembaga dengan orang yang tidak setia
berpegang pada peraturan ? Katakanlah PNS, kalau dia taat dan
berpegang teguh pada aturan maka pasti dia akan mendapat
perhatian atau bisa dipromosi untuk jabatan tertentu, kalau yang
tidak setia berpagang pada peraturan ? Ya sulit untuk mendapat
jabatan. Hal yang sama juga dalam kehidupan orang percaya,
kalau setia berpegang pada Hukum Tuhan atau perintah Tuhan
maka hidupnya pasti diberkati. Dalam perjalan selama sebulan
ini, coba kita mereflekisakan diri kita, apakah kita berpegang
teguh pada Hukum tuhan atau tidak ? Kalau berpegang maka ada
yang kita peroleh dan kalau tidak juga maka apa yang kita
peroleh ?
2. PENJELASAN TEKS DAN PENERAPAN
2.1 Jemaat Tuhan, pertama, kita selalu bersyukur atas kebaikan
Tuhan (ayat 1), perhatikan bahwa Pemazmur mengatakan dalam
ayat 1 bahwa Bersykurlah kepada Tuhan, dengan kata lain
berterima kasih atau teruslah memuji Tuhan, mengapa sebab
TUHAN itu baik, bahwa Tuhan itu setia kepada orang percaya.
Kebaiakan Tuhan itu nyata dalam pemeliharaanNya kepada
manusia, bahwa Dia begitu mencinta dan mengasihi manusia.
Bahasa lain, kita bisa bilang terimakasih kepada seseorang yang
sdh membantu kita, apa lagi kepada Tuhan? Kasih dan kebaikan
Tuhan itu tidak terbatas dan tidak mengenal musim tetapi
berjalan sepanjang hidup manusia.
Jemaat Tuhan, ketika kita berkumpul dan beribadah bersama di
saat ini, adalah salah satu dari sekian banyak tanda syukur kita
kepada Tuhan, sebab Dia telah menyertia, menopang dan
menolong kita sepanjang bulan Juni, bahkan Dia juga akan

20
membawa kita untuk masuk dalam bulan baru, Kita bersyukur
sebab Tuhan sudah memelihara, menjaga dan memberikan kita
berkat-berkat yang luar biasa dalam hidup kita, kalau kasih
manusia terbatas, maka kasih tuhan tidak terbatas dalam hidup
kita, kasih-Nya terus mengalir atas kehidupan kita, anugerah
Tuhan tidak bisa kita bayar, kecuali yang kita bisa adalah
membawa syukur kepada Dia.
2.2 Dalam ayat 2~5 memperlihatkan bahwa tidak ada manusia
manapun yang bisa memperlihatkan atau kasih tahu kehebatan
Tuhan, atau bisa memperdengarkan pujian kepada Dia ?
Sedangkan dalam ayat 3 di katakan berbahagialah orang-orang
yang berbegang pada hukum, artinya orang yang taat, setia
melakansanakan Hukum adalah orang yang berbahagia atau
orang yang bersukacita. Mereka melakukan keadilan di segala
waktu, artinya bertindak benar dan tepat dalam segala situasi dan
kondisi, keadilan itu perlu. Tentu hukum yang dimaksud disini
adalah perintah Tuhan. Pemazmur kemudian berkata dan
meminta kepada Tuhan sebagaimana dalam ayat 4 agar Tuhan
selalu mengingat kepada dia, demi kebaikan Tuhan kepada
umatNya dan juga meminta Tuhan memperhatikan dia, artinya
Tuhan mengawasi jalan hidup, langkah dan kerjanya sebagai
bagian dari keselamatan dari Tuhan, imbas dari perhatian Tuhan
adalah Pemazmur melihat kasih dan kebaikan Tuhan pada orang-
orang pilihan atau kaum yang percaya kepada-Nya maka dia
akan bersukacita atau bergembira bersama umat Tuhan lainnya
sebagai bagian dari kepunyaan Tuhan. Orang yang berpegang
pada hukum Tuhan pasti akan mendapat kebaikan atau berkat
dari Tuhan dalam hidup mereka, hal ini membuat Pemazmur
bersukacita dan bermegah di dalam Tuhan bersama umat
kepunyaan Tuhan.
Jemaat Tuhan ketika kita berpegang dan taat kepada hukum
Tuhan atau Firman Tuhan maka kita selalu memiliki rasa sukacita
atau gembira, siapa yang saat ini berani bilang saya tidak
berbahagia ketika membaca Firman Tuhan, atau saya tidak
berbahagia ketika dekat dengan Tuhan ? Tentu tidak ada
seorangpun dari kita yang berani berkata seperti itu, tetapi

21
sebaliknya kita tetap berbahagia karena memang hukum Tuhan,
dimana kita berbicara yang benar, bertindak dengan keadilan,
tidak selalu adil dalam membuat keputusan atau ketetapan
apapun, tetapi lebih dari pada itu, saudara dan saya selalu
menikmati kemurahan Tuhan, berupa pemeliharaan, berupa
berkat-berkat-Nya yang tak tertandingi dalam kehidupan kita.
Dan berkat itu sesungguhnya tidak untuk diri kita saja, tetapi
semua kemurahan Tuhan itu harus jemaat dan saya mampu
nyatakan dalam kehidupan kita, ini sebagai bagian dari kesaksian
hidup kita, kalau tadi Pemazmur mengatakan bahwa dia melihat
kebaikan Tuhan dalam umat pilihan Tuhan, maka sudah saatnya
kita saat ini juga memperlihatkan kemurahan Tuhan dalam hidup
kita, supaya orang lain juga percaya bahwa kita mencerminkan
semua kebaikan Tuhan itu, dengan demikian ada sukacita dalam
kehidupan umat Tuhan dan pribadi kita masing-masing.
2.3 Jemaat Tuhan, apa kesimpulan bagi kita dimalam ini ?
Pertama, kita selalu bersyukur atau berterima kasih atas semua
kasih dan anugerah Tuhan dalam hidup kita, kita selalu memiliki
sukacita, rasa bahagia dalam hidup kita sebab kita berpegang
teguh pada hukum Tuhan dan ketiga, bahwa kita pasti akan
menikmati kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita dan kita
memancarkan kebaikan itu menjadi bukti bagi orang lain. Amin.

22

Anda mungkin juga menyukai