Anda di halaman 1dari 7

NAMA : HERLINA OKTAVIA

NIM : 19.02.11.1749
JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
KELAS : B
MATA KULIAH : ETIKA KRISTEN
DOSEN : ISABELLA JENIVA, S.Si., Teol., M.Si

5. Hidup baru sebagai hidup kasih

a. Beberapa catatan tentang istilah “kasih” dan “mengasihi”

Dalam bahasa Yunani, yakni bahasa asli yang dipakai untuk Kitab Perjanjian

Baru, pada pokoknya terdapatlah tiga macam kata untuk kata kasih itu, yakni : Erao

(yang ada hubungannya dnegan eros), philein dan angapan (kata agape ditafsirkan dari

angapan itu).

Dalam bahasa Yunani, kata Erao dan Eros itu mula-mula berarti kaish, didalam

arti birahi,cinta birahi, cinta yang disertai hawa nafsu, asmara. Dalam mitologi Yunani

“eros” itu diperdewakan dan dipuja dalam keadaan mabuk nafsu. Dalam filsafat Yunani,

Eros mendapat arti yang lain. Oleh Plato, Eros itu disebut anak “poros” dan “penia”,

artinya anak si kaya dan si miskin.

Palto melukiskan keadaan eros itu sebagai desakan batin yang membawa

manusia, yang merasa adanya kekurangan-kekurangan kepada pendewaan (dari yang

dianggapnya sebagai) suatu kekayaan. Jadi menurut Plato, Eros sebenarnya ialah

keinginan atau kerinduan yang mendorong manusia menciptakan kebudayaan. Jadi,

dalam ilmu jiwa modern dapatlah orang berkata, bahwa menurut Plato eros dan libio

haruslah dibedakan.
Dalam Neo-Platonisme ciptaan Plotinus, hal itu diuraikan lebih lanjut. Disitu eros

dilukiskan sebagau suatu hasrat yang untuk menjadi satu dnegan sang semesta (Yunani :

To On). Jika hasrat itu telah terpenuhi, maka berkatalah Plato “Sekali menjadi dewa ilahi,

manusia itu tidak lagi mengenang kasih”.

Dari beberapa catatan diatas jelaslah sudah rasnaya, berapa besar beda antara

makna kasih menurut Alkitab dan kasih menurut pikiran Yunani.

Kata yang kedua ialah “philen” yang artinya adalah kasih antara orang tua dan

anaknya, antara kawan dan kawan, daan seterusnya.

Kata yang ketiga ilah agapan. Kata ini jarang dipakai. Mengandung arti kasih

yang memilih seseorang, kasih yang setia antara manusia dan manusia.

Kata agape termasuk kumpula istilah Alkitab dan mendaat yang amat dala. Kata

ini telah menjadi kata inti untuk menjelaskan apa itu kaish Tuhan, apa itu kasih kepada

Tuhan, dan kepada sesame.

b. Arti “agape” (kasih) didalam Alkitab

Kasih yang tiada berkesudahan terdapat pada Allah. Kasih Allah itu ditunjukkan

pada dunia yang telah diciptakan-Nya menurut gambar-Nya. Alah kasih kepada dunia

dan Allah berkenan akan manusia.

Karena begitu besar kaish Allah akan dunia ini, sehingga Ia tela mengarunikaan

Anak-Nya yang tunggal, suaya setiap orang yang percaya tidak binasa, melainkan

beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Dalam Perjanjian Baru diterangkan perbuatan-

perbuatan kasih Allah yang menyelamatkan itu.


Perbuatan-perbuatan kasih Allah itu, sama seklai tidak terletak dasarnya pada

manusia, Kita adalah orang-orang berdosa yang telah hilang. Apabila kasih Allah

dicurahkan kedalam hati kita (Roma 5:8), maka kasih itu akan terpantul dalam hati kita

dan sesame manusia, seperti sinar matahari yang terantul oleh barang yang megkilat.

c. Berbagai bentuk kasih

Bentuk kasih ilaah kesabaran, lembut hati, mengashi musuh, kesediaan melayani,

kesediaan memberi pengorbanan.

d. Hubungan antara kaish Kristen (agape), asmara (eros), dan persahabatan (filia)

Asmara pada dasarnya tidaklah penuh dosa. Ini (yaitu asmara) diberikan kepada

kedua jenis kelamin itu ketika mereka dijadikan. Tetapi asmarapun telah dikuasai oleh

dosa. Bila tidak dikuduskan maka asmara itu menjadi tidak terkekang, tidak semena-

mena, berpenyakitan, kalut, tidak setia, tidak berpribadi. Oleh sebab itu, hendaklah

asmara tersebut, dikuduskan oleh kasih Kristen yang menyanyangi dan melayani. Jika

dikuduskan oleh kasih Kristen yang menyanyangi dan melayani, maka Kristus pun kaan

terjelma diantar hubungan pria dan wanita.

Hal yang sama berlaku untuk kasi persahabatan menurut kodrat (yang didalam

Bahaya Yunani : filia). Filia pada dasarnya tidaklah penuh dosa, Tuhan menempatkan

kita dalam berbagai hubungan. Akan tetapi Agape membuka lebar-lebar pintu keluarga

sehingga mnejadi ekslusif (tersendiri), tetapi menjadi inklusif (termasuk dalam hubungan

lainnya) yang bersedia mengakui adalah sesama yang ditempatkan Tuhan dalam hidup

kita.
6. Hidup baru adalah kehidupan pengharapan (etika dan Eskatologi)

a. Kehidupan Kristen adalah hidup dari iman, kasih dan pengharapan

Didalam surat-surat Paulus kehidupan Kristen itu diterangkan sebagai hidup dari

iman, kaish dan pengharapan (1 Korintus 13). Didalam Surat-surat pengakuan iman yang

terta dari berbagai gereja, pengakuan tentang hidup baru itu dipandang dari ketiga sudut

tadi. Demikian pula lah halnya dengan ebberpa uraian mengenai dogma (pokok ajaran

tentang kepercayaan) etika.

b. Pengharapan

Didalam kitab Perjanian Lama, terutama dalam pemberitaan nabi-nabi, umat

Tuhan dibangkitkan, digerakkan supaya berpengharapan, supaya mennati-nanti dengan

kerinduan akan pertolongan Tuhan. “Berbahagaialah orang yang menaruh

kepercayaannya pada Tuhan, yang tidak berpaling kepada orang-orang yang angkuh

(Mazmur 62:11).

c. Pengharapan ini membimbing kepada sikap hidup yang baru

Pengarapan dan hidup adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebagaimana

zat asam perlu sekali untuk paru-paru, demikianlah pulalah pengharapan itu perlu seklai

untuk kehidupan. Demian kata Emil Brunner dalam bukunya yang berjudul Das Ewige

Zukunft dan Gegenwart.


Barangsiapa tidak lagi menaruh pengharapan, ia telah mati lemas secararohani

dan moral. Barangsiapa tidak lagi menaruh pengharapan, ia telah tertimpa oleh

kepanikan rohani, seperti orang yang ketinggalan dalam rumah terbakar, yang pintunya

terkunci. Pengharapan Kristen menghidupkan kehidupan Kristen.

Dalam 1 Yohanes 3:3 kita baca firma yang terkenal tentang pengharapan Kristen

yang mempunyai kekuatan untuk membersihkan, menyucikan, Disitu Yohanes berkata

bahwa, apabila Yesus datang kembali, kita akan menjadi sama seperi Dia (1 Yohanes

3:1-2). Lalu oada perkataan itu ditambahkan-Nya “Setiap orang yang menaruh

pengarapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti dia adalah suci. Hal ini

ditegaskan positif mungkin. Tidaklah ia berkata “Setiap orang yang menaruh

pengharapan itu kepada-Nya, hendaklah ia menyucikan dirinya atau moga-moga ia

menyucikan dirinya”. Tetapi ia memberitakan disitu suatu kenyataan.

Setiap orang yang menaruh pengharapan itu, dia pun menyucikan dirinya. Itu

telah pasti, tidak boleh tidak. Pengharapan ini bukanlah suatu impian, bukanlah suatu

khayalan. Pengharapan ini dipusatkan pada kenyataan Yesus, yang ada sekarang dan

yang sudah ada dulu dan yang akan datang. Oleh sebab itu pengharapan itu mengubah

dan menyucika dihup kita.

Dalam 2 Korintus 7:1a, Ia menunjukkan pengharapan ynag boleh kita taruh dan Ia

berkata “Marilah kita menyucikan diri kita semua pencemaran jasmani dan rohani, dan

dengan dmeikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah”. Ucapan-

ucapan serupa itu dapat pula kita temukan dalam 1 Korintus 15, Efesus 4:1-4, Titus 2:11-

14, dan 1 Petrus 1:13. Dalam ucapan itu erat sekali dihubungkan pengharapan dengan

hidup baru, sehingga tak dapat dipisah-pisahkan lagi.


Pengharapan Krisen mengeluarkan daya yang membarukan, dikarekana :

Pertama, dari pengharapan itu keluar daya yang membarukan, karena

pengharapan Kristen mengandung kepastidak, bahwa dunia baru sungguh-sungguh

datang. Apabila kita berjuang melawan dosa, tetapi didalam hati tidka yakin akan

kemungkinan kemenangan didalam perjuangan itu, maka sebenarnya kita sudah

menyerah kalah sebelum benar-benar mulai, dan pada suatu saat berhentilah kita berjuang

dan melarikan diri. Tetapi jika kita menaruh kepastian didalam hati, bahwa akan datang

suatu dunia yang tidak lagi mengandung dosa, maka terdapatlah disitu suatu perangsang

dan pembangkit semnagat yang tak kunjung padam untuk melanjutkan perjuangan.

Kedua, dari penghaapan Kristen keluar suatu kekuatan yang dapat membarukan,

oleh sebab itu pengharapan itu memenuhi hati kita dengan kegembiraan. Orang yang

tidak berpengharapan atau yang pengharapannya hilang kegembiaannya, ia menjadi tak

berperasaan dan suka mengejek, suka menyindir dengan tajam dengan suka berbnatah-

bantah.

Ketiga, dari pengharapan Kristen itu keluar kekuatan yang dapat membarukan,

oleh sebab itu pengharapan itu menempatkan kita di bawah disiplin Kerajaan yang akan

datang. Corak khusus sikap hidup duniawi yang tidak menaruh pengharapan kepada

dunia baru ialah, bahwa sikap hidup itu membawa manusia kepada keadaan yang tidak

berdsiplin. Hal itu dibicarakan Paulus dalam 1 Korintus 15.

Keempat, dari pengarapan Kristen itu keluar pengaruh atas sikap hidup kita, oleh

sebab itu pengharapan kepada Yesus membuat kita dapat membedakan mana yang

berharga dan mana yang baik, mana yang akan berlaku dan mana yang tetap.
Kelima, dari pengarapan Kristen itu keluar daya yang memperbarui karena

Kristus sendirilah norma segala sesuatu yang kita harapkan. Kristus membuat kita sama

seperti-Nya senditi.Dialah norma yang mutlak, yang melindungi kita terhadap sikap

berkompromi dengan apa yang ada didalam kita dan sekeliling kita.

Akhirnya, pe dari pengarapan Kristen itu keluar daya yang membersihkan,

ememurnikan, menguduskan, oleh sebab orang yang menaruh pengharapannya kepada

Yesus, mulai dnegan membersigkan diri sendiri.

d. Beberapa corak khusus sikap hidup yang dibangkitkan oleh pengharapan itu

Barangsiapa sungguh-sngguh hidup dari pengharapan Kristen, ia akan dipimpin

oleh Roh Kristus kepada : mennatikan dan mempercepat. Sikap hidup itulah yang akan

menjauhkan kita dari ilusionisme (pegharapan yang sia-sia) dan dari defaitisme (rasa

kemurungan kekalahan) yang bermalas-malas. Berjaga, menantikan, berdoa, bekerja,

itulah sikap hidup yang merupakan panggilan Tuhan kepada kita, dan kepada sikap hidup

yang demikian itulah pengharapan Kristen mau menggerakkan kita.

Berbahagalah hamba yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika

tuannya itu datang (Matius 24:46).

Anda mungkin juga menyukai