”PERSELISIHAN”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
Ester Palit
Injili Warongan
Stevi Lomboan
Sevania Lelengboto
Gamaliel Lumeno
DOSEN PENGAMPUH:
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah hermeneutika Perjanjian Baru yang
diberikan oleh dosen Bapak Pdt. Dr. Decky Kornelius Lolowang, M.Th. Makalah ini dibuat
berdasarkan kajian serta pengamatan kami. Kiranya makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kita sebagai mahasiswa Fakultas Teologi dan juga semua pembaca untuk
mengetahuai tafsiran dari Surat 1 Korintus 3:1-9.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen Pdt. Dr. Decky Kornelius Lolowang,
M.Th. atas ilmu yang boleh kami dapatkan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini tentu tidak lepas dari berbagai kekurangan, baik dalam isi
materi, maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang berlanjut
sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan dari makalah ini sangat diharapkan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
ANALISIS HISTORIS UMUM 4
Penulis 4
Penerima 4
Situasi Jemaat Korintus 4
Waktu Dan Tempat Penulisan 6
Tujuan Penulisan 6
ANALISIS TEKS 7
Latar Belakang Teks (1 Korintus 3:1-9) 7
Perbandingan Terjemahan 8
Kata Kunci 9
Pokok Pikiran 9
Uraian Tafsiran 9
Teologi Naskah 13
Relevansi Dalam Kehidupan Masa Kini 14
ANALISIS HISTORIS UMUM
Penulis
Surat 1 Korintus sejak awal tidak diragukan sebagai surat yang ditulis oleh Rasul Paulus.
Penulis 1 Klemen mengingatkan gereja di Korintus bahwa surat ini mereka terima dari Paulus
(band. 1 Klem. 47:1-3) dan Ignatius dari Antiokhia juga empat kali mengutip dari Surat 1
Korintus. Dalam Kanon Muratori, Surat 1 dan 2 Korintus diterima sebagai surat-surat Paulus.
175 Dengan demikian, dapat diterima bahwa surat ini berasal dari Paulus sendiri.
Sesudah orang Yahudi menuntut Paulus di hadapan Galio, Paulus berlayar ke Syria
sekitar tahun 52 M. Lalu, dalam perjalanan yang ke tiga, ia tinggal kira-kira dua setengah tahun
di Efesus. Pada waktu itu, ia menerima laporan dari berbagai sumber tentang persoalan-persoalan
di Korintus. Beberapa orang dari keluarga Kloë, yang tiba di Efesus, menceritakan tentang
situasi jemaat di Korintus (1 Kor. 1:11). Selain informasi lisan itu, ada juga informasi-informasi
yang disampaikan secara tertulis (1 Kor. 7:1). Berdasarkan berita-berita tersebut, Paulus menulis
Surat 1 Korintus ini.17% Dengan demikian, surat ini ditulis ketika Paulus berada di Efesus
(band. 1 Kor. 16:8), sekitar tahun 55 M.
Penerima
Penerima Surat 1 Korintus adalah Gereja Korintus (jemaat Allah di Korintus ). Kota
Korintus merupakan kota pelabuhan yang menghubungkan Yunani Utara dan Yunani Selatan.
Kota itu memiliki dua pelabuhan, satu di timur (Kengkrea) dan satu di pantai barat (Lekhaionia).
Pelabuhan bagian timur melakukan perdagangan dengan Asia Kecil, sedangkan pelabuhan
bagian barat melakukan perdagangan dengan Italia. Jarak 171 antara pelabuhan timur dan barat
adalah 6 km. Karena jarak yang pendek itu, maka dibuatlah terusan yang menghubungkan kedua
pelabuhan itu. Sebagai kota pelabuhan, Korintus menjadi pusat per dagangan dan industri. Kota
ini pernah dihancurkan pada tahun 146 SM. Pada tahun 44 SM, Korintus dibangun kembali oleh
Julius Caesar. la kemudian menempatkan para veteran Roma dan budak-budak Kaisar di sana.
Pada tahun 27 SM, Korintus menjadi kota propinsi di Akhaya. Sebagai kota pelabuhan, Korintus
tidak hanya terkenal sebagai kota yang makmur, tetapi juga sebagai kota seks. Dewi yang paling
tersohor dan dipuja di kota ini adalah Aphrodite (Venus), yakni dewi cinta birahi
Persoalan lain yang dihadapi adalah kondisi kehidupan seksualitas di antara anggota
jemaat (1 Kor. 5:1-13). Paulus mendengar bahwa terjadi percabulan di antara anggota jemaat.
Ternyata, jemaat ini sangat toleran dengan persoalan seks; begitu tolerannya sehingga
membiarkan seorang anak yang kawin dengan istri ayahnya, kemungkinan ibu tirinya. Bagi
anggota jemaat yang bermental Yunani, yang sangat toleran dengan pelacuran menganggap hal
itu biasa saja. Akan tetapi, bagi Paulus. Dalam 1 Korintus 7:1-14, Paulus menerima laporan
tentang per soalan-persoalan yang disampaikan kepadanya secara tertulis (1 Ka 7:1). Temyata, di
Korintus ini ada dua pemahaman tentang seksualita Ada jemaat yang sangat toleran dengan
kebebasan dalam hal seksualit (1 Kor. 5), tetapi ada juga yang ragu apakah perkawinan
dibenarkan? Nampaknya, pandangan ini lahir dari pemahaman Yunani bahwa kejasmanian ini
adalah jahat.
Selain itu, ada juga persoalan tentang apakah perceraian diperbole kan atau tidak. Paulus
mempertahankan prinsipnya, sebagai perinté Tuhan, bahwa orang yang kawin tidak boleh
diceraikan (7:10-11) Hanya ada kekecualian bagi perkawinan campuran. Persoalan yang
dihadapi dalam 1 Korintus 8:1-11:1 adalah tentang sikap yang tepat sehubungan dengan
makanan yang dipersembahka kepada berhala. Kelihatannya di Korintus ada jemaat yang agak
liberal. Mereka memiliki pengetahuan bahwa tidak ada dewa-dewi, sehingga mereka makan
makanan tersebut, baik pada pesta kafir maupun dalam kul kuil (8:8-10)
Menurut 1 Korintus 11:2-14:40, ada beberapa persoalan lain yang dihadapi oleh jemaat.
Pertama, cara berpakaian para perempuan yang sudah menikah dalam pertemuan jemaat.
Rupanya, ada sejumlah perempuan dalam jemaat itu yang salah memahami ajaran Paulus bahwa
tidak ada per bedaan antara perempuan dan laki-laki. Mereka pun berlagak sebagai laki-laki.
Mereka menolak untuk menutupi kepalanya dan mengikuti perjamuan kudus tanpa memakai
tudung (ayat 5 dan 6). Tindakan itu dapat mempermalukan suami mereka, sehingga
menimbulkan per selisihan dalam keluarga.
Kedua, persoalan yang berhubungan dengan perjamuan kudus. Memang, perjamuan itu
adalah perintah Tuhan yang harus dilaksanakan oleh gereja. Dalam tradisi, perjamuan itu
didahului dengan perjamuan kasih. Untuk itu, jemaat membawa makanan untuk disantap secara
bersama-sama. Akan tetapi, dalam perkembangannya, perjamuan kudus telah dicemari. Ada
orang-orang kaya yang datang dari rumah dengan membawa makanan dan minuman serta
menyiapkannya secara terpisah. Kemudian, sebelum perjamuan kudus dimulai, mereka makan
dan mi num sampai mabuk. Sementara itu, orang miskin dan para pembantu yang datang
terlambat (karena harus membereskan segala sesuatunya di rumah) tidak mendapat makanan.
Akibatnya, sesudah perjamuan kudus itu, mereka pulang dengan lapar
Ketiga, dalam jemaat itu ada persoalan tentang karunia-karunia Roh (12:1-31: 14:1-40),
Anggota jemaat yang mendapat karunia Roh saling bersaing antara yang satu dengan yang
lainnya, membandingkan siapakah yang menerima karunia yang lebih spektakuler atau lebih
hebat Persaingan itu dapat menimbulkan perpecahan dalam jemaat
Kendatipun ada berbagai pokok, surat ini tampaknya cukup utuh. Kita mendapatkan
gambaran tentang sebuah jemaat yang cara hidupnya tidak terasing dengan lingkungan
sekitarnya. Kita mendengar tentang perkara hukum yang dibawa ke pengadilan sipil (6:1), dan
masalah hubungan dengan orang bukan Kristen pun disinggung (5:10); acuan kepada masalah
makan daging yang dipersembahkan kepada berhala-berhala (10:25 dyb.) mungkin juga
berkaitan dengan kenyataan bahwa orang-orang Kristen bergaul dengan orang-orang bukan
Kristen. Namun demikian jelas bahwa masalahnya bukanlah keti dakmantapan jemaat yang
muncul dari lingkungannya. Melainkan lebih karena orang-orang yang muncul di dalam gereja
itu sendin yang menyebabkan ketidakmantapan. Mereka tampaknya telah menampilkan sejumlah
pengaruh, karena orang-orang Kristen di Korintus ternyata telah diombang-ambingkan dan
dikelompok kelompokan, meskipun hanya dalam pandangan dan praktek hidupnya. Karena itu,
bermacam-macam masalah yang dihadapi Paulus dalam 1 Korintus dapat ditafsirkan dalam
terang maksud yang mendasarinya yakni, menghalau pengaruh Gnostik yang telah menyerap ke
dalam gereja di Korintus. Hal yang menonjol ialah bahwa Paulus membahas persoalan dan
permasalahan satu per satu, namun pada keseluruhannya ia mengemukakan pendapat yang
kurang lebih sama atas penyelewengan-penyelewengan itu. Kita harus ingat bahwa sudut
pandang Gnostik paling tidak sama dengan sudut pandang Kristen (Paulus) setidaknya
sehubungan dengan satu segi: orang Kristen memiliki roh dan karena itu menjadi orang merdeka.
Ia memiliki karunia dan kemerdekaan namun itu bukanlah untuk dirinya sendiri, untuk
disalahgunakan demi kepentingan sendiri dengan cara yang sembrono dan semau maunya,
melainkan supaya ia dapat memanfaatkannya demi kebaikan saudaranya dan demi membangun
gereja di dalam kasih. Karena itu, Paulus melalui surat ini berusaha menarik kembali gereja itu
kepada kesatuannya yang semula.
Tujuan Penulisan
Perhatian utama Paulus dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus adalah
persekutuan (koinonia) dalam jemaat la mengingatkan kepada jemaat tentang persekutuan itu
sejak mereka dipanggil. "Allah yang memanggil kamu ke dalam persekutuan dengan Anak-Nya
Yesus Kristus Tuhan kita, adalah setia". Jadi, Allah tidak sekedar "mengundang" mereka masuk
ke dalam koinonia itu, tetapi secara nyata mengubah dan mengalihkan mereka ke dalam
persekutuan di dalam Kristus. Oleh karena itu, ia menasihati anggota jemaat agar sehati sepikir.
"... aku menasihatkan kamu, saudara saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu
seia-sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat
bersatu dan sehati sepikir" . Nasihat Paulus ini secara tidak langsung menunjuk kepada per
soalan-persoalan di dalam jemaat yang mengancam keutuhan mereka sebagai tubuh Kristus.
Kedua, sebagian anggota jemaat hanya mencari kesenangan atau kepentingan sendiri,
bukan mencari kesenangan semua orang dalam jemaat Mereka yang "kuat" mencari kesenangan
sendiri dalam perjamuan penyembahan berhala, sehingga menjijikkan bagi mereka yang
"lemah".
Ketiga, keadaan yang sama juga terjadi dalam pertemuan jemaat. Di dalam pertemuan
itu, ada perempuan tertentu yang suka memamer kan pakaian yang indah, sehingga tidak hanya
membuat perhatian orang tertuju kepada pakaian yang mereka pakai, tetapi juga dapat membuat
anggota jemaat yang lain menjadi iri.
Keempat, upaya mencari kesenangan sendiri juga terjadi di dalam perjamuan bersama.
Ada orang-orang tertentu yang datang lebih dahulu, lalu makan dan minum sampai mabuk,
sehingga mereka yang terlambat menjadi kelaparan. Situasi itu dapat memicu perpecahan.
Kelima, ancaman perpecahan juga datang dari anggapan sebagian anggota jemaat bahwa
karunia merekalah yang lebih tinggi dari yang dimiliki oleh orang lain.
ANALISIS TEKS
Latar Belakang Teks (1 Korintus 3:1-9)
Dalam 1 Korintus 3:1-9 berbicara tentang perselisihan yang ditulis oleh Rasul Paulus
karena mengingat berbagai tantangan, berbagai pergumulan yang dihadapi oleh jemaat waktu itu.
Sehingga Paulus menuliskan ini kepada mereka tentang timbulnya kelompok-kelompok di
jemaat sebagai akibat dari hadirnya bermacam-macam pengajar yang menyampaikan ajaran
mereka dalam jemaat itu sehingga menimbulkan perselisihan dan iri hati. Begitu juga sebagai
anggota jemaat hanya mementingkan diri sendiri dan mencari kesenangan sendiri bukam saling
mementingkan kepentingan bersama dalam satu jemaat. Dan keadaan yang sama juga terjadi
dalam pertemuan jemaat. Dimana di dalam pertemuan itu ada yang suka memamerkan pakaian
yang indah sehingga jemaat tertuju kepada apa yang mereka pakai. Tetapi juga membuat jemaat
lain merasa iri. Begitu pun ada jemaat yang mencari kesenangan sendiri di dalam satu
perjamuan. Ada yang sudah lebih dulu makan dan minum sampai mabuk sehingga jemaat yang
terlambat tidak mendapatkan makanan dan menjadi kelaparan. Sehingga hal itu juga
menimbulkan perselisihan dan perpecahan dalam jemaat korintus. Juga adanya ancaman
perpecahan bahwa karunia merekalah yang lebih tinggi dari yang dimiliki oleh orang lain.
Mereka tidak saling menerima pendapat atau masukkan orang lain tetapi hanya mengandalkan
kemampuan mereka atau hikmat mereka sendiri bukan mengandalkan hikmat dari Tuhan/hikmat
yang benar. Sehingga Rasul Paulus selalu menasehati jemaat untuk memakai hikmat yang benar
dan selalu menggunakan kasih agar jemaat Korintus tidak akan terpecah belah dan tidak akan
ada lagi perselisihan.
Perbandingan Terjemahan
Ayat 1
NIV Brothers, I could not address you as spiritual but as worldly-mere infants in Christ
Teks Asli Κἀγώ, ἀδελφοί, οὐκ ἠδυνήθην λαλῆσαι ὑμῖν ὡς πνευματικοῖς ἀλλ᾽ ὡς σαρκίνοις, ὡς
νηπίας ἐν Χριστῷ.
LAI Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti
dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam
Kristus.
Ayat 2
NIV 1 gave you milk, not solid food, for you were not yet ready for it. Indeed, you are still not
ready.
Teks Asli γάλα ὑμᾶς ἐπότισα, οὐ βρῶμα· οὔπω γὰρ ἐδύνασθε, ἀλλ' οὐδὲ ἔπι νῦν δύνασθε,
LAI Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat
menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya.
Ayat 3
NIV You are still worldly. For since there is jealousy and quarreling among you, are you not
worldly? Are you not acting like mere men?
Teks Asli ἔτι γὰρ σαρκικοί έστε. ὅπου γὰρ ἐν ὑμῖν ζῆλος καὶ ἔρις?, οὐχὶ σαρκικοί έστε καὶ
κατὰ ἄνθρωπον περιπατεῖτε
LAI Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika diantara kamu ada iri hati dan
perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu
hidup secara manusiawi?
Ayat 4
NIV For when one says, "I follow Paul," and another, "I follow Apollos," are you not mere
men?
Teks Asli ὅταν γὰρ λέγῃ τις, Ἐγὼ μέν εἰμι Παύλου, ἕτερος δέ, Ἐγὼ ᾿Απολλῶ, οὐκ ἄνθρωποί
έστε;
LAI Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata:
"Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi
yang bukan rohani?
Ayat 5
NIV What, after all, is Apollos? And what is Paul? Only servants, through whom you came to
believe-as the Lord has assigned to each his task.
Teks Asli τί οὖν ἐστιν Ἀπολλῶς; τί δέ ἐστιν Παῦλος3; διάκονοι δι᾽ ὧν ἐπιστεύσατε, καὶ
ἑκάστῳ ὡς ὁ κύριος ἔδωκεν.
LAI Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu
menjadi per caya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya.
Ayat 6
NIV I planted the seed, Apollos watered it, but God made it grow.
LAI Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan
Ayat 7
NIV So neither he who plants nor he who waters is anything, but only God, who makes things
grow.
Teks Asli ώστε ούτε ὁ φυτεύων ἐστίν τι ούτε ο ποτίζων άλλ' ό αύξάνων θεός.
LAI Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah
yang memberi pertumbuhan
Ayat 8
NIV The man who plants and the man who wa ters have one purpose, and each will be
rewarded according to his own labor.
Teks Asli ὁ φυτεύουν δέ καί ὁ ποτίζων έν εἰσιν, ἕκαστος δὲ τὸν ἴδιον μισθὸν λήμψεται κατὰ
τὸν ἴδιον κόπον
LAI Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan
menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri
Ayat 9
NIV For we are God's fellow workers; you are God's field, God's building.
Teks Asli θεοῦ γάρ ἐσμεν συνεργοί, θεοῦ γεώργιον." θεοῦ οἰκοδομή ἐστε.
LAI Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.
Kata Kunci
ζαπκινορ (sarkinos) : Kata sifat Maskulin jamak dari ζαπξ (sarx) yang berarti manusia duniawi,
daging, bagian dari dunia ini, tidak di bawah kuasa Roh Kudus, manusiawi. (Ay.1)
νηπιορ (nepios) : Kata sifat nominative maskulin jamak dari επορ (epos) yang berarti anak kecil,
bayi, balita; belum dewasa. (Ayt.1)
ζηλορ (zelos) : Kata sifat yang berarti cemburu, iri hati, dengki. (Ay.3)
επιρ (eris) : Kata benda orang I nominative feminim tunggal yang berarti perselisihan,
perkecokan, persaingan. (Ay.3)
πνεςμαηικορ (pneumatikos) : Kata sifat maskulin jamak dari πνεςμα (pneuma) yang berarti
manusia rohani, Roh (Ay.4)
αυξανω (auxano)” yang berarti pertumbuhan, berkembang, bertambah, bertambah besar. (Ay.6)
θςηεςω (phuteuo) : Kata verba aorist aktif orang I tunggal yang artinya menanam . (Ay.7)
ποτιζω (potizo) : Kata verba indikatif aorist orang III tunggal yang bearti menyiram,
mengairi(Ay.8)
ζςνεπγορ (sunergos): Kata sifat nominative maskulin jamak yang berarti kawan sekerja Allah,
bekerja bersama (Ay.9)
γεωπγιον (georgion) : Kata benda nominative netral tunggal umum yang berarti ladang Allah,
ladang (Ay.9)
Pokok Pikiran
Ayat 1-2 : Manusia duniawi yang belum dewasa dalam Krsitus
Ayat 3-5 : Iri hati dan perselisihan menunjukkan manusia duniawi dan hidup secara manusiawi
Ayat 8-9 : Yang menanam dan menerima akan mendapat upah karena sama-sama adalah kawan
sekerja Allah
Uraian Tafsiran
● Pesan rohani tidak dapat disampaikan kepada mereka yang belum dapat
menerimanya (Ay.1-2)
Kata “Rohani” dalam bahasa aslinya memakai kata πνεςμαηικορ (pneumatikos) adjective
dative masculine plural no degree, asal kata dari πνεςμα pneuma yang berarti Roh. Suatu sifat
yang di miliki oleh Paulus yaitu Roh yang sama yang dimiliki oleh orang jemaat Korintus juga.
Peneumatikos adalah suatu sifat yang ada pada diri orang percaya yang didalamnya ada
kepekaan terhadap Roh dan ia senantiasa dipimpin oleh Roh. Dalam teks ini Paulus tidak dapat
berbicara dengan manusia rohani dikarenakan kondisi kerohanian Jemaat Korintus yang bisa
dikatakan belum bertumbuh
Perselisihan kerap kali terjadi baik di dalam diri sesorang maupun di dalam komunitas atau
lingkukan. Perselisihan terjadi karena ada penyebab yang mengakibatkan terjadinya perselisihan.
Perselisihan yang terjadi di dalam jemaat Korintus dikarenakan oleh ketidak mampuan mereka
untuk menghidupi panggilan mereka sebagai orang yang sudah dimerdekakan oleh Kristus
sehingga jemaat Korintus masih menghidupui manusia duniawinya. Manusia duniawi dalam
bahasa aslinya memakai kata ζαπκινορ (sarkinos) asal kata dari ζαπξ sarx yang berarti daging,
bagian dari dunia ini; tidak di bawah kuasa Roh Kudus; manusiawi. Sutanto mengatakan “itu
menunjukan sifat dari manusia.” dengan kasus adjective dative masculine plural no degree. Itu
berarti pada waktu itu Paulus mengeluarkan sifat manusia duniawinya diamana ia tidak bisa lagi
membicarakan hal-hal yang rohani untuk jemaat Korintus. Pfitzne mengatakan bahwa “mereka
adalah manusia duniawi, tidak rohani (1 Korintus 2:14), duniawi dalam sifat dan pemikirannya,
tidak tersentuh dan tidak terdidik oleh roh Allah, dan masih dibawah kuasa dosa (Roma 7:14).”
Itu berarti bahwa jemaat Korintus hidup di dalam kedagingan mereka dimana sifat dan
pemikirannya masih dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dagingnya sehingga belum dapat
menerima asupan rohani yang Paulus berikan. Dalam hal ini penulis menarik sebuah kesimpulan
kecil bahwa penyebab terjadinya perselisihan di dalam jemaat Korintus adalah ketidak mampun
mereka akan perbedaan kehidupan manusia rohani dan kehidupan manusia duniawinya. Mereka
tidak menghidupi manuisa rohani tetapi lebih menghidupi manusia duniawinya. Sifat duniawi
yang mereka hidupi terlihat dalam hidup mereka yang belum dewasa, masih iri hati, dan
mengalami suatu perselisihan.
Frase “belum dewasa” dalam bahasa aslinya memakai kata “νηπιορ nepios” asal kata dari
επορ (epos) anak kecil, bayi, balita; belum dewasa. dengan kasus adjective normal dative
masculine plural no de]e. Suatu sifat normal yang dimiliki oleh orang Korintus sebagai objek
yang seharusnya tidak mereka lakukan. Kata “nepios" ini juga di pakai dalam Galatia 4:1. Jemaat
di Korintus dikatakan nepios atau anak kecil, bayi, balita dan belum dewasa karena mereka
masih belum bisa mencerna pengajaran-pengajaran kekeristenan yang mendalam di dalam
kehidupan mereka pada saat itu. Hal ini juga di catat oleh Paulus dalam 1 Korintus 14:20
“saudara-saudara janganlah seperti anak-anak dalam pikiranmu”. Disini sangat jelas bahwa
Paulus memberikan suatu arahan agar jemaat di Korintus berpikir dewasa untuk menyikapi
segala sesuatu, karena dari situlah dapat di lihat pertumbuhan seseorang di dalam Kristus.
Ketidakdewasaan menunjukan ketidak mampuan seseorang untuk bertumbuh di dalam Kristus.
Brill dalam bukunya mengatakan istilah “belum Dewasa” dalam ayat ini bukan berarti “mereka
belum bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus, ataupun baru diselamatkan, melainkan
mereka tidak bertumbuh atau tidak maju di dalam Kristus.” dari sisi inilah jemaat di Korintus di
nilai belum dewasa oleh rasul Paulus.
● Iri hati dan perselisihan menunjukkan manusia duniawi yang hidup secara
manusiawi (Ayat 3-4)
Iri hati dalam bahasa aslinya memakai kata ζηλορ (zelos) yang berarti cemburu. Dalam
terjemahan New English Translation “jealousy” dan dalam King James Verson “envying”.
Sedangkan dalam Terjemahan Lama “ada dengki” . Jadi dapat diartikan bahwa ketidak dewasaan
jemaat Korintus terlihat dalam tingkah laku mereka yang masih iri hati terhadap yang lainnya.
Kecemburuan terjadi menunjukan adanya dengki terhadap orang lain. iri hati ini adalah bagian
dari perbuatan daging, dan di dalam Roma 13:13; Yakobus 3:14 Paulus kembali menegaskan
bahwa perselisihan dan iri hati jangan sampai terjadi di dalam kehidupan orang percaya. Bahkan
dalam 2 Korintus 12:20 Paulus mengkhawatirkan hal ini terjadi di dalam kehidupan jemaat. Hale
mengatakan dalam bukunya bahwa “jealousy and quarreling does not occur among mature
spiritual christians (kecemburuan dan pertengkaran seharusnya tidak terjadi di antara kekristenan
yang dewasa rohani.)”
Kata perselisihan dalam bahasa aslinya memakai kata επιρ (eris) yang berarti percekcokan,
persaingan. Dengan bentuk noun nominative feminine singular. Kata benda yang di pakai untuk
pengganti orang pertama. Dalam terjemahan Firman Allah Yang Hidup “berpecah-pecah
menjadi kelompok-kelompok yang saling bertentangan.” Dalam terjemahan American Version
“strife” (perselisihan/percecokan). Dalam Terjemahan Sederhana Indonesia “bertengkar”. Itu
berarti bahwa perselisihan ini merupakan sesuatu yang sangat berbahaya bagi setiap
perkumpulan. Kelompok akan terpecah karena perbedaan pendapat sehingga dapat menimbulkan
suatu pertengkaran. Dalam Titus 3:9 “Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang
bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua
itu tidak berguna dan sia-sia belaka” Paulus memberi nasehat bahwa perselisihan dan
pertengkaran harus di jauhkan dari kehidupan orang percaya. Dalam hal ini Daulay mengatakan
dalam bahwa “Orang Kristen di Korintus bercekcok dan bertengkar. mereka semua ingin
mempertahankan kelompok kecil beserta pemimpin kesayangan mereka masing-masing.”31
Adalah lebih baik untuk menghindari terjadinya perselisihan di dalam gereja adalah jemaat yang
mau bertumbuh atau mau mengenakan manusia rohaninya.
Pemahaman akan Firman merupakan bagian dari kehidupan tiap orang percaya. Karena
hanya dengan memahami Firman orang percaya akan memiliki suatu kesadaran akan sumber
pertumbuhan iman. Paulus dengan jelas menegaskan bahwa hanya Allah sumber pertumbuhan
orang percaya. Kata “pertumbuhan” dalam bahasa aslinya memakai kata “αυξανω (auxano)”
yang berarti berkembang, bertambah, bertambah besar. Dalam terjemahan New English
Translation “but God caused it to grow” (tetapi Allah penyebab untuk bertumbuh). Sedangkan
dalam terjemahan Firman Allah Yang Hidup “tetapi Allah, dan bukan kami, yang
menumbuhkannya”. Dalam terjemahan AV “but God gave the increase” (tetapi Allah yang
memberi peningkatan). Allah yang memberikan pertumbuhan, kita dapat melihatnya dalam
Mazmur 92:13- 15; Yesaya 55:5; Yohanes 15:5; Yeremia 2:21; 11:17. Disini menjelaskan bahwa
pertumbuhan itu datangnya dari Allah, Allah adalah sumber dari pertumbuhan orang percaya.
Oleh sebab itu Paulus menegaskan bahwa Allah yang memberi pertumbuhan, mereka hanyalah
pekerja Allah yang akan menerima upah yang sesuai dengan perkerjaannya (1 Korintus 3:9).
Pertumbuhan iman yang benar adalah pertumbuhan iman yang terletak pada dasar yang benar.
Jadi untuk menghindari suatu perselisihan haruslah memahami Firman Tuhan, karena
pemahaman akan Firman Tuhan akan menyadarkan tiap-tiap orang akan keberadaannya sebagai
manusia berdosa, dan akan memfokuskan dirinya kepada Tuhan sehingga tidak memikirkan hal-
hal yang bersifat duniawi, dan mempersoalkan hal-hal yang duniawi.
● Yang menanam dan menerima akan mendapat upah karena sama-sama adalah
kawan sekerja Allah (Ay.8-9)
Frase “kawan sekerja” dalam bahasa aslinya memakai kata ζςνεπγορ (sunergos) yang
berarti “bekerja bersama”, dengan kasus adjective nominative masculine plural no degree. Kata
ini dipakai untuk penganti orang jamak yang menunjukan tidak sederajat. Dalam terjemahan BIS
“Kami adalah orang-orang yang sama-sama bekerja untuk Allah”. Dalam terjemahan AV “For
we are labourers together with God”. Dalam terjemahan TL “Karena kami orang bekerja
bersama-sama dengan Allah”. Kawan sekerja Allah berarti mereka yang bersama-sama menjadi
pelayan untuk pembrita Firman dan perkerjaan mereka adalah perkerjaan untuk kemuliaan bagi
nama Tuhan. Hal ini dapat di lihat dalam: Markus 16:20; 2 Korintus 6:1; 1 Tesalonika 3:2.
Menurut sembiring ada dua cara untuk memahami bagian pertama ayat ini. “pertama: kalimat
Yunaninya di sini dapat berarti “kami adalah rekan sekerja Allah, yaitu kami berkerja bersama
Allah”. Atau kedua: “kami merupakan rekan kerja dalam pelayanan Allah (atau melayani
Allah)”. Ada juga yang menerjemahkan “kami berkerja bersama-sama dan kami berkerja bagi
Allah”. Jadi Paulus dan Apolos merupakan alat yang dipakai Tuhan untuk mengerjakan apa yang
telah dipercayakan Tuhan kepada mereka, oleh sebab kita Paulus menyatakan diri mereka
sebagai pekerja Tuhan yang berkerja di ladang Tuhan.
● Kata “ladang” dalam bahasa aslinya memakai kata γεωπγιον (georgion) yang berarti
“ladang” dengan kasus noun nominative neuter singular common. Dalam terjemahan
FAYH ” Saudara sekalian adalah kebun Allah, bukan kebun kami”. ye are God’s
husbandry. Dalam Yesaya 61:3 dijelaskan bahwa orang percaya adalah tanaman Tuhan
untuk memperlihatkan keagunganNya. Howard mengatakan dalam bukunya “Allah
menanam Israel di tanah perjanjian-Nya sehingga umat menjadi keadilan Tuhan.” Jadi
orang percaya adalah milik Allah.
Kata “bangunan” dalam bahasa aslinya memakai kata οικοδομη (oikodome) yang berarti
“suatu tempat kediaman”. Dalam terjemahan FAYH ” Saudara adalah rumah Allah, bukan rumah
kami”. Paulus katakan bahwa jemaat Korintus adalah bangunan Allah, itu berarti orang percaya
adalah bait Allah tempat kediaman Allah. Hal ini juga bisa di lihat dalam Efesus 2:20-22 dan 1
Petrus 2:5 yang menjelaskan bahwa orang percaya adalah banguan Allah yang di bangun di atas
dasar batu penjuru, yaitu Yesus Kristus. Jadi gereja adalah bangunan Allah di mana jemaat
dibangunNya untuk kediamaNya sendiri
Teologi Naskah
● Menerima pesan Rohani yang disampaikan
Menerima hal yang baik juga mendatangkan berkat kepada kita. Setiap pesan yang
diberikan ketika kita menerimanya selaku manusia rohani bukan manusia duniawi pasti
akan mendatangkan kebaikan dan kedamaian bukan mendatangkan perselisihan atau iri
hati antara satu sama lain.
● Menghindari Perselisihan
Perselisihan hanya mendatangkan perpecahan kepada kita. Untuk itu sebagaimana yang
dinasehati oleh paulus itulah yang harus kita lakukan bahwa kita jangan berfokus kepada
manusia, tetapi berfokus kepada Yesus Kristus. Dan selalu berupaya untuk tidak
menciptakan perselisihan.
Daftar Pustaka
Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru, Sejarah, Pengantar, dan Pokok-pokok
Teologisnya (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2019)
Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2016)