Anda di halaman 1dari 8

EKSPOSISI PERJANJIAN BARU 2

TAFSIRAN KITAB 1 KROINTUS 1:14-17

Nama: Alva G.I. Bullan

NIM: 2202022

Dosen pengampu : Nancy L. Hamaduna, M.Th.

SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN KUPANG

2022/202
LATAR BELAKANG

SURAT 1 KORINTUS

Penulis & Waktu penulisan

Dalam pembahasan siapa yang menulis surat satu korintus ini, tidak banyak menimbulkan
perdebatan.informasi mengenai penulis surat 1 korintus dapat ditemukan dalam 1 korintus 1 : 1
yang menyatakan bahwa surat ini berasal dari Paulus. Namun, muncul yang lain juga merupakan
tulisan Paulus cukup mudah dipadukan ke dalam kerangka aktifitas Paulus yang tercatat dalam
Kisah Para Rasul sedangkan 1 dan 2 korintus sama sekali tidak mempunyai informasi apapun
dari kitab tersebut. Tetapi beberapa bukti internal memberikan keterangan bahwa Paulus sangat
memungkinkan sebagai penulis Surat 1 Korintus. Paulus melihat sejumlah pokok permasalahan
dan menjawabnya satu per satu, di mana ia memiliki dua sumber informasi utama tentang situasi
jemaat Korintus sehingga sangat mungkin ia menjawab keduanya sesuai urutan. 1 Surat 1 korintus
ditulis pada Tahun 53 hingga dengan 55 Masehi.

Tujuan Penulisan

Paulus menulis surat ini kepada jemaat di Korintus ketika ia berada di Efesus dalam
perjalanan penginjilannya yang ketiga (Ref. 1Kor. 16:8; Kis. 19:8, 10; 20:31). Tampaknya Paulus
tengah berhubungan dengan jemaat-jemaat Gereja Korintus walaupun ia tidak menemui mereka
secara langsung. Paulus menyebutkan di 1Korintus 5:9 bahwa sebelumnya ia telah menulis surat
ke jemaat Korintus. Sebaliknya, jemaat Korintus juga telah menulis surat kepada Paulus tentang
perkara-perkara tertentu (1Kor. 7:1).

ciri ciri Khas

1 Korintus mungkin adalah satu-satunya surat yang ditulis Paulus kepada kumpulan jemaat
setempat untuk menjawab masalah tertentu atau pertanyaan tertentu, satu per satu. Walaupun
keadaan yang meliputi perkara-perkara yang ada tidak selalu tampak nyata, kita dapat mengintip
beberapa permasalahan yang dihadapi gereja masa awal.2

1
Vinsensia NT BAB II , (BAB II ANALISIS LATAR BELAKANG : 1 KORINTUS DAN PENCOBAANYA) , hal.11-12
TAFSIRAN

1 KORINTUS 1:14-17

Ayat 13-15, 13.Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau
adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?TB

14.Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorang pun juga di antara kamu yang aku baptis
selain Krispus dan Gayus, TB

15.sehingga tidak ada orang yang dapat mengatakan, bahwa kamu


dibaptis dalam namaku.TB

Pada ayat ini, Paulus tampak menanggapi masalah dikorintus terkait pembabtisan, dan ada
kemungkinan komunitas tersebut, memikirkan pembabtisan telah dipersempit atau disalah
gunakan, mengapa Paulus mengatakan hal ini karna para jemaat dikorintus yang dikarenakan
mereka menyakahgunakan baptisan. pada ayat 14 paulus berterima kasih pada Allah karna ia
hanya membatis 2 orang saja dari banyaknya jemaat dikorintus yaitu Krispus dan Gayus, dalam
hal ini paulus menunjukan bahwa Paulus tidak memusatkan pengapdiannya pada ritual
pembabtisan, tetapi lebih pada memberitakan injil, namun pada ayat 15 para jemaat di korintus
menyalahgunakan baptisan dimana mereka membagakan diri saat dibaptis oleh paulus sehingga
paulus dalam ayat ini menegaskan kalau Baptisan bukanlah mengenai siapa yang melakukannya,
tetapi tentang komitmen kepada Kristus. 3

Krispus adalah pemimin sinagoge tempat Paulus memberitakan Injil ketia ia pertama kali datang
ke Korintus (kis 18:8).

Gaius mungkin adalah orang yan sama dengan Titus Justus. Orang ini adalah seorang non-
Yahudi yang menjadi penganut agama kristen dan tinggal disebelah sinagoge. Dia membuka
rumahnya bagi jemaat setelah umat Kristen tidak lagi dapat berkumpul di sinagoge (Kis18:7;
Rom 16:23).

2
Gereja Yesus Sejati, 1 Korintus : paduan pemahaman Alkitab , ( Jl. Danau Asri Timur Blok C3 No. 3C Sunter Danau
Indah, Jakarta 14350 – Indonesia 2020 ) hal. 09 – 10
3
Craig S. Keener, The New Cambridge Bible Commentary : 1-2 Corinthians , ( Published in the United States of
America by Cambridge University Press, New York 2005 ) Hal. 40
Paulus dengan sengaja tidak membaptis sebagian besar orang yang dibawa kedalam kepercayaan
kristen agar tidak tidak ada kebingungan atau perdebatan tentang siapa sebenarnya yang menjadi
pengikutnya, dengan cara ini, paulus ingin menekankan bahwa Kristuslah yang harus tetap
menjadi pusat dalam pelayanannya, bukan Paulus sendiri atau siapapun yang melakukan
pembaptisan, dan juga ia ingin memperjelas kalau setiap pembabtisan memiliki nilai yang sama.
4

Paulus tidak menolak baptisan di ayat 14-17, meskipun dia menolak pemikiran Korintus yang
membesar-besarkan pentingnya siapa yang membaptis siapa dan apa yang sebenarnya terjadi
pada orang yang dibaptis melalui baptisan air. Di lingkungan seperti itu, Paulus bersyukur bahwa
dia tidak banyak membaptis. 5

Ayat 16 "Juga keluarga Stefanus aku yang membaptisnya. Kecuali mereka aku tidak tahu,
entahkah ada lagi orang yang aku baptis. TB"

Dalam ayat ini paulus mengingatkan bahwa dia juga melakukan pembaptisan untuk keluarga
stefanas, namun selain itu, dia tidak mengingat apakah aada orang lain yang dia baptis, hal ini
mengambarkan bahwa pentingnya pembaptisan tidak hanya terletak pada sia yang melakukan
baptis itu tetapi lebih kepada kemitmen dan kesetian seseorang kepada kristus. Dalam ayat ini
paulus juga menekan bahwa pembaptisan memiliki makna yang lebih dalam daripada sia yang
melakukannya, dan lebih berkaitan dengan komitmen spritual seorang kepada kristus.6

Paulus pernah melakukan pembaptisan terhadap keluarga Stephanas. Namun, yang lebih penting
adalah bahwa dia tidak yakin apakah dia melakukan pembaptisan terhadap orang lain atau tidak.
Bagi Paulus, apakah dia melakukan hal itu atau tidak, bukanlah hal yang terlalu penting. Kita
seharusnya mengikuti pemikiran Paulus ini: hal itu bukanlah masalah besar. Ritual pembaptisan
air, yang dimulai oleh Yohanes Pembaptis dan masih dilakukan di beberapa tempat di dunia
Kristen saat ini, sebenarnya tidak begitu signifikan. Bagi Paulus, praktik ini tidaklah relevan
4
Dr. Thomas L. Constable, ( 1 corinthians, edition 2023 ) Hal. 28-19
5
Ben Witherington III, Conflict and in Community Corinth : A Socio-Rhetorical Commentary on 1 and 2 Corinthians,
( Published jointly 1995 in the United States ) Hal.147
6
Craig S. Keener, The New Cambridge Bible Commentary : 1-2 Corinthians , ( Published in the United States of
America by Cambridge University Press, New York 2005 ) hal 26-27
hingga pada titik dia bahkan tidak bisa mengingat nama beberapa orang yang mungkin telah dia
baptis di masa lalu. Sangat pentingnya pengajaran Injil sehingga Paulus menganggapnya sebagai
aktivitas utama misinya, bahkan mengesampingkan sakramen. Bagi Paulus, realitas etis dan
teologis lebih penting daripada simbol baptisan terhadap realitas-realitas tersebut. 7

Ayat 17 “Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan
Injil; dan itu pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-
sia. TB”

Paulus mengatakan bahwa saat dia membritakan injil, dia tidak menggunakan kata kata
yang hanya terlihat pintar tapi kosong.dia tidak seperti orang orang yang hanya menunjukan
keindaham kata kata tampa memberikan isi yang penting. Paulus akan menunjukan perbedaan
antara kebijaknsanaan ilahi dengan kebijaksanaan manusia biasa. Kebijaksanaan manusia itu
biasanya tentang kemahiran berbicara di depan orang banyak dan juga mengenai filosofi Yunani-
Romawi.8

Di Kota Korintus, di mana ada banyak persaingan, mungkin saja orang-orang di sana merasa
sangat dekat dengan orang yang membawa mereka masuk ke dalam iman Kristen dan
membaptiskan mereka di rumah mereka sendiri. Mereka mungkin merasa bahwa pendeta mereka
lebih istimewa dan lebih penting daripada pendeta di rumah-rumah lainnya. Orang-orang bahkan
mulai bersaing untuk menunjukkan siapa yang lebih berhubungan khusus dengan tokoh-tokoh
seperti Paulus, Apolos, atau Kefas.

ketika Paulus mengatakan bahwa Kristus tidak mengutusnya untuk membaptis, bukan berarti
pembaptisan itu tidak penting, tidak diperlukan, atau kurang penting dibandingkan dengan
memberitakan Firman. Sebaliknya, ini adalah teguran bagi mereka yang terlalu memperhatikan
orang yang melakukan pembaptisan, bukan kepada Tuhan Yesus Kristus yang seharusnya
menjadi pusat perhatian dalam pembaptisan.9

7
Dr. Thomas L. Constable, ( 1 corinthians, edition 2023 ) Hal 68
8
Ben Witherington III, Conflict and in Community Corinth : A Socio-Rhetorical Commentary on 1 and 2 Corinthians,
( Published jointly 1995 in the United States ) hal.148
9
Preben Vang, Teach The Text Commentary series : 1 Corinthians, ( Baker Books, 2014)
KESIMPULAN

Kesimpulan dari tafsiran ini adalah Bagian dari 1 Korintus ini memperingatkan terhadap
pandangan yang terlalu muluk tentang baptisan. Bagi Paulus, yang sentral dalam pelayanannya
dan dalam seluruh proses membuat pengikut baru adalah memberitakan Injil, bukan membaptis.
Ini menentang semua pandangan magis tentang baptisan, baik itu pada bayi maupun pada orang
dewasa. Paulus melihat baptisan sebagai upacara inisiasi, sebagai tanda dari pekerjaan Allah
dalam atau untuk kehidupan seseorang, yang harus dikaitkan dengan penyaliban Kristus. Namun,
dari pandangan ini tidak dapat disimpulkan bahwa Paulus juga melihatnya sebagai sarana
anugerah, dan 1:14 menentang pandangan tersebut. Baptisan bukanlah sarana konversi, dan juga
bukanlah suatu keharusan untuk konversi.

Jika Perjanjian Baru jelas tentang sesuatu, itu adalah bahwa baptisan seharusnya terjadi sangat
dekat dengan waktu ketika seseorang berpindah agama atau masuk ke dalam komunitas Kristus,
pada usia berapapun itu, karena baptisan melambangkan transisi atau perpindahan ke dalam
komunitas iman Kristen.10

Kesimpulan yang bisa saya ambil dari tafsiran ini adalah kita sebagai orang percaya perlu
meneladani apa yang telah dikatakan oleh Paulus kalau sebuah baptisan itu hanyalah sebuah
lambang bukan menjadi tujuan kita sebagai orang kristen mau kita membaptis atau sebagai orang
yang dibaptis, yang menjadi tujuan kita adalah memberitakan injil keseluruh dunia itulah yang
dikatakan paulus. Bukan disini saya mengatakan kalau baptisan tidak penting penting namun
yang sebenarnya tujuan kita bukan untuk itu saja bukan untuk dibaptis setelah itu selesai atau
membaptis setalh itu selesai namun bagaimana kita memperkarakan semuanya itu dihadaapan
Tuhan untuk menjadikan diri kita sebagai alatnya untuk menyelawatkan banyak jiwa.

10
Ben Witherington III, Conflict and in Community Corinth : A Socio-Rhetorical Commentary on 1 and 2 Corinthians,
( Published jointly 1995 in the United States ) hal.147 & 148
REFERENSI

 BAB II, NT Vinsensia , BAB II ANALISIS LATAR BELAKANG : 1 KORINTUS DAN


PENCOBAANYA , hal.11-12

 Sejati, Yesus Gereja , 1 Korintus : paduan pemahaman Alkitab , Jl. Danau Asri Timur Blok C3
No. 3C Sunter Danau Indah, Jakarta 14350 – Indonesia 2020 hal. 09 – 10

 Keener, S. Craig , The New Cambridge Bible Commentary : 1-2 Corinthians , Published in the
United States of America by Cambridge University Press, New York 2005 Hal. 40

 Constable, Thomas L Dr , 1 corinthians, edition 2023 Hal. 28-19

 Witherington, III Ben, Conflict and in Community Corinth : A Socio-Rhetorical


Commentary on 1 and 2 Corinthians, Published jointly 1995 in the United States
Hal.147

 Keener, S. Craig, The New Cambridge Bible Commentary : 1-2 Corinthians , Published in
the United States of America by Cambridge University Press, New York 2005 hal 26-27

 Constable, Thomas L Dr , ( 1 corinthians, edition 2023 ) Hal 68

 Witherington, III Ben , Conflict and in Community Corinth : A Socio-Rhetorical


Commentary on 1 and 2 Corinthians, Published jointly 1995 in the United
States )hal.148

 Vang, Preben , Teach The Text Commentary series : 1 Corinthians, Baker Books, 2014

 Witherington, III Ben , Conflict and in Community Corinth : A Socio-Rhetorical

Anda mungkin juga menyukai