Anda di halaman 1dari 5

Hermen PB I

Nama : Krosbin Meilandi Saragih


NIM : 03.1930
Dosen : Pdt. D. S. Sinaga, M.Th

DIBENARKAN OLEH IMAN


Galatia 3:1-14
(Berdasarkan Pendekatan Analisis Sejarah)

I. Terjemahan
a. Tejemahan keseluruhan
3:1 Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus
yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu?
3:2 Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena
melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil?
3:3 Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di
dalam daging?
3:4 Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!
3:5 Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-
limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum
Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?
3:6 Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya
sebagai kebenaran.
3:7 Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham.
3:8 Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi
oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan
diberkati."
3:9 Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang
beriman itu.

1
3:10 Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada
tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum
Taurat."
3:11 Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat
adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman."
3:12 Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup
karenanya.
3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab
ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
3:14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa
lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

b. Terjemahan teks yang ditafsirkan (ay. 11, sesuai teks asli


“ Bahwa adapun oleh hukum taurat taidak satupun dibenarkan dihadapan Allah, (adalah) jelas
karena orang yang mempunyai hubungan benar (dengan Allah) karena iman akan hidup”

II. Sejarah Dalam Teks


Nama Galatia berasal dari nama bangsa Kelt, yang sejak tahun 279 sM. Bangsa itu berasal dari Eropa.
Daerah Galatia termasuk bagian utara dari wilayah Asia kecil. Daerah Galatia dipengaruhi oleh kebudayaan
Helenisme. Dibagian selatan daerah Galatia terdapat 2 daerah yaitu Pisidia dan Likaonia, yang mana
daerah ini jauh lebih besar dipengaruhi oleh kebudayaan Helenisme. Ada 2 hal pendapat mengenai letak
jemaat Galatia.
1. Jemaat Galatia terletak di bagian selatan Galatia ( Kis 13:4-14:26), sehingga perkunjungan yang
diceritakan Paulus dalam Galatia 2:1-10 adalah sama dengan perkunjungan yang disebut dalam
Kis 11:30, 12:24.
2. Jemaat Galatia terletak dalam bagian utara (Galatia Utara). Dapat dilihat dari perjalanan Paulus
yang ke-2 melalui Galatia Utara (Kis 16:6) serta mendirikan jemaat di daerah itu.
Surat Galatia ditulis Paulus karena alasan tertentu. Tidak terlalu lama, sejak ia meninggalkan jemaat-
jemaat di Galatia yang baru disirikannya itu, Paulus diberitahu (Gal 1:2) bahwa jemaat-jemaat itu
dikacaukan oleh pengajaran yang justru merupakan kebalikan dari Injil.

2
Untuk memahami perkembangan-perkembangan yang terjadi perlu dilihat bahwa Rasul Paulus mulai
mengabarkan Injil pada suatu waktu, dimana telah tumbuh tradisi-tradisi tertentu dalam golongan jemaat-
jemaat Kristen. Tetapi Paulus tidak menyesuaikan diri kepada semua tradisi itu dan akibatnya ialah bahwa
ia manggelisahkan Gereja
Petrus diombang-ambingkan antara pendapat Yakobus dengan pendapat Paulus (2:11). Namun
kesulitan nyata dimulai oleh penganut-penganut Yakobus (2:12), bukan oleh Paulus, yang tidak turun
tangan dalam jemaat-jemaat yang tidak didirikannya. Orang-orang Yudais inngin menjahudikan segala
jemaat dan mereka memasuki dan juga jemaat yang dimasuki oleh Paulus. Maka Paulus menentang usaha
mereka dengan sekuat tenaganya. Surat galatia ditulis justru ditengah hangat-hangatnya pergumulan ini.
Orang Yudais itu mencoba meyakinkan orang-orang Galatia bahwa keselatan harus dikerjakan dengan
jalan menaati hukum taurat. Untuk memperkuat pengajarannya mereka berusaha menghasut orang-orang
Galatia melawan Petrus dengan jalan menggugat kerasulannya.
Paulus tidak diteguhkan (bnd. 1:1) oleh para rasul, sedangkan dia tidak menjadi murid waktu Yesus
masih hidup, bahkan Paulus barang kali tidak pernah melihat Yesus dengan mata kepala sendiri. Jadi rupa-
rupanya kerasulan Paulus dapat diragu-ragukan dengan mudah, apalagi karena pengajarannya menyimpag
dari apa yang dikabarkan oleh rasul-rasul “biasa”. Dari isi surat Galatia ini kita dapat menarik kesimpulan
bahwa orang Kristen-Yahudi itu hampir-hampir berhasil (1:6). Oleh karena itu reaksi Paulus adalah sangat
emosi tegas dan terus terang, teapi serentak juga mempunyai argumentasi yang kuat dan berasasi.
Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah
disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus
mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus
mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari manusia. Juga bahwa
tugasnya ditujukan terutama sekali kepada orang bukan Yahudi (1-2). Setelah itu Paulus membentangkan
pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada
Allah (3-4). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (5-6), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul
pada diri orang Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu
melakukan perbuatan-perbuatan Kristen.

3
III. Sejarah Diluar Teks
Surat galatia ditulis kira-kira pada tahun 48 M, tepat sebelum kunjungan paulus dan Barnabas ke
Yerusalem untuk menghadiri Sidang Para Rasul. Alasan-alasan yang diutarakan disitu merupakan bukti
kuat bagi waktu penulisan dini. Berdasarkan perhitungan ini, surat Galatia merupakan surat surat Paulus
yang pertama, dan mungkin sekali Perjanjian Baru yang pertama ditulis.
Sewaktu Paulus menulis surat kepada orang-orang Kristen yang dibawah pembinaannya, ia mengikuti
gaya tulis yang umum pada zamannya, contohnya dalam surat Klaudias Lyisias kepada Felix (Kis 23:26-
30). Biasanya surat-surat pada zaman PB mengikuti pola yang kurang lebih sama yaitu:
1. Nama penulis, kemudian nama penerima surat- Paulus mengikuti hal itu secara seksama.
2. Salam, biasanya haya satu kata- Paulus sering memperluasnya denan memasukkan salam Ibrani
tradisional (Syalom, “damai”) serta salam Kristen yang baru (Kharis, “Anugerah”- dalam bahasa
Yunani sering mirip dengan salam sehari-hari yang biasa).
3. Ucapan syukur berhubungan dengan kesehatan yang menerima surat- biasanya diperluas oleh
Paulus menjadi ucapan syukur yang umum kepada Allah bagi semua yang patut dipuji pada pihak
pembaca-pembacanya.
4. Bagian utama surat- dalam surat-surat Paulus, sering ditemukan dua bagian yakni: pengajaran
(sering sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan para pembacanya) dan kemudian
nasihat tentang kehidupan Kristen.
5. Berita pribadi dan salam-dalam hal ini Paulus sering memuat berita tentang jemaat-jemaat dan
tokoh-tokoh terkemuka di dalamnya.
6. Sering juga dalam surat-surat Paulus diberikan seruan atau berkat dalam tulisannya sendiri,
sebagai semacam jaminan tentang keaslian dan sifat pribadi suratnya itu.
7. Akhirnya, surat-surat purba biasanya ditutup dengan sebuah kata perpisahan-Paulus hampir selalu
memperluasnya menjadi berkat dan doa yang lengkap bagi pembaca-pembacanya.

4
IV. Tafsiran
Paulus bukanlah menentang hukum taurat, sebaliknya hukum taurat itu harus dilakukan “siapa
yang melakukannya akan hidup (Im 18:5 ; bnd. Rm 10:5). Tetapi kepercayaan itu bukanlah melakukan
sesuatu, melainkan menerima sesuatu (bnd. Gal 2:16). Jadi hukum taurat itu bukan dari iman, artinya
bahwa titi k tolak hukum taurat itu tidaklah terletak dalam kepercayaan. Mereka yang mau hidup dari hukum
taurat, “mereka yang mau mendirikan kebenaran mereka sendiri” (Rm 10:3). Titik tolak dalam hal itu adalah
pada manusia sendiri (Gal 2:16a). Hanya bila karena kita percaya, maka kita menyerahkan diri kepada
Allah, kita mengharapkan hiodup itu dari padaNya, kita “takluk kepada kebenaran Allah” (Rm 10:3).
Barangkali penentang-penentang Paulus di Galatia pernah mempergunakan Im 18:5 untuk
membuktikan bahwa melakukan hukum taurat berarti hidup adalah keselamatan. Paulus menolak
argumentasi mereka. Bagi dia hukum taurat adalah kumpulan perintah-perintah yang bersifat sementara
saja (2 Kor 3:6-11; Gal 3:15-19), justru karena dengan demikian hukum taurat dipakai sebagai huruf yang
mematikan. Demikanlah kita dapat mengerti pertukaran yang luar biasa dilukiskan Paulus : mereka yang
mencari berkat dari melakukan hukum taurat akan memperoleh kutuk, tetapi mereka yang mengakui bahwa
jalan melakukan huhkum taurat itu berakhir pada kutuk, sebenaranya sudah “matang” untuk menerima
berkat. Berkat tidaklah diperoleh dari hukum taurat, manusia juga tidak dapat luput dari kutuk karena hukum
taurat. Paulus menyatakan berkat adalah berasal dari anugerah Allah, dengan demikian keselamatan
adalah anugerah. Paulus juga menjelaskan bahwa seseorang dikatakan benar bukan karena hukum taurat
melainkan karena iman “orang benar akan hidup oleh iman” (ay. 11). Oleh karena itulah inti dari pengajaran
Paulus dalam ayat ini adalah pembenaran oleh iman.

Anda mungkin juga menyukai