0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan10 halaman
1. Paulus membela otoritasnya sebagai rasul yang diilhami Tuhan dengan menunjukkan bahwa panggilannya berasal langsung dari Yesus dan bukan dari manusia.
2. Ia menolak "injil lain" yang diajarkan oleh orang-orang Yahudi yang mengajarkan bahwa iman dalam Kristus tidak cukup dan taurat masih berlaku.
3. Injil sejati yang dibawa Paulus adalah kabar baik tentang keselamatan
1. Paulus membela otoritasnya sebagai rasul yang diilhami Tuhan dengan menunjukkan bahwa panggilannya berasal langsung dari Yesus dan bukan dari manusia.
2. Ia menolak "injil lain" yang diajarkan oleh orang-orang Yahudi yang mengajarkan bahwa iman dalam Kristus tidak cukup dan taurat masih berlaku.
3. Injil sejati yang dibawa Paulus adalah kabar baik tentang keselamatan
1. Paulus membela otoritasnya sebagai rasul yang diilhami Tuhan dengan menunjukkan bahwa panggilannya berasal langsung dari Yesus dan bukan dari manusia.
2. Ia menolak "injil lain" yang diajarkan oleh orang-orang Yahudi yang mengajarkan bahwa iman dalam Kristus tidak cukup dan taurat masih berlaku.
3. Injil sejati yang dibawa Paulus adalah kabar baik tentang keselamatan
Ketika Paulus menulis surat kepada beberapa gereja dengan diilhami oleh Roh Kudus, ia menggunakan bahan yang umum pada zamannya (papirus) dan format yang biasa yang digunakan di zaman Paulus ketika mereka menulis surat: 1) Salam pembuka yang mencantumkan identitas si pengirim dan si penerima, dan mencantumkan ucapan salam. 2) Ungkapan rasa syukur. 3) Isi surat. 4) Kalimat penutup.
Namun demikian, Paulus menghilangkan
langkah kedua dalam surat kepada jemaat di Galatia, langsung ke bagian isi surat dengan menggunakan kata-kata yang keras tapi penuh kasih kepada para pembaca. Mengapa? Galatia 1: 1-5 Galatia 1: 10-12 Salam dan mempertahankan Injil yang kerasulannya benar
Galatia 1: 6-9 Galatia 1: 13-24
“Surat injil Mempertahankan
lain” kerasulannya “Kasih karunia menyertai kamu dan SALAM PEMBUKA damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus” Roma 1: 7 Galatia 1: 3 Kolose 1: 2 1 Korintus 1: 3 Efesus 1: 2 1 Tesalonika 1: 1 2 Korintus 1: 2 Filipi 1: 2 2 Tesalonika 2: 1
Paulus menggunakan salam pembuka yang biasa digunakannya, “kasih karunia”
dan “damai sejahtera” kepada jemaat di Galatia. Dengan ringkas dan jelas, dia menggambarkan inti Injil dengan kedua kata itu. "Betapa perasaan Paulus tentang kemurtadan jemaat Galatia tidak membuatnya kurang mengasihi mereka. Keinginannya yang tulus adalah bahwa mereka dapat menerima kasih karunia yang datang dari Allah kepada manusia sebagai karunia melalui iman dalam Yesus Kristus. Perhatian Paulus melalui surat ini adalah untuk mengukir kebenaran besar bahwa pembenaran datang dari Allah sebagai karunia dalam hati jemaat Galatia. Pembenaran tidak pernah dapat diperoleh melalui usaha, tetapi hanya dengan percaya kepada pengorbanan Kristus. Ketika orang berdosa menerima anugerah itu, pria dan wanita menikmati damai sejahtera.” (SDA Bible Commentary, on Galatians, 1: 3) Galatia 1: 1-5, 13-24 1. Panggilannya untuk menjadi rasul berasal langsung dari Yesus Kristus (ay 1, Orang Yahudi yang percaya atau 15, 16) Judaizers yang berkhotbah di 2. Dia menyatakan bahwa dia tidak Galatia mengatakan bahwa Paulus memiliki hubungan langsung dengan bukanlah rasul dengan otoritas "mereka yang telah menjadi rasul yang sama dengan dua belas rasul. sebelum aku" (ay 17). Termasuk bahwa ia Pernyataan itu termasuk bahwa tidak menerima otoritas apapun dari kalau Paulus adalah seorang rasul mereka. yang diperintahkan oleh manusia, 3. Dia menunjukkan bahwa Yakobus, suratnya tidak memiliki otoritas saudara Tuhan Yesus, adalah seorang ilahi dan, karena itu, pekabarannya rasul juga, meskipun dia bukan salah harus ditolak. satu dari dua belas rasul (ayat 19). Dengan demikian, pada bagian 4. Dihadapan Allah dia menegaskan bahwa awal surat Galatia, Paulus perkatannya adalah benar (ay. 20) membela haknya untuk disebut 5. Hasil kesaksiannya adalah bahwa semua sebagai rasul, dalam cara yang luar orang yang tahu pertobatannya biasa. "memuliakan Allah karena aku" (ay 24) Akhirnya, otoritas Paulus sebagai penulis yang diilhami oleh Ilahi diakui oleh Gereja. Rasul Petrus menempatkan tulisan-tulisan Paulus pada tingkat yang sama seperti tulisan-tulisan yang diilhami lainnya (2 Petrus, 3: 15-16) “SUATU INJIL LAIN” Galatia 1: 6-9 Dengan kata-kata "suatu injil lain" (ay 6), Paulus tidak mengatakan bahwa ada lebih dari satu Injil, tetapi bahwa ada beberapa orang di gereja yang - dengan mengajarkan bahwa iman dalam Kristus tidak cukup (Kis 15:1 - 5) - bertindak seolah-olah ada satu hal lain. "Injil lain" itu diajarkan oleh orang-orang Kristen Farisi yang mengajarkan bahwa sunat dan menjaga Hukum Musa adalah kewajiban agar dapat diselamatkan. "Setiap upaya untuk memberikan pilihan terhadap usaha daripada iman sebagai sarana untuk keselamatan adalah penyimpangan dari Injil, karena menyangkal baik kebutuhan dan hasil pekerjaan pengorbanan Kristus" (SDA Bible Commentary, di Galatia, 1: 6) ” (SDA Bible Commentary, on Galatians, 1: 6) Galatia 1: 10-12 Yesus Kristus menunjukkan pesan dari Injil yang benar kepada Paulus melalui "kelimpahan wahyu". Yesus menampakkan diri kepada Paulus dalam perjalannya ke Damaskus. Tapi itu bukan satu- satunya waktu dimana dia menerima wahyu langsung dari Yesus (Kisah Para Rasul, 18: 9; 22: 17-18; 23: 11; Galatia, 2: 2) “Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya --ia tiba- tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.”(2 Korintus12: 1-4) Injil benar yang Paulus khotbahkan adalah kabar baik tentang keselamatan oleh iman dalam pengorbanan Yesus.
Menurut Paulus, Injil sepenuhnya terletak pada apa yang
dicapai Kristus bagi kita melalui kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitanNya dari kematian. Kematian dan kebangkitan Kristus melakukan sesuatu yang kita tidak pernah bisa lakukan untuk diri kita sendiri. Kematian dan kebangkitan Kristus mematahkan kuasa dosa dan kematian, membebaskan para pengikut-Nya dari kuasa kejahatan, yang menahan begitu banyak orang dalam ketakutan dan perbudakan. “Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorang pun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.” (Galatia 2: 16) “Untuk menggantikan bentuk-bentuk upacara secara lahiriah bagi kesucian hati dan kehidupan, adalah tetap berkenan untuk tidak menyucikan sifat sebagaimana hal itu pada zaman guru-guru Yahudi. Sekarang, seperti juga kemudian, ada pemimpin-pemimpin rohani palsu yang menuntun, yang olehnya banyak orang mendengar doktrin-doktrin dengan sungguh-sungguh. Adalah usaha yang dipelajari Setan untuk mengalihkan pikiran dari pengharapan keselamatan melalui iman di dalam Yesus Kristus serta penurutan kepada hukum Allah. Sepanjang zaman musuh yang terbesar, menyesuaikan pencobaan-pencobaannya kepada prasangka-prasangka atau kecenderungan kepada siapa ia sedang mencari untuk menipunya. Pada zaman rasul-rasul ia menuntun orang-orang Yahudi untuk meninggikan hukum-hukum keupacaraan dan menolak Kristus; sekarang ini ia membenarkan orang banyak yang mengaku Kristen, dengan dalih menghormati Kristus, untuk memandang rendah hukum moral, dan mengajarkan bahwa pengajarannya boleh dilanggar dan bebas dari hukuman. Adalah tugas setiap hamba Allah agar teguh bertahan dengan tidak gentar menyingkapkan kesalahan-kesalahan mereka, dengan teguh melawan mereka yang sungguh-sungguh memutar balikkan iman.” E.G.W. (The Acts of the Apostles, cp. 36, pg. 387)