Anda di halaman 1dari 10

Kitab Galatia

Nama : Samuel.P.Sitohang
Nim : 7720122013
• Penulis:
Galatia 1:1 dengan jelas menyatakan Paulus
sebagai penulis surat penggembalaan kepada
jemaat Galatia ini.

Tanggal Penulisan:
Tergantung kapan surat ini dikirimkan dan pada
perjalanan misi keberapa Paulus merintis gereja di
area itu, surat ini diperkirakan dituliskan dalam
kurun waktu antara tahun 48-55.
Tujuan Penulisan:
Jemaat di Galatia terdiri dari orang Yahudi dan non Yahudi. Paulus menekankan
karakter penggembalaan dan doktrin pengajarannya, demi memastikan jemaat
Galatia tetap menaruh iman kepada Kristus, melalui pengajaran mengenai
pembenaran oleh iman semata. Sama halnya dengan surat kepada jemaat Roma,
bahwa, pembenaran itu oleh iman semata. Dalam penggembalaannya, fokus
pengajarannya selalu mengenai keselamatan oleh iman semata, tanpa memandang
kepatuhan seseorang dalam menjalankan hukum Taurat.

Surat Galatia tidak ditulis sebagai tulisan yang terkait sejarah kontemporer. Ia lebih
berupa surat protes terhadap penyelewengan terhadap ajaran Injil yang sebenarnya.
Ajaran mengenai pembenaran oleh iman semata, bukannya oleh usaha manusia,
telah diselewengkan sebagian jemaat Yahudi yang tetap bersikeras bahwa orang
Kristen harus menjalankan hukum Taurat dengan ketat supaya bisa berkenan di
hadapan Allah.
Ayat Kunci:

Galatia 2:16 Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena
melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab
itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh
karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab:
"tidak ada seorang pun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.
Galatia 2:20 namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan
Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam
daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan
menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Galatia 3:11 Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena
melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh
iman."
 Galatia 4:5-6 Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada
hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu
adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati
kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!“
 Galatia 5:22-23 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
 Galatia 6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya
dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan
dituainya.
Rangkuman:
Hasil pembenaran oleh anugerah melalui iman adalah kemerdekaan spiritual. Paulus meminta
jemaat Galatia untuk berdiri teguh atas kemerdekaan mereka, dan jangan mau lagi dikenakan kuk
perhambaan. Kemerdekaan ini bukan sebagai kesempatan untuk hidup dalam dosa, tetapi untuk
melayani sesama dalam kasih (Galatia 5:13; 6:7-10).

Kemerdekaan ini tidak timbul dari hasil usaha manusia. Memang, kemerdekaan ini akan berakibat
pada makin sengitnya peperangan antara Roh dan daging. Akan tetapi, natur kedagingan telah
disalibkan bersama Kristus (Gal 2:20); dan, sebagai akibatnya, akan menghasilkan buah Roh
berupa kasih, sukacita, dan damai sejahtera dalam kehidupan orang Kristen (Gal 5:22-23).

Surat kepada jemaat Galatia ini ditulis untuk meruntuhkan ajaran sesat. Bagi Paulus, isu utama
bukan mengenai sudah disunat atau belum, tetapi apakah dia sudah menjadi “ciptaan baru” atau
belum (Gal 6:15). Jika Paulus tidak berhasil menyakinkan mereka mengenai pembenaran oleh
iman semata, kekristenan hanya akan menjadi salah satu sekte dalam Yudaisme, ketimbang
menjadi jalan keselamatan sejati.
Karena itu, isi surat ini berlaku kepada setiap orang percaya yang seperti Paulus berkata,
“namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di
dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman
dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Gal
2:20).

Surat Yakobus dan Galatia menggambarkan dua aspek kekristenan yang terlihat seperti saling
bertentangan, namun pada kenyataannya saling melengkapi. Yakobus menekankan soal etika
Kristen, satu tuntutan bahwa iman harus dibuktikan melalui perbuatannya. Akan tetapi,
Yakobus seperti halnya Paulus, menekankan perubahan seseorang melalui anugerah Allah
(Yak 1:18).

Surat Galatia menekankan kedinamisan Injil yang menghasilkan etika (Gal 3: 13-14). Paulus
sendiri bukannya tidak menekankan soal kehidupan yang beretika seperti Yakobus (Gal 5:13).
Seperti halnya dua sisi uang logam, dua aspek kebenaran ini harus berjalan berdampingan.
Hubungan:
Melalui surat penggembalaan ini, anugerah yang menyelamatkan—anugerah Allah—menjadi
pembanding terhadap hukum Taurat yang tidak bisa menyelamatkan.

Orang Yahudi, yang ingin mengembalikan hukum Taurat sebagai sumber pembenaran mereka,
merupakan sekelompok orang terkemuka di antara jemaat mula-mula. Bahkan, mereka sampai
bisa menjerat Petrus untuk sependapat dengan mereka (Gal 2:11-13). Begitu terikatnya orang
Kristen mula-mula terhadap hukum Taurat membuat Paulus berulangkali harus kembali
menekankan pengajaran mengenai keselamatan oleh anugerah saja, yang sama sekali tidak ada
hubungannya dengan ketaatan menjalankan hukum Taurat.

Tema yang menghubungkan jemaat Galatia dengan Perjanjian Lama berkisar pada perbandingan
antara hukum Taurat dengan anugerah: ketidakmampuan Taurat untuk membenarkan (2:16);
kematian bagi mereka yang berada di bawah hukum Taurat (2:19); Abraham dibenarkan melalui
iman semata (3:6); Taurat tidak menyelamatkan namun hanya menyatakan murka Allah (3:10);
dan kasih, bukannya perbuatan, yang menggenapi hukum Taurat (5:14).
Praktik:
Salah satu tema utama surat Galatia ini bisa ditemukan di 3:11: "Orang yang benar akan
hidup oleh iman." Bukan hanya diselamatkan oleh iman saja (Yoh 3:16; Efe 2:8-9), tetapi
hidup orang Kristen—hari ke hari, momen ke momen—dijalani melalui iman saja.

Iman bukanlah sesuatu yang bisa dikejar dengan usaha sendiri— tapi merupakan anugerah
Allah, bukan karena usaha manusia—maka menjadi tanggungjawab dan sukacita kita untuk
(1) menyatakan iman kita supaya orang lain bisa melihat karya Kristus dalam hidup kita,
dan (2) mendewasakan iman kita melalui disiplin spiritual (pendalaman Alkitab, berdoa,
dan ketaatan).

Yesus berkata kalau orang Kristen akan dikenali dari “buah” yang ia hasilkan (Mat7:16),
sebagai bukti atas iman yang ada pada dirinya. Setiap orang Kristen hendaknya tekun
dalam usaha menyatakan keberadaan iman yang menyelamatkan dalam dirinya, sehingga
hidupnya memperlihatkan Kristus dan membawa orang lain untuk melihatNya melalui
hidup yang ia jalani, supaya banyak orang bisa ikut memuliakan Bapa di surga (Mat 5:16).
Thank you
GOD BLESS YOU

Anda mungkin juga menyukai