Anda di halaman 1dari 2

TAFSIRAN

- AYAT 1-5
Sekali lagi Paulus langsung menyapa dengan cara yang penuh kasih (bnd. 1:6, 11; 3:15; 4:12, 28;
5:13). “Bodoh” disini bukanlah kata makian. Kata Yunani itu (bnd. Luk. 24:25) tidak berarti bakat,
tetapi sikap. Orang Galatia dapat mengetahui, tetapi mereka cepat-cepat dipengaruhi, mereka
menerima pengajaran yang sebenarnya tidak ada artinya, seolah-olah mereka terpesona! Paulus
tidak mau bertanya, siapakah (bnd. 5:7) yang mempesona, karena ternyata ia mengenal orang-
orang itu (1:7). Ia hendak berkata: bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu dilukiskan dengan
terang di depanmu (1 Kor. 2:2)? Tak dapat masuk akal bahwa kamu begitu lekas meninggalkan
Injil itu. Seolah-olah kamu sudah terpesona! Sebab kamu, yang memulai lagi dengan melakukan
hukum Taurat, dengan demikian memungkiri disalibnya Yesus Kristus (5:11; 6:12). Sebenarnya
orang-orang Galatia sendiri harus mengakui hal ini. Karena permulaan iman mereka, yaitu
penerimaan Roh, terjadi sebagai akibat dari pemberitaan iman dan bukan karena mereka
melakukan hukum Taurat
Ungkapan: pemberitaan iman agak sulit mengartikannya. Artinya kira-kira ialah pemberitaan
yang membangkitkan kepercayaan kepada Yesus Kristus. Injil itu harus diberitakan, ini berarti
bahwa Injil itu tidak dapat dikerjakan, tetapi harus didengarkan, diterima. Jadi kehidupan rohani
adalah sesuatu yang diterima orang-orang Galatia dari Allah, yang mengutus utusan-utusannya
(Rm 10:14-15). Orang-orang Galatia tak dapat menyangkal bahwa mereka sebagai orang Kristen
memulai dengan Roh. Lalu datang orang-orang yang berkata bahwa itu tidak cukup. Suatu
tambahan, suatu penyempurnaan diperlukan untuk menjamin keselamtan: sunat dan lain-lain
perbuatan menurut hukum Taurat. Tetapi Paulus menegaskan bahwa tambahan itu sebenarnya
adalah perusakan. Bersunat dsb demi keselamatan berarti hidup menuruti daging , menuruti
manusia lama. Pemberiaan Roh adalah sumber kehidupan anggota-anggota jemaat, sumber
hidup baru. Karena Dia yang memberikan Roh itu adalah Allah. Bila Allah memberi, Ia memberi
sesuai dengan kasih-Nya.

- AYAT 6 – 9
Bagi Paulus hanya kepercayaanlah yang menentukan, dan Abraham menjadi bapak orang-orang
percaya. Kepercayaan itu diperhitungkan sebagai kebenaran. Artinya bukan seolah-oleh
kepercayaan itu kebenaran, melainkan bahwa bagi Allah kepercayaan itu adalah sungguh-
sungguh kebenaran. Orang percaya adalah orang benar. Dalam pandangan ini kepercayaan tidak
dilihat dari prestasi, tetapi sebagai jawaban atas janji Allah . Oleh karena itu bahwa Allah
memperhitungkan kepercayaan itu sebagai kebenaran bukanlah berdasarkan hak manusia,
melainkan berdasarkan anugerah Allah sendiri

- AYAT 10 – 14
Iman itu mengesampingkan hukum Taurat. Hukum Taurat mengerjakan justru kebalikan dari
berkat Abraham. Kepada mereka yang mencari kehidupan dalam hukum Taurat harus dikatakan:
kamu berada di bawah kutuk . kalaupun kita melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab
hukum Taurat itu sampai saat ini, kita belum aman terhadap waktu yang akan datang, kutuk itu
tetap mengancam, kita takkan lepas dari kutuk itu. Kutuk tersebut telah menyeret Kristus ke
kayu salib. Kakunya tuntutan hukum taurat tampak jelas dlam kenyataan bahwa ketika Kristus
mengambil alih tempat dari pelanggar hukum , sekalipun diri-Nya kudus secara sempurna, Dia
harus menderita setiap hukuman yang dikenakan atas setiap pelanggar. Kenyataan bahwa
Kristus mati dengan tergantung pada kayu salib menenkankan unsur kutuk. Teladan Abraham
tetap merupakan latar belakang dari bagian ini. Kematian Kristus terjadi agar berkat Abraham
sampai kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Setelah Allah membebaskan umat perjanjian-Nya
sendiri (orang-orang Yahudi) dari kutuk hukum Taurat, kini bebas dari segala hambatan untuk
melakukan hal yang sama di dalam kasih karunia-Nya bagi semua bangsa yang lain. Tanda
penerimaan oleh Allah tersebut ialah Roh yang telah dijanjikan itu. Kita mencakup orang Yahudi
dan bukan Yahudi

REFLEKSI TEOLOGIS

 Kita harus memahami bahwa perbuatan dan garis keturunan tidak bisa menyelamatkan kita
atau siapapun. Pembenaran yang memungkinkan kita memperoleh anugerah keselamatan
hanya dapat kita peroleh di dalam iman kepada Yesus Kristus, yang telah menebus kita dari
belenggu dosa. Kita dianggap benar bukan karena kita memang benar atau telah melakukan
yang benar, tetapi karena Tuhan Yesus telah menanggung semua dosa kita. Kita dibenarkan
di hadapan Tuhan bukan karena perbuatan baik, garis keturunan, ataupun karena ketaatan
kita melakukan hukum Taurat.

 Tuhan Yesus menggantikan kita menanggung hukuman dosa supaya kita dibenarkan didalam
Dia. Dengan iman kepada Kristus, kita menerima pembenaran atas diri kita. Jadi bukan
karena kemampuan kita, kita dapat dibenarkan, tetapi hanya karena anugerah Allah di
dalam Kristus saja maka kita dibenarkan-Nya.

Anda mungkin juga menyukai