B. Aplikasi-Penutup
Bagaimana Manusia Dapat Dibenarkan?
Atas dasar ketaatan manusia melakukan hukum Taurat itu tidak akan dapat membenarkan
dirinya sendiri. Galatia 2:16, Paulus menasihati jemaat-jemaat yang berada di daerah Galatia
dengan mengatakan kepada mereka semua bahwa tidak ada seorang pun manusia yang
dibenarkan karena menuruti hukum Taurat, tetapi hanya oleh iman kepada Yesus Kristus. Oleh
karena iman setiap orang kepada Yesus Kristus maka akan mendapat pembenaran yang asalnya
dari Allah. Darisinilah timbul sebuah pertanyaan bahwa mengapa manusia tidak bisa dibenarkan
walaupun sudah melakukan hukum Taurat? Jawabannya ialah bahwa tidak hanya melakukan
hukum taurat kita dapat dibenarkan tetetapi memlaui iman percaya kita kepada Tuhan.
(Galatia 3:11). Jika kita percaya kepada karya penyelamatan Kristus, maka dari situlah kita dapat
dibenarkan dalam iman percaya kepada-Nya,karena iman itu yang menjadi dasar akan
pembenaran kita.
Ruang Lingkup Pembenaran.
1. Di dalam Yesus Kristus setiap orang yang percaya dapat dibebaskan dari segala dosa dapat
dikatakan bahwa di dalam Dia semua orang yang percaya dibenarkan dari segala sesuatu artinya
dosa koalektif atau dosa pribadi hanya akan dibenarkan di dalam Yesus Kristus.
2. Di dalam 2 Korintus 5:21 mengatakan bahwa “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya
menjadi berdosa karena kita supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Karena Kristus
adalah pengasih maka Ia yang tidak berdosa telah mengorbankan diriNya untuk manusia berdosa
dan di dalam Dia manusia dengan bebas dibenarkan sebagai anugerah Allah melalui penebusan
Yesus Kristus.
Orang yang sudah dibenarkan oleh Allah secara hukum adalah sah dimana mereka dalam
keadaan tidak lagi di bawah tuntutan dosa tetapi telah dibebaskan dari segala tuntutan sehingga
memiliki posisi menjadi orang benar. Dengan status benar yang sudah diterima oleh setiap orang
yang percaya harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari dalam bentuk perubahan sikap dan
karakter yang mencerminkan pembenaran dari Allah. Sebagai orang yang sudah dibenarkan oleh
Allah, harus mewujudkan sikap benar tersebut dengan mewujudnyatakan dalam kehidupan
keseharian. Tindakan itu dapat diwujudkan melalui sikap yang benar sesuai dengan Firman
Tuhan, ucapan yang benar mampu menunjukkan dan mencerminkan karakter Allah dalam
kehidupan.