Tepat sebelum pertengahan abad kesembilan belas Ellen G. White mulai menerima
pekabaran-pekabaran dari Tuhan untuk umat-Nya. Pernyataannya ialah, sebagaimana ia
nyatakan kemudian, “Kepada saya ditunjukkan bahwa saya adalah pesuruh Tuhan;<D>
bahwa Ia memanggil saya ketika masih muda untuk menjadi pesuruh-Nya, untuk menerima
firman-Nya, untuk menyampaikan suatu pekabaran yang jelas dan menentukan di dalam
nama Tuhan Yesus.”--Selected Messages, buku 1, hlm. 32. Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh telah menerima tulisan-tulisan dan ajaran-ajaran Ellen G. White sebagai pekabaran-
pekabaran dari Allah. Dalam beberapa majelis gereja sejak saat itu para pegawai Advent telah
mengeluarkan keputusan-keputusan yang meneguhkan kembali kepercayaan ini.
Ellen White tidak hanya menyesuaikan diri dengan pengujian Alkitab dan bukti-bukti karunia
nubuatan tetapi ilmu pengetahuan modern meneguhkan karunianya dengan mencengangkan.
Dr. Dlive McKay, mantan profesor ilmu gizi di Universitas Cornell, sering membicarakan
tentang pusaka yang dimiliki Masehi Advent Hari Ketujuh dalam tulisan-tulisan Ellen White.
Tulisannya yang dimuat dalam majalah <MI>Review Anda Herald, <D>edisi 12 Februari
1959, dikutip sebagai berikut:
Bilamana orang membaca buku-buku hasil karya Ny. Ellen White seperti <MI>Ministry of
Healing <D>atau <MI>Counsels on Diet and Fookds <D>(sudah di terjemahkan dalam
bahasa Indonesia--red). Ia terkesan dengan kebenaran pengajaran-pengajarannya dalam
terang ilmu pengetahuan gizi modern. Orang hanya dapat berspekulasi ilmu pengetahuan gizi
modern. Orang hanya dapat berspekulasi berapa jauh kesehatan yang lebih baik rata-rata yang
boleh dinikmati orang Amerika, walaupun ia tahu hampir tidak ada apa-apa dari ilmu
pengetahuan modern, sekiranya ia hanya mengikuti pengajaran-pengajaran Ny. White.
Lama sebelum pengetahuan medis mengetahui bahwa kelebihan berat dan lemak jenuh pada
makanan dapat menyebabkan serangan dan stroke koroner, tahun 1868 Ellen White memberi
amaran kepada orang-orang tertentu yang kelebihan berat karena mereka “tidak kebal
terhadap serangan tajam penyakit dan terhadap kematian tiba-tiba” (Testimonies, jilid 2, hlm.
61) jika mereka meneruskan program makanan yang lemak hewan ditaruh sebanyak-
banyaknya. Dalam tahun-tahun berikutnya ia menekankan tema ini berulang-ulang. Sejak
tahun 1864 lalu pesuruh Allah menyatakan, “Tembakau adalah racun dari jenis yang paling
menipu dan jahat, yang mempunyai pengaruh mengasyikkan, kemudian melumpuhkan
syaraf-syaraf tubuh,”--<MI>Spiritual Gifts, <D> jilid 4a, hlm. 128. Pernyataannya mungkin
tidak dimengerti dengan jelas pada zamannya, tetapi sekarang pasti banyak artinya manakala
hampir 75 000 orang Amerika meninggal dunia karena kanker paru-paru. Ini hanya sebagian
kecil dari pernyataan-pernyataan yang dibuat Ellen White melalui ilham, yang kini sedang
dibenarkan oleh ilmu pengetahuan.
Apakah ada sesuatu yang melatarbelakangi Ellen White atau dalam lingkungannya yang
memberinya suatu penglihatan khusus tentang pokok pembicaraan penting mengenai
reformasi kesehatan ini? Adakah ia bergantung atas penemuan-penemuan ilmiah pada
zamannya? Dengarkan jawabnya sendiri terhadap pertanyaan ini: “Saya memiliki terang
besra dari Tuhan mengenai pokok reformasi kesehatan. Saya tidak mencari tentang ini; saya
tidak belajar untuk memperolehnya; itu diberikan Tuhan kepada saya untuk disampaikan
kepada orang lain.” --<MI>Counsels on Diet and Foods, <D>hlm. 493.
Sebagaimana benarnya semua hukum dan tuntutan-Nya, Allah memberikan kepada Umat-
Nya kesempatan pekabaran-pekabaran kesehatan supaya kita dapat menikmati kesehatan dan
kebahagiaan yang sejati. Kita telah tiba pada saat yang aneh dalam Gereja Advent. Itulah
sebabnya manakala dunia tampaknya menghargai terang khusus tentang kesehatan yang telah
Allah berikan kepada orang-orang Advent lebih dari yang kita perkirakan sendiri. Bukti
terhadap hal ini adalah minat luar biasa sekarang dalam masakan tanpa daging dan
vegetarianisme. Sudah lama lalu Allah memberi orang-orang Advent petunjuk yang jelas
sekali tentang hal ini; mereka yang tidak menarik keuntungan dari petunjuk yang jelas ini
adalah menipu diri mereka sendiri.
Pengertian terhadap perkembangan pekabaran kesehatan kita bukan hanya merangsang minat
kita tetapi merupakan nilai besar dalam menghargai kepedulian Allah terhadap masalah ini.
Kapankah khayal kesehatan pertama diberikan? Ada yang mengira tahun 1863, tetapi
sebetulnya sudah di tahun 1848. Ingat bahwa ini hanya kira-kira lima puluh tahun setelah
George Washington mengalami pendarahan sampai meninggal oleh para dokternya. Itu
adalah zaman ketika pengaturan dosis besar terhadap obat-obat keras dan berbahaya serta
opium merupakan suatu praktik umum. Ketika itu suatu penekanan tentang makanan tidak
diberikan, dan adat kebiasaan masyarakat tidak sejalan dengan kehidupan yang sehat. Tetapi
pada saat yang sama ada minat yang bertumbuh dalam reformasi kesehatan.
Bahkan sebelum khayal Ellen White, kapten Joseph Bates telah memutuskan di tahun 1843
untuk tidak lagi makan daging, mentega, lemak, keju, kue pia, atau yang manis-masnis.
Musim gugur 1848, ketika Pendeta dan Ny. White tinggal di Connecticut, ia diberi sebuah
khayal yang pada saat itu ia melihat bahwa tembakau adalah rumput yang kotor dan harus
ditinggalkan, dan teh serta kopi juga mendatangkan penyakit. Selama beberapa tahun
berikutnya, tajuk rencana <MI>Review and Herald <D> digunakan untuk suatu usaha
mengeluarkan hal-hal yang jahat ini dari semua orang yang mengaku sebagai anak-anak
Allah.
“Tidak ada yang akan membuka pintu-pintu untuk menerima kebenaran seperti pekerjaan
misionaris obat-obatan.... Pintu-pintu yang telah tertutup bagi dia yang hanya memberitakan
Injil saja akan terbuka bagi misionaris obat-obatan yang bijaksana.”--
<MI>Evangelism,<D>hlm. 513. Singkatnya di sini adalah alasan utama untuk penekanan
sekarang tentang pekerjaan misionaris obat-obatan di antara orang-orang Masehi Advent Hari
Ketujuh. Pekerjaan misionaris obat-obatan bukanlah suatu kesudahan di dalamnya sendiri,
melainkan suatu sarana menuju suatu kesudahan. Itu dirancang untuk membuka pintu-pintu
guna yang tersisa dari Injil.
Orang-orang Advent tidak ditugaskan untuk membuat orang-orang berdosa yang sehat dari
antara orang banyak. Apakah kita menyukai gagasannya atau tidak, ada suatu maksud besar
yang mendorong yang dibangun tepat menurut petunjuk Allah supaya terlibat dalam
pekerjaan misionaris obat-obatan . Dengan jelas Ia mengatakan, “Lakukan pekerjaan
misionaris obat-obatan. Dengan demikian engkau akan beroleh jalan masuk ke dalam hati
orang banyak. Jalan akan tersedia untuk lebih banyak pemberitaan kebenaran yang
menentukan.”--<MI>Idem, <D>hlm. 514.
Kutipan itu tidak berakhir di situ, tetapi sebelum terus kita harus berhenti sebentar untuk
memikirkan suatu sasaran yang sering dinyatakan. Begitu sering kita mendengar orang-orang
mengatakan, “Saya tidak menyukai gagasan menggunakan pekerjaan kesehatan sebagai suatu
alat. Kita harus bekerja pada orang banyak hanya karena kasih dan kepedulian kita bagi
mereka dan tidak berusaha mengambil keuntungan dari keperluan mereka, dengan mengakali
mereka supaya bergabung dengan gereja.” Tetapi jika sungguh-sungguh mengasihi mereka,
jika kita sungguh-sungguh mempedulikan kebahagiaan mereka dalam kehidupan sekarang ini
dan kehidupan yang akan datang, maka kita tidak akan puas dengan penyembuhan fisik saja.
Hanya dengan memenuhi keperluan kesehatan atau sosial mereka saja adalah sama dengan
membiarkan mereka menjamah ujung jubah Kristus dan berlalu tanpa menerima berkat lebih
besar yang Ia rindu untuk Ia karuniakan.
Dapatkah kita memenuhi keperluan-keperluan seorang manusia hanya dengan melayani
gejalag-gejala di permukaan saja? Dunia medis itu sendiri akan menyadari bahwa perawatan
tidaklah lengkap kecuali keperluan manusia seutuhnya telah dipenuhi. Kita tidak dapat
membiarkan pikiran kabur mempengaruhi kita terhadap memberi seseorang segala sesuatu
yang Allah inginkan ia miliki untuk kehidupan lebih limpah yang dijanjikan Kristus. Jika kita
tidak menggunakan perhatiannya pada kesehatan tubuhnya untuk melayani keperluan
kesehatan lebih besar manusia seutuhnya, maka kita menipunya, merugikannya.
Hal ini membawa kita kembali kepada kesimpulan yang amat jelas dari kutipan yang kita
mulai dalam alinea di atas. Kesatuan pekerjaan yang serupa dengan Kristus untuk tubuh dan
pekerjaan yang serupa dengan Kristus untuk jiwa adalah penafsiran yang benar terhadap
Injil.”--<MI>Idem.<D>
Ellen White bukan hanya memanggil gereja kepada pekerjaan misionaris obat-obatan, ia pun
memberikan contoh. Dalam <MI>Review and Herald, <D>26 Juni 1906, ia menjelaskan,
“Tuhan memberikan kepada saya terang besar tentang reformasi kesehatan> Dalam kaitan
dengan suami saya, saya harus menjadi seorang pekerja misionaris obat-obatan. Saya harus
memberikan contoh kepada gereja dengan membawa orang sakit ke rumah saya dan merawat
mereka. Ini sudah saya lakukan.”
Seluruh gereja harus dilibatkan dalam program yang digariskan pada pasal sebelumnya,
karena “kita telah tiba pada saat di mana setiap anggota gereja harus melaksanakan pekerjaan
misionaris obat-obatan” <MI>(Testimonies,<D>jilid 7, hlm. 62).
Sebelum anggota-anggota gereja kita menjadi peserta yang berpengalaman penuh dalam tim
misionaris obat-obatan, maka gereja belum dapat mengisi tempat yang Allah kehendaki untuk
di isi dalam menyelesaikan pekerjaan-Nya. Perlunya “jantung dan tangan” seluruh gereja
untuk digunakan dengan tegas dinyatakan sebagai berikut:
Tuhan menuntut supaya usaha pribadi yang jauh lebih besar dikerahkan oleh anggota-anggota
gereja kita.... Pendeta-pendeta kita yang diurapi harus melakukan apa yang dapat mereka
perbuat, tetapi tidak boleh berharap bahwa satu orang saja yang melakukan pekerjaan
semua.... Jantung dan tangan seluruh gereja harus digunakan, jika pekerjaan hendak
diselesaikan.--<MI>Review and Herald, <D>13 Agustus 1889.
Gottfried Costerwal dalam bacaan <MI>Mision: Dapatlah<D> diteliti bahwa “penemuan
kembali peranan Alkitab terhadap anggota selalu menyebabkan suatu perluasan gereja yang
baru dan jauh jangkauannya.” Ia menggunakan beberapa statistik yang dramatis untuk
menerapkan hal ini pada gereja kita.
Bilamana dengan pergerakan seorang anggota, yang memiliki suatu pengertian jelas terhadap
peranan anggota, maka Gereja Advent berkembang dengan sangat pesat. Dalam tiga dekade
pertama setelah permulaannya, dari tahun 1870 sampai 1900, keanggotaan gereja Masehi
Advent Hari Ketujuh meningkat dengan agak lebih pesat sampai 432,54 persen. Setelah tahun
1901, ketika wawasan Alkitab terhadap anggota menjadi kabur dan suatu struktur gerejani
dikembangkan yang berpusat di sekitar “pendeta yang diasingkan,” suatu penurunan tajam
terjadi dalam perluasan misionaris gereja. Dalam tiga dekade dari tahun 1900 sampai 1930
keanggotaan Advent hanya meningkat 184,83 persen. Diperkirakan, akan mencapai titiknya
yang terendah, katakan 167,25 persen, selang waktu tiga dekade berikutnya dari tahun 1930
sampai 1960.
Sekarang, dengan pertumbuhan kesadaran diri anggota dan penemuan kembali wawasan
Alkitab, agama Advent kembali berkembang dengan cepat di seluruh dunia dan di semua
lingkungan kehidupan. Sejak tahun 1967 Gereja Advent terlihat dengan jelas meningkat
dalam persentasi pertumbuhan. Pertumbuhannya dapat mencapai 200 persen lebih selama tiga
dekade berikut. Tetapi hal tersebut sebagian besar akan bergantung atas apa yang akan
dilakukan Masehi Advent Hari Ketujuh dengan pengertiannya yang diperoleh kembali dalam
wawasan Alkitab terhadap anggota, bagaimana ia akan melengkapi dan merangsang anggota
untuk memenuhi peranannya yang baru, dan, terakhir tetapi bukan terkecil, dengan cara apa
ia akan menyesuaikan diri dengan struktur organisasinya yang sekarang dan menyediakan
bentuk-bentuk kehidupan gereja yang baru untuk melengkapi dan merangsang dimensi
misionarisnya yang baru.--BOTTFRIED OOSTERWAL, <MI>Mision:<D> Possible<D>
(Nashville, Tenn: Southern Publishing Association, 1972), hlm. 107,108.
Boleh jadi Oosterwal terlalu berlebih-lebihan melukiskan pendapatnya dari statistik yang
diberikan. Faktor-faktor seperti pendidikan dan kepribadian nasional akan mempengaruhi
pertumbuhan gereja ketika ia meluas ke pelbagai negara. Tetapi hal tersebut tidak boleh
mengurangi imbauannya untuk keterlibatan anggota yang kuat.
Sudah jelas, adalah bagi seluruh gereja, bukan hanya rohaniwan, terhadap mana Yesus
berbicara ketika Ia berkata, “Kamu adalah terang dunia.” Tetapi terang itu perlu menyala.
Inilah tugas pelayanan yang pertama dan paling penting. Secara berkesinambungan kita harus
memelihara nyala itu dengan menolong anggota-anggota kita supaya mengerti lingkup
tanggung jawab mereka dan potensi mereka sepenuhnya, dan kemudian oleh bekerja dengan
mereka melatih mereka dalam pelbagai jenis pekerjaan menarik jiwa. Mereka perlu dilatih
untuk mengikuti teladan Yesus dalam melayani keperluan badani, pikirani, sosial, dan rohani
orang-orang yang mereka hubungi dari hari ke hari.
Sudah tentu, seluruh bidang pekerjaan misionaris obat-obatan terlampau besar suatu
pekerjaan bagi setiap satu kelompok atau profesi. Hal itu memerlukan “jantung dan tangan”
seluruh gereja untuk memenuhi dengan efektif keperluan badani, pikirani, sosial, dan rohani
masyarakat.
Lagu pula, gereja harus melakukan suatu usaha yang disetujui bersama untuk menemukan
pelayanan-pelayanan apa yang diperlukan masyarakat dan siap terima gereja. Lebih lanjut
dalam buku ini beberapa anjuran khusus akan dibuat sebagai metode-metode yang berhasil,
teruji dalam melakukan hal ini.
Faktor lain yang terlibat dalam menggunakan “jantung dan tangan” seluruh gereja yaitu
bahwa gereja harus di latih dan diorganisir untuk pelayanan. Dengan ini kita tidak maksudkan
begitu banyak pelatihan terhadap anggota-anggota untuk melakukan suatu corak pelayanan
kesehatan atau kesejahteraan yang belum mereka tahu bagaimana melakukannya, yaitu
menolong mereka mengerti bagaimana menggunakan kecakapan menyembuhkan sosial,
rohani, dan badani tersebut yang sudah mereka tahu dan gunakan setiap hari.
Tantangan utama terungkap dalam kata-kata yang disampaikan kepada kita oleh ilham, “sifat
monoton pelayanan kita terhadap Allah perlu dihancurkan.”--<MI>The Ministry of
Healing,<D>hlm.149. Kita sudah begitu biasa dengan keadaan rutin lama yang sama dalam
hubungan kita dengan gereja dan pelayanan-pelayanannya. Hendaklah kita menerima dengan
serius tantangan yang diberikan Allah pada kita untuk menghancurkan “sifat monoton
pelayanan kita terhadap Allah.” Apakah yang mungkin kita lakukan?
Granger Westberg, yang telah bekerja selama bertahun-tahun melatih para pendeta, dokter,
dan anggota-anggota gereja dalam suatu kerjasama pelayanan menyembuhkan muncul
dengan suatu anjuran yang menarik.
Kadang-kadang keunikan gereja dilupakan. Itulah kira-kira satu-satunya lembaga pada
masyarakat yang dapat menjadi rumah kedua seseorang dari lahir sampai mati, Itu mencakup
semua umur dan segala macam orang, yaitu orang=orang yang secara normal pada umumnya
tidak mempunyai apa-apa lagi sepanjang minggu itu. Satu hal yang menarik mereka semua ke
dalam gedung yang sama untuk acara-acara kebaktian, yakni adanya kenyataan bahwa walau
pun mereka berbeda-beda semuanya adalah milik keluarga Allah yang sama.
Sekarang sebuah gereja, yang saya anggap merupakan ciri khas gereja-gereja pada umumnya,
melambangkan kenyataan bahwa sekiranya mungkin bagi gabungan orang-orang yang tidak
biasa seperti itu bicara kepada Allah, maka mereka harus belajar bagaimana berbicara kepada
satu dengan yang lain. Tetapi inilah yang menyusahkan kita. Ketika kebaktian telah selesai
mereka keluar, mengangguk dengan sopan kepada beberapa orang yang berada di tangga, dan
kemudian kembali kepada kehidupan mereka yang tersendiri. Masing-masing kita, apa saja
pekerjaan kita, dalam suatu pengertian adalah seorang spesialis. Selama saat bersama itu kita
merasakan rasa kebersamaan, seperti satu keluarga, kemudian hilang lagi.
Kadang-kadang saya terdorong untuk memanggil orang-orang ketika mereka cepat-cepat mau
pulang dan mengatakan, “Mengapa Anda tergesa-gesa?” (Sebenarnya tidak ada yang
membuat mereka tergesa-gesa). “Anda mau ke mana?” (Pulang, untuk tidur). “Tidakkah
Anda diilhami oleh saat ini di gereja untuk melakukan sesuatu dalam rangka menyembuhkan
yang luka-luka pada masyarakat kita?” (Ya, tetapi tidak ada orang yang memberi kami
petunjuk bagaimana melakukannya dan kami tidak tahu dari mana akan mulai). “Nah,
mengapa kita semua tidak tinggal sebentar dan membicarakan hal-hal khusus yang dapat kita
lakukan?”
Panggilan ini sedang disampaikan kepada sejumlah gereja yang sedang bertumbuh di
sekeliling negara. Dan gereja Anda mungkin adalah salah satunya. Saya harap demikian. Ada
suatu pemberontakan besar terhadap agama yang hanya berkhotbah dan tidak dapat
menyembuhkan. Bayangkan apa yang dapat dilakukan setiap anggota jemaat jika, gantinya
cepat-cepat pulang setelah acara gereja selesai, mereka mengambil waktu duduk dalam
kelompok-kelompok kecil untuk merencanakan suatu strategi guna menghadapi suatu
masalah khusus yang dihadapi oleh satu atau lebih orang yang sekota dengan mereka.
Dengan begitu banyak spesialisasi yang berbeda-beda yang mewakili dalam kelompok-
kelompok diskusi tersebut mereka dapat membuahkan gagasan-gagasan baru tentang
pelayanan Kristus di mana setiap orang dengan cara yang suka bekerja sama dapat membawa
kesembuhan kepada paling kurang satu bagian masyarakat yang sakit.--”Kebugaran,
Kesehatan, dan Keselamatan,” <MI>The Ministry, <D>edisi 46 (Februari 1973), hlm. 30.
Gereja Kristen diorganisir untuk dan terutama berwujud selaku suatu perwakilan yang
dirancang untuk mengikuti jejak-jejak Kristus dalam pelayanan kasih terhadap keperluan
manusia, apakah itu keperluan badani, pikirani, sosial, atau rohani. Jikalau kasih Kristus
hendak dibuktikan dalam kehidupan para pengikut-Nya sekarang, maka peragaan kasih
tersebut harus tampak bukan hanya dalam dimensi rohani melainkan juga dalam pelayanan
terhadap segenap bidang kepentingan, keperluan, dan kepedulian manusia. Hanya apabila
orang-orang Kristen menunaikan tugas ini, dalam pelbagai cara tetapi semuanya melayani
bersama-sama sebagai bagian tim menyembuhkan, barulah Injil itu berpengaruh kuat
terhadap dunia sebagaimana Injil itu berlaku pada zaman Kristus dan Paulus serta Lukas.
Sekaranglah waktunya bagi gereja untuk menyatukan kembali apa yang tidak pernah Allah
maksudkan untuk dipisah-pisahkan--yaitu dimensi rohani dan badani pelayanan
menyembuhkan.
Dr. Harry Rimmer menceritakan sebuah kisah tentang sepupu istrinya George, yang tinggal di
Hollywood dan bekerja di kota Los Angeles. Pada waktu itu sudut Figueroa dan jalan Enam
adalah salah satu yang paling ramai di kota. Sebuah bukit mulai di jalan Enam, dan mobil-
mobil dan bis-bis biasa berlari kencang melalui persimpangan supaya dapat meluncur dengan
gigi yang tinggi. Tentu saja waktu itu sebelum adanya persneling otomatis. Sepupu George
selalu berusaha melewati segala sesuatu di atas bukit itu. Ia adalah seorang pengemudi besar
sehingga ia merasa frustrasi jika seseorang berada 2 ½ inci dari spatbornya. Ia akan beringsut
dua inci lebih untuk mengamankan jarak.
Suatu malam sepupu George mendaki di Jalan Enam dan tiba di Figueroa. Ia menengok ke
kiri dan ke kanan untuk melihat apakah ada mobil yang datang, sebagaimana yang harus
dilakukan oleh semua pengemudi yang baik. Jalan itu bebas di sebelah kiri tetapi dua mobil
sedang datang dari sebelah kanan. Ia yakin bahwa ia dapat menjauh di belakang mobil
pertama dan menggertak pengemudi mobil kedua supaya membiarkannya lewat. Jadi ia
menekan pedal gas dalam-dalam dan masuk di belakang mobil yang pertama. Tetapi ada satu
hal yang George tidak perhatikan. Mobil pertama sedang menarik mobil kedua dengan
sebuah rantai panjang yang berat. Pada waktu ia membayar untuk kecelakaan tersebut,
George mempelajari pelajaran yang penting. Ia mendapati bahwa adalah suatu kesalahan
besar berusaha memisahkan dua hal yang bersama-sama.
Ada orang-orang, bahkan sampai sekarang, yang masih membuat kesalahan ini. Masih
berusaha memisahkan agama dan kesehatan. Buku ini dipersembahkan bukan hanya berusaha
mengembalikan bersama-sama apa yang telah terpisah-pisah dengan begitu lama melainkan
juga kepada filsafat bahwa perubahan perilaku dapat dicapai dengan sebaik-baiknya dalam
suatu suasana kerja sama yang erat mereka yang dilatih dalam bidang agama dan kesehatan
masing-masing.
Dari waktu ke waktu orang-orang Advent telah berusaha menyatukan pekerjaan kesehatan
langsung dengan pelayanan evangelisasi. Tetapi terlampau sering perasaan bahwa pelayanan
evangelisasi dokter harus terbatas pada apa yang dapat ia selesaikan di rumah sakit, kantor,
atau klinik dan bahwa tergantung pada pendeta untuk mengkhususkan pada evangelisasi
pribadi dan umum dalam pengertian yang resmi.
Konsep ini telah berkembang sampai ke tempat di mana para pendeta dan dokter Advent
secara luas menempuh jalan yang berbeda-beda dalam persiapan akademis dan profesional
mereka. Ini mengakibatkan perbedaan-perbedaan sedemikian rupa dalam latar belakang,
orientasi, dan pelatihan sehingga rupa dalam latar belakang, orientasi, dan pelatihan sehingga
terciptalah rintangan-rintangan terhadap usaha kerja sama evangelisasi yang menjadi hampir
mustahil diatasi, manakala para pendeta dan dokter keluar dari program pendidikan mereka
masing-masing sampai pada pelayanan profesional di masyarakat dan gereja.
Pemisahan ini tidak pernah dimaksudkan dalam rencana Allah karena gereja zaman akhir-
Nya bebas dari petunjuk-petunjuk. Hal ini jelas dinyatakan sebagai berikut, yang diberikan
kepada gereja bertahun-tahun lalu:
Tidak ada garis yang harus ditarik antara pekerjaan misionaris obat-obatan yang sejati dan
pelayanan Injil. Kedua hal ini harus berbaur. Tidak boleh berdiri sendiri-sendiri sebagai
bidang-bidang pekerjaan yang terpisah. Harus dipadukan dalam satu kesatuan yang tak dapat
dipisah-pisahkan, sebagaimana tangan disatukan pada tubuh. Mereka yang berada di
lembaga-lembaga kita harus membuktikan bahwa mereka mengerti bagian mereka dalam
pekerjaan Injil misionaris obat-obatan yang sejati. Suatu martabat yang khidmat harus
menandai para misionaris obat-obatan yang sejati. Mereka haruslah orang-orang yang
mengerti dan mengenal Allah dan kuasa kasih karunia-Nya.--<MI>Medical Ministry,
<D>hlm.250.
Saya tahu bahwa suatu hubungan erat harus ada antara pekerjaan misionaris obat-obatan dan
pelayanan Injil. Keduanya terikat bersama-sama dalam kesatuan suci sebagai satu pekerjaan,
dan tidak pernah akan bercerai.--<MI>Counsels on Health, <D>hlm. 528.
Yang pasti banyak dari antara kita telah bertumbuh dan bekerja di gereja di bawah kondisi-
kondisi yang sama dengan yang terdapat pada sebuah rumah tangga yang pecah. Kita tidak
pernah tahu bahwa suatu kesatuan suci yang tak dapat di pisah-pisahkan harus ada antara
pekerjaan misionaris obat-obatan dan pekerjaan Injil. Sebetulnya, perceraian itu terjadi
sebelum kebanyakan kita lahir!
Dewasa ini ada suatu penekanan baru terhadap suatu pendekatan yang digabung pada
evangelisasi kesehatan. Hanya baru dalam beberapa tahun berselang bahwa beberapa orang
telah mulai mengerti sedikit apa yang dipikirkan Allah bagi gereja-Nya, sehubungan dengan
seluruh program kesehatan kita. Bagaimana kita melupakannya selama tahun-tahun ini
menjadi suatu misteri. Dengan tegas, sekaranglah waktunya untuk perkawinan dan
perkawinan ulang yang berikut terjadi!
Perkawinan No.1
Kita menyadari sepenuhnya bahwa dalam menekankan pendekatan evangelisasi kesehatan
yang baru ada yang mungkin terbawa untuk mengenakan cambuk pada kuda-kudaan mereka
yang tidak sakit dan mengalihkan lebih banyak orang daripada yang sudah ada dengan
mereka menentang pekabaran hidup lebih baik yang dapat dirasakan dan amat seimbang.
Maaf apakah yang ada untuk tidak memiliki suatu pemandangan dan praktik yang seimbang
terhadap pekabaran kesehatan ? Ada satu kelompok di gereja yang menginjak-injak prinsip-
prinsip kesehatan di bawah kaki. Kelompok ini tidak dapat memberikan alasan yang lebih
besar untuk berbuat demikian selera dan keinginan-keinginan pribadi. Mereka menyatakan
suatu “ketidakkacauan luar biasa” terhadap prinsip-prinsip dasar yang mendasari seluruh
program kesehatan kita <MI>(Testimonies,<D>jilid 2, hlm. 487). Jikalau tidak ada
penganugerahan kuncup-kuncup selera, tetapi hanya prinsip-prinsip yang tak dapat berubah
agaknya, alangkah berbeda yang akan ditemukan dalam sikap dan kehidupan anggota-
anggota gereja seperti itu!
Ada kelompok lain yang maju kepada hal keterlaluan yang lain. Kelompok tersebut harus
ingat bahwa para pembaharu yang sejati tidak dapat ditaklukkan dan keberanian yang tidak
dapat dikendalikan. Dalam hal ini, khususnya harus ada bukti adanya penggunaan akal budi
baik yang jernih dengan kerelaan dan doa yang tak berkeputusan supaya ada keseimbangan
baik dalam pikiran maupun perbuatan.
Mencapai standar yang lebih tinggi dalam bidang hidup sehat harus menjadi tujuan kita
semua. Adakah dari antara kita yang tidak dapat mempertahankan suatu peningkatan dalam
mengikuti hukum-hukum kesehatan dengan lebih setia? Salah satu tempat yang pertama
untuk mulai adalah di meja makan. “Sementara duduk di meja kita dapat melakukan
pekerjaan misionaris obat-obatan dengan makan dan minum demi kemuliaan Allah.” --
<MI>Counsels on Diet and Food, <D>hlm. 111. Sebagian pekabaran malaikat pertama adalah
memuliakan Allah. Apakah cara yang lebih baik kita dapat memuliakan Dia selain
memelihara kaabah tubuh kita dengan sebaik-baiknya? Biarlah setiap orang menyatukan diri
kepada kebiasaan-kebiasaan jasmani yang baik dan amat seimbang.”... apa yang telah
dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”
Perkawinan No. 2
Prinsip-prinsip kesehatan kita merupakan bagian pekabaran kita yang terpadu. Menceraikan
rencana kesehatan dari doktrin-doktrin kita yang lain sama dengan memisahkan tangan kanan
dari tubuh kita. Kita diberitahu bahwa “reformasi kesehatan adalah suatu bagian penting
pekabaran malaikat ketiga” <MI>Counsels on Health,<D>hlm. 49). Selanjutnya, “kebenaran
masa kini terletak pada reformasi kesehatan yang sesungguhnya sama dengan keistimewaan-
keistimewaan pekerjaan Injil yang lain” <MI>(Counsels on Diet and Foods,<D> hlm. 72).
Dan “pertobatan sejati kepada prinsip-prinsip reformasi kesehatan” (Letter 62, 1909).
“Prinsip-prinsip reformasi kesehatan terdapat dalam firman Allah. Injil kesehatan harus
berkaitan erat dengan pelayanan terhadap dunia.” <MI>(Counsels on Diet and Foods,<D>
hlm. 75). Ellen White tidak dapat menyatakannya dengan lebih kuat jika ia telah
menggunakan kata <MI>kawin<D> gantinya <MI>berhubungan.<D> Sekali lagi ia
menyatakan, “Dalam kesatuan yang sempurna dan lengkap dengan pelayanan Injil, pekerjaan
reformasi kesehatan akan mengungkapkan kuasanya yang diberikan Allah. Di bawah
pengaruh Injil itu, reformasi-reformasi besar akan dibuat oleh pekerjaan misionaris obat-
obatan. Tetapi memisahkan pekerjaan misionaris obat-obatan dari Injil, maka pekerjaan itu
akan menjadi lumpuh,”--<MI>Idem<D>.
Selama bertahun-tahun dalam program-program evangelisasi kita ada pertunangan tetapi
tidak pernah ada perkawinan antara pekabaran kesehatan kita dan doktrin-doktrin Alkitab
yang lain. Sekarang dan selanjutnya kita harus ada pembicaraan kesehatan lima atau sepuluh
menit yang disertakan pada program malam, biasanya sebelum persembahan dan musik
istimewa. Jika seorang dokter dapat berbicara hendaknya ia menyampaikan suatu penarikan
yang istimewa tetapi jangan sebagai bagian terpadu program itu. Lagi pula, pembicaraan-
pembicaraan kesehatan terutama berpusat pada tembakau, alkohol, dan daging haram dan
lain-lain.
Apakah yang harus kita lakukan dengan pekabaran yang berikut? “Gabungkan pekerjaan
misionaris obat-obatan dengan proklamasi pekabaran malaikat ketiga.... Kirimkan kepada
gereja-gereja pekerja-pekerja yang akan menetapkan reformasi prinsip-prinsip kesehatan
dalam hubungan setiap keluarga dan pribadi. Berilah semangat kepada semua untuk
mengambil bagian dalam pekerjaan bagi sesamanya manusia, dan lihat apakah roti hidup
tidak akan cepat kembali kepada gereja-gereja ini.”--<MI>Testimonies to Ministers,<D>hlm.
416.
Apakah mungkin bahwa gereja-gereja dan program-program evangelisasi kita menderita
semacam kelumpuhan sebagai akibat bilamana prinsip-prinsip kesehatan diceraikan dari
pekabaran Wahyu 14?... apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia”!
Perkawinan No. 3
Haruslah ada penyatuan para dokter dan tenaga medis lainnya dengan para pendeta dan
anggota dalam pekerjaan besar menarik jiwa. Adalah rencana Allah supaya seorang dokter
harus menjadi penarik jiwa sama seperti pendeta. Satu-satunya perbedaan antara pekerjaan
seorang dokter dan pekerjaan seorang pendeta adalah dalam metodenya. Menulis kepada
seorang dokter, Ellen White menyatakan, “Engkau adalah seorang gembala terhadap jiwa
sebagaimana dengan seorang tabib terhadap tubuh.”--<MI> Medical Ministry,<D>hlm. 50.
Di bagian lain ia menegaskan, “Pekerjaan yang diberikan-Nya kepada para dokter kita harus
melambangkan kepada dunia pelayanan Injil dalam pekerjaan misionaris obat-obatan.”--
<MI>Testimonies,<D>jilid 6, hlm. 246. “Dengan urusan umum dan pribadi dokter harus
berupaya menarik jiwa-jiwa kepada Kristus.”--<MI>Counsels on Health, hlm. 336.
Pada gilirannya, pendeta harus menjadi seorang guru kesehatan dan harus bersedia
memberikan perawatan-perawatan sederhana di rumah-rumah yang dikunjunginya. Ini akan
menunjukkan kasih sayang yang diakuinya bagi jiwa-jiwa.
Berarti bahwa jika tujuan pekerjaan seorang dokter sama dengan tujuan seorang pendeta,
maka keduanya harus bekerja erat bersama-sama sebagai suatu tim. Dan tepat itulah yang
Tuhan katakan.
“Para pendeta dan dokter harus bekerja dengan selaras disertai kesungguh-sungguhannya
untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang terjerat dalam perangkap-perangkap Setan. Mereka
harus mengarahkan pria dan wanita kepada Yesus, kebenaran mereka, kekuatan mereka, dan
kesehatan wajah mereka. Mereka harus menjaga jiwa-jiwa dengan tidak berkeputusan.”--
<MI>Idem.<D>
Salah satu potensi terbesar yang belum digalang dalam jemaat ini untuk menarik jiwa terletak
pada gabungan tim-tim dokter-pendeta untuk Allah, dengan para misionaris obat-obatan
awam yang bergabung dengan mereka sebagai anggota-anggota tim yang penting.
Rasul Paulus dan Dr. Lukas, dokter yang kekasih itu, merupakan contoh luar biasa terhadap
apa yang dapat terjadi bilamana obat dan pelayanan digabung. Ellen G. White melukiskan
kerabat kerja mereka sebagai berikut:
Dalam pekerjaan kita sekarang pelayanan Firman dan pekerjaan misionaris obat-obatan harus
digabung. Lukas disebut “dokter yang kekasih.” Paulus mendengar tentang kecakapannya
sebagai seorang dokter, dan ia mencarinya sebagai orang yang kepadanya Tuhan telah
mempercayakan suatu pekerjaan khusus. Ia memperoleh kerjasamanya dalam pekerjaannya.
Setelah beberapa waktu ia meninggalkannya di Filipi. Di sini Lukas terus bekerja selama
beberapa tahun, melakukan pelayanan ganda sebagai seorang dokter dan seorang pendeta
Injil. Sesungguhnya ia adalah seorang misionaris obat-obatan. Ia melakukan bagiannya, dan
kemudian memohon kepada Tuhan untuk membiarkan kuasa-Nya yang menyembuhkan
datang kepada orang-orang yang menderita. Keterampilan medisnya membuka jalan untuk
pekabaran Injil memperoleh jalan masuk ke dalam hati. Itu membuka banyak pintu baginya,
memberinya kesempatan untuk memberitakan Injil di antara orang kafir.
Adalah rencana Ilahi supaya kita akan bekerja sebagaimana murid-murid itu bekerja.
Berhubungan dengan Tabib Ilahi, kita dapat melakukan kebaikan besar di dunia. Injil adalah
satu-satunya obat penangkal dosa. Sebagai saksi-saksi Kristus kita harus membawa kesaksian
untuk kuasanya. Kita harus membawa orang-orang yang menderita kepada Juruselamat.
Kasih karunia-Nya yang mengubahkan dan kuasa-Nya membuat mukjizat akan
memenangkan banyak jiwa kepada kebenaran. Kuasa-Nya untuk menyembuhkan, disatukan
dengan pekabaran Injil, akan mendatangkan sukses dalam keadaan darurat. Roh Kudus akan
bekerja di hati banyak orang, dan kita akan melihat keselamatan dari Allah. Dalam pengertian
khusus penyembuhan orang sakit adalah pekerjaan kita.--<MI>Evangelism,<D> hlm. 543.
Bagaimana seharusnya tim evangelisasi itu ketika Paulus dan Lukas dipimpin oleh Allah
menyatukan pelayanan mereka! Asia Kecil geger atas pengaruh yang kuat dari kedua orang
yang tegar ini. Alangkah besar berkat pelayanan mereka bagi pria dan wanita yang baru
bertobat dari setiap perjalanan hidup.
Suatu segi menarik dari kelompok evangelisasi obat-obatan ini mungkin luput dari perhatian
Anda. Itulah sebuah <MI>tim<D> yang membawa pekabaran ini ke kota-kota di Asia dan
kemudian terus ke Eropa. Dan tidak ada orang lain selain Lukas yang menceritakan tentang
keadaan-keadaan yang tercakup, dalam Kisah 16:7-40. Sudah tentu, ayat ini menunjuk
kepada khayal yang diperoleh Paulus di Troas, di perbatasan Laut Tengah. Paulus mendengar
seruan seorang pria dari Makedonia yang mengatakan, “ ‘Menyeberanglah ke mari dan
tolonglah kami.” “Setelah ia melihat khayal itu,’ kata Lukas menyertai Paulus dan Silas serta
Timotius pada perjalanan menyeberang ke Eropa, ‘dengan segera kami berusaha pergi ke
Makedonia, secara pasti menyimpulkan bahwa Tuhan telah memanggil kami untuk pergi
memberitakan Injil kepada mereka.”--<MI>The Acts of the Apostles,<D> hlm. 211.
Perhatikan siapa anggota-anggota tim evangelisasi obat-obatan ini--Paulus ini--Paulus, Silas,
Timotius, dan Lukas. Tidak heran orang-orang berhenti, mendengarkan, dan diyakinkan serta
di baptiskan. Tidak heran penjara-penjara runtuh, roh-roh jahat diusir, dan mukjizat-mukjizat
kasih karunia Allah menyertai tim ke mana saja mereka pergi.
Kesatuan dan kerabat kerja yang menandai pelayanan tim misionaris obat-obatan Perjanjian
Baru dari Lukas dan Paulus harus dipulihkan dalam gereja yang sisa. Dan bilamana para
pendeta, dokter, dokter gigi, perawat, tenaga kesehatan yang lain, dan anggota-anggota
bekerja sama dalam pekerjaan misionaris obat-obatan, keindahan dan kelengkapan pelayanan
Kristus yang mengasihi akan kelihatan sekali lagi di dunia kita. Kemanjuran kesaksian seperti
itu ditunjukkan dalam pernyataan berikut dari pena Ellen G. White: “Semakin ketat rencana
Perjanjian Baru diikuti dalam pekerjaan misionaris, semakin sukses nanti usaha-usaha yang
dikerahkan.”--<MI>Testimonies, <D>jilid 3, hlm. 210.” ... apa yang telah dipersatukan Allah,
tidak boleh diceraikan manusia.”!
5
Gereja dan Profesional Kesehatan
Profesional kesehatan Advent harus menjadi suatu profesional kesehatan yang lain dari yang
lain. Sekolah-sekolah Advent didirikan untuk mendidik misionaris-misionaris obat-obatan.
Sudah tentu, mereka memiliki kelayakan yang sebaik-baiknya dalam profesi pilihan mereka.
Tetapi tujuan utama lembaga-lembaga pendidikan medis dan profesional ini adalah untuk
mempersiapkan mereka melayani gereja sebagai para pekerja misionaris obat-obatan yang
berdedikasi penuh.
Dalam suatu makalah yang disajikan di hadapan Pertemuan Alumni Tamatan Fakultas
Kedokteran Universitas Loma Linda pada tahun 1972, David H. Baasch, wakil Sekretaris
General Conference, dengan jelas menggariskan beberapa masalah dan tantangan yang
dihadapi Gereja Advent secara keseluruhan, dan profesional kesehatan di dalam gereja, dalam
dunia yang sedang berubah. Atas izinnya, laporannya digunakan sebagai dasar untuk sebagian
besar pasal ini.
Dalam zaman spesialisasi pada bidang pelayanan kesehatan dan pelayanan rohani yang
semakin meningkat, sedikit sekali orang-orang yang layak bekerja secara efektif dalam kedua
bidang ini. Kenyataan ini memberikan suatu tantangan bagi para pendeta Kristen, profesional
(pakar) kesehatan, dan anggota-anggota awam hendaknya menyatukan talenta-talenta mereka
yang istimewa dan meneruskan pekerjaan Tuhan mereka yang “datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani” (Matius 20:28). Apabila diberlakukan, kesatuan ini hebat dan
dalam banyak keadaan tidak dapat dikalahkan. Itu hebat dan dalam banyak keadaan tidak
dapat dikalahkan. Itu akan mendatangkan hasil pada tim yang ideal, karena hal itu disediakan
untuk memenuhi keperluan manusia pada banyak tingkat dan dirancang untuk pendekatan
pribadi selama masa-masa krisis tersebut ketika ia paling mudah kena dengan kesan-kesan
kebenaran yang kekal.
Tetapi pertanyaan untuk dewasa ini ialah, dapatkah cita-cita ini tercapai? Atau apakah itu
mustahil? Bahkan sekiranya hal itu mustahil, tidakkah kita harus berjuang untuk mencapai
cita-cita itu? Sir William Olser berkata, “Dengan bergumul, dengan mengadakan suatu usaha,
dengan berlaku benar terhadap cita-cita tertentu, hanya ini saja yang bernilai perjuangan.”
Tetapi kita tidak percaya itu mustahil, karena kita tidak percaya bahwa Allah menuntut yang
mustahil. Lagi pula, itu tidak mustahil, karena cita-cita ini pernah dicapai beberapa waktu lalu
dan berhasil.
Pada tingkat keorganisasian dan kelembagaan, suatu pandangan terhadap pelayanan gereja
yang menyeluruh menunjukkan sebagian besar materi dan sumber daya manusianya yang
dibaktikan kepada segi-segi kesehatan. Hal ini menunjukkan tanggung jawab gereja terhadap
pekerjaan kesehatan sebagai suatu bagian terpadu dari misinya.
Kita juga dapat mencantumkan banyak contoh khusus tentang apa yang telah dan sedang
dicapai oleh misi obat-obatan untuk memantapkan Injil dengan cara yang ditonjolkan dalam
“cita-cita” itu. Salah satunya adalah menghadapi risiko menyinggung beberapa orang yang
harus disertakan, tetapi bisa jadi daftar setiap orang akan menyertakan pekerjaan seperti yang
dilakukan oleh Dr. Harry Miller di Cina dan penerobosan yang menggembirakan di Rumah
Sakit Scheer Memorial di Nepal.
Rencana Lima Hari Berhenti Merokok dengan jelas menunjukkan keberhasilan pelayanan tim
dokter dalam tindakan yang praktis.
Kritikan apa saja tidak salah dilontarkan pada Universitas Loma Linda, dan kita harus
mengakui bahwa universitas itu belum mencapai potensinya yang penuh dalam mengikuti
program yang digariskan oleh Roh Nubuat, memang harus diakui bahwa sekolah ini telah
menghasilkan sepasukan pekerja misionaris yang berdedikasi baik yang telah membuat suatu
pengaruh kuat yang luar biasa untuk gereja kita di seluruh dunia. Beberapa alinea yang
berikut harus dimengerti dengan ini dalam pikiran.
Boleh jadi masalah paling jelas dan umumnya diketahui yang menghalangi kemanjuran
penuh dari tim kependetaan obat-obatan yang terdiri atas anggota awam sering adalah
kurangnya keyakinan yang sesungguhnya antara para pendeta dan dokter. Beberapa
penyebabnya dapat ditemukan dalam sejarah kita. Ada kerangka-kerangka masa silam yang
menonjol sampai sekarang: kekhawatiran beberapa orang di kalangan kependetaan bahwa
pekerjaan obat-obatan akan “mengambil alih” gereja, sedangkan pada sektor kedokteran,
kekhawatiran bahwa mereka akan “digunakan” dan “dikendalikan” oleh “rohaniawan.”
Kekhawatiran ini dapat hubungan dokter-pendeta di gereja lokal berturut-turut sampai tingkat
lebih tinggi pada hubungan-hubungan eselon tertinggi kelembagaan-keorganisasian dalam
jemaat. Pada setiap tingkat lebih tinggi pada hubungan-hubungan eselon tertinggi
kelembagaan-keorganisasian dalam jemaat. Pada setiap tingkat di mana ada kecurigaan
seperti itu, akibatnya sama--ketidakterpaduan konsep tim dalam pekerjaan Injil.
Beberapa faktor yang dapat diketahui yang cenderung mengurangi keyakinan timbal balik
dan akhirnya menghancurkan konsep tim dalam hubungan dokter-pendeta:
1. <MI>Kurangnya kesepakatan pada tujuan-tujuan rohani.<D> Dokter mungkin
menganggap dirinya seorang misionaris obat-obatan sehingga akhirnya praktiknya hanya
terbatas pada kepentingan-kepentingan sekuler. Karena ia tidak terikat dalam suatu pengertian
keorganisasian dari gereja, maka ia dapat saja merasa terlepas dari pelayanan rohani dan
akhirnya tidak terlibat dalam tujuan gereja yang terutama. Pendeta mungkin kurang
komitmen pribadi terhadap Injil kesehatan, atau menunjukkan ketidakmampuan antara
khotbahnya dan praktiknya dalam bidang ini, atau kedua-duanya.
2.<MI>Kecenderungan “menggunakan” mitra lain dalam tim yang potensial.<D> Pendeta
mungkin berusaha menarik keuntungan yang tidak pantas dari hubungan-hubungan dokter di
dikalangan masyarakat, pengalaman profesionalnya, dan uangnya. Dokter mungkin
cenderung menggunakan gereja sebagai perlindungan bagi kata hatinya, saluran untuk
egonya. Ia dapat menjadi terlampau yakin dengan pengaruh keuangannya di dalam gereja,
namun pada hakikatnya sedikit sekali menanam modal dalam komitmen pribadi terhadap
cita-cita dan misi gereja.
6.<MI>Penyerapan dalam profesi orang sendiri<D>. Hal ini sering merupakan akibat dalam
perkecualian bukan hanya keikutsertaan dalam tim potensial melainkan bahkan terhadap
kepedulian atau penghargaan mitra lain yang potensial.
Seorang pemimpin Advent, yang diminta untuk menyampaikan kesannya terhadap luasnya
masalah dalam hubungan dokter-pendeta Advent, menyatakan, “Itu adalah jemaat luas yang
baik di Amerika kecuali terhadap pengecualian-pengecualian yang mencolok di mana
kepribadian orang-orang saling berhubungan. Dari konsep pengaturan yang benar-benar
berfungsi berdasarkan suatu pengertian dan filsafat, sesungguhnya memang ada suatu
masalah tertentu.”
Ketika ditanya menurut pandangannya apa penyebab utamanya, administrator ini menjawab
bahwa baik dokter maupun para pendeta bergerak begitu jauh dalam lingkaran-lingkaran
profesional yang tersendiri. Mereka perlu dilatih dalam dan menjadi terbiasa dengan latar
belakang dan filsafat satu dengan yang lain. Sampai selama ini sama sekali tidak ada dalam
pelatihan pendeta yang menyadarkannya terhadap kenyataan bahwa ia mempunyai bagian
untuk dimainkan dalam pekerjaan misionaris obat-obatan yang bekerja sama. Walaupun ia
tidak dilatih terhadap dimensi kehidupan jasmani dan dimensi kehidupan yang lain
sebagaimana terhadap agama. Setelah kira-kira tingkat enam di sekolah pendidikannya
sebagian besar melupakan bidang ini. Sampai baru-baru ini, menurut sumber ini, belum ada
suatu pelajaran yang memuaskan dalam ilmu fungsi tubuh manusia yang disertakan dalam
kebanyakan program kependetaan.
Rintangan-rintangan sosial, yang dirasakan pemimpin ini, sebagian adalah kesalahan pendeta
dan sebagian kesalahan dokter. Mereka cenderung bergerak dalam lingkaran mereka sendiri.
Tetapi, sekal lagi, ini sebagian besar adalah akibat jalan-jalan terpisah dalam pendidikan.
Dokter telah dididik supaya berusaha tetap tidak ketinggalan zaman dalam bidang-bidang
ilmiah, yang tidak benar terhadap si pendeta. Sebaliknya, si pemimpin mendesak bahwa ia
memiliki suatu perasaan yang sama kuat terhadap pendidikan dokter. Pendidikan Advent
terhadap calon dokter perlu mengikat dalam beberapa konsep dasar dan isi yang akan
menjadikan si dokter manusia serba bisa sebagaimana ia seharusnya. “Tidak ada alasan,” kata
pemimpin gereja itu menambahkan, “merasa malu terhadap produk profesional kita dalam hal
baik para pendeta maupun para dokter, tetapi kita perlu berkembang lebih daripada para
dokter, tetapi kita perlu berkembang lebih daripada para profesional. Kita perlu
mengembangkan baik pendeta maupun dokter yang memiliki konsep manusia seutuhnya.”
Hasil-hasil wawancara lain dalam suatu penyelidikan baru-baru ini terhadap hubungan
dokter-pendeta di Gereja Advent (Leo R. Van Dolson, “Suatu Penyelidikan terhadap Kerabat
Kerja Pendidikan Kesehatan Dokter-Pendeta dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh,”
untuk disertai Ph.D., Claremont Graduate School, 1972) mengemukakan bahwa semakin jauh
orang maju dalam pendidikan profesional Advent, semakin sempit dan semakin tersendiri
bidangnya jadinya dan semakin ia terasing dari pengertian serta pengharapan terhadap
disiplin-disiplin lain. Pemimpin Advent tersebut di atas mengemukakan bahwa masalah
dalam filsafat dan pendidikan meluas melebihi sekolah-sekolah profesional sampai pada
jemaat seutuhnya. Walaupun tidak bersungguh-sungguh pada pekerjaan misionaris obat-
obatan sebagai metode kerja Kristus, ia masih tetap merasa bahwa bilamana orang berbicara
kepada pribadi anggota-anggota gereja mengenai hal itu orang mendapati bahwa mereka
sebenarnya tidak mengerti apa dasar filsafat pengaruh timbal balik dokter-pendeta atau apa
bagian pendeta yang khusus sesungguhnya, maka tidak akan ada dasar politis yang cukup
kuat untuk mengubah susunan pengajaran profesional.
Penelitian tersebut tadi, yang diadakan di antara 48 pendeta dan 40 dokter di seluruh Divisi
Amerika Utara pada tahun 1972, melahirkan pernyataan yang dibuat oleh pemimpin dinas
gerejani ini dan yang lainnya bahwa perbedaan dalam pelatihan dan pendidikan adalah salah
satu faktor utama dalam kurangnya hubungan dokter-pendeta yang cocok. Penelitian itu
ditindaklanjuti oleh wawancara-wawancara pribadi dengan sejumlah orang yang
mengembalikan pertanyaan-pertanyaan dan dengan para administrator gereja.
Dari mereka yang mengembalikan pertanyaan-pertanyaan, 51 persen setuju bahwa pemisahan
terhadap dua universitas Advent, dengan pendeta-pendeta yang dididik 3000 kilometer
jauhnya dari tempat dokter-dokter dididik, menolong melestarikan pembagian antara kedua
profesi itu; 36 persen tidak setuju; dan 13 persen tidak menyatakan pendapat. Banyak dari
mereka yang diwawancarai percaya jarak dalam ilmu bumi tidak begitu menjadi persoalan
seperti perbedaan dalam jenis pendidikan dan filsafat di kedua kampus itu. Mereka merasa
bahwa, pada titik waktu ini, tidak akan realistis berusaha menyatukan kedua universitas itu
tetapi bahwa suatu usaha menentukan harus diadakan di masing-masing kampus untuk
memadukan suatu pengertian yang lebih baik terhadap disiplin-disiplin yang lain. Mereka
setuju dengan mayoritas kuat yang menjawab dengan penegasan terhadap pernyataan dalam
pertanyaan di dua kampus universitas itu mau menyertakan lebih banyak pelatihan dalam
pekerjaan misionaris obat-obatan dan pendidikan kesehatan gereja. Banyak dari jawaban lisan
dan tulisan yang diterima mengemukakan bahwa diperlukan sebagai pendidikan praktis.
Pendidikan tingkat sudah mempermasalahkan karena permasalahan daripada yang belum
bergelar (undergraduate), oleh lebih dari tiga banding satu dari mereka yang memberikan
jawaban.
Mereka yang terdahulu dengan kuat mengemukakan bahwa pembudayaan adalah salah satu
kunci penting menuju pemecahan masalah. Pendidikan, yang jelas memainkan peranan besar
dalam status hubungan dokter-pendeta masa kini, secara pasti sedang melihat sebagai salah
satu alat yang paling berdaya guna dalam mendatangkan peningkatan.
Akan tidak adil terhadap jawaban-jawaban yang diterima dengan tidak menyebutkan bahwa
beberapa kecenderungan yang mendorong juga diperhatikan. Pertama, kenyataan bahwa ada
minat yang asli pada, dan suatu pengakuan yang tentu terhadap, masalah yang ada dalam
hubungan dokter-pendeta Advent dan kesadaran bahwa sesuatu perlu dilakukan untuk itu,
yang mendorong. Dr. Robert Lang, dari Andrews University, meringkas kecenderungan ini di
kalangan orang-orang Advent:
Dalam ingatan banyak dari antara kita, kita dapat mengingat dalam pikiran bandul
(pendulum) yang mengayun dari kelalaian yang hampir lengkap dalam literatur dan
penerbitan gereja kita kepada suatu era yang lebih baik sekarang terhadap minat, dukungan,
dan permohonan besar untuk pengembangan kembali konsep tim menyembuhkan.--ROBERT
LANG, “Dari Battle Creek sampai Pertempuran sekarang” (makalah yang disampaikan pada
Sarasehan Obat-Agama di Fakultas Kedokteran, Universitas Loma Linda, Loma Linda
California, 26 Maret 1972), hlm. 3.
Hal ini menunjukkan suatu iklim yang berkembang untuk usaha pembudayaan yang telah
ditunjuk sebagai salah satu kunci utama untuk memecahkan persoalan.
Bidang lain yang diselidiki pada penelitian itu yang juga dapat dianggap mendorong yaitu
kerja sama dokter-pendeta yang aktual selama ini. Walaupun beberapa pendeta menunjukkan
bahwa mereka melayani di bidang-bidang yang tidak ada dokter Advent, empat belas dokter
dan enam belas pendeta menunjukkan bahwa mereka bekerja sama seberapa jauh dengan
mitra kerja Advent dalam pelayanan tim kesehatan, dan tujuh belas dokter serta empat belas
pendeta sedikit banyaknya melaporkan kerjasamanya. Enam puluh delapan menilai dokter
atau pendeta setempat mereka sangat ingin bekerja sama, dengan hanya enam belas yang
tercantum sebagai netral terhadap kerja sama dan enam tidak mau bekerja sama. Lima puluh
lima dari lima puluh sembilan merasa bahwa tidaklah benar sekarang ada penurunan dalam
keterlibatan dokter pada kegiatan-kegiatan dan kewajiban-kewajiban gereja.
Sayangnya muncul sebagai rintangan yakni kecurigaan dan tidak percaya antara para dokter
dan pendeta Advent. Tetapi juga muncul bahwa tembok ini tidak begitu tebal atau tidak dapat
ditembus sehingga usaha dan niat baik akan tidak dapat melenyapkannya. Dari penelitian
datang aneka ragam anjuran yang luas terhadap penyebab atau penyebab-penyebab rintangan
seperti itu. Penyebab-penyebab itu menyebar ke seluruh lingkungan dan mencakup faktor-
faktor jasmani, pikirani, sosial, dan rohani. Pada dasarnya, faktor-faktor yang membagi
sesungguhnya bukanlah yang begitu sering disebut-sebut, antara lain seperti perbedaan-
perbedaan dalam pendekatan evangelisasi atau status sosio-ekonomi yang berbeda. Hal-hal
ini semata-mata hanyalah gejala-gejala, yang tampaknya karena kurangnya dialog dan
komunikasi yang berarti. Salah satu segi yang paling mendorong ialah bahwa sekarang ada
suatu pengakuan yang bertumbuh terhadap fakta ini dan kepedulian yang sungguh-sungguh
untuk melakukan sesuatu terhadap hal itu.
Faktor-faktor status ekonomi yang begitu sering mengarah pada wawancara-wawancara
sampai sejauh itu memang berarti karena itu memang karena itu semua menunjuk kearah
perasaan-perasaan tidak aman dan ketidaksenangan di pihak para profesional pada salah
satunya. Namun, banyak yang diwawancarai merasa bahwa faktor-faktor ini menjadi jauh
kurang berarti bilamana orang-orang dapat mengenal dan menghargai satu dengan yang lain.
Perkembangan sikap berupa kepercayaan, kehormatan, dan keyakinan timbal-balik, yang
penting bagi suatu usaha tim yang berlangsung lama, memerlukan waktu dan usaha
pendidikan. Walau pun banyak yang dapat dilakukan untuk membantu perkembangan
pengertian dan sikap-sikap yang lebih baik dengan mempersatukan para dokter, pendeta, dan
anggota-anggota awam yang berminat untuk loka karya dan dialog, tempat masalah dasar
sesungguhnya ditemukan tampaknya adalah pada tingkat profesional medis dan pendidikan
kependetaan.
Tidaklah diragukan musuh sangat takut akan pengaruh untuk kebaikan dan untuk Injil yang
terjadi ketika misionaris obat-obatan, pendeta, dokter, dan anggota bergabung sebagai suatu
tim. Ia (musuh) ingin supaya tim itu retak. Apa yang hendak Allah satukan, secara khas Setan
ingin menghancur-luluhkannya! Tidak dapatkah kita menggagalkan musuh itu? Tidak
dapatkah kita bangkit di atas faktor-faktor masalah ini dan menyatukan pelayanan kita dalam
meniru apa yang dilakukan Tuhan kita, dan dalam penurutan terhadap apa yang Allah katakan
kepada kita?
Pengharapan Gereja
Apakah pengharapan Gereja terhadap para pendeta dan dokternya? Berdasarkan penilaian
kita terhadap pendapat-pendapat sekarang tentang para pemimpin jemaat dan hasil-hasil
penelitian yang disebutkan di atas, tampaknya jelas bahwa gereja terus-menerus percaya pada
cita-cita yang diteladankan oleh Tuhan kita: suatu pelayanan tim evangelisasi obat-obatan
dengan “tidak ada perpecahan di antaranya” <MI>(Medical Ministry,<D> hlm. 237) di mana
suatu perpaduan sempurna harus ada, di mana “para pendeta dan misionaris obat-obatan...
pergi untuk memberitakan pekabaran Injil” <MI>Evangelism,<D> hlm. 397); sebuah tim di
mana dokter sebegitu jauh adalah seorang evangelis dan pendeta, seorang misionaris obat-
obatan.
Pimpinan gereja Advent percaya: (1) bahwa dengan mengikuti rencana Allah kerja sama
kedokteran-kependetaan banyak berkat dan kemajuan dapat kita miliki; (2) bahwa masalah-
masalah dan rintangan-rintangan yang ada sekarang dapat diatasi; dan (3) bahwa pengotak-
kotakan (dikotomi) yang ada sekarang dapat dilenyapkan.
Juga dipercayai bahwa cita-cita sedang dikejar dan dicapai di beberapa tempat oleh mereka
yang mendapati bahwa rencana Allah benar-benar berhasil. Contoh-contoh ini tidak
dilupakan tetapi begitu jarang terjadi, dan secara relatif begitu sedikit yang terlibat, dan
begitu sedikit yang terlibat, dan begitu sedikit gereja dan masyarakat yang menikmati
keuntungannya, sehingga tidaklah dapat dikatakan bahwa kita sedang melakukan semua yang
harus kita lakukan.
Jika demikian, apakah yang harus dilakukan? Pertama mari kita sedikit “bersifat positif
negatif” dan menyatakan apa yang kita percaya tidak boleh dilakukan.
Kita tidak boleh menuding. Hal ini tidak akan mendatangkan kebaikan. Tidak ada orang yang
boleh menuding orang lain lalu mengatakan, “Ini adalah kesalahanmu.” Atau kita menunjuk
ke belakang pada sejarah dan mengatakan, “Ini adalah kesalahan mereka.” Kecuali pelajaran-
pelajaran kita dapat belajar dari masa silam, kita tidak boleh tinggal pada apa yang mereka
lakukan tempo hari di tahun 1900 atau apa yang saudara-saudara lakukan di tahun 1940-an
sehubungan dengan tingkat gaji pekerja-pekerja medis. Apa yang harus sangat
memprihatinkan kita ialah, apakah yang dapat kita lakukan sekarang? Apakah yang dapat
gereja lakukan? Apakah yang dapat dilakukan para pendetanya? Apakah yang dapat
dilakukan para dokter kita? Apakah yang dapat dilakukan anggota-anggota kita?
Bagaimanakah kita dapat mencapai cita-cita itu bersama? Kita berada di sini sekarang dan
Tuhan segera akan datang. Apakah yang dapat kita lakukan sekarang untuk membangun
hubungan kerja yang benar dalam tim-tim misionaris obat-obatan?
Langkah pertama haruslah memfokuskan kembali cita-cita itu di dalam pikiran manusia. Jika
ada perbaikan yang harus dilakukan itu harus dilakukan di dalam pikiran manusia, karena
masalahnya bukan pada cita-cita itu, atau pada Allah, atau pada gereja dan pengajaran-
pengajarannya. Masalahnya adalah pada orang-orang --pada kita.
Kita harus menjangkau ke atas dan belajar--belajar apa yang Allah katakan mengenai
kehidupan kita dan profesi kita serta bagaimana semuanya itu dapat digunakan untuk
membawa pekabaran keselamatan-Nya dan hidup kekal dalam Yesus kepada dunia.
Dengan demikian kita harus menerapkan apa yang telah kita pelajari terhadap masalah-
masalah yang ada, terutama terhadap masalah-masalah yang diketahui lebih awal. Karena
masing-masing pribadi belajar dan penerapannya akan berbeda. Misalnya, sang dokter,
mungkin perlu mengubah pendekatannya kepada pasiennya--dari yang sekuler kepada praktik
sebagai misionaris obat-obatan. Pendeta dapat menemukan perlunya membarui kehidupannya
dan khotbahnya untuk menyampaikan pekabaran yang konsisten dengan semua segi-seginya
termasuk Injil kesehatan. Dan anggota awam harus bergabung dengan rela dan rajin dalam
usaha ini.
Baik dokter maupun pendeta perlu saling mengevaluasi kembali satu dengan yang lain
melalui mata kerendahan hati. Dengan kasih karunia Allah “tidak mencari kepentingan
sendiri atau puji-pujian yang sia-sia, sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang
menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri. Dan janganlah tiap-tiap orang
hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (Filipi
2:3,4).
Pendeta mungkin perlu lebih sering berbincang-bincang dengan dokter di dalam
pelayanannya untuk gereja dan dalam rencana-rencana untuk kesaksian gereja kepada
masyarakat. Jika demikian, ia akan berusaha bekerja dengan dokter sebagai mitra dalam
perpaduan pelayanan sempurna yang “merupakan perkakas paling berhasil” <MI>(Medical
Ministry,<D> hlm. 240). Supaya hasil-hasilnya adalah yang terbaik, ini tidak boleh dilakukan
sebagai suatu pikiran kemudian atau suatu embel-embel terhadap rencana-rencana yang baru
saja dicanangkan, tetapi sebagai suatu dasar pikiran dan dalam suatu hubungan keanggotaan
yang sama rata pada tim itu.
Dokter mungkin perlu membuat suatu kesepakatan lebih lengkap untuk melayani sebagai
seorang misionaris obat-obatan dan, sebagai anggota tim itu yang sama kedudukannya,
menerima cita-cita hidup dan pembawaan pribadi sebagai pendeta.
Dokter mungkin perlu lebih mengerti tentang pendekatan mitra pendetanya terhadap
masalah-masalah dan perlengkapan gereja yang sering lambat, bahkan tidak praktis. Di
pihaknya pendeta mungkin perlu mempertajam pola-pola pemikiran dan prosedur-prosedur
kerjanya demi meningkatnya ketepatan dalam komunikasi dan daya guna yang lebih besar
dalam menangani urusan gereja. Para anggota awam dapat menyumbang banyak dalam hal
yang terakhir ini. Semua anggota tim misionaris obat-obatan harus menempatkan sedikit
penekanan pada segi-segi kehidupan materi dan lebih besar penekanan pada pertumbuhan
rohani pribadi dan tanggung jawab untuk melayani. Hal ini akan mengakibatkan sedikit
keasyikan dengan adanya perbedaan yang sesungguhnya atau yang diperkirakan dalam gaya-
gaya hidup, dan kepedulian yang senantiasa bertumbuh untuk nilai-nilai kehidupan rohani
dan pelayanan misionaris.
Pendeta mungkin memperhatikan bahwa masyarakat dan bahkan beberapa anggota gereja
mengadakan reaksi lebih mudah dan terbuka pada dokter ketimbang pada dirinya. Manusia
yang cemburu akan berseru meminta pengakuan yang sama, tetapi pertimbangan yang
dipadukan dengan kerendahan hati akan meyakinkan pada waktunya dan dengan sabar ia
akan beroleh bagian dalam hasil-hasil usaha tim ini.
Dalam situasi ini dokter mungkin menghadapi masalah-masalah dengan kerendahan hatinya
sendiri, tetapi suatu pandangan seimbang terhadap peranannya yang jelas pada titik ini. Ia
dengan mutlak akan merasa puas dalam pengalaman yang luas dalam hal menolong
memberikan kesembuhan bukan hanya untuk tubuh manusia melainkan juga untuk jiwa
mereka.
Sampai pada titik ini kita telah mengarah terutama pada hubungan-hubungan antara para
pendeta dan dokter, tetapi profesi kesehatan di dalam gereja mencakup sejumlah orang-orang
terlatih yang selalu bertambah manakala praktik seni menyembuhkan menjadi semakin lama
semakin khusus dan bersifat teknis. Ellen White menulis pada suatu waktu ketika daftar
personil kesehatan masih terbatas bila dibandingkan dengan jumlah besar profesi yang
sekarang terlibat. Namun, dapat dilihat bahwa maksudnya adalah menyertakan semua
anggota tim menyembuhkan, sebagaimana dengan setiap anggota awam, dalam panggilan
gereja kepada pekerjaan misionaris obat-obatan. Pernyataan yang berikut membuktikan hal
ini:
Dari terang yang diberikan Allah pada saya, saya tahu bahwa pekerjaan-Nya sangat
memerlukan wakil-wakil kebenaran Alkitab yang hidup. Para pendeta yang diurapi sendiri
saja tidak memadai terhadap tugas itu. Allah memanggil bukan hanya para pendeta,
melainkan juga para dokter, perawat, evangelis literatur, guru Injil, dan anggota-anggota lain
yang berserah dengan pelbagai talenta yang memiliki pengetahuan tentang kebenaran masa
kini, untuk memikirkan keperluan kota-kota yang belum mendapat amaran. Harus ada seratus
orang percaya yang giat terlibat dalam pekerjaan misionaris pribadi yang sekarang cuma ada
satu.--<MI>Idem,<D> hlm. 248.
Menetapkan pekerjaan misionaris obat-obatan yang bersifat kerja sama seperti itu bukanlah
untuk dipisahkan dari rumah sakit dan klinik, biasanya, memainkan peranan yang besar
artinya, dalam pelayanan obat-obatan. Namun, pendeta, guru Injil, dan anggota yang terlatih
dapat diundang untuk bergabung dengan tim pada lokakarya dokter dan dokter serta para
pakar kesehatan lainnya dapat diundang untuk bergabung dalam pelayanan gereja atau
evangelisasi.
Dr. Wayne McFarland menceritakan tentang kunjungannya dengan salah seorang teman
sekelasnya, Dr. Edmon Good, Fakultas Kedokteran Universitas Loma Linda, angkatan tahun
‘39 yang berpraktik sebagai dokter di New York City. Dokter Good berkata, “Jika saya
melihat pasien ini memerlukan lebih daripada sekadar suntikan atau operasi kandung kemih
dan jika ia ada sesuatu di bidang kesalahan atau kekhawatiran atau ketakutan yang memakan
dirinya, atau mungkin jika rumah tangganya tidak berbahagia, saya katakan padanya, Anda
tahu, saya rasa Anda memerlukan lebih daripada obat ini. Anda memerlukan suatu
kesempatan untuk membicarakan hal-hal dengan seseorang yang mengerti akan corak
masalah ini. Saya mempunyai klinik khusus yang saya jalankan dengan seorang rohaniawan.
Kami mengadakan di sini tepat di kantor saya. Jika Anda mengalami hal-hal seperti itu pada
malam hari, maka Anda akan bersama-sama dengan sekelompok pasien lain dan kita akan
berusaha mencari jawaban terhadap masalah ini yang benar-benar mengganggu Anda dan
menyebabkan kepada pusing (atau sakit lambung, atau apa saja yang terjadi). “Di gerejanya,
Dr; Good dapat menunjuk dan mengatakan, “Anda lihat deretan orang-orang itu di sana?
Mereka juga adalah pasien saya.” Dapatkah setiap keluarga gereja meminta kawan seregu
yang lebih baik?
Dapatkah setiap dokter meminta kepuasan yang lebih besar?
Dapatkah setiap anggota awam atau pakar kesehatan memilih tidak bekerja sama dengan
jenis kawan seregu ini?
6
Doa Untuk Orang Sakit
Ketika Hiram Edson pertama kali mendengar khotbah pekabaran tentang Kedatangan Yesus
yang Kedua kali, ia sedang memegang jabatan bendahara gereja Metodis di Ontario County,
New York. Ini sekitar tahun 1839. Edson menjadi salah satu bintang cemerlang di antara para
perintis Advent. Suatu wawasan tentang kesembuhan Ilahi yang menjadi pegangan di
kalangan orang-orang Advent. Suatu wawasan tentang kesembuhan Ilahi yang menjadi
pegangan di kalangan orang-orang Advent permulaan ini menjadi jelas dalam cerita yang
melibatkannya.
Pada suatu malam setelah selesai bekerja Saudara Edson memasuki rumahnya dan duduk
dekat api, karena saat itu dingin menusuk pori-pori. Saat itu terdengar suatu suara yang tegas
mengatakan, “Pergi, sembuhkan yang sakit, Saudara.” Ada seorang tetangga, sakit parah,
yang keadaannya tak dapat ditolong dokter. Kaget, Edson berpikir, “Zaman mukjizat sudah
lewat.” Dengan segera ia terjun ke dalam suatu pengalaman gelap yang mengerikan. Dalam
kesusahan ia memohon pada Tuhan untuk n dari kebinasaan. “Pergi, sembuhkan yang sakit,
Saudara,” suara itu datang kembali. Sebagai sambutan ia berkata, “Apa saja, ya Tuhan, untuk
menyelamatkan saya dari keadaan yang sulit ini.”
Kemudian semuanya normal kembali. Ia mengenakan sepatu larsnya lalu berjalan menuju
rumah orang itu. Di sana, keluarga itu, yang sudah loyo, berbaring untuk beristirahat dan
telah tertidur. Lilin telah habis terbakar sehingga hanya cahaya berkedip yang tersisa. Dengan
itu Saudara Edson melangkah menuju tempat tidur, dan sambil meletakkan tangan pada orang
itu, berkata, “Saudara, Tuhan Yesus menyembuhkanmu.” Dengan segera orang itu berdiri lalu
berjalan di atas lantai, sambil memuji Tuhan.
Ini membangunkan keluarga itu, yang masuk ke dalam kamar untuk melihat apa yang
menyebabkan kegemparan. Saudara Edson berkata kepada orang itu, “Engkau sedang
menikmati sesuatu yang tidak saya nikmati, dan saya ingin membicarakan hal itu dengan
engkau.” Jadi mereka tunduk kepala berdoa, dan kehadiran Roh Kudus begitu nyata sehingga
beberapa dari antara keluarga itu bertobat. Setelah itu Saudara Edson pulang, dan keluarga itu
beristirahat.
Keesokan paginya orang yang disembuhkan itu pergi ke luar ke tepi jalan untuk menebang
kayu. Dokter yang merawatnya lewat di sana, dan mengenalnya, lalu memanggil namanya,
sambil mengatakan, “Engkaukah itu? Bagaimana sampai begini? Saya mengira akan
melihatmu telah meninggal!” “Saya seorang yang sehat,” jawab mantan pasiennya; “Tuhan
menyembuhkan saya.” Dokter itu meneruskan perjalanannya. Hari siang pun berlalu.
Ketika waktunya tiba untuk pergi ke kebaktian malam, Saudara Edson memasang kereta
lembunya, memuat keluarganya dan orang yang disembuhkan itu, lalu berangkat ke
kumpulan kebaktian itu. Gereja itu penuh sesuai dengan daya tampungnya. Sang pendeta
menyampaikan sebuah khotbah tanpa imbauan yang tampaknya emosional. Setelah itu,
kesempatan diberikan untuk kesaksian-kesaksian. Beberapa orang bersaksi termasuk orang
yang disembuhkan itu. Kemudian, sambil berbicara dengan nada suara yang tidak biasanya,
sang pendeta berkata, “Jika ada dari antara yang hadir yang ingin didoakan khusus demi
kepentingan mereka, dipersilakan berdiri.’ Dengan serentak seluruh jemaat berdiri. Maka
dilanjutkannya dengan suatu kebangunan rohani yang berlangsung selama tiga minggu, dan
banyak yang bertobat.--<MI>Pioneer Stories Retold,<D> hlm. 25-27.
Campur tangan Allah yang ajaib seperti itu demi kebaikan orang sakit tidak terbatas pada
zaman awal perintisan Gereja Advent.
Ketika Leo Van Dolson dan saudara kembarnya baru berusia lima tahun, saudaranya itu, yang
bernama Fred, ditabrak mobil yang remnya blong. Mobil itu datang menurun di sebuah jalan
yang curam dan San Francisco jauh lebih cepat daripada yang seharusnya. Anak itu menderita
keretakan di bagian tengkorak dan tidak sadarkan diri selama beberapa hari. Sang dokter
menyatakan sedikit saja harapan baginya, dan orang tua, yang besarkan dalam Gereja Advent
tetapi tidak mempraktikkan agama mereka pada waktu itu, memanggil pendeta-pendeta untuk
berdoa demi kesembuhannya itu adalah atas kuasa Ilahi. Mukjizat ini langsung membawa
keluarga Van Dolson menjadi penganut Masehi Advent Hari Ketujuh.
Tempat penggembalaan Leo yang pertama adalah di distrik Brookings-Gold Beach, Oregon,
di mana Roy dan Rose Slaybaugh tinggal segera setelah kesembuhan Pak Slaybaugh yang
ajaib (tercatat dalam buku Rose Slaybaugh, <MI>Escape From Death<D>. Sebagian besr
anggota-anggota gereja Gold Beach bergabung dengan gereja pada waktu itu karena kesan
mukjizat ini terhadap mereka. Sejak waktu itu Pendeta Van Dolson sering dipanggil untuk
berdoa bagi orang sakit, dan mengurapi mereka dengan minyak dalam rombongan bersama
teman pendeta. Doa-doa ini tidak selalu dijawab dengan segera dan kesembuhan yang
spektakuler, tetapi beberapa dijawab. Khususnya yang dapat di ingat adalah penyembuhan
terhadap seorang anak laki-laki di Tokyo yang untuknya Pendeta Tom Blincoe dan Van
Dolson berdoa ketika mereka menjadi misionaris di sana. Yang belum terlalu lama adalah
kesembuhan paman Leo, yang dalam keadaan sekarat di rumah sakit di Santa Rosa ketika ia
didoakan dan diurapi dengan minyak.
Walaupun Tuhan pada zaman modern mengadakan banyak mukjizat penyembuhan dalam
menjawab doa untuk dan oleh orang-orang Masehi Advent hari Ketujuh, banyak dari umat
kita tampaknya merasa bahwa ada sesuatu yang hilang dalam pelayanan kita. Mereka merasa
kita tidak melihat jenis mukjizat-mukjizat khusus yang diadakan oleh Petrus dan Paulus pada
masa Kristen permulaan. Adakah suatu unsur hilang dari pelayanan kita; dan jika demikian,
apakah itu?
Kita boleh saja bertanya, adakah suatu penyembuhan selain daripada penyembuhan Ilahi?
Bilamana ahli bedah mengeluarkan suatu organ (bagian tubuh) yang menyebabkan penyakit
sudahkah ia “menyembuhkan” pasien itu atau apakah ia hanya membuat sehingga
kelihatannya bahwa “kesembuhan” akan terjadi? Apakah yang terjadi pada tubuh pasien
setelah ahli bedah itu menjahit tepi-tepi luka sayatan bersama-sama? Adakah ia
mengendalikan proses penyembuhan itu, atau adakah ia hanya semata-mata bekerja sama
dengan kekuatan-kekuatan alami yang direncanakan lama dahulu d alam pikiran sang
Pencipta? Dokter dapat meluruskan sebuah tulang yang patah, tetapi dapatkah dia
menumbuhkannya kembali sehingga tersambung lagi?
Yang jelas, tangan sang Pencipta masih sedang bekerja dalam menyembuhkan dan
memulihkan tubuh kita. Ia telah membuat persediaan untuk tubuh memerangi infeksi dan
penyakit untuk memulai, dan untuk menyembuhkan sendiri bilamana diserang penyakit.
Kalau demikian, apakah tidak merupakan kenyataan bagi manusia supaya berpaling kepada
Penciptanya bilamana dirundung oleh penyakit dan kelemahan. Jikalau Allah menaruh
perhatian pada kita, sebagaimana yang Alkitab katakan bahwa Ia memang demikian, tidak
dapatkah kita mengharapkan-Nya dengan bersimpati menjawab doa kita yang meminta
kesembuhan? Kita bukan hanya dapat mengharapkannya, tetap “Allah sendiri telah
mencanangkan sebuah rencana yang harus kita ikuti bilamana kita berpaling kepada-Nya
untuk memohon kesembuhan terhadap penyakit-penyakit tubuh kita, sama seperti Ia
mencanangkan sebuah rencana untuk pemulihan dari penyakit rohani. Rencana yang telah
dibuat-Nya bukan hanya untuk mereka yang berserah penuh pada-Nya, melainkan juga
merupakan satu jalan yang telah disediakan-Nya bagi mereka yang belum belajar mengenal
dan mempercayai-Nya, sehingga terkesan dengan kasih-Nya bagi mereka dan perhatian-Nya
pada mereka.
Ketika Kristus mengurapi kedua belas murid-Nya dan menyuruh mereka pergi untuk
melayani keperluan orang banyak di sekitar negeri itu, “Ia memberi kuasa kepada mereka
untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan”
(Matius 10:1). Lukas menambahkan bahwa “Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi
segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat”
(Lukas 9:6). Ketika tidak alam kemudian Yesus menyuruh yang tujuh puluh, Ia menunjukkan
bahwa pekerjaan mengajar dan menyembuhkan tidak terbatas hanya pada pendeta-pendeta
yang diurapi; Ia menugaskan “para pekerja awam” ini: “Dan jikalau kamu masuk ke dalam
sebuah kota... sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ, dan katakanlah kepada
mereka, kerajaan Allah sudah dekat padamu” (pasal 10:8,9). Bahwa inilah rencana-Nya untuk
gereja sepanjang zaman di jelaskan dalam Perintah Besar, “Pergilah ke seluruh dunia,
beritakanlah Injil kepada segala makhluk.... Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang
percaya;... mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh”
(Markus 16:15-18).
Nabi modern Allah menekankan maksud Kristus supaya kita meneruskan corak pelayanan ini
sekarang:
Kristus adalah Dokter yang menaruh belas kasihan yang sama sekarang seperti pelayanan-
Nya di bumi dahulu. Pada-Nya ada salep menyembuhkan untuk setiap penyakit, kuasa
memulihkan untuk setiap penyakit. Murid-murid-Nya yang sekarang harus berdoa untuk
orang sakit dengan sungguh-sungguh sama seperti murid-murid itu berdoa dahulu kala. Dan
kesembuhan <MI>akan mengikut;<D> karena “doa yang lahir dari iman akan
menyelamatkan orang sakit.” Kita mempunyai kuasa Roh Kudus, jaminan jiwa yang tenang,
yang dapat menuntut janji-janji Allah. Janji Tuhan adalah, “Mereka akan meletakkan tangan
atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh” (Markus 16:18), dapat diandalkan sekarang
sebagaimana pada zaman rasul-rasul itu. Hal itu menyatakan kesempatan anak-anak Allah,
dan iman kita harus mempertahankan semua yang ada di tangan. Para hamba Kristus harus
menjadi saluran pekerjaan-Nya untuk menyembuhkan. Adalah pekerjaan kita untuk
membawa orang sakit dan yang menderita kepada Allah di tangan iman kita. Kita harus
mengajar mereka supaya percaya pada Tabib besar itu. Juruselamat ingin supaya kita
mendorong orang sakit, yang tak berpengharapan, yang tertindas, supaya berpegang pada
kekuatan-Nya.--<MI>The Ministry of Healing, <D>hlm. 226.
Secara khusus Ellen White memberikan amaran terhadap berlaku keterlaluan dan fanatisme
dalam pekerjaan pelayanan ini. Ia juga menganjurkan supaya pekerjaan itu dilakukan dengan
diam-diam dan atas dasar dari rumah ke rumah.
Mereka yang terlibat dalam pekerjaan dari rumah ke rumah akan mendapat kesempatan
melayani dalam banyak bidang. Mereka harus berdoa untuk orang sakit dan harus bekerja
dengan segenap kuasa mereka untuk melegakan orang-orang itu dari penderitaan.... Banyak
yang dapat dicapai hanya melalui perbuatan-perbuatan kebaikan yang tidak mementingkan
diri. Keperluan jasmani mereka harus lebih dahulu dilegakan. Ketika mereka melihat bukti
kasih kita yang tidak mementingkan diri, akan lebih mudah bagi mereka untuk percaya pada
kasih Kristus.--<MI>Welfare Ministry<D> hlm. 81.
Gereja secara keseluruhan mempunyai suatu tanggung jawab, seperti yang kita baca:
Supaya dapat disucikan dan supaya tetap suci, orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh
harus memiliki Roh Kudus di hati dan di rumah mereka. Tuhan telah memberikan terang pada
saya bahwa bilamana Israel masa kini merendahkan diri mereka di hadapan-Nya, dan
membersihkan kaabah jiwa dari segala kekotoran, maka Ia akan mendengar doa mereka demi
kebaikan orang sakit dan akan diberkati dalam menggunakan obat-Nya untuk penyakit.
Bilamana dengan iman agen manusia melakukan semua yang dapat dilakukannya untuk
melawan penyakit, sambil menggunakan metode-metode sederhana yang disediakan Allah,
maka usaha--usahanya akan diberkati Allah.--<MI>Testimonies,<D> jilid 9, hlm. 164.
Ada syarat-syarat yang Allah tahu paling baik untuk kita penuhi sebelum kita dapat
mengharapkan berkat-Nya yang limpah dalam hal ini.
Dalam firman Allah kita mempunyai nasihat sehubungan dengan doa khusus untuk
kesembuhan orang sakit. Tetapi mempersembahkan doa seperti itu adalah perbuatan yang
paling khidmat, dan tidak boleh dimasuki tanpa pertimbangan yang cermat. Dalam banyak
hal doa untuk kesembuhan orang sakit, yang disebut iman tidak lebih daripada kesombongan.
Banyak orang mendatangkan penyakit ke atas diri mereka sendiri oleh pemanjaan diri.
Mereka tidak hidup sesuai dengan hukum alam atau prinsip-prinsip kesucian yang ketat.
Yang lain meremehkan hukum-hukum kesehatan dalam kebiasaan mereka makan dan minum,
berpakaian, atau bekerja. Sering suatu bentuk kejahatan merupakan penyebab kelemahan
pikiran atau tubuh. Sekiranya orang-orang ini mendapat berkat kesehatan, banyak dari antara
mereka akan terus menempuh jalan tidak peduli yaitu melanggar hukum alam dan hukum
rohani Allah, sambil berdalih bahwa jika Allah menyembuhkan mereka sebagai jawaban doa,
maka mereka bebas meneruskan praktik-praktik mereka yang tidak sehat dan memanjakan
selera yang menyimpang tanpa pengekangan. Jika Allah harus mengadakan suatu mukjizat
untuk memulihkan kesehatan orang-orang ini, maka Ia akan mengizinkan dosa.
Adalah pekerjaan yang sia-sia mengajar orang-orang berharap pada Allah sebagai penyembuh
terhadap kedegilan mereka, kecuali mereka juga diajar untuk menyingkirkan praktik-praktik
yang tidak sehat.--<MI>The Ministry of Healing,<D> hlm. 227.
Syarat utama untuk menerima kesembuhan sebagai jawaban doa ialah bahwa orang itu harus
rela hidup baik sesuai dengan hukum alam mau pun dengan hukum rohani Allah Syarat-
syarat tambahan yang terdapat dalam Roh Nubuat mencakup: (1) Pemeriksaan diri yang
ketat; pengakuan dan meninggalkan dosa-dosa (lihat <MI>Testimonies,<D> jilid 2, hlm.
146); (2) iman yang tenang dan kepercayaan yang berani pada kasih Allah yang tidak pernah
gagal (lihat <MI>The Ministry of Healing,<D> hlm. 229); (3) Berserah diri sepenuhnya (lihat
<MI>Testimonies, <D>jilid 9, hlm. 166); (4) pendidikan dalam praktik-praktik yang sehat
yang membawa kepada reformasi (lihat <MI>The Desire of Ages, <D>hlm. 824).
Bagaimanakah syarat-syarat ini harus disampaikan kepada orang yang didoakan agar
sembuh? Kita telah di beri petunjuk khusus:
Dosa telah membawa banyak dari antara mereka di mana mereka berada--kepada keadaan
kelemahan pikiran dan tubuh. Haruskah doa dipersembahkan kepada Allah yang di surga
meminta kesembuhan-Nya datang ke atas mereka sedemikian rupa, tanpa menetapkan suatu
persyaratan? Saya katakan, Tidak, sama sekali tidak. Kalau demikian, apakah yang harus
dilakukan? Utarakan persoalan mereka di hadapan-Nya yang mengenal setiap orang dengan
namanya.
Sampaikan pemikiran-pemikiran ini kepada orang-orang yang datang didoakan: Kita adalah
manusia; kita tidak dapat membaca hati, atau mengetahui rahasia hidupmu. Ini hanya engkau
sendiri dan Allah yang mengetahuinya. Jika sekarang engkau bertobat dari dosamu, jika ada
dari antara kamu dapat melihat bahwa dalam setiap hal engkau telah berjalan pada terang
yang berbeda dengan yang diberikan Allah kepadamu, dan telah lalai memuliakan tubuh,
kaabah Allah, tetapi dengan kebiasaan-kebiasaan salah telah memerosotkan tubuh yang
adalah milik Kristus, mengadakan pengakuan atas hal-hal ini kepada Allah. Kecuali engkau
disentuh oleh Roh Kudus dengan cara yang khusus untuk mengakui dosa-dosamu sebagai
sifat pribadi manusia, janganlah menghembuskannya kepada setiap jiwa.
Kristus adalah penebusmu; Ia tidak akan mengambil keuntungan dari pengakuanmu dengan
merendahkan diri. Jikalau engkau ada dosa karena sifat pribadi, akui itu pada Kristus, yang
merupakan satu-satunya Pengantara antara Allah dan manusia. “Jika seorang berbuat dosa,
kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil.” 1 Korintus
2:1--<MI>Counsels on Health,<D> hlm. 373.
Pernahkah Anda menguap hanya karena seseorang di hadapanmu menguap? Ini adalah suatu
ilustrasi sederhana tentang kuasa pengaruh. Pengaruh terasa dalam setiap bidang kehidupan.
Bahkan binatang-binatang pun terpengaruh satu dengan yang lain. Talmud mengatakan
dengan singkat, “Domba mengikut domba,” dan sebuah pepatah kuno Cina menyatakan,
“Bukan lengkingan, melainkan terbangnya itik liar, yang menyebabkan kawanannya terbang
dan mengikut.” Dan sebuah pepatah kuno Spanyol mengatakan begini: “Tinggallah dengan
serigala maka engkau akan belajar menggonggong.” Dunia sayur-mayur melengkapi kita
dengan perumpamaan-perumpamaan tentang pengaruh. Misalnya, seseorang pernah berkata,
“Pengaruh adalah sehalus urat air yang tak kelihatan yang merembes di bawah tanah tanpa
terlihat, namun dengan diam-diam membuat rumput menjadi hijau.” Bahkan hamparan
angkasa menyatakan kebenaran ini. Owen Meredith menyatakan, “Tak ada bintang yang
pernah terbit atau berada di tempat tanpa pengaruh di suatu tempat.”
Kuasa teladan sedikit dimengerti oleh banyak dari antara kita. Betapa sedikitnya kita
menyadari bahwa kuasa yang menyertai orang yang mempraktikkan apa yang dipercayainya
adalah kekuatan yang paling keras dalam menggerakkan orang lain untuk bertindak. Ada
beberapa orang yang berhati-hati di dunia yang akan membuat keputusan sehubungan dengan
suatu kebenaran dari pertimbangan bukti sendiri saja. Tetapi yang sebagian besar tidak pernah
tergerak untuk menurut hukum moral Allah atau hukum alam dari hanya mendengar teori
semata-mata. Pengaruh yang muncul dari kesaksian hidup dari mereka yang mempraktikkan
apa yang mereka khotbahkan adalah apa yang sangat mempengaruhi mereka. Pengaruh
seperti itu menandai mereka yang memiliki suatu pengalaman dengan perkara-perkara Allah.
Mereka beroleh kesenangan bukan hanya mengetahui kebenaran tetapi dengan
mempraktikkannya.
Jikalau kita dapat memeriksa kehidupan setia orang, pendeta atau anggota, yang terlibat
dengan giat dalam memberitakan Injil, kita akan menemukan siapa yang banyak bicara tetapi
sedikit pengalaman dalam jalan penurutan.
Sekarang kita mendapati, terutama dalam bidang reformasi kesehatan, bahwa tidak semua
yang mengajarkan kebenaran-kebenaran ini disucikan olehnya. Dalam kehidupan mereka
yang paling dalam terlampau sedikit yang merasakan kepercayaan sama mulianya kepada
mereka. Jikalau doktrin kesehatan sama mulianya dengan doktrin besar lainnya, betapa kita
harus berhati-hati dan bersungguh-sungguh membuat kebenaran-kebenaran ini menjadi
sebagian dari jiwa raga dan praktik kita setiap hari. Kita harus begitu berpadu dengan prinsip-
prinsip ini sehingga akan mustahil untuk memisahkannya dari diri kita sendiri.
Dalam beberapa bidang lain kehidupan kita adalah begitu penting menghidupkan apa yang
kita khotbahkan daripada dalam bidang reformasi kesehatan. Bilamana Anda menyentuh
kebiasaan jasmani seorang manusia, teristimewa seleranya, maka Anda menyentuh salah satu
bagian yang paling peka dari jiwa raganya. Lagi pula, pengaruh adalah nomor satu dalam
menyebabkan orang-orang membentuk kebiasaan makan dan minum yang salah. Seneca, ahli
pidato berkebangsaan Roma yang hidup pada zaman Kristus, menyatakan, “Dunia kejahatan
dapat dilakukan oleh suatu teladan tunggal keserakahan atau kemewahan. Satu selera yang
menggiurkan membuat lebih banyak lagi.”
Bekerja melawan serangan kerakusan dan hawa nafsu menuntut bukan hanya kata-kata
melainkan teladan yang tepat. Kita salah menuntun diri kita sendiri jika kita mengira bahwa
berkhotbah kepada orang banyak tentang hal-hal ini sudah cukup. Orang yang memiliki
pengalaman pribadi baik dengan kesulitan-kesulitan maupun dengan kesenangan-kesenangan
dalam mencapai kemenangan atas sifat jasmani berada pada kedudukan yang terbaik untuk
menolong oran lgain mencapai penguasaan. Teladan ini, seperti sinar matahari yang tidak
bersuara, dengan diam-diam tetapi pasti akan menyebabkan beberapa orang yang menjalani
kehidupan menanggalkan jubah perlawanan mereka, sementara semua pembicaraan gertakan
yang tidak ditunjang oleh tindakan-tindakan yang benar hanya membuat mereka menarik
jubah-jubah ini lebih erat melingkari mereka. Socrates menyatakan suatu kebenaran besar
ketika ia berkata, “Barangsiapa hendak menggerakkan dunia, lebih dahulu menggerakkan
dirinya sendiri.”
Berapa banyakkah pengaruh yang Paulus miliki baik di dalam maupun di luar gereja jika ia
tidak dapat dengan jujur mengatakan, “Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah
mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu” (Filipi 3:17).
Paulus melanjutkan dengan pernyataan bahwa banyak orang yang mengaku Kristen yang
menghidupkan kehidupan yang membuat mereka seteru salib Kristus. Dan salah satu hal yang
menjadikan mereka seteru, yang kesudahan mereka adalah kebinasaan, ialah kenyataan
bahwa Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah “aib mereka.” pikiran
mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi (lihat ayat 18,19).
Ada sedikit keraguan bahwa Paulus merupakan penganjur besar untuk mempraktikkan apa
yang orang khotbahkan. “Paulus membawa besertanya suasana surga. Semua yang bergaul
dengan dia merasakan pengaruh persatuannya dengan Kristus. Kenyataan bahwa
kehidupannya sendiri meneladankan kebenaran yang diberitakannya, memberikan kuasa
meyakinkan pada pemberitaannya. <MI>Di sinilah letak kuasa kebenaran itu.” --The Acts of
the Apostles, <D>hlm. 510,511.
Tujuh belas abad kemudian ahli filsafat berkebangsaan Jerman Immanuel Kant dengan tegas
menganjurkan prinsip yang sama. Ia menyatakan, “Jadi bertindaklah supaya prinsip
tindakanmu dengan aman dapat menjadi suatu hukum bagi seluruh dunia.” Tidak ada orang
yang begitu tak berarti sehingga teladannya tidak akan membahayakan orang lain. Gumpalan
ragi yang tampaknya tak berarti mempengaruhi segenap adonan. Pengaruh yang tak kelihatan
dari orang yang tampaknya tak berarti yang menghidupkan apa yang ia khotbahkan menyebar
ke seluruh masyarakat di sekelilingnya. Tidak ada kepala berita yang dapat
mengumumkannya, tidak ada TV atau radio yang dapat menyiarkannya; mungkin tak ada
pendahuluan yang luar biasa, tetapi seseorang, di suatu tempat, sedang mempengaruhi. Ingat
akan uang perempuan janda yang tidak seberapa? Kotak pualam yang dipecahkan?
Ketika Allah menanyai Kain di mana adiknya Habel berada, Kain menjawab, “apakah aku
penjaga adikku?” Ia menyatakan penolakannya yang mutlak terhadap salah satu prinsip dasar
Surga--yakni perlunya teladan dan pengaruh yang benar, yang berasal dari seorang anak Allah
yang menurut. Tidak ada orang yang merupakan sebuah pulau. Setiap pemikiran dan
perbuatan ada pengaruhnya di suatu tempat, di suatu waktu, terhadap seseorang. Bahkan diri
sendiri pun senantiasa dipengaruhi oleh teladan seseorang.
Unsur ragi digunakan dalam Kitab Suci menonjolkan kuasa pengaruh baik untuk kebaikan
maupun untuk kejahatan. Paulus bertanya kepada orang-orang percaya di Korintus, “Tidak
tahukah kamu bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?” (1 Korintus 5:6). Paulus
sedang memperbincangkan perbuatan-perbuatan orang yang suka berbuat jahat. Orang-orang
Korintus tampak telah lupa akan kuasa pengaruh. Jikalau orang yang suka melawan tetap
berada di dalam gereja, maka pengaruhnya yang jahat sering membawa orang lain mengikuti
jejaknya. Mungkin adalah lebih sehat baik bagi pribadi maupun bagi gereja untuk
memisahkannya dari keanggotaan supaya dapat melindungi tubuh dari suatu pengaruh jahat
dan menyadarkan orang yang berbuat jahat itu akan akibat mutlak dari jalan-jalannya.
Tidak ada kebenaran yang Alkitab tetapkan dengan terang yang lebih jelas daripada bahaya
satu orang saja pun yang berpisah dari yang benar--bahaya baik bagi orang yang berbuat
salah maupun semua orang yang akan dicapai oleh pengaruhnya. Teladan mempunyai kuasa
yang luar biasa; dan bilamana tertaruh pada sisi kecenderungan-kecenderungan sifat kita yang
jahat, itu hampir tidak dapat dielakkan.
Benteng kejahatan yang terkuat di dunia kita bukanlah kehidupan tidak benar dari orang
berdosa yang terlantar atau yang terbuang, melainkan kehidupan sebaliknya yang tampaknya
berbudi luhur, terhormat, dan agung, di mana satu dosa dikembangkan, satu kejahatan
dimanjakan. Bagi jiwa itu adalah bergumul secara rahasia melawan suatu pencobaan raksasa,
gemetar di atas tepi tebing yang curam, begitulah contoh salah satu daya tarik yang paling
kuat kepada dosa. Barangsiapa yang, dikaruniai gambaran-gambaran kehidupan dan
kebenaran serta kehormatan hukum Allah yang suci, telah menyelewengkan karunia-
karunianya yang mulia ke dalam suatu daya tarik yang menuju kepada dosa. Kepintaran,
talenta, simpati, bahkan perbuatan dermawan dan kebaikan, dengan demikian dapat menjadi
pemikat Setan untuk memikat jiwa-jiwa di atas jurang kebinasaan--<MI>Education, <D>hlm.
150.
Namun, pengaruh adalah mata uang yang dua sisi. Apa yang benar terhadap kejahatan benar
terhadap kebaikan. Pengaruh seorang yang berbuat benar bertumbuh sampai kepada taraf
yang mengherankan. Betapa menular teladan yang dikeluarkan oleh mereka yang berdiri di
pihak Allah. Elia, Gideon, dan Daniel adalah orang-orang yang menghidupkan apa yang
mereka khotbahkan. Seluruh bangsa dibawa kembali kepada Allah oleh karena satu orang
saja yang berdiri di atas puncak gunung dan berani berdiri demi kebenaran.
Bilamana Anda berdiri demi kebenaran, orang lain akan berdiri dengan Anda. Sejarah tidak
dibentuk oleh golongan mayoritas tetapi oleh golongan minoritas yang mengetahui apa yang
mereka inginkan dan ke mana mereka hendak pergi. Kristus membuktikan hal ini ketika Ia
memulai gereja Kristen. Dari sudut pandangan manusia, petani-petani dan nelayan-nelayan
tidak bersekolah yang menjadi sebagian besar anggota gereja pertama yang tampaknya lemah
dan tidak menjanjikan. Para pengamat yang kritis tidak bisa yakin terhadap kelompok kecil
ini yang membuat suatu pengaruh besar terhadap dunia. Tetapi mereka tidak menghitung
pengaruh sejumlah kecil orang-orang yang diubahkan dan diangkat oleh kuasa Roh Kudus.
Orang-orang yang dipenuhi Roh tersebut mempraktikkan apa yang mereka khotbahkan!
Mereka tahu mereka tidak dapat hidup untuk dirinya sendiri. Mereka tahu bahwa seribu tali
pengaruh menghubungkan mereka dengan sesama manusia. Mereka tahu dapat
mengkhotbahkan suatu khotbah yang lebih baik dengan kehidupan mereka daripada dengan
bibir mereka. Mereka mengetahui komentar terbaik dan paling hidup terhadap Firman Allah
adalah suatu teladan yang baik.
Pengaruh kehidupan kudus yang tidak dipelajari, yang tidak disadari adalah khotbah yang
paling meyakinkan yang dapat diberikan sehubungan dengan agama Kristen. Dalih, bahkan
ketika tak dapat di tangkis, hanya dapat menimbulkan perlawanan; tetapi suatu teladan yang
saleh memiliki kuasa sehingga tidaklah mungkin untuk menolak seluruhnya. --<MI>The Acts
of the Apostles, <D>hlm. 511.
Akibat menyebarnya teladan dan pengaruh yang baik dinyatakan dengan sebaik-baiknya oleh
Ellen White:
Kehidupan setiap hari dimuati dengan tanggungjawab yang harus kita pikul. Setiap hari,
perkataan dan perbuatan kita membuat kesan ke atas mereka dengan siapa kita bergaul.
Betapa besar keperluan itu sehingga kita harus menjaga bibir dan langkah-langkah kita
dengan hati-hati! Satu gerakan yang serampangan, satu langkah yang tidak bijaksana, maka
gelombang-gelombang dahsyat suatu pencobaan yang kuat dapat melanda satu jiwa
terhempas ke bawah. Kita tidak dapat menghimpun pikiran-pikiran yang telah kita tanamkan
di pikiran manusia. Jika pikiran-pikiran itu jahat, maka kita mungkin telah menetapkan dalam
gerakan sederetan keadaan, air pasang kejahatan, yang kita tak berdaya untuk
menenangkannya.
Sebaliknya, jika dengan teladan kita, kita membantu orang lain dalam pengembangan prinsip-
prinsip yang baik, maka kita memberi mereka kuasa untuk berbuat baik. Pada giliran mereka,
mereka mengeluarkan pengaruh bermanfaat yang sama terhadap orang lain. Jadi beratus-ratus
dan beribu-ribu orang ditolong oleh pengaruh kita yang tidak disadari. Pengikut Kristus yang
benar menguatkan maksud baik semua orang dengan siapa ia dapat berhubungan. Di hadapan
dunia yang tidak percaya, yang mengasihi dosa ia menyatakan kuasa kasih karunia Allah dan
kesempurnaan tabiat-Nya.-- <MI>Prophets and Kings, <D>hlm. 348.
Sebagai pendeta, pakar kesehatan, dan pemimpin anggota, adakah kita menghidupkan
pekabaran kesehatan itu atau hanya mengkhotbahkan dan mengajarkannya? Jikalau
keterlibatan kita dalam hidup sehat berhenti pada tingkat berbicara saja, maka apakah yang
dapat kita harapkan dari anggota-anggota gereja kita yang lain? Goldsmith berkata, “Orang-
orang jarang bertambah baik bilamana mereka tidak ada contoh kecuali diri mereka sendiri
yang ditiru.”
Pada awal pergerakan kita, hanya sedikit pekerja dan lebih sedikit anggota yang merasakan
pentingnya pekabaran hidup sehat. Bahkan James White pun gagal mengikuti semua prinsip
reformasi kesehatan. Selama bagian awal tahun 1865 ia bekerja di atas dan di luar batas
kesanggupan jasmaninya. Ia tidak memberi dirinya sendiri istirahat yang patut. Melawan
pertimbangannya yang lebih baik ia menerima jabatan ketua General Conference. Namun
pada saat ini baik ia maupun istrinya, Ellen, sedang gencar memberitakan perihal hidup sehat
itu di pelbagai konfrensi. Pada satu konfrensi khusus tidk lama sebelum James White terjatuh,
Uriah Smith melaporkan tentang ceramah-ceramah Ellen White. Ia (Ellen White)
membicarakan “tentang hubungan antara badani dan pikirani serta moral, hubungan di mana
kesehatan berperan, atau pengaruh yang hampir mengendalikan yang ada terhadap perasaan
kita, dan keperluan untuk memelihara kesehatan tubuh, jikalau kita mau memiliki semangat
yang berkemampuan dan penuh keriangan. Pembawaan yang penting dari pokok pembicaraan
ini terhadap kebenaran masa kini, segera akan dilihat oleh semua orang yang menyadari
betapa pentingnya suatu reformasi dalam kebiasaan-kebiasaan jasmani kita sampai kepada
keadaan kerohanian yang tinggi yang tercakup dalam persediaan yang kita perlukan untuk
menjadi peserta dalam hujan akhir.” --<MI>Review and Herald, <D>23 Mei 1865.
Setelah konferensi ini, Pendeta dan Nyonya White terus melakukan perjalanan dari satu
tempat ke tempat lain. Menempuh perjalanan jauh dengan sedikit sekali tidur membuat
kesehatan James White sangat rapuh. Tidak heran ketika mengetahui bahwa pada pagi
tanggal 16 Agustus 1865, Pendeta White terjatuh karena mengalami kelumpuhan. Menurut
para dokternya tidak ada lagi harapan hidup baginya. Kata mereka, hanya mukjizat saja yang
dapat menyelamatkannya.
Selama lima minggu ia tidak menunjukkan tanda-tanda membaik. Akhirnya ia dibawa oleh
istrinya dan Pendeta J.N. Loughborough serta Pendeta Uriah Smith ke lembaga Dr. Jackson
di Dansville, New York. Keempat orang ini adalah para pengembara yang telah letih dan
memerlukan pertolongan. Keluarga White dan pendeta Loughborough tinggal di Dansville
selama tiga bulan, dan tinggalnya mereka di sana bermanfaat.
Namun, oleh karena para pemimpin ini tidak setuju dengan filsafat-filsafat dan praktik-
praktik tertentu yang dijalankan oleh Dr. Jackson, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi
dari sana setelah jangka waktu tiga bulan. Jadi tiga minggu digunakan di Rochester, New
York, di mana minggu sembahyang yang bersungguh-sungguh diadakan untuk meminta
kuasa penyembuhan Allah, khususnya atas nama Pendeta White.
Pada malam Natal tahun itu, Ellen White diberi khayal yang melengkapi khayalnya yang
pertama tentang reformasi kesehatan yang diberikan dua setengah tahun sebelumnya.
Sementara khayal yang pertama adalah tentang prinsip-prinsip kesehatan, maka khayal yang
kedua menunjukkan dengan jelas bahwa orang-orang Advent belum mempraktikkan
kebenaran-kebenaran yang Allah berikan kepada mereka. Khayal yang kedua ini dilukiskan
dalam <MI>Testimonies, <D>jilid 1, hlm. 485-495.
Antara lain ia berkata:
Ditunjukkan kepada saya bahwa umat kita yang memelihara hari Sabat telah lalai dalam
melakukan terang yang diberikan Allah mengenai reformasi kesehatan, sehingga masih ada
suatu pekerjaan besar di hadapan kita....
Reformasi kesehatan yang ditunjukkan kepada saya, adalah sebagian dari pekabaran malaikat
ketiga dan erat sekali hubungannya dengan pekabaran itu sebagaimana tangan dan lengan
berhubungan dengan tubuh manusia. Saya melihat bahwa kita sebagai suatu umat harus
melakukan langkah maju dalam pekerjaan yang besar ini. Para pendeta dan umat harus
bertindak bersama-sama.... Kerakusan adalah dosa yang merajalela di zaman ini. Nafsu selera
menjadikan pria dan wanita budak-budak, dan menggelapkan kecerdasan mereka serta
membius perasaan moral mereka sampai kepada taraf sedemikian rupa sehingga kebenaran-
kebenaran firman Allah yang suci, yang tinggi tidak dihargai. Kecenderungan-kecenderungan
yang rendah telah memerintah pria dan wanita....
Mereka harus selalu menjaga supaya nafsu makan ditaklukkan pada organ-organ moral dan
intelektual (akhlak dan akal). Tubuh harus menjadi hamba pada pikiran, dan bukan pikiran
pada tubuh....
Ada yang mengolok-olok pekerjaan reformasi ini dan mengatakan itu semua tidak perlu,
bahwa itu merupakan kegembiraan untuk membelokkan pikiran dari kebenaran masa kini.
Mereka mengatakan bahwa masalah tersebut sedang menjurus kepada yang ekstrim
(keterlaluan). Orang-orang tersebut tidak mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan.
Sementara pria dan wanita yang mengaku saleh berpenyakit mulai dari atas kepala sampai ke
kaki mereka, sementara kekuatan jasmani, pikirani, dan moral mereka dilemahkan melalui
pemanjaan selera makan yang merusak dan kerja berlebihan, bagaimanakah mereka dapat
menimbang bukti-bukti kebenaran dan mengerti tuntutan-tuntutan Allah?.... Memandang
permasalahan dari sudut keagamaan yang tinggi, kita harus menjadi para pembaru yang teliti
supaya dapat menjadi serupa dengan Kristus.-- hlm. 485-488.
Perhatikan bahwa dalam khayal ini hubungan erat antara tubuh, pikiran, dan roh diuraikan
dengan jelas. Itu bukanlah masalah pilihan apakah kita menghidupkan apa yang kita
khotbahkan, melainkan suatu kewajiban dan tanggung jawab yang mutlak. Alasan-alasan
untuk hal ini banyak. Menghidupkan pekabaran kesehatan membantu dalam : (1) Kejernihan
intelektual dan daya rasa moral, (2) Menjaga pikiran, selaku takhta kendali, sebagai kepala
tubuh, (3) Penyucian hidup dan tabiat, (4) Memasok kekuatan segar kepada khotbah pendeta,
yang akan memberi kehidupan dan kuasa kepada para pendengar, (5) Memelihara rasa
optimis dan sikap yang berani pada zaman yang sukar ini.
Ini hanya beberapa keuntungan yang berasal dari mempraktikkan prinsip-prinsip reformasi
kesehatan.
Haruslah diperhatikan dengan sebaik-baiknya bahwa istilah “reformasi kesehatan” mencakup
lebih dari reformasi di bidang makanan. Itu meliputi seluruh aneka warna aturan kesehatan.
Tidak ada yang tidak dituruti. Misalnya, Ellen White menunjukkan betapa pentingnya para
pendeta mengambil waktu untuk bersantai selengkapnya dan melakukan gerak badan setiap
hari. Perhatikan posisi positif yang ia ambil terhadap masalah ini:
Jikalau mereka bekerja dengan cerdik, melatih baik pikiran maupun tubuh dengan pantas,
maka para pendeta tidak akan mudah diserang penyakit. Jikalau semua pekerja kita mengatur
sedemikian rupa sehingga mereka dapat menggunakan beberapa jam setiap hari bekerja di
alam bebas, dan merasa tidak terikat untuk melakukan hal ini, itu akan menjadi berkat bagi
mereka; mereka akan sanggup melaksanakan kewajiban panggilan mereka dengan lebih
berhasil. Jikalau mereka tidak mempunyai waktu bersantai selengkapnya, mereka dapat
merencanakan dan berdoa sementara bekerja dengan tangan mereka, dan dapat kembali
kepada pekerjaan mereka dengan tubuh dan roh yang disegarkan.
Beberapa pendeta kita merasa bahwa mereka setiap hari harus melaksanakan suatu pekerjaan
supaya mereka dapat melapor ke konferens (daerah), dan sebagai akibat dari upaya
melakukan hal ini, usaha mereka terlampau sering lemah dan tidak berdaya guna. Mereka
harus ada waktu untuk istirahat, bebas seluruhnya dari beban pekerjaan. Tetapi ini tidak dapat
mengganti gerak badan setiap hari.
Saudara-saudara, apabila kamu mengambil waktu untuk mengerjakan kebunmu, dengan
demikian melakukan gerak badan yang kamu perlukan untuk menjaga sistem supaya tetap
berada dalam susunan kerja yang baik, maka kamu sama banyak melakukan pekerjaan Allah
dengan mengadakan kumpulan kebaktian. Allah adalah Bapa kita, Ia mengasihi kita, dan Ia
tidak menuntut salah seorang hamba-Nya menyalahgunakan tubuhnya.--<mi>Counsels on
Health,<D> hlm. 564.
Dalam pekabaran yang sama ini ia menyatakan bahwa “Tabiat dan daya guna pekerjaan
sebagian besar bergantung atas kondisi fisik para pekerja.” --<MI>idem, <D>hlm. 565.
Walaupun kutipan-kutipan tadi terutama ditujukan kepada para pendeta, nasihat itu tidak
kurang berlaku bagi para dokter dan anggota kita. Misalnya, Ellen White menasihati para
dokter kita untuk menghidupkan prinsip-prinsip reformasi kesehatan. Ia berkata:
Allah adalah pejabat besar mesin manusia. Dalam memelihara tubuh kita maka kita harus
bekerja sama dengan Dia Mengasihi Allah penting untuk kehidupan dan kesehatan.... Supaya
dapat memiliki kesehatan yang sempurna hati kita harus diisi dengan kasih dan pengharapan
serta sukacita....
Semua dokter harus menempatkan diri mereka di bawah pengendalian Tabib Besar itu. Di
bawah bimbingan-Nya mereka akan melakukan sebagaimana yang seharusnya. Tetapi Tuhan
tidak akan membuat mukjizat untuk menyelamatkan dokter-dokter yang dengan serampangan
menyalahgunakan bangunan-Nya. Sedapat mungkin, para dokter harus secara teratur
memelihara kebiasaan makan mereka. Mereka harus melakukan gerak badan dengan jumlah
yang tepat. Mereka harus bertekad untuk bekerja sama dengan Pekerja Guru yang besar itu.
Allah bekerja, dan manusia harus masuk ke dalam barisan dan bekerja dengan Dia; karena Ia
adalah Juruselamat tubuh.
Di atas segala-galanya, para dokter perlu menyadari hubungan yang manusia adakan dengan
Allah mengenai pemeliharaan kesehatan dan kehidupan. Mereka perlu mempelajari firman
Allah dengan rajin, jangan sampai mereka mengabaikan hukum-hukum kesehatan. Tidak
perlu mereka menjadi lemah dan tidak seimbang. Di bawah bimbingan kekuasaan surgawi,
mereka dapat maju dalam barisan yang terang dan lurus. Tetapi mereka harus memberi
perhatian yang sangat bersungguh-sungguh kepada hukum-hukum Allah. Mereka harus
merasa bahwa mereka adalah harta Allah, bahwa mereka telah dibeli dengan suatu harga,
sehingga mereka harus memuliakan Dia dalam segala perkara....
Ada orang-orang yang dapat melaksanakan dengan sukses sejumlah pekerjaan tertentu, tetapi
yang menjadi terlampau lelah, cengeng, dan tidak sabar bilamana dibebankan fisik atau
mental mereka. Kasih Allah hilang dari hati mereka, dan kemudian mereka kehilangan
keberanian dan iman, dan berkat Allah tidak menyertai mereka. Ada dokter-dokter yang telah
kehilangan kuasa rohani mereka karena mereka telah melakukan dua kali lipat pekerjaan
yang harus mereka lakukan. Bilamana orang-orang diminta atau tergoda untuk mengambil
pekerjaan lebih banyak daripada yang dapat mereka lakukan, biarlah mereka berkata dengan
tegas, saya tidak setuju untuk melakukan hal ini. Saya tidak aman melakukan lebih banyak
daripada yang saya lakukan.--<MI>Medical Ministry, <D>hlm. 291-294.
Kembali kepada pelayanan, komentar Ilahi memberikan nasihat yang sangat praktis, nasihat
yang paling cocok untuk zaman kita sekarang.
Allah bukan hanya merindukan hamba-hamba-Nya memiliki iman dalam pekerjaan di
lembaga-lembaga-Nya. Ia menginginkan mereka melangkah lebih jauh lagi. Mereka harus
menyadari bahwa Allah menginginkan mereka menjadi badani dan rohani. Ia menginginkan
mereka untuk menunjukkan bahwa kebenaran telah merampungkan suatu pekerjaan besar
bagi mereka....
Jikalau engkau diundang untuk menghadiri rapat majelis, tanyalah dirimu sendiri apakah
kemampuan-kemampuan pengertianmu berada dalam kondisi yang baik untuk menimbang
bukti. Jikalau engkau tidak berada dalam kondisi yang baik, jikalau otakmu kacau, engkau
tidak berhak mengambil bagian dalam rapat itu. Adakah engkau cengeng? Adakah watakmu
manis dan harum, atau adakah itu begitu terganggu dan tidak dapat disetujui sehingga engkau
akan terbawa untuk membuat keputusan yang tergesa-gesa? Adakah engkau merasa seakan-
akan engkau hendak berkelahi dengan seseorang? Maka janganlah pergi ke rapat itu; karena
jika engkau pergi pasti engkau akan tidak menghormati Allah. Ambil sebuah kapak lalu
potonglah kayu atau libatkan diri dalam gerak badan sampai rohmu menjadi sejuk dan mudah
untuk diperlakukan. Sama pasti dengan perutmu menciptakan suatu gangguan pada
pikiranmu, kata-katamu akan menciptakan suatu gangguan di dalam majelis itu. Lebih
banyak kesulitan yang disebabkan oleh organ-organ pencernaan yang terganggu daripada
yang banyak orang sadari.
Kita selalu harus makan makanan yang paling sederhana. Sering dua kali sebanyak makanan
yang sistem perlukan yang dimakan. Jadi alam harus bekerja keras untuk menghilangkan
kelebihan itu. Rawatlah perutmu dengan sebaik-baiknya, maka perut itu akan bekerja dengan
sebaik-baiknya....
Kita harus berdiri pada suatu posisi yang sedemikian rupa, secara fisik dan secara rohani,
sehingga kita dapat menganjurkan agama Kristus. Kita pun mempersembahkan tubuh kita
kepada Allah.
Allah menginginkan pendeta-pendeta-Nya berdiri pada suatu posisi yang tinggi dan suci.
Mereka yang membuka firman Allah kepada orang lain harus bertanya pada diri sendiri,
sebelum mereka memasuki mimbar, apakah mereka telah menyangkal diri, apakah makanan
mereka sudah sederhana, yaitu yang dapat perut cerna, tanpa menggelapkan pikiran. Tolong
baca 2 Korintus 1. Seluruh pasal ini adalah pelajaran bagi semua orang percaya.--
<MI>Idem,<D> hlm. 294,295.
Apakah yang hendak dikatakan nabi itu kepada para pendeta kita sekarang jika ia melihat
jalan-jalan raya kita yang besar padat dengan mobil-mobil yang ngebut? Kita tahu apa yang
dikatakannya pada peralihan abad:
Pendeta yang bergaya kuno, yang mengadakan perjalanan dengan menunggang kuda, dan
menggunakan banyak waktu melawat kawanan dombanya, menikmati kesehatan yang jauh
lebih baik, meskipun mengalami kesukaran dan kedinginan, daripada pendeta-pendeta kita
sekarang, yang menghindari semua penggunaan fisik sedapat mungkin, dan membatasi diri
mereka sendiri dengan buku mereka.--<MI>Counsels on Health, <D>hlm. 194.
Sebagai para pekerja dari Allah, pertanyaan yang besar adalah, adakah kita menghidupkan
apa yang kita khotbahkan?
Diceritakan bahwa ketika George Matheson melayani di Innellan, Scotland, seorang
perempuan tua dari tempat kumuh berbakti di jemaatnya. Ia tinggal di sebuah gudang bawah
tanah. Tempat itu gelap, lembab, dan kurang udara, tetapi ia tidak terlampau
menghiraukannya, karena itulah rumahnya selama bertahun-tahun--orang-orang dapat
menjadi terbiasa dengan apa saja. Para tetangganya terkejut pada suatu hari melihat bahwa ia
sedang pindah. Ia tidak pergi jauh-jauh, tetapi telah menemukan sebuah kamar di atas loteng
di mana ada cahaya dan udara. Mereka bertanya padanya mengapa, setelah tahun-tahun ini, ia
baru memutuskan untuk pindah. Ia menjawab dengan singkat tetapi dengan tandas, “Oleh
sebab engkau tidak dapat mendengar George Matheson berkhotbah, dan tinggal dalam
ruangan bawa tanah.”
Bilamana seorang mengerti prinsip-prinsip besar pekabaran Masehi Advent Hari Ketujuh,
yang merupakan pekabaran seutuhnya untuk seluruh dunia untuk menjadikan manusia sehat,
ia tidak dapat hidup dengan cara dunia hidup. Semakin banyak Anda mempelajarinya,
semakin banyak Anda menghargainya, semakin banyak Anda menghidupkannya. Anda tidak
dapat hidup di dalam ruangan bawah tanah hawa nafsu, sambil mendewakan selera makan,
sementara setiap hari mempelajari prinsip-prinsip hebat pekabaran ini. Ada beberapa tempat
di mana kita tidak lagi dapat hidup dan ada beberapa hal yang tidak dapat lagi kita lakukan.
Perubahan-perubahan dapat dilakukan dengan pelahan-lahan, dan pertumbuhan dapat terjadi
pelan-pelan, tetapi pertumbuhan itu dan perubahan-perubahan tersebut bukan tidak berarti.
Bilamana segenap Injil itu menawan kita, kita memulai proses menjadi ciptaan baru.
“Teladan yang mulia ini diberikannya pada dombanya, yaitu pertama ia menempa dan
kemudian ia membina. Dari Injil kata-kata tersebut dikutipnya; Lalu gambaran ini
ditambahkannya, bahwa jika emas berkarat, apakah yang akan besi buat?
Karena jika seorang imam buruk, kepada siapa kita percaya,
Tidak heran seorang anggota sampai berkarat.”
(Dengan memohon maaf pada Chaucer “Prologue to the Canterbury Tales”)