Anda di halaman 1dari 12

PENOLAKAN TERAPI

DENGAN ALASAN SPIRITUAL

KELAS IIIC KEPERAWATAN

Devi Fanesa Pakaya 201801099

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA

PALU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan karunia-
Nya sehingga kami boleh menyusun makalah ini tepat waktu.

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangatklah penulis harapkan demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palu, 11 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Alkitab dan Kesehatan............................................................................................2


B. Penyebab Timbulnya Penyakit................................................................................2
C. Pengobatan Penyakit menurut Alkitab....................................................................5
D. Terapi yang Dilarang dalam Alkitab.......................................................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ungkapan Mens Sana In Coprpore Sano yang berarti “Di dalam Tubuh Yang Sehat
Terdapat Jiwa Yang Kuat” telah merasuk ke dalam kehidupan setiap orang. Berbincangan
dan keaktifan di bidang kesehatan jasmani telah mengalami eskalasi atau peningkatan
yang luar biasa. Sayangnya banyak orang Kristen yang juga ikut serta dalam semuanya itu
tanpa mengadakan penyaringan, padahal firman Tuhan berkata agar kita menguji segala
sesuatu, dan yang baik kita pegang (1 Tes 5:21).
Dalam tulisan ini akan dibahasa tentang pandangan iman Kristiani terhadap kesehatan
jasmani, khususnya terhadap pengobatan alternatif.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan Alkitab mengenai Kesehatan?
2. Apa penyebab timbulnya penyakit menurut Alkitab?
3. Bagaimana penyembuhan penyakit menurut Alkitab?
4. Apa saja terapi yang tidak sesuai dengan Alkitab?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pandangan Alkitab mengenai Kesehatan.
2. Untuk mengetahui penyebab timbulnya penyakit menurut Alkitab.
3. Untuk mengetahui penyembuhan penyakit menurut Alkitab.
4. Untuk mengetahui terapi yang tidak sesuai dengan Alkitab.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Alkitab dan Kesehatan


Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya, dalam kesempurnaan.
Allah menghendaki agar umat-Nya memiliki tubuh yang sehat (1 Tes. 5:23; 3 Yoh. 1:2).
Bahkan Allah juga berinisiatif memberikan beberapa cara yang dapat kita gunakan untuk
menjaga dan merawat tubuh kita agar tetap sehat.
Allah menetapkan Sabat – agar sesudah kita bekerja 6 hari penuh, kita dapat
beristirahat pada hari ketujuh (bagi orang Kristen adalah hari Minggu), di mana pada hari
itu kita dapat beribadah kepada Tuhan dan bersitirahat. Dengan istirahat yang cukup, maka
tubuh kita sehat untuk memulai kembali kegiatan pada sepekan berikutnya.
Allah menetapkan jenis-jenis makanan kesehatan – dalam Kitab Imamat ada jenis-jenis
binatang “haram” dan “halal.” Maksudnya adalah bahwa demi ketaatan dan kesehatan
kita, sebaiknya kita mengkonsumsi makanan yang dianjurkan oleh Tuhan sendiri.
Allah menetapkan pola kebersihan – di mana salah satunya adalah sunat. Selain sebagai
anda perjanjian antara ALlah dengan umat pilihan-Nya, sunat jug aberfungsi untuk
kebersihan bagi kesehatan tubuh kita. Baru-baru ini di Afrika telah diadakan penelitian
oleh WHO (World Health Organization – Badan Kesehatan Dunia) bahwa sunat dapat
mengurangi kemungkinan terjangkit virus HIV/AIDS sampai 90%.
Allah juga menetapkan pola olahraga – terbukti dengan adanya contoh olahraga (lari
estafet) yang digunakan dalam pengertian rohani oleh Rasul Paulus menunjukkan bahwa
olahraga menjadi bagian yang penting bagi kesehatan kita (2 Tim. 2:5).
Allah memerintahkan agar hati kita selalu dijaga untuk tetap gembira – suasana hati
akan mempengaruhi baik buruknya kesehatan tubuh jasmani kita (Ams. 17:22).

B. Penyebab Timbulnya Penyakit


Berikut ini diberikan garis besar 10 (sepuluh) penyebab mengapa orang bisa sakit
menurut Alkitab.
1. Ketidaktaatan (Kel. 15:26) – Ini adalah suatu hukum yang diberikan Allah sendiri
kepada umat-Nya. Jika mereka taat, maka penyakit tidak akan menimpa mereka; ketika
mereka tidak taat, maka berbagai bentuk penyakit menimpa mereka. Yang harus
dilakukan agar sembuh dari sakit adalah mengaku dosa dan memohon pengampunan
Tuhan (1 Yoh. 1:9).

2
2. Penyembahan berhala (2 Taw. 21:11,14) – Allah kita adalah Allah yang cemburu. Ia
rindu agar manusia hanya menyembah Dia sebagai Allah yang Esa, Pencipta langit dan
bumi. Penyembahan berhala merupakan “perzinahan rohani”, yang bisa menyebabkan
datangnya berbagai tulah dan sakit penyakit yang berat. Yang dibutuhkan di sini adalah
adanya pertobatan untuk kembali kepada Tuhan.
3. Pekerjaan Iblis (Ayub 2:7) – Dalam upayanya menjatuhkan iman orang-orang percaya,
Iblis bisa mengganggu melalui sakit penyakit, sebagaimana ia telah melakukannya
terhadap Ayub yang hidup dalam kesalehan dan takut akan Tuhan. Hanya pemulihan
yang dari Tuhan Allah sendiri yang bisa menyembuhkan Ayub.
4. Keserakahan (2 Raja 5:20-27) – Tanpa sadar, keserakahan Gehazi telah menyebabkan
ia memperoleh penyakit kusta milik Naaman. Ini adalah gambaran seseorang yang
karena kesera-kahannya, kemudian mengalami sakit penyakit. Misalnya: Bekerja keras
mengejar harta tanpa istirahat yang cukup bisa menyebabkan sakit. Makan makanan
yang lezat tanpa kendali juga bisa menyebabkan sakit. Dibutuhkan istirahat yang
cukup, dan pemahaman bahwa harta benda bukan tujuan hidup ini yang kemudian
harus diberhalakan, melainkan merupakan sarana untuk memuliakan Tuhan. Orang
Kristen harus berbeda dalam cara mencari nafkah (Mat. 6:32). Dalam menikmati
makanan dibutuhkan kesadaran dan pengendalian diri.
5. Pemberontakan (Bil. 12:1,10) – Ketika Miryam memberontak kepada Musa dan
mengusiknya, yaitu Musa sebagai hamba Tuhan yang diurapi, yang ditetapkan Tuhan
untuk menjadi pemimpin bangsa Israel, maka Miryam mendapat hukuman Tuhan
berupa penyakit kusta. Visitor bisa mengingatkan orang yang sakit, apakah ia pernah
mengusik orang yang diurapi Tuhan, dan masih memiliki jiwa yang memberontak atas
kedaulatan Tuhan. Jika “ya”, maka ia harus mendatangi hamba Tuhan tersebut dan
menyelesaikan masalahnya dengan cara yang baik, bukan dengan pemberontakan.
6. Lanjut Usia (Maz. 90:10) – Umur manusia yang terus melaju tidak dapat dihindari atau
dicegah. Lambat laun manusia bertambah tua. Kulit menjadi keriput, gigi tanggal,
rambut memutih, pandangan mata kabur, telinga sulit mendengar, tulang-tulang
mengering dan organ-organ tubuh lainnya kurang dapat berfungsi dengan baik. Adalah
gejala umum bahwa orang-orang tua menderita sakit. Inilah yang disebut dengan
“kesukaran dan penderitaan”. Mereka membutuhkan penghiburan, kekuatan, dan
pertolongan. Kadang-kadang ada anggota keluarga yang tidak tahan melihat
penderitaan si sakit, sehingga meminta Tuhan segera memanggil pulang ke rumah
Bapa. Kita dapat berdoa agar Tuhan menguatkan dia dalam penderitaan sakitnya, tetapi

3
hal mati atau hidup tetap di tangan Tuhan. Praktek euthanasia (mercy killing), yaitu
mematikan seseorang agar tidak terlalu menderita, sama sekali tidak dapat dibenarkan.
Sementara ada kesempatan dan biaya untuk mengobatinya, tetap harus diusahakan.
Ingat janji Tuhan, bahwa Ia tetap menggendong orang-orang tua (Maz. 71:18). Perlu
diperhatikan juga kalau-kalau di masa muda mereka pernah dipasangi susuk atau ikatan
kuasa gelap lainnya, sehingga menjadi sangat menderita menjelang kematiannya. Ia
harus dilepaskan dulu dari semua ikatan itu.
7. Kebencian dan Kepahitan (Ul. 7:15) – Penyakit yang disebabkan oleh kebencian dan
kepahitan, atau penyakit yang timbul karena tekanan dalam pikiran disebut dengan
istilah “psikosomatis”. Penyakit jenis ini sering sulit dideteksi secara medis. Hanya
ketika kebencian dan kepahitan hatinya diselesaikan, serta beban pikirannya diserahkan
kepada Tuhan (Mat. 11:28), maka dengan sendirinya penyakit itu pun sirna.
8. Kebimbangan (Kisah 20:1-12) – Ada orang-orang yang berada di posisi seperti
Eutikhus, yaitu berada di tengah-tengah antara mendengarkan firman Allah yang
disampaikan oleh hamba Tuhan dengan dunia luar. Eutikhus jatuh dan mati. Hanya
oleh kemurahan Tuhan saja, ia dibangkitkan kembali. Mereka mendengarkan firman
Tuhan setiap hari Minggu, tetapi juga mendengarkan berbagai berita dalam dunia ini
sehingga segala informasi itu menghasilkan kekuatiran yang menggerogoti tubuhnya.
Firman Tuhan yang bagaikan benih itu dihimpit oleh semak duri kekuatiran dan
kebimbangan (Luk. 8:14). Misalnya, peristiwa Mei 1998 yang bergolak di Ibukota telah
menyebabkan beberapa anak Tuhan di daerah mengalami sakit stroke, karena mereka
melihat dan mendengar berita kerusuhan itu melalui surat kabar dan televisi. Mereka
kuatir kalau-kalau akan merembet ke kota tempat tinggalnya. Kepada orang yang
bimbang ini, para visitor harus kembali membuka wawasan tentang janji Allah yang
bersifat “ya” dan “amin” itu. Allah adalah Yehovah Jireh, yaitu Tuhan yang
menyediakan segala kebutuhan anak-anak-Nya (Mat. 6:33).
9. Beban Pelayanan (Daniel 8:27) – Ada orang yang dipakai Tuhan secara luar biasa
seperti Daniel. Tuhan mengaruniakan berbagai penglihatan tentang masa depan dunia
ini, termasuk masa depan bangsa Israel sendiri. Penglihatan yang dahsyat itu telah
membuat Daniel jatuh sakit beberapa hari lamanya. Sakit ini merupakan akibat dari
beban pelayanan yang ada di dalam hatinya. Sakit seperti ini, menurut Rasul Paulus
adalah seperti orang yang sedang “sakit bersalin”, yaitu memikirkan pekerjaan Tuhan
yang dipercayakan Tuhan kepadanya untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Memang dilihat
dari satu sisi, nampaknya sakit semacam ini tidak perlu menimpa anak-anak Tuhan

4
yang memiliki beban pelayanan. Bukankah Tuhan sendiri yang akan membela dan
menyempurnakan pekerjaan-Nya? Namun dari sisi lain, ini adalah “sakit positif”,
karena selalu ada pergumulan dalam pelayanan yang bisa menyebabkan kita sakit,
tetapi di akhir semuanya, Tuhan menyatakan kuasa-Nya, dan kita pun dipulihkan.
10. Pembawaan Lahir (1 Tim. 5:23) – Nampaknya Timotius memiliki kelemahan tubuh
sejak kecil, yang diwarisi dari orang tuanya. Ia punya pencernaan yang sering
terganggu dan tubuh yang sering sakit-sakitan. Namun itu tidak mematahkan
semangatnya untuk tetap setia dan gigih dalam melayani Tuhan. Dibutuhkan adanya
“tambahan anggur” sedikit, yaitu meminum obat-obatan agar kelemahan tubuh bawaan
itu tidak sampai mengganggu pekerjaan Tuhan.
11. Bagi Kemuliaan Tuhan (Yoh. 9:1-3) – Bagaimana Allah dapat menyatakan kuasa
mukjizat-Nya, jika tidak ada orang yang sakit. Sakit-penyakit belum tentu disebabkan
oleh adanya dosa, atau akibat dosa warisan, sebagaimana anggapan para murid Yesus.
Justru dari sakit-penyakit itulah Tuhan menyata-kan kemuliaan-Nya, dan banyak orang
menjadi percaya.

C. Cara Penyembuhan
Alkitab juga menyebutkan beberapa cara penyembuhan dan pemulihan dari penyakit.
1. Secara preventif – yaitu cara pencegahan dengan mengatur pola kerja, istirahat, makan,
dan olehraga; sebaiknya kontrol kesehatan minimal setahun sekali.
2. Secara kuratif – yaitu cara penyembuhan yang bisa diperoleh melalui mukjizat (Mrk.
1:34), minum obat (Yer. 30:17), dan pengobatan medis (dulu tabib, sekarang dokter –
Mat. 9:12).

D. Penerapan Terapi yang Tidak di Perkenankan dalam Alkitab


Dalam agama Kristen sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan atau menolak terapi-
terapi yang tersedia di zaman ini. Namun ada hal-hal yang terkait dengan
terapi/pengobatan yang umum tidak sesuai dengan Alkitab.
1. Terapi/pengobatan yang melibatkan Dukun atau paranormal
Hal ini sangat tidak dibenarkan bagi orang percaya seperti kata Firman Tuhan yang
terdapat dalam Keluaran 20 “Jangan ada Allah lain di hadapan-Ku” dan Imamat 19:31
dimana orang-orang yang mempercayai dukun dan paranormal merupakan orang-orang
yang najis serta Imamat 20:6 dimana Tuhan menentang orang-orang tersebut dan akan
melenyapkan mereka.

5
2. Terapi dengan membunuh Manusia yang bernyawa
Seiring dengan perkembangan zaman, pengetahuan, dan teknologi dun ia medis
banyak memberikan pilihan terapi untuk membantu meringankan penyakit seseorang.
Salah satunya yaitu terpi sel punca. Peran utama sel punca dalam pengobatan adalah
sebagai bahan transpalansi. Transpalansi sel punca dijalankan dengan menanamkan sel-
sel punca sebagai sel sehat untuk menggantikan sel yang rusak pada penyakit tertentu,
misalnya penyakit jantung, stroke, diabetes, kanker dll. Sel-sel punca yang digunakan
dapat berasal dari beberapa sumber yaitu :
a. Sel punca embrio
Berasal dari embrio berusia 3-5 hari yang saat itu umumnya baru memiliki sekitar
150 sel. Sel ini lebih memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi beragam sel
tubuh dibandingkan sel punca dewasa. Meski lebih efektif, pengambilan sel punca
dari embrio masih diperdebatkan dari sisi etis.
b. Sel punca perinatal
Sel punca ini didapatkan dari cairan ketuban atau pada tali pusat janin di dalam
kandungan ibu, yang bisa diambil pada saat persalinan. Penyimpanan sel punca ini
bisa dilakukan dengan cara dibekukan di laboratorium untuk kemudian digunakan
jika anak menderita penyakit akibat kelainan darah, misalnya leukemia.
c. Sel punca dewasa
Didapat dari sebagian kecil jaringan tubuh, seperti lemak ataupun sumsum tulang.
Penelitian terbaru menemukan bahwa sel punca dewasa pada bagian tubuh tertentu
ternyata mempunyai kemungkinan berkembang menjadi sel anggota tubuh lain.
Contohnya, sel punca dari sumsum tulang belakang dapat menciptakan sel-sel otot
jantung atau tulang.
d. Sel punca pluripotent hasil rekayasa genetika
Dengan kemajuan teknologi biomolekular, sel dewasa kini dapat diprogram ulang
menjadi mirip sel embrio yang memiliki karakteristik sel punca. Sel-sel ini dapat
membelah menjadi sel-sel punca lain, atau menjadi sel-sel spesifik pada tubuh.

Para pemuka agama Kristen dan Katolik berpendapat terapi sel punca untuk
pengobatan hanya bisa dilakukan dengan menggunakan sel-sel yang diambil dari
bagian selain embrio seperti tali pusat, jaringan orang dewasa dan hewan (sel punca
xeno).

6
Untuk sel punca yang diambil dari embrio sendiri dilarang karena tidak sesuai
dengan Firman Tuhan yang terdapat dalam Keluaran 20:13 “jangan membunuh”.
Agama Kristen menganggap embrio, baik yang dihasilkan di dalam rahim maupun di
luar, sebagai kehidupan baru yang harus dihargai dan dihormati.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam agama Kristen sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan atau menolak terapi-
terapi yang tersedia di zaman ini. Namun ada hal-hal yang terkait dengan
terapi/pengobatan yang umum tidak sesuai dengan Alkitab yaitu mempercayai
dukun/paranormal serta pengobatan dengan mempertaruhkan nyawaorang lain.

B. Saran
Sebagai orang percaya sebaiknya saat kita diperhadapkan dengan masalah atau kesakitan
yang luar biasa marilah kita tetap teguh di dalam Tuhan. Kita tetap percaya akan rencana
Tuhan dan tetap melaksanakan serta taat terhadap perintah-Nya.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://nasional.kompas.com/read/2008/07/26/22151682/sel.punca.embrionik.untuk.pengobat
an.dilarang.agama
https://petrusfs.com/2007/10/10/iman-kristen-dan-pengobatan-alternatif/

Anda mungkin juga menyukai