FIQH MARIDH
Oleh :
Dosen Pengampu :
Erna Dewita, S.Sos.I, M.A
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan ........................................................................................ 1
B. Batasan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................... 11
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk Allah, tidak bisa melepaskan diri dari
keadaan sakit. Allah Swt memberikan kepada makhluk nya sakit dan sehat,
karena keduanya merupakan qodrat Ilahi yang sudah diberikan saat penciptaan
manusia. Allah Swt menakdirkan kepada setiap makhluknya dengan tujuan
yang mulia dan positif, keadaan sakit adalah sebagai pengingat bahwa Allah
Swt adalah sang pencipta (Wulandari, 2020).
Bila manusia memahami segala cobaan hidup yang ia rasakan
merupakan proses pendewasaan diri agar selalu menjadi pribadi yang lebih
baik maka ia akan selalu berusaha dan berdo’a serta selalu berpikiran positif
kepada-Nya. Ketika seorang hamba bisa memahami antara kedua kata
tersebut, sebenarnya manusia itu bisa memahami bahwasanya terdapat
keistimewaan terhadap sakit yang Allah Swt berikan. Untuk itu, makalah ini
disusun dengan judul kesitimewaan orang sakit.
B. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit sebagai azab dan hukuman
2. Apa yang dimaksud dengan penyakait sebagai penghapus dosa
3. Apa yang dimaksud dengan penyakit sebagai sarana meningkatkan derajat
4. Apa yang dimaksud dengan penyakit sebagai bentuk kasih sayang Allah
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui konsep penyakit sebagai azab dan hukuman
2. Untuk mengetahui konsep penyakait sebagai penghapus dosa
3. Untuk mengetahui konsep penyakit sebagai sarana meningkatkan derajat
4. Untuk mengetahui konsep penyakit sebagai bentuk kasih sayang Allah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Ta'ala (Azmi, 2019). Tujuannya yaitu sebagai peringatan agar bertobat dan
155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[101].
2
Artinya :
35. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.
melalui lisan, tapi juga harus menghujam di dalam hati dan teraplikasian
dalam kehidupan oleh seluruh anggota badan (Hamid, n.d.). Allah Swt
menegaskan bahwa Dia akan menguji setiap orang yang mengaku beriman,
Artinya :
Sakit tidak akan terjadi kecuali atas kehendak dan izin Allah Swt.
3
Artinya :
83. dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku),
Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang
Maha Penyayang di antara semua Penyayang".
Nabi Ayyub As, Nabi dibericobaan dan ujian dengan penyakit yang sangat
laki-laki yang tanpan, sehat, dan gagah. Pada tubuh Nabi Ayyub As terdapat
ulat-ulat yang berasal dari luka borok itu menyerang hati dan lidah beliau.
Nabi Ayyub diberi cobaan sakit dalam waktu yang lama, tetapi beliau
tetap sabra dan tegar mengahadapi penyakitnya yang kronis dan bernanah,
sembari mengharap pahala dari Allah Swt. Tetapi tidak sedikitpun Nabi
jadikan teladan, yaitu kesabaran Nabi Ayyub As dalam menerima ujian dari
jika ibadahnya terganggu oleh sakitnya tersebut. Oleh karena itu, Allah Swt
menjawab munajat tersebut dengan jawaban yang luar biasa. Allah Swt
sempurna dan memberinya keindahan rahmat yang sangat luas (Furida, 2022).
Sakit juga sebagai sebuah ujian kesabaran karena derita sakit itu bisa
menjadikan lebih giat dalam beribadah . Dari kisah tersebut pelajaran yang
4
dapat diambil yaitu jika diberi ujian atau cobaan sakit maka harus bersabar
dalam menghadapi sakit tersebut dan tidak putus asa dalam menghadapi sakit
tersebut. Oleh sebab itu, level tertinggi seseorang ketika sakit bukanlah
kebahagiaan setelah sakit yang diderita jika dilalui dengan penuh kesabaran,
Sikap mulia orang yang beriman ketika ditimpa musibah adalah sabar.
segala musibah yang dihadapinya, baik itu ujian, cobaan, ataupun peringatan
dari Allah. Karena jika dia sabar, maka Allah akan menampakkan
kemaslahatan yang tersembunyi dibalik itu (Dewita et al., 2021). Oleh karena
itu, sakit yang rasakan sudah semestinya hadapi dengan penuh kesabaran.
Sebagaimana firman-Nya :
Artinya :
Allah Ta‟ala juga menjanjikan pahala yang tak berhingga bagi hamba-
5
Artinya :
dalam qolbu atau jiwa manusia (El-Sutha, 2015).. Jika orang yang sakit
bersabar dan tidak mengeluh, berarti dengan sifat penyakit yang sementara itu,
Namun bila orang itu tidak peduli dengan dosa-dosa, melupakan akhirat, serta
melalaikan tuhan. Orang yang tidak mengenal Allah swt, akan memikul segala
kerisauan dan cobaan yang ada seluas dunia dan isinya. Hal itu dirasakan
penyakit fisik akan luluh dan lebur dengan kesembuhan yang berasal dari
efek seperti sabun, membersihkan kotoran jiwa, serta menghapus dosa dan
Budiyanto, 2020). Di antara kabar gembira bagi orang yang sakit yaitu Allah
6
Ta‟ala akan menghapuskan dosa dosanya sebagaimana pohon menggugurkan
Artinya : “Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya,
pasti Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya, sebagaimana pohon
menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5660 dan Muslim no.
2571)
Di antara kabar gembira bagi orang yang sakit yaitu Allah Ta‟ala akan
ُع ْنه
َ ط يب ْال ُمؤْ ِمنَ ِم ْن ش َْو َك ٍة فَ َما فَ ْوقَ َها إِ اَّل َرفَعَهُ ا
أ َ ْو َح ا، ًاَّللُ بِ َها دَ َر َجة ُ صِ َُما ي
ًَطيئَة
ِ بِ َها خ
Artinya : “Tidaklah seorang mukmin terkena duri dan lebih dari itu
melainkan Allah akan mengangkat derajat dengannya atau dengannya
dihapuskan kesalahan-kesalahannya.” (HR. Bukhari no. 5640 dan Muslim no.
2572)
Ketika menderita dalam sakit dan selalu menyebut nama Allah, jauh lebih
sering daripada dalam keadaan sehat, insya Allah sakit akan membawa
hikmah. Mengingatkan betapa kesehatan adalah nikmat Allah yang besar (Al-
Haritsi, 2003).
7
Kedua, sakit yang menjadi sarana muhasabah (perenungan). Ketika
waktu. Karena itulah, ketika dalam keadaan sehat orang sakit tidak memiliki
ladang jihad. Ketika sakit dan berjuang untuk bisa sembuh, maka itulah jihad
yang sesuai syariat, insya Allah akan menjadi sebuah amal yang dapat
membuat dapat menjadi manusia yang lebih tangguh dari sebelumnya (Al-
Haritsi, 2003).
diri, menangis sepanjang hari tanpa berkeras berjuang untuk sembuh, tentulah
sakit menjadi ujian yang tidak dapat menjadikan diri naik tingkat menjadi
Sakit adalah kemurahan ilahi dan hadiah rahmani bagi mereka yang
dengan sakitmu ini. Karena itu aku tidak merasa kasihan kepadamu yang
dirimu dengan sifat sabar dan tegar dalam menghadapi derita sakit, sampai
tugasnya, maka Allah Swt sang pencipta yang maha penyayang akan
8
bersyukur karena masih diberikan rasa sakit yang bertanda bahwa Allah Swt
masih menyayangi kita dan kita wajib mensyukuri semuanya (Furida, 2022).
alaminya adalah kehendak Allah Swt, dan tentu saja ada hikmah yang
berfikir bahwa kasih sayiang Allah Swt begitu besar, karena dengan diberikan
sakit Allah Swt ingin lebih dekat dan memingat segala perilaku hambaNya di
Tidak ada segala musibah yang datang kecuali terjadi atas izin dari-
Nya termasuk sakit yang merupakan ujian dan cobaan dari Allah Ta‟ala. Oleh
karena itu, perlu ditanamkan bahwa akan ada kebaikan dan hikmah di balik
musibah sakit. Ujian sakit yang dialami adalah bentuk kecintaan Allah Ta‟ala
„alaihi wa sallam :
Artyinya : Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji” (HR.
Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath, 3/302)
bersabda :
ُي فَلَه ِ فَ َم ْه َر، َو ِإ َّن هللاَ إِذَا أ َ َحبَّ قَ ْو ًما ابْتَالَهُ ْم،ظ ِم الْبَالَ ِء
َ ض َ ظ َم ْال َجزَ ِاء َم َع ِع
َ ِإ َّن ِع
طُ س ْخ ُّ ط فَلَهُ ال
َ س ِخ
َ َو َم ْه،ضا َ الر
ِّ
Artinya : “Sesungguhnya pahala yang besar diperoleh melalui cobaan yang
besar pula. Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan
cobaan kepadanya, barangsiapa yang rida (menerimanya) maka Allah akan
9
meridainya dan barangsiapa yang murka (menerimanya) maka Allah murka
kepadanya.” (HR. At Tirmidzi no. 2396)
Selain itu, sakit juga merupakan nikmat sehat begitu sangat berharga
dan sehat merupakan anugerah Allah yang luar biasa. Sebagai seorang yang
beriman, harus meyakini bahwa ada hikmah di balik musibah sakit tersebut.
ُ صبَ َر فَ َكانَ َخي ًْرا لَه َ َ ش َك َر فَ َكانَ َخي ًْرا لَهُ َوإِ ْن أ
َ ُصابَتْه
َ ض ارا ُء َ َأ
َ ُصابَتْه
َ س ارا ُء
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karena derita sakit yang kita alami itu sebagai peringatan dari Allah swt untuk
kita lebih menghargai kesehatan dan menjaganya agar terhindar dari sakit.
pun lebih tenang dalam keadaan sehat, beraktifitas pun lebih semangat dalam
keadaan sehat, dan harus lebih mensyukuri nikmat sehat yang Allah berikan.
B. Saran
mohon maaf. Terakhir yang dapat kami sampaikan, semoga apa yang telah
dibaca dan dipelajari dalam makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan.
Dengan adanya makalah ini, kami berharap dapat menjadi acuan bagi para
11
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, D. L., & Budiyanto, B. (2020). Konsep kesehatan dalam al-qur’an dan
hadis. Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur‟an Dan Hadist, 3(2), 157–173.
Dewita, E., Jasman, & Syamsurizal. (2021). Layanan Konseling Islam Dalam
Pembinaan Mental Orang Sakit Di Rumah Sakit Umum Aisyiyah Padang.
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/ummatanwasathan/article/view/2600
Hamid, A. (n.d.). Meraih Pahala & Kemuliaan Saat Sakit & Disakiti. SAFIRAH.
Retrieved 31 October 2023, from
https://www.google.com/books?hl=id&lr=&id=pAiBEAAAQBAJ&oi=fn
d&pg=PA5&dq=Bersabar+ketika+sakit&ots=oLPi9qxqWc&sig=ua30jz11
qqy34mOndVq4pJPTgCE
12