Anda di halaman 1dari 7

A.

Mukadimah

Sehat itu nikmat sedangkan sakit adalah tanda kasih sayang Alloh.

Nikmat karena dengannya ibadah bisa lebih maksimal.

Dan tanda sayang karena dosa sedang digugurkan,

B. Sehat dan Sakit Pandangan al-Quran

“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya

aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara

semua Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan

penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat

gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi

peringatan bagi semua yang menyembah Allah”. (QS al-Anbiyâ’, 21: 83-84)

Ayat di atas mengisahkan bahwa Nabi Ayyub a.s. yang ditimpa penyakit, kehilangan harta

dan anak-anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang tidak tertimpa

penyakit, karena dua organ inilah yang dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan oleh Nabi
Ayyub a.s. untuk berdzikir dan memohon keridhaan Allah, dan Allah pun mengabulkan

doanya, hingga akhirnya Nabi Ayyub a.s. sembuh dan dikembalikan harta dan keluarganya.

Dari sini dapat diambil pelajaran agar manusia tidak berprasangka buruk kepada

Allah, tidak berputus asa akan rahmat Allah serta bersabar dalam menerima takdir Allah.

Karena kita sebagai manusia perlu meyakini bahwa apabila Allah menakdirkan sakit maka

kita akan sakit, begitu pula apabila Allah menakdirkan kesembuhan, tiada daya upaya kecuali

dengan izin-Nya kita sembuh.

“(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakaku, maka Dialah yang memberi petunjuk kepadaku.

Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit,

Dialah yang menyembuhkanku. Dan yang akan mematikan aku, kemudian akan
menghidupkanku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada

hari kiamat”. (QS asy-Syu’arâ’ 26: 78-82)

1. Konsep Sehat

Allah dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad s.a.w.) melalui ayat-ayat al-Quran dan sunnah

Rasulullah s.a.w. memberi perhatian yang serius terhadap kesehatan manusia. Nabi

Muhammad s.a.w. bahkan  menganggap keselamatan dan kesehatan sebagai nikmat

Allah yang terbesar yang harus diterima dengan rasa syukur.

Firman Allah dalam QS Ibrâhîm, 14: 7,

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “sesungguhnya jika kamu

bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari

(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Bentuk syukur terhadap nikmat Allah melalui kesehatan ini adalah senantiasa menjaga

kesehatan sesuai dengan sunnatullah.

Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka bumi ini.
Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan
Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat
komprehensif1, harmonis, jelas dan logis. Salah satu kelebihan Islam adalah perihal
perspektif Islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu maupun masyarakat.

“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia'' demikian sabda Nabi
Muhammad SAW.

Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia,
maka Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan
agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah perintah-Nya dan
meninggalkan larangan-Nya. Allah berfirman:

''Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan
rahmat bagi orang-orangnya yang beriman'' (QS:Yunus 57).

2. Konsep Sakit

Di hadapan Allah, orang sakit bukanlah orang yang hina. Mereka justeru memiliki

kedudukan yang sangat mulia.

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan

kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan

Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya”. (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Abu

Hurairah)

Bahkan Allah menjanjikan kepada orang yang sakit apabila ia bersabar dan berikhtiar

dalam sakitnya, Allah akan menghapus dosa-dosanya.

“Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit kecuali Allah hapuskan dengannya

(dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana gugurnya

dedaunan sebuah pohon”. (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud)


Sakit sebagai salah satu ciptaan Allah SWT yang ditimpakan kepada manusia juga pasti ada

maksudnya. Salah satu hikmah Allah SWT kepada hamba-Nya adalah sebagai ujian dan

cobaan untuk membuktikan siapa-siapa saja yang benar-benar beriman.

Firman Allah SWT :

Artinya : Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang

kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka

ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam

cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah

datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

(Q.S. Al Baqarah : 214)

Demikianlah Allah SWT akan menguji hamba-hamba-Nya dengan kebaikan dan

keburukan. Dia menguji manusia berupa kesehatan, agar mereka bersyukur dan

mengetahui keutamaan Allah SWT serta kebaikan-Nya kepada mereka. Kemudian Allah

SWT juga akan menguji manusia dengan keburukan seperti sakit dan miskin, agar

mereka bersabar dan memohon perlindungan serta berdo'a kepada-Nya.

Amat banyak orang yang tidak memahami kenapa ia harus sakit, sehingga secara

tidak sadar ia menganggap bahwa penyakit yang dideritanya tersebut sebagai malapetaka atau
kutukan Allah yang dijatuhkan kepadanya. Tidak sedikitpun orang yang tatkala ditimpa

penyakit menjadi putus asa, kehilangan pegangan, bahkan berburuk sangka kepada Allah

SWT. Lalu timbul rasa tidak puas kepada Allah SWT, merasa bahwa dengan sakitnya

itu Allah bersikap tidak adil, sehingga ia tidak lagi menjalankan kewajiban-kewajiban-Nya

sebagai hamba Allah.

Dalam pandangan Islam, penyakit merupakan cobaan yang diberikan Allah SWT kepada

hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Ketika seseorang sakit disana terkandung pahala,

ampunan dan akan mengingatkan orang sakit kepada Allah SWT.

Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda :

Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad SAW. Bersabda : Tidaklah seorang

muslim ditimpa musibah, kesusahan, kesedihan, penyakit, gangguan menumpuk pada dirinya

kecuali Allah SWT hapuskan akan dosa-dosanya (H.R. Bukhari dan Muslim).

Allah SWT menciptakan cobaan antara lain untuk mengingatkan manusia terhadap

rahmat-rahmat yang telah diberikan-Nya. Allah SWT memberikan penyakit agar setiap

insan dapat menyadari bahwa selama ini dia telah diberi rahmat sehat yang begitu banyak.

Namun kesehatan yang dimilikinya itu sering kali di abaikan, bahkan mungkin disia-siakan.

Padahal ia mempunyai harga yang sangat bernilai tiada tolak ukur dan bandingannya.
Disamping itu, sakit juga digunakan oleh Allah SWT untuk memperingatkan manusia

atas segala dosa-dosa dan perbuatan jahatnya selama hidup di dunia. Kalau dahulu

seorang insan yang banyak berbuat kesalahan tidak berfikir tentang dosa dan pahala, maka

disaat sakit biasanya manusia teringat akan dosa-dosanya sehingga ia berusaha untuk

bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai