Religi
Disusun oleh:
1. Brahim Suryo Bawono (191104152)
2. Muhammad Hasan (191104146)
3. Dewi Chariroh (191104155)
4. Tengku Maulana (191104185)
5. Rahmad Dwi Akbar (191104182)
6. Rusdian Furqoni (191104183)
7. Muhammad Januar (191104151)
8. Nurul Huda (191104181)
9. Savero Alkautsar (191104166)
Bab 1
Pendahuluan
Sakit merupakan suatu peristiwa dan keadaan yang selalu menyertai hidup manusia
sejak zaman Nabi Adam a.s. kita memahami apapun yang menimpa manusia
adalah takdir dari Allah SWT, sakit pun merupakan suatu takdir dari Allah SWT.
Sakit dalam islam merupakan konsep yang bersumber dari pandangan Al-quran
dan hadist, berikut salah satu ayat Al-quran yang menjelaskan hal tersebut :
“(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakanku, maka Dialah yang memberi petunjuk
kepadaku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan
apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku. Dan yang akan mematikan aku,
kemudian akan menghidupkanku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan
mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”. (QS asy-Syu’arâ’ 26: 78-82).
Dari penjelasan ayat Al-quran diatas tentulah sakit merupakan sesuatau yang
diturtunkan oleh Allah SWT dengan bertujuan untuk menguji hamba-Nya.
Menurut Medis:
Sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang
ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi
individu sebelumnya. Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual,
sosial, perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya
keadaan terjadinya proses penyakit.
Menurut Islam:
Sakit dalam pandangan Islam bukanlah suatu kondisi yang hina atau memalukan
melainkan kedudukan mulia bagi seorang hamba karena dengan mengalami sakit
seorang hamba akan diingatkan untuk selalu bersyukur. Hal ini karena keselamatan
dan kesehatan merupakan nikmat Allah SWT yang terbesar dan harus diterima
dengan rasa syukur.
Keringanan-keringanan Bagi Orang Sakit:
Sabar adalah menahan diri dan membawanya kearah yang dituntut syara’ serta
menghindarkan diri dari hal-hal yang diharamkan. Yakinlah bahwa musibah ini akan
menghapuskan sebagian dari dosa-dosa yang telah kita perbuat, sebagaimana sabda nabi :
“Tidak ada musibah yang menimpa, seperti keletihan, kelesuhan, sakit, duka, susah, dan
gangguan sekedar tusukan duri sekalipun, melainkan dihapuskan Allah sebagian dari
dosa-dosanya.” (HR. Bukhori Muslim)
Kesabaran terhadap musibah ini ternyata membuahkan hasil yang menakjubkan, yakni
kemudahan menghadapi hisab di hari akhir.
3. Banyak bersyukur kepada Allah
“Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, maka ditimpakannya cobaan pada
kaum itu.” (HR. Bukhori)
Seorang hamba yang senantiasa bersabar dan bersyukur atas kemalangan yang
menimpanya, baginya dituliskan pahala amal yang bisa dikerjakan semasa sehatnya.
Firman Allah kepada para malaikat dalam hadist Qudsi :
“Jika aku menguji salah seorang hamba-Ku yang beriman, lalu ia memuji-Ku atas ujian
itu, maka berilah dai pahala sebagaimana pahala yang biasa kalian berikan kepadanya.”
(HR. Ahmad dan Thabrani)
4. Memperbanyak Istighfar dan menghisab diri sendiri (Muhasabah lin-Nafsi)
Tawakal adalah perpaduan antara sabar, doa, dan ikhtiar yang sesuai dengan tuntutan
dan tuntunan syara’. Allah SWT telah menjanjikan dan Allah Maha Benar janji-Nya
bahwa setiap penyakit ada obatnya. Karena itu,berikhtiarlah sesuai dengan tuntunan
syara’. Janganlah berobat dengan cara atau barang yang diharamkan. Perbanyaklah doa
dan ikhtiar serta bersabarlah hingga Allah berkenan memberikan kesembuhan. Sabda
Rasulullah saw :
“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat. Dan menjadikan untuk kalian
bahwa setiap penyakit ada obatnya. Karena itu, berobatlah, tetapi jangan berobat dengan
barang haram.” (HR. Abu Daud)
Terimakasih