Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

Bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Keperawatan Medikal Bedah II”

Dosen pengampu:
Ibu Wyssie Ika Sari, S.Kep.,Ns., M.Kep

Disusun oleh :

Nazilatul Athiyyah (192102102)


Maria Wiwin S. (192102107)
Dina Dwi F. (192102109)
Alfan Nuha P. (192102119)
Windy Angraini (192102127)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA CIPTA HUSADA


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
GASTRITIS

1. DEFINISI
Proses inflamasi pada lambung mengakibatkan mukosa lambung terka sehingga sering
kali penderita dapat merakan mual, muntah dan merasa nyeri pada ulu hati. Sehingga
penyakit ini sering kali menyebabkan kekambuahan oleh beberapa factor (Melani astari,
2016).
Pola makan yang tidak benar menjadi faktor utama penderita gastritis mengalami
gangguan pencernaan. Terutama pada lansia, penderita harus memperhatikan dengan benar
makanan yang dikonsumsi. Frekuensi makanan, jenis makanan dan juga tekstur harus sesuai
dan memastikan lambung tidak dalam keadaan kosong(Muhith & Siyoto, 2017).
Selain pola makan aktivitas yang berlebihan juga dapat mempengarui pencernaan.
Penderita yang mengalami stres juga dapat memicu kekambuhan gastritis kronis,
dikarenakan faktor fikiran dapat meimbulkan kekambuhan(Kurniyawan & Kosasih, 2015).

2. ETIOLOGI
MenurutSipponen and Maaroos (2015), Penyebab gastritis dapat di bedakan sesuai
dengan klasifikasi, yaitu sebagai berikut :
a. Gastritis Akut, disebabkan oleh penggunaan obat-obat analgetik dan anti
inflamasi terutapanaspirin secara bebastidak menggunakan resep dokter.
Mengkonsumsi bahan-bahan kimia seperti alkohol, kopi yang banyak
mengandung kafein.
b. Gastritis Kronik penyebab yang terjadipada umumnya belum diketahui secara
rinci, hanya saja sering bersifat multifaktor. Bisa terjadi akibat kuman, pola
makan yang tidak benar, memakan makanan yang dipantang, dan kurangnya
kepatuhan dalam terapi pengobatan.
3. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Dhani (2019), Gambaran klinis pada gastritis dibedakan menjadi dua dengan
manifestasi sebagai berikut, yaitu:
1. Gastritis Akut, gambaran klinis meliputi:
a. Timbulnya hemoragi yang mengakibatkan ulserasi superfisial pada
lambung.
b. Perasaan mual dan ingin muntah,sakit kepala, kelelahan dan
ketidaknyamanan pada abdomen.
c. Gejala asimptomatik sering terjadi pada beberapa pasien
d. Memuntahkan makanan yang membuat lambung iritasi agar tidak terjadi
diare dan kolik.
e. Dalam beberapa hari pasien akan pulih, namun sering kali nafsu makan
belum kembali selama kurang lebih 3 hari.
2. Gastritis Kronispada kasus gastritis kronis, sering terjadi penderita mengalami
kembung setelah memakan sesuatu, ketidaknyamanan pada mulut, terjadinya
mual dan muntah, paenderita juga sering mengalami nyeri pada ulu hati, dan juga
mengalami penurunan nafsu makan (anoreksia). Gelaja defisiensi B12 tidak akan
terjadi pada gastritis dengan tipe ayang mengalami asimtomatik.

4. KLASIFIKASI
Beberapa klarifikasigastritismenurutAngos (2016)gastritis dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Gastritis Akut Penyakit yang diakibatkan peradangan pada dinding lambung,
untuk melindungi lambung dari kerusakan akibat asam lambung, dinding lambung
dilapisi oleh lendir mukus yang cukup tebal. Gastritis akutdialami kurang dari tiga
bulan. Gastritis akut dapat mengakibatkan luka pada lambung bahkan sering
terjadi(Kurniyawan & Kosasih, 2015). Ada beberapa tipe pada gastritis kronis
diantaranya gastritis akut, erosive, dan eosinofilik. Secara umum gastritis
mempunyai tanda gejala yang serupa.
b. Gastritis kronik Gastritis kronik, peradangandi lapisan lambung yang terjadi
cukup lama penderita mengalami nyeri ulu hati perlahan dan dalam cukup lama.
Nyeri diawali dengan yang lebih ringan dibanding dengan gastritis akut. Namun
terjadi lebih lama dan sering muncuk sehingga mengakibatkan peradangan kronis.
Hal ini juga beresiko pada kanker lambung apabila tidak segera ditangani. Atropi
progresif kelenjar menjadi tanda bahwa terjadi gastritis kronis pada lambung,
karena hilangnya sel yang berperang pada lambung yaitu, sel parietal dan chief
sel. Gastritis kronik dibedakan menjaditiga jenisn yaitu gastritis superfisial,
gastritis atropi dan gastritis hipertropi (Kurniyawan & Kosasih, 2015).

5. PATOFISIOLOGI
MenurutToh (2014), dibedakan menjadi beberapa antara lain: GastritisAkut, ada 2 hal
yang akan terjadi apabila lambung teriritasi oleh zat asing, yaitu :
a. Meningkatnya sekresi berupa HCO3 berkaitan dengan NaCLmenghasilkan
NaCO3 mengakibatkan iritasi lambung, terjadinya mual dan muntah dan
gangguan nutrisib.
b. Terjadinya hemostastis yang diakibatkan oleh mukosa lambung. Jikaterjadi erosi
dikemudian hari dikarenakan penanganan terlambat maka akan mengakibatkan
nyeri pada lambung dan terjadi hipovolemikkarena pendarahan.
c. Gastritis Kronik, hal ini terjadi disebabkan gastritis akut yang terjadi berulang
oleh karena itu mengakibatkan penyembuhan yang tidak sempurnya sehingga
akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief.
Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL Pepsin dan fungsi
intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis. Gastritis
itu tidak bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.

6. KOMPLIKASI

Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas
(SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi
ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi. Gangguan cairan ketika terjadi
muntah hebat.
Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12,
akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi
terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. Ulkus peptikum juga keganasan
lambung. Menurut Sipponen and Maaroos (2015)

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan dignostik menurut Alianto (2015), beberapa yang dapat


dilakukan sebagai berikut :
1. Radiology, merupakan pemeriksaan sinar x gastrointestinal bagian atas.
2. Endoskopy, gastroscopy ditemukan mukosa yang hiperemik.
3. Laboratorium, mengetahui kadar asam hidroklorida.
4. EGD (Esofagagastriduodenoskopi), tes diagnostic kunci untuk
perdarahangastritis, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan atau derajat
ulkusjaringan atau cidera.
5. Pemeriksaan Histopatologi, tampak kerusakan mukosa karena erosi tidakpernah
melewati mukosa muskularis.
6. USG, mengetahui luka ataupun massa melalui gambar.
8. PENATALAKSANAAN
1. Secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya, diet lambung
dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan.
2. Secara spesifik dibedakan :
a. Gastritis Akut :Pantang minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala
menghilang; ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.Jika gejala-gejala menetap,
mungkin diperlukan cairan IV.Jika terdapat perdarahan, penatalaksanaannya
serupa dengan hemoragie yang terjadi pada saluran gastrointestinal bagian
atas.Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau
perforasi.Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan
netralkan asam dengan antasida umum. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa
kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.Jika korosi
parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.
Gastritis Kronis :Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.H. phylory
mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau amoxicillin) dan garam
bismuth (pepto bismol). (Soeparman, 1999, hal 96)
9. PATHWAY

Helicobacter pylori alcohol, obat-obatan makanan pedas, panas, asam stress

Menyerang bagian fundus

Iritasi sel epitel gaster stimulan nervus vagus


gaster

deskuamasi sel refleks enterik


dinding
lambung
respon radang kronis
destroksi kelenjar metalasia hormon gastrin

elastisitas sel kurang peningkatan asam lambung stimulan sel parietal

komplikasi ulkus peptikum iritasi mukosa lambung

kekakuan inflamasi mukosa lambung

Nyeri

hiperemis ansietas hipotalamus

atrofi gaster kurang informasi peningkatan aktifitas


lambung
kehilangan fungsi Kurang Pengetahuan

faktor instrinsik asam lambung


meningkat

penurunan absorbsi vit B12 kontraksi otot


lambung

anemia pernisiosa masukan nutrien inadekuat anoreksia mual


muntah

penurunan volume Perubahan Nutrisi masukan cairan


darah merah Kurang dari Kebutuhan tidak
adekuat/kehilangan cairan

penurunan suplai O2 Defisien


ke jaringan volume cairan

kelemahan fisik
Intoleransi aktivitas
ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

PENGKAJIAN
I. Biodata
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pegawai kantor
II. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri ulu hati.
b. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah mempunyai penyakit gastritis.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan bahwa setiap pagi hari setelah bangun tidur pasien sering merasa
nyeri pada perut bagian sebelah kirinya. Rasa nyerinya itu seperti diremas-remas
serta terasa panas. Rasa nyerinya berada di skala 5 dari skala nyeri 0-10 Pasien 
mengatakan merasa lebih baik jika dibuat berbaring. Pasien juga mengeluh mual dan
muntah sudah 6x yang membuat nafsu makan pasien menurun.  

III. Pengkajian
1. Pola Fungsional
a. Pola Nutrisi-Metabolik

No Keterangan Sebelum sakit Saat sakit


3x sehari, habis ½
3x sehari dengan nasi, lauk
1 Pola makan porsi (sedikit tapi
dan sayur, habis 1 porsi
sering)
3x sehari (nasi, lauk, 3x sehari (lauk, sayur,
Intake makanan
sayur) nasi)
3 Intake cairan 8 gelas / hari( air putih) 6 gelas / hari
4 Nafsu makan Baik Kurang Baik
5 Pasien tidak melakukan Pasien tidak
Diet dan riwayat alergi makanan diet dan tidak memiliki melakukan diet dan
riwayat alergi makanan tidak memiliki riwayat
alergi makanan
Kesulitan menelan Tidak mengalami kesulitan Tidak mengalami
6
menelan kesulitan menelan
Mual/muntah Pasien tidak mengalami Pasien muntah 6x
7
mual muntah

b. Pola Eliminasi

No Keterangan Sebelum Sakit Sesudah Sakit


Pasien mengatakan
Pasien mengatakan frekuensi
1 Frekuensi BAK frekuensi BAK 3x
BAK 3x sehari
sehari
Pasien mengatakan Pasien mengatakan frekuensi
2 Frekuensi BAB frekuensi BAB 1x BAB 1x sehari.
sehari
Pasien mengatakan Pasien mengatakan karateristik
karateristik bak bak berwarna kekuningan, bau
3 Karakteristik BAK
berwarna khas
kekuningan, bau khas
Pasien
PasienmengatakanKa
mengatakan Karateristik BAB bertekstur
karateristik BAB keraswarna hitam, bau khas dan
4 Karakteristik BAB bertekstur lembek, pasien mengeluh sulit untuk
bau khas BAB.

Pasien mengatakan Pasien mengatakan sulit BAB


5 Gangguan Eliminasi tidak ada gangguan
eliminasi
Pasien mengatakan Pasien mengatakan tidak
6 Penggunaan Alat Bantu tidak menggunakan menggunakan alat bantu
alat bantu

c. Pola Istirahat-Tidur
No Keterangan Sebelum Sakit Saat Sakit
Pasien mengatakan lama
Pasien mengatakan lama
1 Lama tidur tidur 6 jam terkadang
tidur 8 jam
susah tidur karena muntah
Pasien mengatakan jam Pasien mengatakan jam
tidur mulai jam 21.00 dan tidur mulai jam 19.00 dan
2 Jam Tidur-Jam Bangun
bangun jam 04.00 kadang terbangun malam
hari
Pasien mengatakan Pasien mengatakan
3 Kualitas tidur kualitas tidur normal kualitas tidur tidak
teratur/ susah tidur
Pasien mengatakan Pasien mengatakan
sebelum tidur mengobrol sebelum tidur menonton
Kebiasaan sebelum tidur dengan suami tv untuk mengalihkan
4
rasa sakit jika
penyakitnya kambuh
Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan
5
Kesulitan tidur ada kesulitan tidur kesulitan tidur

d. Pola Kognitif-Persepsi
P : Nyeri pada pagi hari saat bangun tidur
Q : Nyeri seperti diremas remas dan terasa panas
R : Daerah epigastrium
S : Skala nyeri 5 dari 0-10
T : Hilang Timbul
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemas
Kesadaran : compos mentis
Tanda – tanda Vital
 TD : 120/80 mmHg
 S : 37°C
 N : 80 x/menit
 RR : 20 x/menit

a) Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi


 Simetris, kulit  Bising usus  Timpani  ada nyeri
kehitaman, tidak 8x/menit tekan terhadap
terdapat jaringan abdomen (ulu
parut hati)

IV. Analisa Data

No.
Dx Data Etiologi Problem

1. Ds : Pasien mengatakan makanan pedas, panas, asam Nyeri akut berhubungan


kesakitan pada area ulu hati, dengan agen cedera
nyeri yang rasanya seperti Iritasi sel epitel gaster biologis
diremas dan terasa panas peningkatan asam lambung
Do :
KU : Tampak lemah iritasi mukosa lambung
Kes : CM
TTV : TD : 120/80 mmhg inflamasi mukosa lambung
N : 80 x/mnt
Nyeri
S : 370C
RR : 20 x/mnt
P : iritasi lambung
Q : seperti di remas-remas
R : daerah epigastrium
S:5
T : hilang timbul
- Nyeri tekan pada daerah
ulu hati
- Gremace +
Ds : Pasien mengatakan tidak makanan pedas, panas, asam Ketidakseimbangan
memiliki nafsu makan nutrisi kurang dari
DO : Iritasi sel epitel gaster kebutuhan tubuh b/d
KU : tampak lemah peningkatan asam lambung
ketidakmampuan
Kes : CM memakan makanan
TTV : TD : 120/80 mmhg iritasi mukosa lambung
N : 80 x/mnt
S : 370C inflamasi mukosa lambung
RR : 20 x/mnt
hipotalamus

peningkatan aktifitas
2.
lambung

asam lambung meningkat

kontraksi otot lambung

anoreksia mual muntah

masukan nutrien in adekuat

Perubahan nutrisi kurang dari


kebutuhan
3. Ds : Pasien mengatakan makanan pedas, panas, asam Defisien volume cairan
merasa lemas karena muntah b/d gangguan yang
Do : Iritasi sel epitel gaster mempengaruhi asupan
KU : tampak lemah peningkatan asam lambung
cairan
Kes : CM
TTV : TD : 120/80 mmhg iritasi mukosa lambung
N : 80 x/mnt
S : 370C inflamasi mukosa lambung
RR : 20 x/mnt
Intake : makan 3x sehari, hipotalamus
habis ½ porsi (sedikit tapi
peningkatan aktifitas
sering) minum 6 gelas/ hari lambung
Output : BAK 3x, BAB1x,
muntah 6x asam lambung meningkat

kontraksi otot lambung

anoreksia mual muntah

kehilangan cairan

Defisien volume cairan

V. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan makan
3. Defisien volume cairan berhubungan dengan gangguan yang mempengaruhi
asupan cairan
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
VI. Rencana keperawatan

No.
Tujuan Kriteria hasil Intervensi
dx
1. Setelah dilakukan Dengan kriteria hasil : 1. Pemberian Analgesik :
tindakan 3x24 1. Diharapkan nyeri a. Tentukan lokasi, karakteristik,
jam : pasien dapat kualitas dan keparahan nyeri
a. Diharapkan terkontrol : sebelum mengobati pasien.
nyeri pasien dapat a. Mengenali b. Cek perintah pengobatan meliputi
terkontrol. kapan nyeri obat, dosis, dan frekuensi obat
terjadi dengan analgesic yang diresepkan.
skala outcome c. Cek adanya riwayat alergi obat.
(3) d. Berikan kebutuhan kenyamanan
b. Menggambarka dan aktivitas lain yang dapat
n factor membantu relaksasi untuk
penyebab memfasilitasi penurunan nyeri.
dengan skala e. Berikan analgesic sesuai waktu
outcome (3) paruhnya, terutama pada nyeri
c. Menggunakan yang berat.
analgesic yang 2. Manajemen Nyeri :
direkmendasika a. Lakukan pengkajian nyeri
n dengan skala komprehensif yang meliputi
outcome lokasi, karakteristik,onset/durasi,
(3) frekuensi, kualitas, intensitas
d. Melaporkan atau beratnya nyeri dan factor
perubahan pencetus.
terhadap gejala b. Pastikan perawatan analgesic
nyeri pada bagi pasien dilakukan dengan
professional pemantauan yang ketat.
kesehatan c. Gunakan strategi komunikasi
dengan skala terapeutik untuk mengetahui
outcome (3) pengalaman nyeri dan
e. Melaporkan sampaikan penerimaan psien
nyeri yang terhadap nyeri.
terkontrol d. Berikan informasi mengenai
dengan skala nyeri, seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan
outcome (3)

dirasakan, dan antisipasi dari


b. Diharapkan Dengan kriteria hasil : ketidaknyamanan akibat
pasien dapat 2. Diharapkan pasien prosedur.
menurunkan dapat menurunkan e. Kendalikan factor lingkungan
tingkat nyeri. tingkat nyeri : yang dapat mempengaruhi repon
a. Nyeri yang pasien terhadap
dilaporkan ketidaknyamanan (misalnya
dengan skala suhu ruangan, pencahayaan dan
outcome (3) suara bising).
b. Menggosok area
yang terkena
dampak dengan
skala outcome (3)
c. Ekspresi nyeri
wajah dengan
skala outcome (3)
d. Kehilangan nafsu
makan dengan
skala outcome (4)
e. Mual dengan
skala outcome (4)

2. Setelah dilakukan Dengan kriteria hasil : 1. Manajemen Cairan :


tindakan a. Timbang berat badan setiap hari
keperawatan 3x24 1. Diharapkan status dan monitor status pasien.
jam : nutrisi pasien b. Monitor makanan/cairan yang
a.Diharapkan status terpenuhi: dikonsumsi dan hitung asupan
nutrisi pasien a. Asupan gizi kalori harian.
terpenuhi. dengan skala c. Berikan cairan dengan tepat.
d. Dukung pasien dan keluarga
untuk membantu dalam
pemberian makan dengan baik.
e. Tawari makanan ringan
outcome (3)
(misalnya, minuman ringan dan
b. Asupan
buah-buahan segar/jus buah).
makanan
2. Manajemen Nutrisi :
dengan skala
a. Tentukan status gizi pasien dan
outcome (3)
kemampuan pasien untuk
c. Asupan cairan
memenuhi kebutuhan gizi.
dengan skala
b. Identifikasi adanya alergi atau
outcome (3)
intoleransi makanan yang dimiliki
d. Energi dengan
pasien.
skala outcome
c. Tentukan apa yang menjadi
(4)
preferensi makanan bagi pasien.
e. Hidrasi dengan
d. Instruksikan pasien mengenai
skala outcome
kebutuhan nutrisi (yaitu
(3)
membahas pedoman diet dan
piramida makanan).
e. Monitor kalori dan asupan
makanan.

3. Setelah dilakukan Dengan kriteria hasil : 1. Monitor Cairan :


tindakan 1. Diharapkan a. Tentukan jumlah dan jenis
keperawatan 3x24 keseimbangan intake/asupan caira serta
jam : cairan pasien kebiasaan eliminasi.
a. Diharapkan terpenuhi : b. Monitor berat badan.
keseimbangan a. Tekanan darah c. Monitor asupan dan pengeluaran.
cairan pasien dengan skala d. Monitor membran mukosa, turgor
terpenuhi. outcome (4) kulit, dan respon haus.
b. Denyut nadi e. Berikan cairan dengan tepat.
radial dengan
skala outcme (3) 2. Manajemen Hipovolemi :
c. Keseimbangan a. Timbang berat badan di waktu
intake dan output yang sama (misalnya, setelah
dalam 24 jam BAK/BAB, sebelum sarapan) dan
dengan skala monitor kecenderungan arah
outcome (3) gejala.
d. Berat badan stabil b. Monitor adanya tanda-tanda
dengan skala dehidrasi (misalnya, turgor kulit
outcome (4) buruk, capillary refill terlambat,
e. Serum elektrolit
dengan skala
outcome (3)

Dengan kriteria hasil :


2. Diharapkan pasien nadi lemah/thread pulse, sangat
a. Turgor kulit haus, membrane mukosa kering
dengan skala dan penurunan urin output).
outcome (4) c. Monitor adanya sumber-sumber
b. Membran kehilangan cairan (misalnya,
mukosa perdarahan, muntah, diare,
dengan skala keringat yang berlebihan, dan
outcome takipnea).
(4) d. Monitor asupan dan pengeluaran.
c. Intake cairan e. Dukung asupan cairan oral
dengan skala (misalnya, berikan cairan lebih
outcome (3) dari 24 jam dan berikan cairan
b. Diharapkan dengan makanan), jika tidak ada
d. Output urin
hidrasi kontraindikasi.
dengan skala
outcome
(3)
e. Serum sodium
dengan skala
outcome (4)
VII. Tindakan Keperawatan

No diagnose Hari/tgl/jam Implementasi Paraf


1. Pemberian Analgesik :
a. Cek adanya riwayat alergi
obat.
b. Berikan analgesic sesuai
waktu paruhnya, terutama
pada nyeri yang berat.
2. Manajemen Nyeri :
a. Lakukan pengkajian nyeri
komprehensif yang meliputi
1. Nyeri akut lokasi,
Sabtu, 10-4- karakteristik,onset/durasi,
berhubangan dengan
2021/08.00 frekuensi, kualitas, intensitas
agen cedera bilogis
atau beratnya nyeri dan
factor pencetus.
b. Berikan informasi mengenai
nyeri, seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan
dirasakan, dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat
prosedur.

2. Ketidakseimbangan Sabtu, 10-4- 1. Manajemen Cairan :


nutrisi kurang dari 2021/13.00 a. Monitor makanan/cairan
kebutuhan tubuh b/d yang dikonsumsi dan
ketidakmampuan hitung asupan kalori harian.
memakan makanan b. Dukung pasien dan
keluarga untuk membantu
dalam pemberian makan
dengan baik.
2. Manajemen Nutrisi
a. Tentukan status gizi pasien
dan kemampuan pasien
untuk memenuhi kebutuhan
gizi.
b. Monitor kalori dan asupan
makanan.

1. Monitor Cairan :
a. Monitor asupan dan
pengeluaran.
b. Berikan cairan dengan
tepat.
2. Manajemen Hipovolemi :
a. Monitor adanya tanda-
tanda dehidrasi (misalnya,
3. Defisien volume turgor kulit buruk, capillary
cairan b/d gangguan refill terlambat, nadi
Sabtu, 10-4-
yang mempengaruhi lemah/thread pulse, sangat
2021/20.00
asupan cairan haus, membrane mukosa
kering dan penurunan urin
output).
a. Dukung asupan cairan oral
(misalnya, berikan cairan
lebih dari 24 jam dan
berikan cairan dengan
makanan), jika tidak ada
kontraindikasi.
VIII. Evaluasi Keperawatan

No diagnose Hari/Tgl/Jam Evaluasi Paraf


1. Nyeri akut Sabtu, 10-4- S : Pasien mengatakan nyeri ulu
berhubangan dengan 2021/08.00 hati
agen cedera bilogis O : Nyeri tekan pada daerah ulu
hati
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1(b dan
e) serta 2 (a dan d)
2. Ketidakseimbangan Sabtu, 10-4- S : Pasien mengatakan tidak
nutrisi kurang dari 2021/13.00 memiliki nafsu makan
kebutuhan tubuh b/d O : Berat badan pasien 50kg
ketidakmampuan menurun menjadi 45kg
memakan makanan A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1(b dan
d) serta 2(a dan e)
3. Defisien volume Sabtu, 10-4- S : Pasien mengatakan merasa
cairan b/d gangguan 2021/20.00 lemas karena muntah
yang mempengaruhi O : Intake : makan 3x sehari,
asupan cairan habis ½ porsi (sedikit tapi sering)
minum 6 gelas/ hari
Output : BAK 3x, BAB1x, muntah
6x
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1(c dan
e) serta 2(b dan e)
DAFTAR PUSTAKA

Alianto 2015Pemeriksaan Penunjang Gastritis, Journal Unp, Jakarta : EGC


Dhani 2019 Manifestasi Klinik, Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta :
Salemba Medika
Kurniyawan & Kosasih 2015 Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Melani astari 2016 Definisi Gastritis, Journal Fakultas Keperawatan Sang Ratu Langi
Sipponen and Maaroos 2015 Komplikasi Gastritis, Scandinavian Journal of
Gastroenterology
Soeparman 1999, Ilmu Penyakit Dalam jilid 2 hal 26 Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai