Anda di halaman 1dari 4

Ceramah

“Bergembiralah Dirimu Yang Sakit”


(Hanum Maftukha A,Koass UMY RSPS Bantul)
Assalamualaikum Wr.Wb

Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai
dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena
dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepada-Nya.

Dalam kesempatan ini saya akan menyampaikan ceramah dengan topik “Bergembiralah dirimu
yang sakit”

Seringkali kita mendengar orang yang sakit mengeluh dan mempertanyakan keadaannya.
Mengapa sakitnya tidak sembuh jua ? Mengapa sakitnya sedemikian berat ? ataupun
mempertanyakan Mengapa ia harus sakit ?

Bisa jadi perkataan tersebut datangnya dari bisikan setan. Sakit merupakan takdir Allah dan
menurut akidah (kepercayaan) seorang muslim yang beriman bahwa semua takdir Allah itu baik
dan ada hikmahnya.

Sakit adalah ujian, cobaan dan takdir Allah. Hendaknya orang yang sakit memahami bahwa sakit
adalah ujian dan cobaan dari Allah dan perlu benar-benar kita tanamkan dalam keyakinan kita
yang sedalam-dalamya bahwa ujian dan cobaan berupa hukuman adalah tanda kasih sayang Allah.
Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda, yang artinya

“Sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah
mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya, barangsiapa yang ridho
(menerimanya) maka Allah akan meridhoinya dan barangsiapa yang murka (menerimanya) maka
Allah murka kepadanya.” (HR. At-Tirmidzi)
Dan beliau shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
“Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang hamba, maka Allah menyegerakan
siksaan baginya di dunia”(HR.Tirmidzi ).

Merenungi hadits tersebut, Allah menyegerakan hukuman kita di dunia. Jika dibandingkan dengan
hukuman di akhirat yang tentunya hukuman diakhirat lebih dahsyat dan berlipat-lipat ganda.
Betapa Allah menunjukkan rasa kasih sayang kepada hambanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:”Innaa
lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna
dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S Al-
Baqarah 155-157).

Ujian juga merupakan takdir Allah yang wajib diterima minimal dengan kesabaran, Alhamdulillah
jika mampu diterima dengan ridha bahkan rasa syukur. Setiap ujian pasti Allah timpakan sesuai
dengan kadar kemampuan hamba-Nya untuk menanggungnya karena Allah tidak membebankan
hamba-Nya di luar kemampuan hamba-Nya.

Sakit manghapuskan dosa-dosa kita

Orang yang sakit juga selayaknya semakin bergembira mendengar berita ini karena kesusahan,
kesedihan dan rasa sakit karena penyakit yang ia rasakan akan menghapus dosa-dosanya. Nabi
shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan hapuskan
kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya”(HR. Bukhari Muslim).

Bergembiralah saudaraku, karena bisa jadi dengan penyakit ini kita akan bersih dari dosa bahkan
tidak mempunyai dosa sama sekali, kita tidak punya timbangan dosa, kita menjadi suci
sebagaimana anak yang baru lahir.
Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

“Cobaan akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada anaknya
maupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikitpun.” (HR.Ahmad-
Tirmidzi)

Hadits ini sangat cocok bagi orang yang mempunyai penyakit kronis yang tidak bisa diharapkan
kesembuhannya. Hendaknya ia bergembira, karena bisa jadi ia menghadap Allah suci tanpa dosa.

Meskipun sakit, pahala tetap mengalir

Mungkin ada beberapa dari kita yang tatkala tertimpa penyakit bersedih karena tidak bisa
malakukan aktivitas, tidak bisa belajar, tidak bisa mencari nafkah dan tidak bisa melakukan ibadah
sehari-hari yang biasa kita lakukan. Bergembiralah karena Allah ternyata tetap menuliskan pahala
ibadah bagi kita yang biasa kita lakukan sehari-hari. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

“Apabila seorang hamba sakit atau sedang melakukan safar, Allah akan menuliskan baginya
pahala seperti saat ia lakukan ibadah di masa sehat dan bermukim.” (HR.Bukhari)

Subhanallah, kita sedang berbaring dan beristirahat akan tetapi pahala kita terus mengalir, apalagi
yang menghalangi anda untuk tidak bergembira wahai orang yang sakit.
Saudaraku sekalian,

Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan, susah-senang, lapar-kenyang, kaya-miskin, sakit-


sehat. Salah satu hikmah Allah menciptakan sakit agar kita bisa merasakan nikmatnya sehat. kita
baru bisa merasakan nikmatnya sehat setelah merasa sakit sehingga kita senantiasa bersyukur,
merasa senang dan tidak pernah melalaikan lagi nikmat kesehatan serta selalu menggunakan
nikmat kesehatan dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam
bersabda,

“Ada dua kenikmatan yang sering terlupakan oleh banyak orang: nikmat sehat dan waktu
luang.”(HR. Bukhari).

Jadi hikmah yang dapat kita petik dari sakit yang kita derita yaitu :

1. Secara medis sakit merupakan suatu peringatan (warning) mengenai tingkat kekuatan tubuh
kita. Jika tubuh kita mengalami satu kondisi, kemudian berakibat sakit, hal itu merupakan
peringatan agar kita menghindari kondisi yang sama yang dapat menyebabkan sakit tersebut.
Sakit juga memberi kesempatan kepada kita untuk beristirahat.
2. Sakit dapat menjadi penggugur dosa.
3. Sakit dapat menjadi jalan agar kita selalu ingat pada Allah.
4. Sakit mendorong kita untuk menjalani hidup lebih sehat, baik sehat secara jasmani maupun
rohani.

Dan masih banyak lagi hikmah sakit yang dapat kita ambil. Semoga menjadi bahan renungan kita
bersama, mengambil hikmah dengan sebaik baiknya.

Demikian ceramah agama yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dan
kurangnya mohon dimaafkan, yang benar datangnya dari Allah SWT Yang Maha Benar, dan yang
salah, khilaf, atau keliru itu datangnya dari saya pribadi sebagai manusia biasa yang tidak pernah
luput dari salah, khilaf dan dosa.

Akhirul kalam,
Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an laa-ilaaha illaa Anta astaghfiruka wa-atuubu
ilaik.

Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh

Anda mungkin juga menyukai