Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Bimbingan Rohani Islam
Disusun Oleh :
Kelompok 5
BKI – 6 A
FAKULTAS DAKWAH
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dengan ini saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dalam mata kuliah Bimbingan Rohani Islam. Shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita penegak keadilan, pemberantas
kedzaliman umat, yakni Nabi Muhammad SAW beserta kelurga, para sahabat,
dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Dengan makalah ini, kami berniat untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan kepada kami. Semoga dengan makalah yang kami buat ini bisa menjadi
bahan pembelajaran. Kami harap dalam makalah yang kami tulis ini bisa
bermanfaat bagi kita semua, kami sangat menyadari dalam tulisan ini masih
banyak sekali kekurangan dan kekeliruan, sehingga penulis mengharapkan kritik
dan saran yang dapat membangun demi kebaikan tulisan ini menuju yang lebih
baik.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Ujian Sakit.................................................................................................. 2
B. Psikologi Orang Sakit ................................................................................ 7
A. Simpulan ................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya sakit. Pada dasarnya,
sakit merupakan suatu kondisi dimana seseorang tidak dapat melakukan aktifitas
secara lancar. Hal ini dapat terjadi karena terdapat gangguan pada bagian atau
seluruh tubuh orang yang menderita sakit. Karena alasan inilah, maka tidak jarang
terdapat orang sakit yang hanya dapat terbaring lemas ditempat tidur. Menurut
kajian islam sendiri, sakit tergolong sebagai ujian yang Allah berikan pada
seorang hamba. Seorang muslim yang sedang sakit diibaratkan sedang menghapus
dosanya. Maksud hapus dosanya di sini yakni Allah SWT ingin menghilangkan
dosa seorang muslim tadi dengan ditimpa ujian berupa sakit. Dengan keadaan ini,
maka sudah sepantasnya untuk selalu bersabar atas ketetapan yang Allah gariskan.
Sakit merupakan salah satu bentuk ujian dan peringatan dari Allah Swt.,
sehingga dengan turunnya sakit, maka diharapkan orang yang sakit semakin
tertempa kualitas keimanannya kepada Allah SWT., karena ia menjadi tersadar
atas segala kekhilafan dan kelalaian yang selama ini telah dilakukannya, dan
kemudian bersegera bertaubat (kembali) kepada-Nya. Karena memang itulah
salah satu tujuan utama mengapa Allah SWT., memberikan ujian dan peringatan
kepada hamba-Nya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ujian orang yang sakit?
2. Bagaimana psikologi orang yang sakit?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sakit sebagai ujian seseorang
2. Untuk mengetahui bagaimana keadaan psikologi orang yang sakit
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ujian Sakit
Oleh karena itu, bagi hamba Allah yang beriman, datangnya musibah
berupa penyakit akan disikapi dengan kesabaran dan keikhlasan karena Allah
sedang menunjukkan cinta dan kasih sayangnya. Betapa mulia dan istimewanya
orang yang sedang sakit karena sakitnya itu menjadi bukti cinta dan kasih sayang
Allah padanya. Bahkan sering kita jumpai, manusia-manusia istimewa dengan
penuh suka cita dan bergembira ketika menerima ujian sakit sebagai bagian dari
kebahagiaan hidup.
2
bersikap ridha, sabar, dan tawakal kepada Allah swt,. Agar ujian dan peringatan
dari Allah berupa sakit ini membawa hikmah dan kebaikan baginya.
Ketika ujian sakit dipahami sebagai ekspresi cinta Allah maka siapa pun
yang mendapat ujian berupa sakit tidak akan pernah mengeluh dan merintih.
Mereka ikhlas dan bersabar menerima ujian sakit apapun bentuknya, sebagaimana
mereka juga bahagia ketika sedang memperoleh nikmat. Yang mereka ingat hanya
satu, Allah sedang menebarkan kasih dan sayang padanya.
Cara Menyikapi Ujian Sakit yang Sedang Diderita Bagi Seorang Muslim
Sakit memang menjadi salah satu jenis ujian yang tidak mengenakan.
Dikatakan sebagai ujian yang tidak mengenakkan atau menyenangkan karena
seseorang yang sakit tidak bisa melakukan aktifitas secara bebas. Seorang muslim
yang ditimpa ujian sakit akan kesulitan untuk melakukan aktifitas tertentu.
Seluruh anggota badan akan terasa tidak nyaman untuk melakukan aktifitas atau
kegiatan apabila terdapat bagian tubuh yang sakit. Dalam kajian islam seseorang
yang menderita sakit diibaratkan sedang membersihkan dosa. Kondisi ini
mengharuskan sang penderita untuk selalu bersabar terhadap sakit yang ia alami.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits :
َّاس ـ رضى هللا ٍ ع ِن اب ِْن َعب َ ،َ َع ْن ِع ْك ِر َمة،ٌ َحدَّثَنَا خَا ِند،يز ْبنُ ُم ْخح ٍَار ِ َحدَّثَنَا َع ْبد ُ ْان َع ِز،ٍسد َ ََحدَّثَنَا ُم َع َّهى ْبنُ أ
ُيض يَعٌُُُهُ فَقَا َل نَو ٍ ي ملسو هيلع هللا ىلص ذَِٰا َُ َخ َم َعهَى َم ِر
ُّ ِي ٍ يَعٌُُُهُ ـ قَا َل ـ ًَ َكاََ اننَّبّ ِي ملسو هيلع هللا ىلص َُ َخ َم َعهَى أَع َْراب
َّ ِۡلَ ”عنيما ـ أ َ ََّ اننَّب
َُّللاَّ ٌر ذِ َْ شَا َء ٌ ط ُيَ س َ ْ ”بَأ.ٌُر
َ يرهُ ْانقُب
ُ ج ُ ِز،ير ٍ ِشيْخٍ َكبَ ٌر ـ َعهَى ُ ُ ٌر ـ أ َ ًْ جَث
ُ ُِي ُح َّمى جَف َ َكالَّ بَ ْم ى،ٌر ٌ ط ُي َ َ قَا َل قُ ْهث.
3
Pada hadits di atas telah dijelaskan bahwa umat islam yang sakit di gambar
kan sedang menghilangkan dosa. Pembersihan dosa menurut kajian islam dengan
rasa sakit ini tentu saja menjadi seorang muslim kembali suci bagaikan selembar
kertas berwarna putih bersih tanpa noda. Dengan demikian, maka segala dosa
yang telah lalu akan dihapus oleh Allah SWT lantaran rasa sakit tersebut.
Bagaimana Seharusnya Kaum Muslimin Menyikapi Ujian Sakit?
Dalam kajian islam, Sakit memang suatu kondisi yang lazim dialam oleh
manusia. Seseorang yang beragama islam jika mengalami gangguan kesehatan ini
akan terganggu aktifitasnya. Ia tidak akan merasa nyaman atau enak untuk
melakukan aktifitas. Bahkan istiahat pun tidak akan terasa nyaman bagi orang
yang sedang sakit. Oleh sebab itulah sudah sepantasnya kita bersyukur bila sedang
dikaruniai kesehatan oleh Allah SWT.
Telah diketahui bersama bahwa sakit merupakan ujian yang diberikan oleh
Allah SWT kepada hambanya. Ujian berupa gangguan kesehatan ini harus
disikapi dengan bijaksana agar mendatangkan pahala. Salah satu cara yang
mungkin bisa dilakukan adalah dengan bersikap sabar. Dalam kajian islam, sabar
menjadi senjata utama untuk menghadapi cobaan. Sabar dalam kondisi sakit
memiliki pengertian sebagai tindakan yang ridho atas ujian sakit yang Allah SWT
berikan. Ridho diri penderita sakit terhadap ketepan Allah SWT akan
membuatnya mendapatkan pahala yang besar.
Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak
disukainya atau bisa pula pada perkara yang menyenangkannya.
Allah ta‟ala berfirman yang artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu
dikembalikan.” (QS. al-Anbiyaa‟: 35).
Sahabat Ibnu „Abbas -yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir al-Qur‟an-
menafsirkan ayat ini: “Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan
kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram,
ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan.” (Tafsir Ibnu Jarir). Dari
ayat ini, kita tahu bahwa berbagai macam penyakit juga merupakan bagian dari
4
cobaan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun di balik cobaan ini,
terdapat berbagai rahasia/hikmah yang tidak dapat di nalar oleh akal manusia.
Sakit menjadi kebaikan bagi seorang muslim jika dia bersabar
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda yang artinya,
“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua
urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang
mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu
merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia
bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim)
Sakit akan menghapuskan dosa
Ketahuilah wahai saudaraku, penyakit merupakan sebab pengampunan
atas kesalahan-kesalahan yang pernah engkau lakukan dengan hati,
pendengaran, penglihatan, lisan dan dengan seluruh anggota tubuhmu.
Terkadang penyakit itu juga merupakan hukuman dari dosa yang pernah
dilakukan. Sebagaimana firman Allah ta‟ala, “Dan apa saja musibah yang
menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan
Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. asy-
Syuura: 30). Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,”Tidaklah
menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit,
dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang
menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR.
Muslim)
Sakit akan Membawa Keselamatan dari api neraka
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda yang
artinya,” Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya
(dengan penyakit itu) Allah akan mengahapuskan dosa-dosa anak Adam
sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi. (HR. Muslim)
Oleh karena itu, tidak boleh bagi seorang mukmin mencaci maki
penyakit yang dideritanya, menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka pada
Allah dengan musibah sakit yang dideritanya. Bergembiralah wahai saudaraku,
sesungguhnya Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Sakit demam
5
itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka.” (HR. Al
Bazzar, shohih)
Sakit akan mengingatkan hamba atas kelalaiannya
Sesungguhnya di balik penyakit dan musibah akan mengembalikan
seorang hamba yang tadinya jauh dari mengingat Allah agar kembali kepada-
Nya. Biasanya seseorang yang dalam keadaan sehat wal „afiat suka tenggelam
dalam perbuatan maksiat dan mengikuti hawa nafsunya, dia sibuk dengan urusan
dunia dan melalaikan Rabb-nya. Oleh karena itu, jika Allah mencobanya dengan
suatu penyakit atau musibah, dia baru merasakan kelemahan, kehinaan, dan
ketidakmampuan di hadapan Rabb-Nya.
Dia menjadi ingat atas kelalaiannya selama ini, sehingga ia kembali pada
Allah dengan penyesalan dan kepasrahan diri. Allah ta‟ala berfirman yang
artinya, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-
umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan)
kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah)
dengan tunduk merendahkan diri. (QS. al-An‟am: 42) yaitu supaya mereka
mau tunduk kepada-Ku, memurnikan ibadah kepada-Ku, dan hanya mencintai-
Ku, bukan mencintai selain-Ku, dengan cara taat dan pasrah kepada-Ku. (Tafsir
Ibnu Jarir)
Terdapat hikmah yang banyak di balik berbagai musibah
Di balik cobaan berupa penyakit dan berbagai kesulitan lainnya,
sesungguhnya di balik itu semua terdapat hikmah yang sangat banyak. Maka
perhatikanlah nasehat Ibnul Qoyyim rahimahullah berikut ini: “Andaikata kita
bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya,
maka tidak kurang dari ribuan hikmah (yang dapat kita gali, -ed). Namun akal
kita sangatlah terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk
akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu
yang sia-sia di bawah sinar matahari.” (Lihat Do‟a dan Wirid, Yazid bin Abdul
Qodir Jawas)
6
B. Psikologi Orang Yang Sakit
Kondisi pada pasien yang sedang menderita suatu penyakit tentunya akan
snagat berbeda dengan seseorang yang sehat. dan dari psikologis juga bisa timbul
suatu penyakit, mislakan penyakit depresi yang timbul karena psikologi seseorang
dan dengan adanya kondisi stress yang bisa menimbulkan reaksi penyakit darah
tinggi. oleh karenanya kondiis psikologis ini tentu akan snagat memiliki peranna
penting, dna dengan psikologis pula biasanya penyembuhan terhadap suatu
penyakit bisa cepat sembuh. diantara faktor psikologis dalam penyembuhan
penyakit:
7
Menghindari kecemasan
Kecemasan memang bisa terjadi pada siapapun, khusunya pada seorang pasien
yang terkena penyakit, rasa cemas ini biasanya akan muncul karena saat
pasien mengetahui mengenai jenis penyakityang terjadi pada dirinya,
kemudian rasa cemas itu akan muncul dna membayangkan sesuatu yang
belum tentu terjadi, mislanya mengenai kematian yang akan terjadi pada
pasien, sehingga hal tersebut malah menimbulkan kecemasan yang berakibat
semakin parahnya penyakit. Untuk itu sebaiknya hindari rasa cemas dan
mencari cara menghilangkan kecemasan yang berlebihan sehingga tidak akan
berfikir yang tidak-tidak agar nantinya proses penyembuhan akan berjalan
dengan baik.
Kehidupan social
8
Dukungan keluarga
Peran serta dukungan keluarga dan juga sahabat tentunya sangat dibutuhkan
sebagai factor psikologis pada pasien yang menderita penyakit, dengan adanya
dukungan tersebut secara tidak langsung dapat membantu pasien untuk bisa
menghadapi penyakit yang dialaminya, bahkan bisa membuat perubahan pada
perilaku emosionalnya juga. Untuk iru sebagai keluarga sebaiknya memberi
support yang baik pada pasien yang sedang terkena penyakit kronis. Sehingga
dalam mencapai kesembuhan akan tercapai.
Komunikasi yang baik dan lancar tentu sanagt dibutuhkan sebagai factor
psikologis pendukung pasien, komunikasi ini bisa berhubungan dengan
keluarga atau memiliki komunikasi yang lancar dengan dokter atau medis
yang akan menyembuhkan pasien tersebut. untuk itulah peran penting dalam
hal ini agar bisa mempercepat proses penyembuhan pada pasien.
Saat seseorang sudah yakin dan juga percaya pada dokter yang
menanaganinya, secara tidak langsung juga akan mempengaruhi psikis dan
kondisi dari pasien tersebut, sehingga akan lebih mempermudah penyembuhan
penyakit nantinya, namun sebaliknya, jika pasien tidak yakin pada
penanganan dokternya, tentunya akan sangat mempengaruhi kesembuhan pada
pasien tersebut.
9
Kehidupan religius
Setiap penyakit tentu ada obatnya, untuk itu memang dibutuhkan keasabaran
dna juga kemampuan pasien serta keluarga untuk bisa terus sabar dn ikhlas
agar bisa memperoleh kesembuhan, selain melaui perawatan medis,
khususnya bagi anda umat muslim dapat mengubah kehidupan dan pandangan
anda seperti menjadi lebih rajin beribadah, sering membaca alquran dan
kegiatan religious lainnya, sehingga akan membanti secara psikologis dalam
penyembuhan penyakit tersebut.
Berfikir positif
Bagi setiap orang yang sedang terkena penyakit, khususnya jenis penyakit
serius tentunya akan sanagt sulit untuk bisa berfikir positif, namun dalam hal
penyembuhan secara psikologis tentu sangat lah penting, karena dengan
berfikir positif akan membuat siapapun yang sedang menderita penyakit
menjadi tawakal dan tidak pernah berfikir negative pada penyakitnya tersebut,
tentu hal tersebut bisa membantu penyembuhan penyakit pada pasien
nantinya.
Pola hidup
Pola hidup yang baik tentunya akan semakin membuat kondisi penderita
penyakit berangsur membaik, pola hidup juga bisa snagat mempengaruhi dai
kesehatan pasien, ntuk itu sebaiknya rubahlah pola hidup anda yang tadinya
tidak baik menuju pola hidup yang sehat, sehingga nantinya akan lebih
memudahkan anda untuk bisa sembuh drai penyakit tersebut.
10
Perubahan aktivitas
Kondisi psikologis
11
BAB III
PENUTUP
Simpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
El-Sutha, Saiful Hadi. 2015. Bimbingan Orang Sakit Agar Sakkit Berbuah Pahala
dan Hikmah. Cet.1. Jakarta: Cakrawala Publishing.
https://muslim.or.id/547-rahasia-sakit.html
https://dosenpsikologi.com/
www.cahayaislam.id
13