Penulis
i|Page
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................... 1
BAB 2 PENGERTIAN BKI DAN MANUSIA ............................... 2
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam .......... 2
B. Pengertian manusia ...................................................... 3
BAB 3 BIMBINGAN PERAWAT ROHANI ISLAM .................... 5
A. Bimbingan Perawat Rohani Islam ............................. 5
B. Fungsi Bimbingan Perawat Rohani Islam ............... 6
C. Peran Pembimbing Rohani Islam .............................. 7
D. Tujuan Perawatan Rohani islam .............................. 10
E. Syarat Syarat Menjadi Perawat Rohani Islam .......... 12
F. Metode dan Teknik Bimbingan Rohani Islam........... 13
BAB 4 BIMBINGAN FARDIYAH DI RUMAH SAKIT .............. 15
A. Bimbingan Fiah di Rumah Sakit .............................. 15
B. Penatalaksanaan .......................................................... 19
C. Perilaku Orang Yang Sedang Sakit ......................... 23
D. Dampak Dari Sakit ....................................................... 24
E. Pelayanan Doa Bagi Orang Sakit (Istisyfa) Menurut
Psikoterapi Islam ..................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 37
RIWAYAT HIDUP PENULIS ....................................................... 39
ii | P a g e
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1|Page
BAB 2 PENGERTIAN BKI DAN MANUSIA
ت َو َبش ِِر ٍ ش ْيءٍ ِمنَ ْالخ َْوفِ َو ْال ُج ْوعِ َونَ ْق
ِ ِۗ ص مِنَ ْاْلَ ْم َوا ِل َو ْاْلَ ْنفُ ِس َوالث َّ َم ٰر َ َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم ِب
َصبِ ِريْن ّٰ ال
Artinya : Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-
buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang
yang sabar,
2|Page
Masalah yang datang silih berganti, yang Ketika satu masalah
selesai maka akan datang masalah yang lain baik itu masalah
yang kecil ataupun yang besar demikian seterusnya akan
sama.
B. Pengertian manusia
3|Page
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat
petunjuk.
4|Page
BAB 3 BIMBINGAN PERAWAT ROHANI ISLAM
5|Page
س ا َِّْل ِليَ ْعبُد ُْو ِن ِ ْ َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو
َ اْل ْن
6|Page
Fungsi pembimbing rohani Islam sebagai pembimbing bagi
pasien yaitu untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih tinggi
dan sempurna sesuai dengan kapasitas manusia dan fitrah
kemanusiaannya. Sebagai pembimbingi bertanggung jawab
kepada fungsi tiga unsur kehidupan manusia, yaitu
membimbing agar terhindar dari segala perbuatan yang
mengotori jasad manusia, merusak hal-hal berharga dalam fisik
dan biologis jasad manusia dengan prinsip membantu
menyelesaikan masalah dengan sandaran lima hal, yaitu :
2. Edukator
3. Konselor
8|Page
4. Pembimbing rohani
9|Page
3. Berkomunikasi dengan baik agar menjaga stabilitas
emosional pasien sehingga spiritualitasnya tetap terjaga
dengan baik.
10 | P a g e
Dalam kondisi seperti ini berarti ada keilmuan dan
keterampilan yang harus dimiliki seorang muslim bagaimana ia
dapat melaksanakan ibadah jika dalam keadaan sakit.
Pengetahuan ini banyak luput dipelajari oleh seorang muslim.
Tujuan dari perintah agama ini sama sekali bukan untuk
memberatkan orang sakit, melainkan bagaimana si sakit tetap
memiliki koneksitas dengan kesadaran spiritualnya agar jika
sakit dan penyakitnya itu ternyata membawanya kepada pintu
kematian, maka diharapkan ia berada dalam keadaan
kesadaran spiritual menghadap tuhannya. Kedua, jika individu
yang sakit masih memiliki kesadaran, akan tetapi ia tidak dapat
melaksanakan kawajiban ibadah karena hambatan akibat sakit,
maka kondisi ini mengharuskan bagaimana orang yang sehat
disekitarnya memberikan bantuan. Misal, seperti keluarganya
jika ada yang sakit berada di rumah sementara ada orang yang
sehat tidak mau memberikan bantuan agar individu yang sakit
melaksanakan ibadahnya, maka hal ini mengakibatkan dosa
dan kesalahan bagi yang mengabaikannya. Termasuk jika
perawat rohani islam tidak mau memberikan bantuan atau
bimbingan melakukan ibadah terhadap orang yang sakit maka
sama halnya dia akan berdosa karena mengabaikannya.
Kondisi ini juga menghadirkan konsekuensi bagaimana
seorang muslim harus memiliki ilmu dan keterampilan
membimbing ibadah bagi orang yang sedang sakit.
11 | P a g e
a. Memenuhi kebutuhan akan ibadah pokok seperti sholat
5 waktu, thaharah (istinja, wudhu, tayamum), puasa dll.
b. Memenuhi kebutuhan akan berbagai ibadah tambahan
Ketika sedang sakit seperti berdo’a, berdzikir, baca
Qur’an dll.
c. Membimbing dengan metode bimbingan dan konseling
islam tadzkiroh (penasehatan )
12 | P a g e
F. Metode dan Teknik Bimbingan Rohani Islam
b. Metode individual
Dalam hal ini pembimbing melakukan komunikasi
secara individual dengan pihak yang dibimbingnya. Ini
dapat dilakukan dengan :
Pertama, Percakapan pribadi yakni pembimbing
melakukan dialog lansung tatap muka dengan
pihak yang dibimbing (pasien).
Kedua, Kunjungan dan observasi kerja yakni
pembimbing melakukan percakapan individu
sekaligus mengamati kerja klien dan lingkungan.
13 | P a g e
c. Metode kelompok
Dalam hal ini pembimbing melakukan komunikasi
langsung secara dengan cara berkelompok. Hal ini
dapat dilakukan dengan:
14 | P a g e
BAB 4 BIMBINGAN FARDIYAH DI RUMAH SAKIT
1. Pengertian Bimbingan
15 | P a g e
1. Penyakit yang sedang dideritanya, terutama apabila
prognosisnya tidak jelas apakah perjalanan penyakitnya
akan berkelanjutan lama atau apakah dalam waktu
singkat yang akan berakhir dengan kematian ;
2. Apabila perawatan di rumah sakit harus dijalani berarti
ia terpaksa harus meninggalkan keluarganya sehingga
ia merasa kesepian. Selama didalam perawatan ia
selalu kan terkenang kemesraan hidup di tengah-tengah
keluarganya;
3. Selama masih dalam perawatan di rumah sakit, ia
terpaksa harus melepaskan pekerjaan dan tanggung
jawabnya. Apabila tugas pekerjaannya masih ada yang
belum terselesaikan, pastilah itu akan mengganggu
kenyamanan atau ketenangan dirinya dan akan
memperberat beban mentalnya;
4. Didalam perawatan di rumah sakit, ia banyak memiliki
waktu kosong. Hal ini akan menambah beban yang
telah berat terutama bagi orang yang terbiasa aktif;
5. Apabila dalam perawatan mental terpaksa harus
dilakukan aturan pantang makan tertentu, aturan
perawatan khusus, tindakan pengobatan khusus dan
sebagainya. Yang semuanya itu belum tentu dipahami
maksud tujuannya, pastilah akan memperberat beban
mentalnya.
6. Khusus untuk ibu yang sedang menghadapi waktu pe
salinan, ia selalu dihadapkan perasaan ketidakpastian
mengenai perjalanan persalinan dan nasib calon
anaknya. Apa proses persalinannya itu berjalan dengan
baik dan selamat ataukah bisa saja sebaliknya yaitu
tidak selamat, lalu apakah jika bayi itu selamat akankah
sehat atau menderita cacat tubuh.
16 | P a g e
7. Apabila pasien atau seorang ibu itu mempunyai
penyakit yang diperlukannya pembedahan, pastinya
pembedahaan itu akan diterima olehnya mungkin bisa
dengan rasa berat hati, apalagi jika pembedahan inni
akan mengakibatkan cacat yang tetap.
8. Keluarganya pasti akan menderita suatu kegoncangan
mental dan jiwanya yang cukup berat apabila keluarga
yang ditunggunya itu sedang dalam perjalanan
"sakaratul maut". Keadaan demikian itu akan
melegakan apabila mental dan jiwanya yang cukup
berat apabila keluarga sakaratul maut itu berjalan
dengan tenang, cepat dan terakhir "husnul khotimah",
demikian juga sebaliknya.
1. Tujuan
a. Menyadarkan penderita agar dia dapat memahami
dan menerima cobaan yang sedang dideritanya
dengan ikhlas.
17 | P a g e
b. Ikut serta memecahkan dan meringankan masalah
kejiwaan yang sedang dideritanya.
c. Memberikan pengertian dan bimbingan kepada
penderita dalam melaksanakan beribadah dan
kewajiban keagamaan harian yang harus dikerjakan
dalam batas kemampuannya.
d. Perawatan dan pengobatan dikerjakan dengan
berpedoman tuntunan Islam. Memberi makan,
minum, dan obat secara per oral yaitu dengan
membiasakan bacaan yang diawali dengan bacaan
basmalah “Bismillahirrahmanirrahim” dan diakhiri
dengan bacaan hamdallah “Alhamdulillahirobbil
'alamin". Sesuai dengan kode etik yang ada pada
kedokteran dan berlandaskan tuntunan agama.
e. Menunjukan perilaku dan berbicara yang baik
sesuai dengan kode etik yang ada pada kedokteran
dan berlandaskan tuntunan agama.
2. Teknik penyampaian
18 | P a g e
ditunjukkan kepada mereka dengan cara kebaikan
ajaran Islam dan diikuti dengan perilaku yang baik.
Jangan sampai sekali-kali terjadi hanya karena
perbedaan agama bisa mengakibatkan penurunan mutu
pelayanan dan keperawatan (melanggar kode etik
keperawatan);
b. Adanya penuh kepercayaan penderita kepada dokter
dan tenaga paramedis yang merawatnya. Keberhasilan
santunan agama harus ditunjang oleh peran dokter dan
tenaga paramedis dalam membantu pelaksanaan
santunan spiritual.
1. Dengan lisan
2. Dengan tulisan;
3. Dengan suara;
4. Dengan audio visual.
B. Penatalaksanaan
19 | P a g e
d. Mereka harus penyantun dan berlapang dada;
e. Mereka harus tekun tidak lekas berputus asa;
f. Mereka harus memiliki daya kreasi yang luas.
ِ ت او اما فِي ْاْل ا ْر َّ سناةٌ او اَل نا ْو ٌم ۚ لاهُ اما فِي ال ِ ُي ا ْلقايُّو ُم ۚ اَل تاأ ْ ُخذُه َٰ
ۗض ِ اوا س ام ا ُّ اللَّهُ اَل إِلاها إِ ََّل ه اُو ا ْل اح
ِنْ ش ْيءٍ م طونا ِب ا ِ شفا ُع ِع ْن اد ُه ِإ ََّل ِب ِإ ْذ ِن ِه ۚ يا ْعلا ُم اما اب ْينا أ ا ْيد
ُ ِيه ْم او اما اخ ْلفا ُه ْم ۖ او اَل يُحِ ي ْ ام ْن ذاا الَّذِي يا
ي ا ْلعاظِ ي ُم ُّ ظ ُه اما ۚ اوه اُو ا ْلعا ِل ُ ض ۖ او اَل يائ ُو ُدهُ حِ ْف ا
ت او ْاْل ْر ا ِ اوا
س ام ا َّ سيُّهُ ال ِ س اع ك ُْر ِ ِع ْلمِ ِه إِ ََّل بِ اما شاا اء ۚ او
20 | P a g e
QS. Asy-Syu’ara : 80
QS. Asy-Syu’ara : 20
21 | P a g e
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman ! Jadikanlah sabar
dan salat sebagai penolongmu, Sesungghnya Allah beserta
orang-orang yang sabar.
QS. Al-Gafir : 60
ࣖࣖ
ࣖ َسيَ ْد ُخلُ ْونَ َج َهنَّ َم دَاخِ ِريْن َ َي ا َ ْست َِجبْ لَ ُك ْم ِۗا َِّن الَّ ِذيْنَ يَ ْست َ ْكبِ ُر ْون
َ ع ْن ِعبَا َدتِ ْي ْٰٓ َِوقَا َل َربُّ ُك ُم ا ْدع ُْون
QS. Muhammad : 7
QS. Ash-Saff : 14
ي اِ َلى ْٰٓ ارِ ص َ سى ا ْبنُ َم ْر َي َم ل ِْل َح َو ِار ٖينَ َم ْن ا َ ْنَ ار اللّٰ ِه َك َما قَا َل ِع ْي
َ ص َ ٰ ٰٓياَيُّ َها ا َّل ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ُك ْونُ ْٰٓوا ا َ ْن
ٌ ۤ َّ ۤ ْۢ ٌ ۤ َّ ٰ
ار الل ِه َفا َمنَتْ طا ِٕىفَة مِ ْن بَنِ ْٰٓي اِس َْراءِ ْي َل َو َكف ََرتْ طا ِٕىفَة ٖۚفَا َيَّ ْدنَا ّٰ ُ صَ اللّٰ ِه ِۗقَا َل ْال َح َو ِاري ُّْونَ نَحْ نُ ا َ ْن
َ صبَ ُح ْوا
ࣖ َظاه ِِريْن ْ َ عد ُِو ِه ْم فَا َ ع ٰلى َ الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا
23 | P a g e
dirasa makin banyak bertanya pada orang malah makin
membuat rasa cemas mengenai penyakitnya bertambah.
c. Egosentris
24 | P a g e
a. Ekonomi
b. Sosial
c. Psikologis
25 | P a g e
menjaga kondisi tubuhnya, dan pengaturan aktivitas yang
baik.
26 | P a g e
b. Aspek yang mempengaruhi perilaku orang sakit
Aspek psikologis (nafs-jiwa) pasien adalah salah satu
sasaran dari penerapan psikoterapi Islam melalui intervensi
doa Ada tujuh nafs yang diketahui, yaitu:
Nafs amarah, nafs lawwamah, nafs sawiyah, nafs
muthmainnah, nafs radhiyah, nafs mardhiyah, dan nafs
kamilah. Masing-masing nafs memiliki karakter yang dapat
berpengaruh pada perilaku orang sakit. Beberapa contoh
perilaku orang sakit yang dipengaruhi kondisi nafsunya :
1. Menolak ;
2. Marah ;
3. Malas;
4. Irasional;
5. Frustrasi;
6. Depresi.
27 | P a g e
5. Program warois adalah bagian dari keseluruhan
pelayanan pengobatan holistik di RS, karena itu
jangan sampai ada aspek yang bertentangan satu
sama lain;
6. Untuk petugas warois bagian ICU tentukan dahulu
berbagai aturan dengan penjaga terutama ketika
akan mengurus pasien menjelang kematian.
Salah satu kewajiban warois adalah dengan menggunakan
bimbingan talqin bagi pasien naza'.
28 | P a g e
6. Ajukan pentingnya doa dan efek terapi doa dengan
gaya bertutur yang komunikatif, informatif tapi tidak
menggurui atau doktrinal, bisa melalui cerita, kisah
atau pendekatan lain yang relevan ;
7. Tawarkan doa khusus untuk pribadi atau berdoa
bersama. Jika ada keluarga pasien ajak serta untuk
berdialog, berdoa bahkan meminta izin dalam
proses pelayanan.
29 | P a g e
Dan terakhir adalah bagaimana hubungan dengan
keluarga pasien yang pada praktiknya dapat menempuh
pendekatan berikut ini, seperti:
1. Lakukan silaturahmi sebagai perkenalan ;
2. Berikan dukungan dan support terhadap keluarga
pasien dengan nasihat dan bimbingan ;
3. Ajukan pentingnya keluarga untuk ikut mendoakan
pasien ;
4. Berikan wawasan melalui dialog tentang pentingnya
doa, konsep dalam kesabaran, tawakal, qanaah,
ikhtiar, dan lain-lain ;
5. Bila perlu dilanjutkan dengan tindakan visiting room,
catat alamat keluarga sebagai tanda simpati dan
empati ;
6. Tanyakan tentang kondisi dan pelaksanaan ibadah
pasien terhadap keluarganya secara hati-hati ;
7. Jika ada keluarga yang membutuhkan bimbingan
pelaksanaan ibadah bagi pasien, bimbing sesuai
keinginan dan keluarganya.
30 | P a g e
baik terhadap penyakit kejiwaan maupun terhadap penyakit
fisik. Dengan kata lain, doa dapat berperan dalam
psikoterapi bahkan terhadap somatoterapi. Perhatikan
kembali teori pengaruh dari pendapat al-amiri di atas yang
dikutip oleh Syukriadi Sambas, jelas sekali doa sebagai
sesuatu yang non-fisik dapat berpengaruh terhadap yang
fisik dan yang sesama non-fisik.
Dalam sejarah agama maupun doa telah terbukti
membantu proses penyembuhan berbagai penyakit.
Sementara dalam kenyataan sampai saat ini bahkan
sampai masa mendatang banyak orang yang telah merasa
peran doa dalam proses penyembuhan penyakit hingga
terdapat contoh-contoh ekstrim dimana berbagai penyakit
yang lolos dari terapi fisik medis (somatoterapi) dapat
sembuh hanya dengan bantuan doa. Ini membuktikan
bahwa doa memiliki energi spiritual yang besar.
Persoalannya banyak orang yang meyakini fungsi doa,
tetapi sedikit yang dapat memahami dan menggunakan
fungsi doa tersebut terutama fungsi terapi dari doa dalam
proses membantu penyembuhan penyakit.
31 | P a g e
kelebihan, yaitu fasih melafalkan dan mampu
mendoakan pasien ;
3. Memiliki kode etik dan prosedur tetap yang jelas ;
4. Pelaksana profesional ini dapat diambil dari perawat
medis dengan plus diberi pendidikan mengenai askep
rohis;
5. Ada beberapa cara memberikan pelayanan doa, yaitu:
a) Pasien dituntun untuk sama-sama melafalkan doa
oleh perawat ;
b) Pasien hanya mengaamiinkan doa yang dibacakan
perawat ;
c) Pasien sendiri disuruh berdoa yang ia bisa, perawat
mengaamiinkan ;
d) Pasien diberi berbagai tulisan doa oleh perawat
untuk ia pilih melafalkanya sesuai kebutuhan,
dibimbing oleh perawat;
e) Pasien diberi tulisan/buku doa untuk dibaca tanpa
disaksikan oleh perawat;
f) Perawat secara khusus mendoakan pasien-pasien
pada waktu khusus, misalnya ketika dirumah, di
masjid atau di tempat perawat, baik perorangan
maupun secara bersama-sama dengan perawat
yang lain;
g) Pelayanan doa dapat mengambil waktu khusus,
aktivitas khusus, atau kejadian khusus, saat kritis,
saat pendampingan atau kapan saja ketika
dibutuhkan oleh pasien atau keluarga.
32 | P a g e
f. Mengobati dengan Doa
1. Tujuan
3. Waktu
33 | P a g e
g. Bimbingan Rohani Islam Terhadap Kejiwaan
35 | P a g e
alam sebisa mungkin, falsafahnya cara pandangnya' seperti ini
"hidup harus mengikuti keinginan nafsu sepuas-puasnya,
bukan hidup sesuai dengan kebutuhan, sebab jika kita hidup
berdasarkan atas kebutuhan maka kemungkinan besar akan
berakhir pada kecukupan dan kesederhanaan, sebab dalam
pandangan para arif semakin mencintai alam materi maka
semakin jauh pula diri kita dari alam immaterial yang lebih mulia
dari segala-galanya.
36 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
37 | P a g e
Priyanto,Agus. (2009). Komunikasi dan Konseling Aplikasi
dalam sarana pelayanan Kesehatan untuk Perawat
Dan Bidan. Jakarta: Selemba Medika.
38 | P a g e
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis I :
Penulis II :
39 | P a g e