Anda di halaman 1dari 6

Makassar, 16 November 2023

FAKULTAS KEDOKTERAN

BLOK BIOLOGI SEL DAN GENETIKA

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

SUNNATULLAH MIKROBA

Dosen :
dr. Syamsu Rijal, Sp.PA, M.Kes

Disusun Oleh :

Yasmin Az Zahra 11020230314

KELAS B
FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2023
TUGAS

Kapan penyakit itu dikatakan :


a. Penggugur dosa
b. Ujian
c. Teguran dan pengingat atas kelalaian
d. Meningkatkan rasa syukur
e. Bentuk Kasih Sayang Allah

Pembahasan :

a. Penggugur dosa

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surah Al-An'am ayat 17:

َ ‫ﻋٰﻠﻰ ُﻛِّﻞ‬
‫ﺷْﻲٍء ﻗَِﺪْﯾٌﺮ‬ َ ‫ﻒ ﻟَ ٗ ٓﮫ ِاﱠﻻ ُھَﻮ َۗوِاْن ﯾﱠْﻤ‬
َ ‫ﺴْﺴَﻚ ِﺑَﺨْﯿٍﺮ ﻓَُﮭَﻮ‬ َ ‫ﻀٍّﺮ ﻓََﻼ َﻛﺎِﺷ‬
ُ ‫ُ ِﺑ‬R َ ‫َوِاْن ﯾﱠْﻤ‬
‫ﺴْﺴَﻚ ﱣ‬

Artinya: "Dan jika Allah menimpakan keburukan kepadamu, maka tidak ada yang
dapat menghilangkannya kecuali Dia sendiri. Dan jika Allah menghendaki
kebaikan bagimu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia
memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-
hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Melalui ayat tersebut, hanya Allah SWT yang dapat mengampuni dosa-dosa
seseorang. Sakit bukanlah jaminan untuk menggugurkan dosa-dosa, tetapi sakit
dapat menjadi kesempatan bagi seseorang untuk memperbaiki diri dan
mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dari Ummul 'Ala berkata, "Rasulullah SAW mengunjungiku ketika aku sakit, lalu
beliau bersabda,

‫ﺐ َواْﻟِﻔ ﱠ‬
‫ﻀِﺔ‬ ِ ‫ﺚ اﻟﺬﱠَھ‬ ُ ‫ﻄﺎﯾَﺎهُ َﻛَﻤﺎ ﺗ ُْﺬِھ‬
َ َ‫ﺐ اﻟﻨﱠﺎُر َﺧﺒ‬ َ ‫ُ ِﺑِﮫ َﺧ‬R
‫ﺐ ﱠ‬ َ ‫أ َْﺑِﺸِﺮى ﯾَﺎ أ ُﱠم اْﻟﻌََﻼِء ﻓَﺈِﱠن َﻣَﺮ‬
ُ ‫ض اْﻟُﻤْﺴِﻠِﻢ ﯾُْﺬِھ‬

"Bergembiralah wahai Ummul 'Ala, sesungguhnya sakitnya seorang muslim


dijadikan oleh Allah untuk menghilangkan kesalahannya dengannya, sebagaimana
api menghilangkan karat emas dan perak." (HR Abu Dawud).

Dalam buku Bimbingan Orang Sakit yang ditulis Saiful Hadi El-Sutha juga
disebutkan salah satu hadits. "Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu musibah
berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah akan menggugurkan dosa-dosanya
dengan sakitnya itu, sebagaimana sebatang pohon yang menggugurkan daun-
daunnya." (HR Al Bukhari dan Muslim).
b. Ujian

Dalam ajaran Islam, sakit merupakan salah satu bentuk ujian dari Allah SWT.
Terkait sakit, Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat
155-156:

ٓ‫ ٱﻟﱠِﺬﯾَﻦ ِإذَا‬. ‫ﺼِﺒِﺮﯾَﻦ‬ ‫ﺸِﺮ ٱﻟ ٰ ﱠ‬ ٍ ‫ف َوٱْﻟُﺠﻮعِ َوﻧَْﻘ‬


ِ ‫ﺺ ِّﻣَﻦ ٱْﻷ َْﻣَٰﻮِل َوٱْﻷ َﻧﻔُِﺲ َوٱﻟﺜ ﱠَﻤَٰﺮ‬
ّ ِ َ‫ت ۗ َوﺑ‬ ِ ‫ﺸْﻰٍء ِّﻣَﻦ ٱْﻟَﺨْﻮ‬
َ ‫َوﻟَﻨَْﺒﻠَُﻮﻧﱠُﻜﻢ ِﺑ‬
ٰ َ ۟ ُ ٌ
‫ﺼﯿﺒَﺔ ﻗَﺎﻟٓﻮا ِإﻧﱠﺎ ِ ﱠ¯ِ َوِإﻧﱠﺎ ٓ ِإﻟْﯿِﮫ َرِﺟﻌُﻮَن‬ ِ ‫ﺻﺒَﺘُﮭﻢ ﱡﻣ‬ْ ٰ
َ ‫أ‬َ

Artinya: "Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar. Mereka yang apabila ditimpa musibah, mereka
berkata: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (Sesungguhnya kami milik Allah dan
kepada-Nya kami kembali). Mereka itu mendapat keberkatan dari Tuhannya dan
rahmat. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Keadaan sakit merupakan bentuk ujian dari Allah sebagai jalan untuk meningkatkan
derajat manusia. Hal ini berdasarkan firman-Nya: “ Setiap yang bernyawa akan
merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami “ (QS. Al Anbiya: 35).

Berdasarkan ayat tersebut, umat muslim dapat mengetahui bahwa sakit adalah ujian
dari Allah SWT untuk menguji kesabaran dan keteguhan iman seseorang. Orang
yang mampu bersabar dalam menghadapi sakit akan mendapat keberkahan dan
rahmat dari Allah SWT.

c. Teguran dan Pengingat

Sesungguhnya di balik penyakit dan musibah akan mengembalikan seorang hamba


yang tadinya jauh dari mengingat Allah agar kembali kepada-Nya. Seseorang yang
dalam keadaan sehat wal ‘afiat suka tenggelam dalam perbuatan maksiat dan
mengikuti hawa nafsunya, dia sibuk dengan urusan dunia dan melalaikan Rabb-
nya.

Oleh karena itu, jika Allah memberinya cobaab dengan suatu penyakit atau
musibah, dia baru merasakan kelemahan, kehinaan, dan ketidakmampuan di
hadapan Rabb-Nya. Dia menjadi ingat atas kelalaiannya selama ini, sehingga ia
kembali pada Allah dengan penyesalan dan kepasrahan diri.

Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
(para rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan
(menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada
Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. al-An’am: 42)
yaitu supaya mereka mau tunduk kepada-Ku, memurnikan ibadah kepada-Ku, dan
hanya mencintai-Ku, bukan mencintai selain-Ku, dengan cara taat dan pasrah
kepada-Ku. (Tafsir Ibnu Jarir)

d. Meningkatkan Rasa Syukur

Adakalanya dalam hidup ini kita merasakan sehat dan adakalanya kita sakit. Ketika
kita sehat, hendaknya kita selalu bersyukur kepada Allah karena dengan nikmat
sehat. Dengan kesehatan yang ada pada diri kita, banyak sekali nikmat lainnya yang
dapat kita rasakan. Sebaliknya, ketika kita sedang sakit, hendaknya kita bersabar
atas sakit yang menimpa diri kita.

Selain itu, dengan sakit ini tentunya kita sadar bahwa nikmat sehat begitu sangat
berharga dan sehat merupakan anugerah Allah yang luar biasa. Sebagai seorang
yang beriman, sudah selayaknya kita meyakini bahwa ada hikmah di balik musibah
sakit yang kita alami.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ﺷَﻜَﺮ ﻓََﻜﺎَن َﺧْﯿًﺮا ﻟَﮫُ َوِإْن‬


َ ‫ﺳﱠﺮاُء‬ َ َ ‫ﺲ ذَاَك ﻷ ََﺣٍﺪ ِإﻻﱠ ِﻟْﻠُﻤْﺆِﻣِﻦ ِإْن أ‬
َ ُ‫ﺻﺎﺑَﺘْﮫ‬ َ ‫ﻋَﺠﺒًﺎ ﻷ َْﻣِﺮ اْﻟُﻤْﺆِﻣِﻦ ِإﱠن أ َْﻣَﺮهُ ُﻛﻠﱠﮫُ َﺧْﯿٌﺮ َوﻟَْﯿ‬
َ
َُ‫ﺻﺒََﺮ ﻓََﻜﺎَن َﺧْﯿًﺮا ﻟﮫ‬
َ ‫ﺿﱠﺮاُء‬ ْ
َ ُ‫ﺻﺎﺑَﺘﮫ‬َ ‫أ‬ َ

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Hal
ini tidaklah didapati kecuali pada diri seorang mukmin. Jika mendapatkan
kesenangan, maka ia bersyukur. Hal itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan,
maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Tidak ada segala sesuatu yang datang menimpa diri kita kecuali terjadi atas izin
dari-Nya. Hendaknya kita memahami bahwasannya sakit merupakan ujian dan
cobaan dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu, kita perlu menanamkan pada diri kita,
bahwa akan ada kebaikan dan hikmah di balik musibah sakit. Ketika sakit menimpa
diri kita, hendaklah kita berbaik sangka kepada Allah Ta’ala. Ujian sakit yang kita
alami adalah bentuk kecintaan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya.

e. Bentuk Kasih Sayang Allah

Sakit dapat menjadi kesempatan bagi seseorang untuk memperbanyak ibadah dan
doa kepada Allah SWT. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah SAW yang
menyatakan bahwa orang yang sakit akan mendapat pahala yang sama dengan
orang yang sehat jika ia tetap memperbanyak ibadah dan doa kepada Allah SWT.

Rasulullah bersabda, "Tiada henti-hentinya suatu bencana menimpa kepada orang


mukmin lelaki maupun perempuan, baik mengenai dirinya atau sanak keluarganya,
atau harta kekayaannya hingga ketika wafat dia menghadap Allah sudah dalam
keadaan bersih dari dosa-dosa." (HR At Tirmidzi)
Oleh karena itu, sebagai umat muslim, kita harus selalu bersyukur atas segala ujian
yang diberikan oleh Allah SWT dan berusaha untuk memperbaiki diri dalam
menghadapinya. Sebab, kasih sayang dan bukti cinta Allah ada dalam ujian-ujian
yang diberikan-Nya.
Referensi

Ramadanti, F. (2023, Juni 30). detikhikmah. Diambil kembali dari


https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6799382/benarkah-sakit-dapat-
menggugurkan-dosa-ini-dalilnya/amp

Ilham. (2022). Sakit dan Sehat itu Ujian. Diambil kembali dari muhammadiyah.or.id:
https://muhammadiyah.or.id/sakit-dan-sehat-itu-ujian-berprasangka-baik-kepada-
allah-itu-kewajiban/

Putri, A. H. (2023). Diambil kembali dari Muslim.or.id: https://muslim.or.id/547-rahasia-


sakit.html

Hidayatullah, A. F. (2021, april). Diambil kembali dari informatics.uii.ac.id:


https://informatics.uii.ac.id/2021/04/02/kebaikan-di-balik-musibah-sakit/

Anda mungkin juga menyukai