Anda di halaman 1dari 31

Kajian Surah At-Taghabun Ayat 11 :

“Menyikapi Makna Musibah sebagai Sarana Introspeksi dan


Pengingat agar Kembali kepada Allah SWT”

Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd.

Ahad, 12 Februari 2023


Ahad, 21 Rajab 1444 H
QS. At-Taghabun: 11
‫َّل‬ ‫ۢن‬ ‫ْذ َّل َو َم ُي ْؤ‬ ‫ُّم َب اَّل‬ ‫َب‬ ‫َص‬ ‫َأ‬ ‫َم‬
‫ِب ِإ ِن ٱل ِه ۗ ن ِم ِب ٱل ِه‬ ‫ٓا ا ِم ن ِص ي ٍة ِإ‬
‫َع ِل يٌم‬ ‫َي ْه ِد َق ْل َب ُه ۥۚ َو ٱلَّل ُه ُك َش ٍءْى‬
‫ِب ِّل‬
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan
ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia
akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.
(QS. At-Taghabun : 11)
Interpretasi Para Mufasir
Pertama
Dalam tafsir Ibnu Katsir, Allah menyatakan tiada sesuatu pun yang terjadi di alam ini
melainkan dengan kehendak dan kekuasaan Allah SWT. Barangsiapa yang beriman
kepada Allah pasti ia akan rela pada putusan Allah, baik qada maupun takdir-Nya, dengan
iman itulah hati akan mendapatkan ketenangan, karena ia telah yakin bahwa yang
dikehendaki tidak akan terjadi. (Abu al-Fida Isma’il Ibn Kasir al-Quraisy ad-Dimasyqy,
Tafsir Ibn Kasir, tt, juz 8. hlm. 140)

Kedua
Dalam Tafsir Ash-Shaghir disebutkan “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa,
kecuali dengan izin Allah} dengan ketetapan dan takdir Allah {Siapa saja yang beriman
kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya} menuntun hatinya
untuk berserah diri kepada perintahNya dan ridha dengan keputusanNya {Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.”
Ketiga
Musibah dalam pengertian ujian yang diberikan Allah SWT kepada manusia,
tidak hanya berupa penderitaan saja, tetapi bisa jadi berupa kebaikan,
sebagaimana ditegaskan dalam QS. al-Anbiya ayat 35:
‫َن‬ ‫ْي‬ ‫ُك ُّل َن ْف َذ ۤا َق ُة َمْلْو ِۗت َو َن ْب ُل ْو ُك ْم َّش َو ْل َخ ْي ْتَن ًة َو َل‬
‫ِب ال ِّر ا ِر ِف ۗ ِا ا‬ ‫ٍس ِٕى ا‬
‫ُت ْر َج ُعْو َن‬
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan
dikembalikan hanya kepada Kami.
(QS. Al-Anbiya’ : 35)
Pertama, segal hal yang terjadi pada diri
manusia, yang baik maupun yang buruk

Dalam Tafsir Al-Misbah disebutkan dua hal


yang harus kita lakukan saat ditimpa
01 semuanya berasal dari Allah, atau lebih
tepatnya atas izin Allah. Kita harus sabar dan
ridha, menerima dengan setulus hati atas
ketetapan itu.
musibah, yaitu :

Kedua, yaitu beriman kepada Allah. Pada saat


seperti ini iman kita diuji, bahwa ada pesan

02
kasih sayang dan pelajaran yang berharga
yang disampaikan Allah di balik peristiwa itu.
Maka hanya orang yang beriman yang Allah
bukakan mata sekaligus memantapkan
hatinya.
Nilai-Nilai Pendidikan
01
Mengajarkan ikhlas dalam segala hal.
02
Mendidik menjadi insan yang sabar akan semua ujian dan
musibah yang datang.
03
Meningkatkan ketakwaan kepada Allah agar menjadi hamba yang mulia di
sisi-Nya
04
Mendidik menjadi seorang yang tawakal dan ridha terhadap ketentuan Allah
Kata musibah berasal dari bahasa Arab ‘ashaba yang dalam kamus
bahasa Arab al-Munawwir diartikan sebagai bencana atau
malapetaka. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
musibah diartikan dengan kejadian menyedihkan yang menimpa, atau
malapetaka, atau bencana.

Musibah merupakan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah,


Allah SWT berfirman :
‫ُق ْل َل ْن ُي ْي َب َن َّال َم َك َت َب ُهللا َل َن ُه َو َم ْو َالَن َو َع َل‬
‫ا ى‬ ‫ا‬ ‫ْا ِص ْا ا إ ا‬
‫َف َي َت َو َّك ُملْؤ ُن ْو َن‬
Makna ‫ِهللا ل ِل ِم‬
Musibah Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang
telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan
hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus
bertawakkal”. (QS. At-Taubah : 51)
Syaikh Muhammad Hussain Al-Baghdadi dalam
bukunya Al-Musibah ‘inda Al-Qur’an mengatakan,
secara garis besar, Al-Qur’an mendeskripsikan
kepada kita tiga makna dari sebuah musibah.
 Pertama, musibah sebagai ujian dari Allah.
 Kedua, musibah sebagai siksaan dari Allah.
 Ketiga, musibah sebagai rahmat dan tazkiyah
dari Allah
Harus disadari bahwa berbagai bencana dan musibah yang terjadi
merupakan teguran sekaligus peringatan agar kita terdorong untuk
rajin melakukan muhasabah (introspeksi diri).
Muhasabah sangat penting untuk bisa mengukur sejauh mana ia telah
menaati seluruh perintah Allah dan sejauh mana ia benar-benar telah
menjauhi larangan-larangan-Nya.
Demikian mereka akan terus terdorong menjadi orang yang selalu
taat kepada Allah serta menjauhi maksiat dan dosa kepada-Nya.
Tentu, muhasabah harus dilakukan setiap saat, bukan sekadar saat-
saat terjadi musibah saja.
Menurut Ali Mustafa Ya’qub, musibah apapun yang menimpa umat Nabi
SAW terjadi karena salah satu dari empat perkara, yaitu:

01 02
Pertama Kedua
Ujian Keimanan Meningkatkan derajat
keimanan

04 03
Keempat Ketiga
Teguran atau peringatan Bukti cinta Allah kepada
hamba-Nya
Mengapa Musibah Terjadi ?
1. Musibah merupakan pembelajaran bagi
manusia
Sebagaimana firman Allah :

‫َو َل َن ْب ُل َو َّن ُك ْم َح َّت ى َن ْع َل َم اُمْلَج ا ْي َن‬


‫ِه ِد‬
‫ْن ُك ْم َو الَّص ا ْي َن‬
‫ِب ِر‬ ‫ِم‬
“Sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sekalian
agar Kami mengetahui orang-orang yang berjuang dan
orang-orang yang sabar di antara kamu sekalian.”
(QS. Muhammad : 31)
2. Akibat ulah tangan manusia merusak lingkungan
Allah berfirman :
‫َّن‬ ‫ْي‬ ‫ْل َب َو ْل َب ْح َم َك َس َب ْت َا‬ ‫ُد‬ ‫َس‬ ‫َظ َه َر ْل َف‬
‫َن ِد ى ال اِس‬ ‫ا ا ِف ى ا ِّر ا ِر ِب ا‬
‫ُي ْي َق ُه ْم َب ْع َض اَّل ْي َع ُل ْو ا َل َع َّل ُه ْم َي ْر ُعْو‬
‫ِج‬ ‫ِذ ِم‬ ‫ِل ِذ‬
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar).
(QS. Ar-Rum : 41)
3. Musibah memberikan hikmah
Musibah yang diterima secara positif akan mendatangkan
peluang, ibrah, hikmah dan anugerah.
Rasulullah saw bersabda:

‫ي‬ ‫ْنُه‬ ‫ْب‬ ‫ُي‬ ‫ًر‬ ‫ْي‬ ‫َخ‬ ‫ُي‬ ‫ْن‬ ‫َم‬
) ‫ِر ِد ُهلل ِب ِه ا ِص ِم (رواه البخار‬
“Orang yang Allah inginkan kebaikan atasnya maka akan
diberinya musibah.”
(HR. Al-Bukhari).
4. Musibah sudah tertulis di Lauh Mahfuzh

‫ي اَأْلْر َو اَل ي َأ ْن ُف ُك ْم اَّل ي اَت‬ ‫َأ‬


Allah berfirman :
‫ُم ي ٍةَب‬ ‫ْن‬ ‫َم ا َص اَب‬
‫َلِض َّل ِف ِس ِإ ِف ِك ٍب‬ ‫َذِف‬ ‫َق َأ ِم َأ ِص‬
‫ِل َك َع ى ال ِه َي ِس يٌر‬ ‫ْن ْب ْن َن ْب َر َه ا َّن‬
‫ِإ‬ ‫ِم ِل‬
"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadid : 22)
5. Allah hendak menghapus dosanya
Rasulullah saw. bersabda :

‫الَّل ِه َص َّل ى الَّل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َم َق اَل‬ ‫َر ُس وَل‬ ‫َع ْن َع ا َش َة َأ َّن‬


‫َه ُمْلْس ُم اَّل ُك‬ ‫ِئ‬
‫ى‬ ‫َّت‬ ‫َح‬ ‫ُه‬ ‫ْن‬ ‫َع‬ ‫َه‬ ‫َر‬
‫ِب ا ا ِل ِإ ِّف ِب ا‬ ‫ُيَص اُب‬ ‫َم ا ْن ُم ي ٍةَب‬
‫ِص‬ ‫ِم‬
‫َّش ْو َك ُي َش ُك‬
‫َه‬
‫ال ِة ا ا‬
“Aisyah ra. berkata, “Rasulullah saw. bersabda, "Tidak ada satupun
musibah (cobaan) yang menimpa seorang Muslim, melainkan dosanya
dihapus Allah Ta'ala karenanya, sekalipun musibah itu hanya karena
tertusuk duri." (HR. Muslim)
6. Musibah adalah Ujian untuk Mendapatkan Surga-Nya Allah
Rasulullah SAW bersabda :
‫َع ْن َأ ي ُأ َم اَم َة َع ْن الَّن َص َّل ى الَّل ُه َع َل ْي َو َس َّل َم َق اَل َي ُق وُل‬
‫َت ِه‬ ‫ِّي‬ ‫ِب‬ ‫ِب‬
‫الَّص ْد َم‬ ‫َد‬ ‫ْن‬ ‫َت‬ ‫الَّل ُه ُس ْب َح ا ُه اْب َن آَد َم َص َب ْر َو اْح َس ْب‬
‫َت‬ ‫ْن‬ ‫َن‬
‫ِة‬ ‫ِع‬ ‫ِإ‬
‫اُأْلوَل ى َل ْم َأ ْر َض َل َك َث َو اًب ا ُد وَن ا َج َّن‬
‫ْل‬
‫ِة‬
Dari Abu Amamah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Nabi Muhammad
SAW bersabda, "Allah SWT berfirman: Hai anak Adam, jika kamu
bersabar dan ikhlas saat tertimpa musibah, maka Aku tidak akan
meridhoi bagimu sebuah pahala kecuali surga."
(HR. Ibnu Majah)
Dua Cara Mensyukuri Musibah
Menurut Syekh Muhammad bin Shalih al- Utsaimin, setidaknya ada dua cara untuk
dapat mensyukuri musibah, yaitu :

Pertama, hendaknya banyak melihat orang yang mendapat musibah lebih parah dari
kita. Kalau ditimpa musibah sakit, misalnya, lihatlah orang yang lebih parah sakitnya
daripada kita, jangan banyak melihat orang yang lebih sehat sehingga menjadi hamba
yang bersyukur, sekalipun sedang ditimpa musibah.

Kedua, kita harus yakin bahwa di balik musibah ada banyak kebaikan.
Bagaimana Cara
Mencegah dan
Menghindari Musibah
Menurut Al-Qur’an dan
Hadis?
1. Mengadakan Perbaikan dan Berbuat Kebaikan
Allah SWT berfirman :
‫َو َم َك َن َر ُّب َك ُيْه َك ْل ُق َر ى ُظ ْل َو َأ ْه ُل َه ُم ْص ُح َن‬
‫ا ِل و‬ ‫ِب ٍم‬ ‫ِل ِل ا‬ ‫ا ا‬
“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri
secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat
kebaikan dan perbaikan.”

(QS. Huud: 117)


Rasulullah Saw. bersabda :
‫َّس َئ َة َح َس َن َة‬ ‫َح ْي ُث َم ُك ْن َت َو َأ ْت‬ ‫َّت‬
‫ِب ِع ال ِّي ال‬ ‫ا‬ ‫ا ِق ِهللا‬
‫َه‬ ‫ُح‬ ‫ْم‬ ‫َت‬
‫ا‬
“Bertakwalah engkau kepada Allah dan susulilah perbuatan jelek dengan
perbuatan baik, maka perbuatan baik itu akan menghapus perbuatan jelek.”
(HR. Imam Tirmidzi)
2. Menaati Allah dan Menjauhi Larangan-Nya
Allah berfirman:
‫َو ِا َذ ٓا َا َر ْد َن ٓا َا ْن ُّن ْه َك َق ْر َي ًة َا َم ْر َن ا ُم ْت َر ْي َه ا َف َف َس ُق ْو ا ْي َه ا َف َح َّق‬
04 ‫ِف‬ ‫ِف‬ ‫ْد‬ ‫َت‬ ‫ٰن‬ ‫ِل‬ ‫َد‬ ‫َف‬ ‫َق‬ ‫ْل‬ ‫َل‬
‫ْي‬
‫ْر ا ِم اًر‬ ‫َه‬ ‫َّم‬ ‫ُل‬ ‫ْو‬ ‫اا‬ ‫َه‬ ‫ْي‬ ‫َع‬
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan
kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi bila
mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri) itu, maka sepantasnya
berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami), kemudian Kami binasakan
sama sekali (negeri itu).
(QS. Al-Isra’ : 16)
Rasulullah Saw. bersabda :
‫َع ْن َع ْب ِد الَّل ْب َم ْس ُع وٍد َع ْن الَّن َص َّل ى الَّل ُه َع َل ْي‬
‫َأ ُّل ِه‬ ‫ِّي‬ ‫ِب‬ ‫ِن‬ ‫ِه‬
‫َو َس َّل َم َق َل َم َظ َه َر َق‬
‫َح‬ ‫َب َو َن َّال‬ ‫ْو‬
‫وا‬ ‫ا َق ا َّل ِف ي ٍم الِّر ا الِّز ا ِإ‬ ‫َأ‬
‫َّل‬ ‫َج‬ ‫َو‬ ‫َّز‬ ‫َع‬ ‫َب‬ ‫ْم‬ ‫ُف‬ ‫ْن‬
“ ‫ِب ِس ِه ِع ا ال ِه‬
Dari Abdullah bin Mas'ud, dari Rasulullah bahwa beliau bersabda:
'Tidaklah suatu kaum mereka melakukan dengan terang-terangan berupa
riba dan zina, melainkan halal bagi Allah untuk menimpakan azabnya
kepada mereka." (HR Ahmad)
3. Beriman, bertakwa serta tidak mendustakan ayat-ayat
Allah
Allah berfirman:

‫َن‬ ‫ْل ُق ٰٓر ى ٰا َم ُن ْو َو َّت َق ْو َل َف َت ْح َن َع َل ْي ْم َب َر ٰك‬ ‫َو َل ْو َا َّن َا ْه َل‬


‫ٰل ا اَك ا َف َا ْذا ِه َك ٍت ِّم‬ ‫ا‬
‫َّس َم ۤا‬
‫ْو‬ ‫َو َاْلْر َو ْن َّذ ُبْو َخ ٰن ُه ْم َم ُن‬
‫ِب ا ا ا‬ ‫ا‬ ‫ِك‬ ‫ِض‬ ‫ا‬ ‫ال ِء‬
‫َي ْك ُب ْو َن‬
‫ِس‬
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang
telah mereka kerjakan.
(QS. Al-A'raf : 96)
4. Bertaubat
Allah SWT berfirman :

‫َف َأ َّم َم َت َب َو َء َم َن َو َع َل َٰص ًح َف َعَس ٰٓى َأ َي ُك َن‬


‫ن و‬ ‫ِل ا‬ ‫ِم‬ ‫ا‬ ‫ا ن ا‬
‫َن ٱُمْلْف يَن‬
‫ِل ِح‬ ‫ِم‬
"Adapun orang yang bertaubat dan beriman serta mengerjakan amal
yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung."
(QS. Al-Qasas: 67)
Empat Tanda Orang yang Bertaubat
Menurut Syekh Abdul Qadir dalam kitab Al-Ghunyah :

Pertama Ketiga
Dia menjaga lisannya dari sifat Menghindar dan tidak bergaul
curiga, gunjing, dan bohong. dengan orang-orang yang tidak
baik, karena mereka bisa
mengalihkan maksud taubat dan
menggoda orang yang sedang
Add Text taubat.
PowerPoint
Presentation
Kedua
Dia siap untuk mati dalam keadaan Keempat
menyesal, minta ampun dari dosa Dia tidak melihat orang lain
yang pernah dilakukan, dan sebagai musuh dan dengki.
bersungguh-sungguh dalam mentaati
Allah SWT.
Bagaimana sikap kita ketika tertimpa musibah ?

1 2 3 4 5

Bersabar Jangan Berputus Asa Meyakini Segala Menyesali dan Bersyukur


(QS. Al-Baqarah : (QS. Al-Isra : 83) yang Terjadi Membuat (QS. Ibrahim : 7)
155-156) Sesuai Perbaikan serta
Kemampuan Perdamaian
Hambanya (QS. An-Nisa : 62)
(QS. Al-
Baqarah : 286)
Kisah Teladan
• Musibah yang menimpa penduduk bumi sekarang tidak seharusnya membuat kita
patah semangat dan patah harapan. Sebaliknya, kita harus memiliki harapan kuat
dan berhusnudzan kepada Allah SWT atas semua ujian yang Allah swt hadirkan.

• Allah SWT memberikan ujian kepada semua hamba-Nya, tak terkecuali. Dahulu,
para nabi Allah SWT ditimpa musibah yang sangat berat. Kita sudah sering
mendengar cerita ketabahan Nabi Ayub as, Nabi Ibrahim as, Nabi Zakariya as, dan
Nabi Muhammad saw. ketika ditimpa musibah. Kisah-kisah ini juga mengajarkan
kita bagaimana menyikapi suatu musibah.

• Nabi Ayub as yang mulanya hidup dalam kemewahan, kemudian Allah SWT
mengujinya dengan kefakiran. Beliau memiliki banyak keturunan, kemudian Allah
SWT mencabut nyawa mereka satu per satu. Beliau yang memiliki fisik yang sehat,
kemudian Allah SWT uji dengan didatangkan penyakit kulit yang menggerogoti
tubuh sampai 18 tahun lamanya.
• Namun, Nabi Ayub as tidak pernah mengeluh atas apa yang ditimpakan Allah
SWT padanya. Beliau hanya berdoa dengan sangat sopan santun. Doa ini
termaktub dalam surah Al-Anbiya ayat 83.
‫َر ِّب ِإِّني َم َّس ِنَي الُّض ُّر َو َأْنَت َأْر َح ُم الَّر اِح ِم يَن‬
Artinya: “(Ya Tuhanku), sungguh Aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau Tuhan
Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang”.

• Ujian juga menimpa Nabi Ibrahim as. Dakwah beliau terhadap kaumnya untuk
menyembah Allah swt tidak diterima. Bahkan, hal ini menimbulkan amarah Raja
Namrud karena Nabi Ibrahim as telah membakar berhala.

• Bala tentarapun dikerahkan untuk menangkap Nabi Ibrahim as dan


membakarnya hidup-hidup. Namun, apa yang Nabi Ibrahim as lakukan ketika
dibakar dalam kobaran api? Tak sedikitpun Nabi Ibrahim as mengeluh terhadap
Allah SWT. Kemudian, Allah SWT mendatangkan mukjizatnya dengan
menjadikan api itu terasa dingin bagi Nabi Ibrahim as.
• Tak jauh berbeda dengan kisah dua nabi di atas, Rasulullah Saw. juga mengalami
ujian ketika berdakwah di derah Ta’if. Selama berdakwah, tak ada satupun
penduduk yang mengikuti Rasulullah untuk memeluk agama Islam. Parahnya,
ketika Rasulullah pulang dari Ta’if, beliau dilempari batu oleh penduduk setempat
hingga terluka.

• Dalam keadaan seperti ini Rasulullah Saw. bermunajat kepada Allah SWT agar
dikuatkan dalam menghadapi ujian yang begitu berat. Allah SWT menjawab doa
nabi. Malaikat Jibril dan penjaga gunung mendatanginya dengan menawarkan
agar ditimpakan gunung kepada penduduk Ta’if. Namun, apa yang dilakukan
Rasulullah Saw.? Rasulullah Saw. menolak tawaran tersebut. Bahkan, beliau
memintakan rahmat dan mengharapkan diciptakannya generasi bertakwa yang
lahir dari tulang rusuk masyarakat Ta’if.

• Beginilah manusia pilihan Allah SWT ketika diujikan kepada mereka sebuah
musibah. Mereka tabah dan tampil dengan jiwaksatria. Tak mengeluh sedikitpun
karena diberi kekuatan ihtimal al-adza’ (menanggung beban penderitaan ).
‫شكرا جزيال‬
‫‪THANK YOU‬‬

Anda mungkin juga menyukai