Kedua
Dalam Tafsir Ash-Shaghir disebutkan “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa,
kecuali dengan izin Allah} dengan ketetapan dan takdir Allah {Siapa saja yang beriman
kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya} menuntun hatinya
untuk berserah diri kepada perintahNya dan ridha dengan keputusanNya {Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.”
Ketiga
Musibah dalam pengertian ujian yang diberikan Allah SWT kepada manusia,
tidak hanya berupa penderitaan saja, tetapi bisa jadi berupa kebaikan,
sebagaimana ditegaskan dalam QS. al-Anbiya ayat 35:
َن ْي ُك ُّل َن ْف َذ ۤا َق ُة َمْلْو ِۗت َو َن ْب ُل ْو ُك ْم َّش َو ْل َخ ْي ْتَن ًة َو َل
ِب ال ِّر ا ِر ِف ۗ ِا ا ٍس ِٕى ا
ُت ْر َج ُعْو َن
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan
dikembalikan hanya kepada Kami.
(QS. Al-Anbiya’ : 35)
Pertama, segal hal yang terjadi pada diri
manusia, yang baik maupun yang buruk
02
kasih sayang dan pelajaran yang berharga
yang disampaikan Allah di balik peristiwa itu.
Maka hanya orang yang beriman yang Allah
bukakan mata sekaligus memantapkan
hatinya.
Nilai-Nilai Pendidikan
01
Mengajarkan ikhlas dalam segala hal.
02
Mendidik menjadi insan yang sabar akan semua ujian dan
musibah yang datang.
03
Meningkatkan ketakwaan kepada Allah agar menjadi hamba yang mulia di
sisi-Nya
04
Mendidik menjadi seorang yang tawakal dan ridha terhadap ketentuan Allah
Kata musibah berasal dari bahasa Arab ‘ashaba yang dalam kamus
bahasa Arab al-Munawwir diartikan sebagai bencana atau
malapetaka. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
musibah diartikan dengan kejadian menyedihkan yang menimpa, atau
malapetaka, atau bencana.
01 02
Pertama Kedua
Ujian Keimanan Meningkatkan derajat
keimanan
04 03
Keempat Ketiga
Teguran atau peringatan Bukti cinta Allah kepada
hamba-Nya
Mengapa Musibah Terjadi ?
1. Musibah merupakan pembelajaran bagi
manusia
Sebagaimana firman Allah :
ي ْنُه ْب ُي ًر ْي َخ ُي ْن َم
) ِر ِد ُهلل ِب ِه ا ِص ِم (رواه البخار
“Orang yang Allah inginkan kebaikan atasnya maka akan
diberinya musibah.”
(HR. Al-Bukhari).
4. Musibah sudah tertulis di Lauh Mahfuzh
Pertama, hendaknya banyak melihat orang yang mendapat musibah lebih parah dari
kita. Kalau ditimpa musibah sakit, misalnya, lihatlah orang yang lebih parah sakitnya
daripada kita, jangan banyak melihat orang yang lebih sehat sehingga menjadi hamba
yang bersyukur, sekalipun sedang ditimpa musibah.
Kedua, kita harus yakin bahwa di balik musibah ada banyak kebaikan.
Bagaimana Cara
Mencegah dan
Menghindari Musibah
Menurut Al-Qur’an dan
Hadis?
1. Mengadakan Perbaikan dan Berbuat Kebaikan
Allah SWT berfirman :
َو َم َك َن َر ُّب َك ُيْه َك ْل ُق َر ى ُظ ْل َو َأ ْه ُل َه ُم ْص ُح َن
ا ِل و ِب ٍم ِل ِل ا ا ا
“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri
secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat
kebaikan dan perbaikan.”
Pertama Ketiga
Dia menjaga lisannya dari sifat Menghindar dan tidak bergaul
curiga, gunjing, dan bohong. dengan orang-orang yang tidak
baik, karena mereka bisa
mengalihkan maksud taubat dan
menggoda orang yang sedang
Add Text taubat.
PowerPoint
Presentation
Kedua
Dia siap untuk mati dalam keadaan Keempat
menyesal, minta ampun dari dosa Dia tidak melihat orang lain
yang pernah dilakukan, dan sebagai musuh dan dengki.
bersungguh-sungguh dalam mentaati
Allah SWT.
Bagaimana sikap kita ketika tertimpa musibah ?
1 2 3 4 5
• Allah SWT memberikan ujian kepada semua hamba-Nya, tak terkecuali. Dahulu,
para nabi Allah SWT ditimpa musibah yang sangat berat. Kita sudah sering
mendengar cerita ketabahan Nabi Ayub as, Nabi Ibrahim as, Nabi Zakariya as, dan
Nabi Muhammad saw. ketika ditimpa musibah. Kisah-kisah ini juga mengajarkan
kita bagaimana menyikapi suatu musibah.
• Nabi Ayub as yang mulanya hidup dalam kemewahan, kemudian Allah SWT
mengujinya dengan kefakiran. Beliau memiliki banyak keturunan, kemudian Allah
SWT mencabut nyawa mereka satu per satu. Beliau yang memiliki fisik yang sehat,
kemudian Allah SWT uji dengan didatangkan penyakit kulit yang menggerogoti
tubuh sampai 18 tahun lamanya.
• Namun, Nabi Ayub as tidak pernah mengeluh atas apa yang ditimpakan Allah
SWT padanya. Beliau hanya berdoa dengan sangat sopan santun. Doa ini
termaktub dalam surah Al-Anbiya ayat 83.
َر ِّب ِإِّني َم َّس ِنَي الُّض ُّر َو َأْنَت َأْر َح ُم الَّر اِح ِم يَن
Artinya: “(Ya Tuhanku), sungguh Aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau Tuhan
Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang”.
• Ujian juga menimpa Nabi Ibrahim as. Dakwah beliau terhadap kaumnya untuk
menyembah Allah swt tidak diterima. Bahkan, hal ini menimbulkan amarah Raja
Namrud karena Nabi Ibrahim as telah membakar berhala.
• Dalam keadaan seperti ini Rasulullah Saw. bermunajat kepada Allah SWT agar
dikuatkan dalam menghadapi ujian yang begitu berat. Allah SWT menjawab doa
nabi. Malaikat Jibril dan penjaga gunung mendatanginya dengan menawarkan
agar ditimpakan gunung kepada penduduk Ta’if. Namun, apa yang dilakukan
Rasulullah Saw.? Rasulullah Saw. menolak tawaran tersebut. Bahkan, beliau
memintakan rahmat dan mengharapkan diciptakannya generasi bertakwa yang
lahir dari tulang rusuk masyarakat Ta’if.
• Beginilah manusia pilihan Allah SWT ketika diujikan kepada mereka sebuah
musibah. Mereka tabah dan tampil dengan jiwaksatria. Tak mengeluh sedikitpun
karena diberi kekuatan ihtimal al-adza’ (menanggung beban penderitaan ).
شكرا جزيال
THANK YOU