Pembimbing
AFIFAH AZ-ZAHRAH M.Pd
Di susun oleh
RIZWATUL FACHRIYAH
(XII MIPA 2) (25)
1.3Tujuan masalah
1.Untuk mengetahui pengertian ujian dan cobaan Allah.
2.Untuk mengetahui Al-Quran dan Hadist tentang ujian dan cobaan Allah.
3.Untuk mengetahui solusi Al-Quran dan hadist dalam menghadapi ujian dan cobaan
Allah.
BAB II
PEMBAHASAN
َّ ٰ ش ِر ٱل
َصبِ ِرين ِّ َت ۗ َوب ِ ُص ِّمنَ ٱَأْل ْم ٰ َو ِل َوٱَأْلنف
ِ س َوٱلثَّ َم ٰ َر ِ ف َوٱ ْل ُج
ٍ وع َونَ ْق ِ َولَنَ ْبلُ َونَّ ُكم ِبش َْى ٍء ِّمنَ ٱ ْل َخ ْو
"Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan
harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira
kepada orang-orang sabar"
َصيبَةٌ قَالُ ٓو ۟ا ِإنَّا هَّلِل ِ َوِإنَّٓا ِإلَ ْي ِه ٰ َر ِجعُون َ ٰ لَّ ِذينَ ِإ َذٓا َأ
ِ صبَ ْت ُهم ُّم
"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi
wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya
kepada-Nya kami akan kembali)."
ٓ ٓ
َصلَ ٰ َوتٌ ِّمن َّربِّ ِه ْم َو َر ْح َمةٌ ۖ َوُأ ۟و ٰلَِئكَ ُه ُم ٱ ْل ُم ْهتَدُون
َ ُأ ۟و ٰلَِئ َك َعلَ ْي ِه ْم
"Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."
Bentuk Ujian dan cobaan Allah : Musibah , Bala’, Al Ibtila’ dan Fitnah
Musibah
Pada mulanya, kata musibah berarti mengenai atau menimpa. Al Qur'an
menggunakan kata mushibah, berarti sesuatu yang tidak menyenangkan yang
menimpa manusia. Al Qur'an mengisyaratkan, "tidak disentuh seseorang oleh
musibah kecuali karena ulahnya sendiri" (Qs.Asy Syura: 30)
Bala’
Sesuatu yang datang langsung dari Allah tanpa keterlibatan manusia,
kecuali menerimanya. Dengan menurunkan bala, Allah menguji untuk
menampakkan kualitas seseorang. Apa saja yang dilakukan Allah, tanpa
keterlibatan yang diuji dalam menentukan cara dan bentuk ujian itu. Artinya
penentu cara, waktu dan bentuk ujian adalah Allah.
Al ibtila’
Ibtila adalah musibah yang dikenakan kepada orang baik ketika
melakukan kebaikan sebagai tanda kasih sayang Allah kepada hambaNYA yang
taat. Dengan ibtila' hamba itu akan mendapat ganjaran yang berganda dan
ditinggikan darjatnya disisi Allah.
Fitnah
Kata fitnah terambil dari akar kata yang berarti membakar. Kata fitnah
dapat berarti ujian atau siksaan, berarti bencana itu datang dari perbuatan
seseorang atau kelompok, tetapi dampaknya mengenai orang yang tidak
bersalah. Terhadap orang yang tidak bersalah
ْ َس ُك ۗ ْم َولَت
ْس َم ُعنَّ ِمنَ الَّ ِذيْنَ اُ ْوتُوا ا ْل ِك ٰت َب ِمنْ قَ ْبلِ ُك ْم َو ِمنَ الَّ ِذيْنَ اَش َْر ُك ْٓوا اَ ًذى َكثِ ْي ًرا ۗ َواِن ِ ُلَتُ ْبلَ ُونَّ ِف ْٓي اَ ْم َوالِ ُك ْم َواَ ْنف
ٰ
َصبِ ُر ْوا َوتَتَّقُ ْوا فَاِنَّ ذلِ َك ِمنْ ع َْز ِم ااْل ُ ُم ْو ِر ْ ت
186. “Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan
mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab
sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka
sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan.”
Isi Kandungan Qs. Ali Imran : 186
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw dan pengikutnya
akan mendapat ujian sebagaimana mereka telah diuji dengan kesulitan di Perang Uhud.
Mereka akan diuji lagi mengenai harta dan dirinya. "Sesungguhnya kamu akan diuji
mengenai hartamu dan dirimu." Kamu akan berkorban dengan hartamu menghadapi
musuhmu untuk menjunjung tinggi derajat umatmu. Kamu akan meningkatkan
perjuangan yang mengakibatkan hilangnya keluarga, teman-teman seperjuangan yang
dicintai untuk membela yang hak. Kamu akan difitnah oleh orang yang diberi kitab dan
orang yang mempersekutukan Allah. Kamu akan mendengar dari mereka hal-hal yang
menyakitkan hati, mengganggu ketenteraman jiwa seperti fitnah zina yang dilancarkan
oleh mereka terhadap Siti Aisyah. Ia tertinggal dari rombongan Nabi saw ketika kembali
dari satu peperangan, di suatu tempat karena mencari kalungnya yang hilang,
kemudian datang safwan bin Muattal menjemputnya. Orang-orang munafik menuduh
Aisyah berzina dengan safwan. Satu fitnah yang sangat memalukan, dan
menggemparkan masyarakat Medinah pada waktu itu, peristiwa itu dikenal dengan
hadisul ifki (kabar bohong).
Demikian hebat fitnah yang dilancarkan dan demikian banyak gangguan yang
menyakitkan hati yang ditujukan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar menghadapinya
dan menerimanya dengan penuh takwa, maka semuanya itu tidak akan mempunyai arti
dan pengaruh sama sekali, dan sesungguhnya sabar dan takwa itu adalah urusan yang
harus diutamakan.
“Dari Abi Yahya Suhaib Bin Sinan, Rasulullah SAW bersabda: "Aku kagum kepada
urusan orang mukmin karena semua urusannya memiliki nilai baik, dan itu
terjadi hanya kepada seorang mukmin. Bila ia mendapatkan sesuatu yang
menyenangkan, lalu ia bersyukur, maka ia mendapatkan kebaikan. Dan bila ia
ditimpa sesuatu yangg menyedihkan lalu ia bersabar, maka ia mendapatkan
kebaikan pula"
Kandungan Hadist
Bersyukur atas segala nikmat Allah merupakan kewajiban bagi setiap hamba
yang beriman yakni dengan cara mengakui dalam hati bahwa nikmat tersebut dari
Allah. mengucapkannya dengan lisan dan menggunakan kenikmatan tersebut untuk
menggapai ridha Allah.
Bersyukur karena mendapat kesenangan adalah watak khas seorang mukmin. Karena
ia menyadari sepenuhnya bahwa tanpa Allah dirinya tidaklah berarti apa-apa. Kalau
pun ia sedang mendapatkan rizki yang melimpah, jelas bukan karena usahanya
semata, tetapi karena Allah-lah yang melapangkan rizkinya melalui usahanya itu.
Tidak patut seorang Muslim berduka berlarut-larut dengan terus meratapi apa yang
dianggapnya menyusahkan dengan mengembalikan itu semua kepada Allah, sehingga
setiap kejadian akan mendorong kita untuk semakin yakin akan kekuasaan Allah.
Orang mukmin itu penyabar. la tidak pernah mengeluh tentang berbagai cobaan hidup
yang dihadapinya. Ia sadar sepenuhnya bahwa kesulitan yang menimpanya
merupakan cobaan Allah.
Kandungan Hadist
bahwa tidak ada satu manusia pun yang luput dari cobaan dan ujian, termasuk
para nabi dan rasul. Semakin tinggi derajatnya semakin berat ujiannya, dan
sebagaimana kesimpulan dari ayat-ayat diatas bahwa Allah tidak akan memberikan
ujian kepada siapapun di luar batas kemampuannya. Di samping itu hadits ini juga
menekankan kepada sikap husnudz dzann; yakin bahwa banyak hikmah yang ada di
balik musibah dan cobaan itu. Salah satunya yang disebutkan di akhir hadits ini adalah
bahwa ujian Allah berfungsi menghapus dosa-dosa yang telah kita lakukan.
2.3 Solusi dari Al-Qur’an dan hadits dalam menghadapi ujian dan cobaan.
Al-Qur’an telah memberi solusi bagi hamba-Nya dalm menghadapi ujian dan cobaan
yang menimpanya. Di antaranya:
o Muhasabah diri
Lakukan muhasabah (evaluasi diri) mengapa ujian dan cobaan itu terjadi? Adakah hal
tersebut Allah berikan kepada kita sebagai peningkatan kualitas keimanan?.
Muasabah ini juga sangat penting agar kita menyadari titik kesalahan dan kekeliruan
kita. Sehingga kita dapat bertindak lebih baik di masa-masa selanjutnya.
o Menerima dengan ridla.
Terimalah ujian dan cobaan yang kita hadapi dengan hati yang ridla. Jikapun kita
tidak ridla dengan apa yang terjadi, hal itu tidak akan bisa mengubah apa yang telah
berlalu. Dengan keridlaan justru hati menjadi tenang, pikiran menjadi jernih dan
lapang untuk menemukan solusi. Sehingga kita dapat bangkit dengan penuh
ketegaran melewati ujian tersebut. Sikap ridla juga akan mendatangkan keridlaan
serta rahmat Allah atasnya.
o Bersabar
Secara garis besar sebagian ulama mengklasifikasi sabar menjadi tiga macam:
Pertama, sabar untuk selalu taat kepada Allah (al-shabru fi al-tha’ah). Kedua, sabar
dan menahan diri untuk tidak berbuat maksiat (al-shabru `an al-ma`shiyah), dan
ketiga, sabar dan tawakal di dalam menerima cobaan dari Allah (al-shabru `inda al-
mushibah).
َيَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اصْ بِرُوا َوصابِرُوا َورابِطُوا َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون
3.1 Kesimpulan
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti akan diberi ujian dan cobaan oleh
Allah SWT. Tentunya Allah mempunyai tujuan dalam memberikan ujian dan cobaan
tersebut,selain sebagai ujian juga sebagai tanda kasih sayang Allah kepada hambanya,
seperti halnya saat manusia diciptakan di dunia ini yaitu untuk beribadah kepada Allah
SWT. Ujian dan cobaan itu juga bisa dijadikan salah satu alat dalam beribadah kepada
Allah SWT. Dan Allah SWT akan menguji seberapa kuat dan sungguh-sungguh dalam
beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Hal itu bisa dilihat dalam penyikapan yang
manusia lakukan terhadap ujian dan cobaan yang menimpanya. Ada beberapa solusi
yang bisa dilakukan oleh manusia dalam menghadapi ujian dan cobaan, antara lain:
muhasabah diri, menerima dengan ridla, bersabar, bertaubat jika bersalah, memahami
sunatullah, bersyukur, tetap optimis, mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3.2 Saran
Jangan berputus asa dan jangan bersedih dalam menghadapi ujian dan cobaan
dalam hidupnya karena Allah SWT akan mengangkat derajat hamba-Nya ke tempat
yang lebih tinggi bagi hamba-Nya yang sabar dan bersyukur dalam menghadapi cobaan
dari Allah SWT.