Anda di halaman 1dari 4

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT

Tema kita pada kesempatan khutbah Jumat ini adalah berkaitan dengan ujian
menurut Al-Quran. Kita hidup di dunia yang merupakan darul bala’ atau darul
ibtila’. Dunia merupakan negeri ujian.
Di dalam Al-Qur’an, ujian diungkapkan dengan kata bala’. Kata ini memiliki dua
penafsiran.
Pertama adalah ujian dalam bentuk kekurangan. Bentuknya bermacam-macam,
bisa kesehatan yang berkurang atau sakit, harta yang sempit, kedudukan dan
jabatan yang hilang, dan meninggalnya orang-orang yang dicintai.
Dalam Al-Baqarah 155, Allah berfirman:
ِّ ِ َ‫ت َوب‬
‫ش ِر‬ ٍ ‫َوف َو ْال ُجوعِ َونَ ْق‬
ِ ‫ص ِ ِّمنَ األ َ َم َوا ِل َواألنفُ ِس َوالث َّ َم َرا‬ ْ ‫َيءٍ ِ ِّمنَ ْالخ‬
ْ ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم ِبش‬
َ‫صا ِب ِرين‬َّ ‫ال‬
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155)
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT
Allah dalam ayat tersebut menyebutkan bermacam-macam ujian bagi orang
beriman. Untuk menghadapi semua ujian tersebut, perintah Allah hanya satu!
Allah memerintah kita agar bersabar. Karena orang-orang yang bersabar akan
mendapatkan kabar gembira.
Sabar diungkapkan dalam ucapan bahwa semua adalah milik Allah dan akan
kembali kepada-Nya:
ِ ِّ ِ ‫صي َبةٌ قَالُواْ ِإنَّا‬
ِ ‫لِل َو ِإنَّـا ِإلَ ْي ِه َر‬
َ‫اجعون‬ َ َ ‫الَّذِينَ ِإ َذا أ‬
ِ ‫صا َبتْ ُهم ُّم‬
“(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
“Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (Sesungguhnya kami adalah milik Allah
dan kepada-Nyalah kami kembali)”. (Al-Baqarah: 156)
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT
1
Prinsip yang harus kita pegang, bahwa ketika kita diuji dengan kekurangan apa
pun, itu tidak berarti Allah sedang menghinakan atau merendahkan kita.
Sebaliknya, kita harus yakin bahwa ujian tersebut adalah bukti cinta Allah SWT
kepada kita. Nabi kita menyatakan:
‫إذا أ َحبَّ هللاُ قو ًما ابْتال ُه ْم‬
“Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji” (HR. Ath-Thabrani)
Contoh bagi kita dalam hal ini adalah Nabi Ayub. Beliau diuji oleh Allah dengan
kemiskinan dan kesunyian dari anak-anak. Sebelumnya dia banyak harta,
kebun dan buah-buahan. Namun kemudian semua itu lenyap, juga anak-
anaknya meninggal dunia, mendahuluinya..
Beliau sendiri menderita sakit bertahun-tahun. Seluruh tubuhnya dipenuhi oleh
luka dan borok. Hanya bibirnya saja yang tidak terkena, sehingga beliau tetap
bisa berzikir kepada Allah.
Pertanyannya, apakah Allah sedang menghinakan nabi Ayub? Tentu saja tidak!
Beliau sedang diuji oleh Allah SWT. Sebuah hadits:
‫ش ُّد بَال ًء ؟‬ َ َ ‫اس أ‬ ِ َّ‫ي الن‬ُّ َ ‫ أ‬, ‫َّللا‬
ِ َّ ‫سو َل‬ُ ‫ َيا َر‬: ُ‫ قُ ْلت‬: ‫س ْعد بن أبي وقاص رضي هللا عنه قَا َل‬ َ ‫َع ْن‬
‫ص ْلبًا‬
ُ ُ‫ فَإ ِ ْن َكانَ دِينُه‬, ‫ب دِينِ ِه‬ َ ‫الر ُج ُل َعلَى َح‬
ِ ‫س‬ َّ ‫ فَيُ ْبتَلَى‬, ‫ ث ُ َّم األ َ ْمث َ ُل فَاأل َ ْمث َ ُل‬, ‫ األ َ ْنبِ َيا ُء‬: ‫قَا َل‬
‫ فَ َما يَب َْر ُح ْالبَال ُء ِب ْال َع ْب ِد َحتَّى‬, ‫ب دِينِ ِه‬ َ ‫ي َعلَى َح‬
ِ ‫س‬ َ ‫ َو ِإ ْن َكانَ فِي دِينِ ِه ِرقَّةٌ ا ْبت ُ ِل‬, ُ‫ا ْشت َ َّد بَال ُؤه‬
ٌ‫َطيئَة‬ ِ ‫ض َما َعلَ ْي ِه خ‬ ِ ‫يَتْ ُر َكهُ يَ ْم ِشي َعلَى األ َ ْر‬
“Dari Said bin Abi Waqqash RA dia berkata, saya berkata wahai Rasulullah,
siapakah orang yang paling berat ujiannya? Beliau menjawab para Nabi,
kemudian yang semisal dengan mereka dan yang seperti mereka. Seseorang
diuji berdasarkan kadar agamanya, jika agamanya kuat maka semakin keras
ujiannya, dan jika agamanya lemah maka ia diuji berdasarkan kadar agamanya
tersebut. Dan ujian senantiasa menimpa seorang hamba hingga
meninggalkannya berjalan di atas bumi tanpa ada sebuah dosa
sedikitpun”. (HR. Tirmidzi)
2
Marilah kita melihat hikmah dari buah kelapa. Harga sebutir buah kelapa
dengan harga sebotol minyak kelapa tentu tidak sama. Jauh lebih mahal
berlipat-lipat harga sebotol minyak kelapa. Mengapa harganya bisa berbeda
jauh, padahal keduanya berasal dari bahan yang sama? Mengapa buah kelapa
yang asalnya murah, bisa berubah menjadi mahal, manakala telah menjadi
minyak kelapa?
Jawabannya: adalah karena supaya berubah menjadi minyak, buah kelapa
harus melewati proses panjang yang tidak ringan. Menghadapi ujian-ujian yang
berat. Ujian yang berat, akan membuat sesuatu menjadi lebih bernilai dan
berharga mahal.
Proses panjang itu diawali dengan dijatuhkannya buah kelapa yang telah
berumur tua dari puncak pohonnya yang amat tinggi. Begitu membentur tanah,
bukannya dielus-elus, justru sabutnya dijambak dan disobek-sobek hingga
gundul habis. Saat sudah gundul, kelapa tadi dibenturkan ke batu agar pecah.
Lalu buahnya dicungkili dari batok kelapa.
Ujian masih berlanjut. Potongan-potongan buah kelapa tadi diparut di parutan
besi yang tajam, hingga rontok berguguran dan berubah menjadi serbuk.
Setelah serbuk kelapa menumpuk, ia diperas supaya keluar santannya.
Kemudian santan kental itu dipanaskan di atas tungku api hingga mendidih.
Baru saat itulah keluar minyak kelapa, dengan harga yang berlipat-lipat lebih
mahal dibanding kelapa tua yang belum diapa-apakan.
Jama’ah Jum’at yang kami hormati…
Begitulah ujian hidup, akan membuat seseorang dan umat menjadi lebih bernilai
dan berharga mahal.

Khutbah Kedua:
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT

3
Bentuk ujian yang kedua, yang disebutkan dalam Al Quran, adalah ujian berupa
kelebihan. Allah memberikan kelebihan kepada seseorang. Allah
memberikannya kepada hamba yang dipilihnya, baik dengan ilmunya baik,
jabatan yang tinggi, harta yang melimpah, maupun keturunan yang banyak.
Itu semua merupakan ujian juga. Cara menghadapi ujian ini adalah dengan
senintiasa ingat, tidak luba bahwa itu semua karunia Allah. Wujudnya adalah
dengan bersyukur atas semua itu, baik dalam ucapan maupun tindakan. Allah
berfirman:
َ َ‫ش َكرت ُم ََل َ ِزي َدن ُكم َولَئِن َكفَر تُم ِإن َع َذا ِبي ل‬
‫شدِيد‬ َ ‫لَئِن‬
“Jika kamu bersyukur niscaya Aku akan tambah ni’mat kepada kamu dan jika
kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah pedih. (Ibrahim: 7).
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT
Contoh bagi kita dalam hal ini adalah Nabi Sulaiman. Beliau diberi kelebihan
harta, kerajaan, dan ditundukannya jin dan binatang di bawah kekuasaannya.
Maka yang beliau ucapkan adalah:
‫ض ِل َر ِبِّي ِليَ ْبلُ َونِي أَأ َ ْش ُك ُر أ َ ْم أ َ ْكفُ ُر‬
ْ َ‫َه َذا ِمن ف‬
“Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau
mengingkari (nikmat-Nya).” (Al-Naml: 40)
Bahkan ujian tipe kedua ini seringkali lebih berat. Tidak sedikit yang bisa
menghadapi ujian tipe kedua ini. Banyak orang yang diuji Allah dengan
kekurangan ia mampu menghadapinya. Ia mampu bersabar bahkan mampu
menambah ibadahnya kepada Allah. Namun, begitu diberi kekayaan ia lupa
dengan ibadah-ibadahnya. Ia sibuk dengan hal-hal yang bersifat dunia sehingga
melupakan ibadahnya yang merupakan amal akherat.
Semoga kita bisa menghadapi setiap bentuk ujian dari Allah dengan keyakinan,
ucapan, dan perbuatan yang benar. Dengan bersabar dan bersyukur kepada
Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai