Anda di halaman 1dari 6

Innal hamda lillaah, nahmaduhuu wanastaiinuhuu wanastaghfiruh, wanauudzu billaahi

min suruuri anfusinaa, wamin sayyiaati a’maalinaa, mayyahdillaahu falaa mudlillalah,


waman yudlilhu falaa haadiyalah. Asyhadu allaa Ilaaha illalloohu wahdahuu laa
syariikalah, waasyhadu anna Muhammadan abduhuu warasuuluh. Allaahumma sholli
‘alaa Muhammadin, wa ‘alaa aalihii waash haabiihii ajmaiin. Innallooha wa
malaaikatahuu yusholluuna ‘alan Nabi, yaa ayyuhalladziina aamanuu sholluu ‘alaihi wa
sallimuu tasliimaa. Ya ayyuhaladzi naamanu, taqullooha haqqa tuqaatih, walaa
tamuutunna illa waantum muslimuun.

Jama'ah Jum'at Nurul Ilmi yang dirahmati Allah

Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib mengajak kepada diri khatib dan jamaah sekalian
untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dalam arti mengerjakan
perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Karena tidak ada bekal terbaik
di hari kiamat kelak yang membuat kita mulia di sisi-Nya melainkan dengan taqwa. 

Shalawat dan Salam Kita curahkan kepada Junjungan Kita Nabi Besar Nabi Muhammad SAW
Beserta Keluarga Sahabat serta para pengikutnya, mudah mudahan di yaumil akhir nanti kita
semua mendapatkan syafaatul uzma, yaitu pertolongan dari beliau sehingga kita bisa bersa
ma sama berkumpul di Surga -Nya Allah SWT Aamiin YRA.

Jama'ah Jum'at Masjid Nurul ILmi yang dirahmati Allah

Pada kesempatan yang mulia ini, khatib akan menyampaikan ayat 155-157 surat al-Baqarah.

    ‫ت‬


ٰۤ ُ ِ ۗ ‫س َوالثَّ َم ٰر‬ ِ ُ‫ص ِّمنَ ااْل َ ْم َوا ِل َوااْل َ ْنف‬ ٍ ‫ع َونَ ْق‬ ِ ْ‫ف َو ْال ُج و‬ِ ْ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم بِ َش ْي ٍء ِّمنَ ْال َخ و‬
ٌۗ‫ت م ْن َّربِّهم ورحْ مة‬ ‫هّٰلِل‬ ۗ
َ َ َ ِْ َ ‫) اول ِٕىكَ َعلَ ْي ِه ْم‬156( َ‫ص ْيبَةٌ قَالُ ْٓوا اِنَّا ِ َواِنَّٓا اِلَ ْي ِه ٰر ِجعُوْ ۗن‬
ِّ ۤ ٌ ‫صلَ ٰو‬ َ َ‫) اَلَّ ِذ ْينَ اِ َذٓا ا‬155( َ‫صبِ ِر ْين‬
ِ ‫صابَ ْتهُ ْم ُّم‬ ّ ٰ ‫َوبَ ِّش ِر ال‬
َ‫ول ِٕىكَ هُ ُم ْال ُم ْهتَ ُدوْ ن‬ ٰ ُ‫َوا‬

Audzubillahiminassyaitonirozim, Bismillahirahmanirahim (155) Wa lanab luwan’’nakum


bisyai'im minal-khaufi wal-jû‘’i wa naqshim minal-amwaâli wal-anfusi wats-tsamarât, wa
basysyirish-shâbirîn. (156) Alladzîna idzâ ashâbat-hum mushîbah, qâlû innâ lillâhi wa innâ
ilaihi râji‘ûn. (157) Ulâ'ika ‘alaihim shalawâtum mir rabbihim wa raḫmah, wa ulâ'ika humul-
muhtadûn.    

Artinya: Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".  Mereka Itulah yang mendapat
keberkatan yang Sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang
yang mendapat petunjuk.
Salah satu kehendak Allah terhadap makhluk-Nya ialah Allah akan menguji mereka terhadap
keimanannya. Di antara bentuk ujian ini sebagaimana disebutkan dalam ayat ke-155 dari
surat Al-Baqarah di atas adalah sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan.

Al-Quran selalu memberikan contoh dan pelajaran dalam sebuah kisah. Saat kita bercerita
tentang sebuah kisah, orang lebih mudah memahami dari pada kita memberinya nasehat
secara langsung dengan panjang lebar.

Al-Quran memberikan metode berkisah agar orang lain mau berfikir. Berfikir tentang
hikmahnya dan berfikir tentang akibat jika kita melakukan hal yang sama.

Faqsush al-Qasash la’allahum yatafakkarun, ceritakanlah kisah-kisah agar mereka berfikir.

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jumah Rahimakumullah

 Pertama, kita harus ingat bahwa dalam hidup pasti ada ujian. Allah SWT sudah menyatakan
hal itu dalam Surat al-Baqarah ayat 155.

ّ ٰ ‫ت َوبَ ِّش ِر ال‬


١٥٥ – َ‫صبِ ِر ْين‬ ِ ۗ ‫س َوالثَّ َم ٰر‬ ِ ْ‫ف َو ْالجُو‬
ٍ ‫ع َونَ ْق‬
ِ ُ‫ص ِّمنَ ااْل َ ْم َوا ِل َوااْل َ ْنف‬ ِ ْ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم بِ َش ْي ٍء ِّمنَ ْالخَ و‬

Wa lanab luwan’’nakum bisyai'im minal-khaufi wal-jû‘’i wa naqshim minal-amwaâli wal-


anfusi wats-tsamarât, wa basysyirish-shâbirîn.

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”

Para nabi mendapatkan ujian yang begitu berat agar mendapatkan predikatnya. Kita sebagai
manusia biasa juga diuji, kita bersaing dengan banyak orang sebelum mendapatkan predikat
juara. Bersaing masuk ke sekolah negeri, bersaing ke masuk ke perguruan tinggi, bersaing me
ncari pekerjaan, bahkan berusaha mencari jodoh yang terbaik, menikah , memiliki anak, men
abung untuk membeli rumah, menyekolahkan anak anak dan mengkuliahkan anak,
membantu mencari pekerjaan untuk anak, menikahkan anak, Begitulah hakekat hidup, tak
pernah lepas dari ujian.

Kedua, ujian itu pasti terjadi sebelum kita menapaki tangga kesuksesan. kita lihat bahwa ban
yak contoh yang bisa diambil dari semua kehidupan manusia, Allah SWT mengujinya semua
mahkluk ciptaannya, siapa yang bersabar dengan keadaan selam dalam proses berusaha da
n tetap berdoa. maka kesabaran itu akan berbuah manis. Sehingga mendapatkan hasil yang
terbaik dalam kehidupannya

Sungguh benar firman Allah dalam surat al-Baqarah tadi, wa basyyiris shabirin, berilah kabar
gembira bagi orang-orang yang mau bersabar.
Jama'ah Jum'at Nurul Ilmi yang dirahmati Allah

Syaikh Abdur-Rahman as-Sa’di dalam tafsirnya menyatakan bahwa “Allah pasti akan menguji
para hambaNya dengan bencana-bencana. Agar memperjelas siapa (di antara) hamba itu
yang sejati dan pendusta, yang sabar dan yang berkeluh-kesah. Seandainya kebahagiaan dan
kesenangan selalu menyerta kita semua, niscaya kita tidak bisa membedakan, mana yang
baik dan mana yang tidak baik. 

Allah menguji hambanya dengan sedikit ketakutan. Takut merupakan perasaan yang terselip
dalam dada anak manusia. Takut dapat berasal dari bisikan syaithan yang membuat
seseorang menjadi cemas atau khawatir terhadap sesuatu, baik itu terhadap hal ghaib
maupun terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam hidup. Misalnya yang di sekolah a
da diantara kalian yang takut ketika diberi tugas dengan waktu yang pendek, kemudian ada j
uga yang takut tidak naik kelas karena tidak memahami pelajaran dan mendapat nilai kurang
baik, ketika sudah kelas XII takut tidak lulus karena tidak mampu menghadapi soal soal ujian,
Sudah Lulus Takut Tidak Diterima DI PTN, Sudah Menjadi Sarjana Takut Tidak Diterima Bekerj
a, Sudah Bekerja Takut TIdak Punya Penghasilan Yang Mapan , Sudah Mapan Takut Tidak Pun
ya Calon Pasangan yang baik, Yang sudah menikah takut tidak diberikan keturunan, Sudah M
emiliki Anak Takut anak anaknya tidak menjadi anak yang berbakti kepada org tuanya , sehin
gga yang mana ini semua merupakan perasaan yang diberikan Allah Kepada Manusia, denga
n demikian kita diminta untuk selalu berdoa memohon perlindungan kepada ALLAH SWT Buk
an dengan yang lain, ini perlu kita sikapi sampai dengan menyelusup dalam relung dada.
Obat dari semua ini adalah dengan mengingat Allah. Hati Menjadi Tenang. 

Salah satu bentuk ujian yang diberikan Allah berikutnya terhadap keimanan hambanya
adalah ujian akan kelaparan. Kelaparan dapat terjadi pada keadaan ketika kita dalam
kemiskinan atau disuatu negara yang tandus dalam pertaniannya mengalami gagal panen,
atau karena peperangan, musim dingin, dan banyak hal lainnya yang menyebabkan terbatas
nya sumber makanan, hal ini juga dapat menjadi pintu ujian keimanan seseorang
sebagaimana Rasulullah Saw pernah bersabda, “Kefakiran itu sangat dekat pintunya dengan
berbuat keji.”

Seseorang yang ditimpa kelaparan, bencana alam atau kemiskinan apabila tidak kuat
imannya akan mudah tergoda untuk melakukan perbuatan keji seperti mencuri. Merampok,
menjambret bahkan akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya bahkan sampai
membunuh korbannya. 

Allah akan menguji hamba-Nya dengan kekurangan harta. Harta adalah salah satu yang
menjadi sumber perselisihan karena dianggap merupakan jaminan kehidupan untuk hidup
dalam kesenangan. Tidak sedikit kita melihat perselisihan karena harta, anak dan menantu
memenjarakan ibunya karena harta, anak membunuh orang tuanya karena harta, orang
korupsi karena tamak akan harta. Seseorang yang diuji Allah dengan kekurangan harta,
apabila tidak kuat imannya akan semakin menjaga hartanya, enggan dan tidak mau
mengeluarkan sebagian hartanya di jalan Allah (infak, sedekah dan zakat), dan semakin ia
akan merasa kekurangan dan putus asa akan harta yang dimilikinya.

Allah menguji hamba-Nya dengan kehilangan jiwa, yaitu kehilangan orang - orang yang
dicintai bisa orangtua, saudara , anggota keluarga, sahabat atau keluarga bisa adik, kaka, ora
gtua, anak dan kakek nenek kita, yang disayangi dalam hidup kita. Kita akan sedih dan takut
ketika ditinggal orang yang menjadi tulang punggung keluarga. Kita takut dan sedih ketika
ditinggal orang yang paling kita sayangi. rasa sedih dan susah pasti ada. Nabi Muhammad
Saw sendiri dalam peperangan Uhud kehilangan pamannya yang dicintainya Hamzah bin
Abdul Muthalib.

Bahkan di tahun kematian isteri beliau Khadijah, beliau namai tahun duka. Rasa sedih yang
demikian tidaklah dapat dihilangkan, karena dia adalah sifat jiwa. Dia timbul dari rasa belas-
kasih kepada orang yang paling kita cintai.

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah

Yang berikutnya adalah Allah akan menguji hamba-Nya dengan kekurangan buah-buahan.
Yang dimaksud dengan buah-buahan di sini adalah kebun atau sawah ladang yang atas
kehendak Allah dapat mengalami gagal panen atau rusak karena hama dan binatang buas.
Seseorang yang kurang kuat imannya dapat berputus asa dari rahmat Allah sehingga dapat
terjebak pada perbuatan syirik dengan mengadakan acara-acara khusus untuk menjamin
berhasilnya panen kebun atau sawah ladang mereka. Padahal tiada penjamin yang lebih
Kuasa dan benar janjinya selain Allah Ta’ala.

Sebagaimana dikisahkan dalam al-Qur’an surat al-Qalam ayat 17-33. Tersebutlah seorang
petani di negeri Habasyah (Ethiopia). Petani yang disebutkan adalah seorang pemilik kebun
yang sangat dermawan. hasil kebunnya digunakan untuk modal perawatan kebunnya,
sebagiannya lagi disimpan untuk kebutuhan makan keluarganya selama setahun, dan
sebagiannya dia berikan sedekah kepada masyarakat yang membutuhkan, hingga suatu saat
ajal menjemputnya, maka kebunnya diwariskan kepada anak anaknya selaku ahli waris.

Mereka berkata: “ Apa Yang Diperbuat oleh Bapak kita adalah kebodohan dan ia keliru
karena telah memberikan sisa panen kebun ini untuk disedekahkan kepada orang-orang
fakir. Sekiranya sisa panen kebun kita simpan dan kita tidak berikan kepada orang-orang fakir
tentunya kita akan mempunyai harta yang berlimpah.”

Kemudian setelah mereka bertekad untuk tidak memberikan sisa panen kebun kepada
orang-orang fakir maka Allah menggagalkan maksud dan rencana mereka. Allah lenyapkan
semua hasil panen yang sudah hampir ditangan dan di depan mata. Kebun itu di bumi
hanguskan Allah pada satu malam sebelum hari panen. Tidak tersisa bagi mereka hasil panen
sedikitpun. Modal untuk merawat kebun dan keuntungan yang diperhitungkan semuanya
hilang dan rusak shingga tidak mendapatkan keuntungan. Dari Cerita diatas dapat kita
simpulkan bahwasannya pada harta yang kita miliki disitu ada rezeki orang lain yang harus
kita keluarkan, dan kita tidak boleh tamak dan rakus, karena Allah akan menguji kita, sama
halnya dengan kejadian yang kita lihat pada beberapa kasus belakangan ini yang menimpa
orang orang pesohor yang memiliki jabatan , dengan sekejap karena kasus anaknya , jabatan
hilang dan harta disita oleh negara, uang uangnya di bank tidak bisa diambil karena rekening
nya diblokir oleh negara, ini lah yang terjadi karena Allah Tunjukkan kepada kita
bahwasannya setiap manusia dan individu akan diberikan Ujian dalam kehidupannya, karena
kita memiliki sifat yang berlebihan, tamak dan rakus .

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah

Lalu, apakah keuntungan yang akan kita dapat kalau kita sabar terhadap ujian-ujian Allah dan
mengembalikan serta meyakini bahwa kita adalah milik Allah dan kepadanya kita pasti akan
dikembalikan?

Artinya: Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang Sempurna dan rahmat dari Tuhan
mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Allah memberikan Shalawat-Nya kepada kita, artinya bahwa kita dipelihara dan dijamin.
Kemudian kita diberi limpahan Rahmat, yaitu kasih-sayang yang tidak putus-putus. Tidak
hanya diberi Sholawat dan Rahmat, bahkan dijanjikan lagi dengan yang lebih mulia, yaitu
diberi petunjuk. Allah selalu memberi jalan kepada kita berupa hidayah dalam menjalani
kehidupan, setiap langkah kita selalu dalam petunjuk-Nya, setiap usaha yang kita
perdagangkan selalu dalam petunjuk-Nya, dan setiap ibadah yang kita kerjakan selalu dalam
bingkai petunjuk-Nya pula. Amin Ya Rabbal Aamin

Kadang kita merasa selalu di uji Allah sementara orang lain tidak. Padahal kita sebagai hamba
yang lemah menyadari bahwa kehidupan itu tidaklah demikian, Maka apabila kita sabar
terhadap ujian. Ibarat naik kapal, disaat tertentu pastikan bertemu dengan ombak dan
gelombang untuk sampai ke tujuan. Artinya Tidak ada hasil yang akan tercapai dengan tidak
memberikan pengorbanan. Berilah khabar gembira kepada mereka yang sabar itu.

Demikianlah khutbah ini disampaikan, semoga bisa menjadi renungan dan intropeksi bagi
kita semua untuk terus berusaha dan sabar atas segala ketentuan Allah serta memohon
dipenuhi keberkahan dalam hidup. Amin.  

Barokallohu liwalakum filquranil adzim, wanafa’ani aiy’yakum bimaafiihi minal ayati


wadzikril hakim, wataqobbalahu minniwaminkum tilawatahu innahu huwas
samii’ul’alim. Aquulu qoulihadza wastaghfirullooha innahu huwal ghofurorrokhiim.
Awal Khutbah Kedua:

Alhamdulillahiladzi arsala rosulahu bilhuda wa dinilhaq, liyudhirohu ‘aladdinikullihi


walaukarihal musrikun. Asyhadualla ilahailalloh waasyhaduanna muhammadan’ abduhu
warosulahu Allohuma solli’ala muhammadin wa’ala alihi waashabihi ajma’in. Ya ayyuhaladzi
naamanu, taqullooha haqqa tuqaatih, walaa tamuutunna illa waantum muslimuun.

Qalaallahu ta'ala filquranilkariim. A’dzubillahiminasyaithanirojim. Innallaha


wamalaaikatahuu yusholluuna ‘alannabiyyi yaayuhalladziina aamanu shollu 'alaihi
wasallimuu tasliima. Allhumma sholli muhammadin wa'ala ali muhammadin kama
shollaita'ala ibrahiima wa‘ala aali ibrohima wabarik’ala Muhammad. Wa 'ala aali
muhammadin, kama barakta 'alaa ibrohima wa ’ala ali ibrohimma fil ’alamiin innaka
hamidummajiid. Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin, wa ‘alaa aalihii waashahbiihii
ajmaiin. Alhamdulillahirobbil’alamin. Allohummaghfir, lilmukminiina walmukminaat,
walmuslimiina walmuslimaat, alakhyaaiminhum walamwaat, innaka samii’un
qoriibummujibudda’awaat. Robbana dzolamna anfusana, wailamtaghfirlana watarkhamna
lanakunanna minalkhosiriin. Robbana atina fidunya khasanah wafil akhiroti khasanah waqina
adzabannar. Walhamdulillahirobbil’alamin. Ibaadalloh, innalloha ya’muru bil’adli wal ihsaani
waiitaaidzil qurbaa, wayanha ‘anilfahsyaaii walmunkar, walbaghyi yaidzukum la’allakum
tadzakkaruun. Fadzkuruulloohal’adziim yadzkurkum wasykuruuhu ’ala ni’matihi yazidkum
waladzikrullohiakbar. Akimussholah….

Anda mungkin juga menyukai