Anda di halaman 1dari 6

Mengatasi Kenakalan Remaja Dengan Berakhlak Mulia

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

‫اّن اْلَح ْم َد ِهلل َنْح َم ُد ُه َو َنْس َتِع ْيُنُه َو َنَس َتْغ ِفُرُه َو َنُعْو ُذ‬
‫ِباِهلل ِم ْن ُش ُر ْو ِر َاْنُفِس َنا َو ِم ْن َسِّيَئاِت َاْع َم اِلَنا َم ْن‬
‫َّيْه ِدِه ُهللا َفاَل ُم ِض َّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْلُه َفاَل َهاِدَي َلُه‬
Innal hamda lillah nahmaduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruh, wa
na’udzubillahi min syururi anfusina wa min sayyiati a’malina man
yahdillah fala mudhilla lah wa man yudhlilhu fala haadiya lah

‫الّلُهَّم َص ِّلي َو َس ِّلْم َو َباِرْك َع َلى َسِّيِد َنا ُم َح َّم ٍد‬


‫َو َع َلى أِلِه َو َص ْح ِبِه َاْج َم ِع ْيَن َاَّم ا َبْع ُد‬
Allahumma sholli wa sallim wa baarik ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi
wa sohbihi ajma’in amma ba’du

‫َيا َاُّيَها الَّناُس ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ي ِبَتْقَو ى ِهللا َو َطاَع ِتِه‬
‫َلَعَّلُك ْم ُتْفِلُح ْو َن‬
Ya ayyuhan naas, usikum wa nafsi bitaqwallah wa tho’atihi la’alakum
tuflihun

‫َيا َاُّيَها اَّلِذ ْيَن َاَم ُنْو ا اَّتُقْو ا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِااَّل‬
‫َو َاْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬
Ya ayyuhalladzina amanuttaqullaha haqqa tuqotihi wala tamutunna illa
wa antum muslimun
Yang pertama dan yang paling utama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga pada
hari ini kita masih dapat bertemu kembali dalam keadaan sehat wal afiat tak kurang suatu
apapun.
Tak lupa pula, shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada junjungan kita nabi
agung Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita nantikan syafaat nya esok di hari kiamat,
aamiin Allahumma aamiin.
Dewan juri dan para hadirin yang saya hormati, serta teman-temanku yang saya sayangi.
Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan khutbah yang berjudul “Mengatasi
Kenakalan Remaja Dengan Berakhlak Mulia”.
Masa remaja sering disebut masa transisi yaitu masa perubahan dari anak-anak menuju
dewasa. Pada masa ini penuh dengan tantangan di dalam kehidupan dan perkembangan
jiwanya. Konflik-konflik dalam diri remaja seringkali menimbulkan masalah yang tergantung
sekali pada keadaan remaja itu sendiri dan lingkungannya. Dengan adanya perubahan dan
perkembangan pada dirinya mengakibatkan goncangan perasaan. Diantaranya yang
menyebabkan goncangan perasaan pada diri adalah ketidakserasian yang terjadi antara
keluarga, tempat pendidikan, dan lingkungan, serta tidak ada keharmonisan perkembangan
jasmani dan rohaninya. Hal ini menunjukkan bahwa usia remaja merupakan usia yang rawan
yang banyak faktor dalam dirinya sehingga banyak menimbulkan konflik. Konflik yang
muncul pada diri remaja inilah yang kemudian mengakibatkan adanya kenakalan pada
remaja.
Kenakalan remaja merupakan masalah yang dapat membuat orangtua gelisah. Memasuki
masa remaja, anak sering berbuat sesuka hati dan mulai tidak mendengarkan perkataan
orangtua maupun nasihat orang lain.
Kenakalan remaja tidak terjadi begitu saja. Ada lingkungan negatif yang membuat anak usia
remaja menjadi mudah terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang tidak bisa diterima oleh
masyarakat, karena dianggap tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Kenakalan remaja sudah menjadi fenomena sosial yang tidak bisa lagi terbantahkan. Dari
banyak berita yang beredar, kita dapat melihat banyak remaja yang terlibat dalam aksi
pelanggaran norma dan hukum seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, pencurian,
perundungan, berjudi, dan seks bebas. Dengan arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang
semakin canggih, pengaruh buruk yang mengarah pada kenakalan remaja diprediksi akan
semakin mudah mempengaruhi anak pada usia remaja.
Karena pada dasarnya, setiap manusia sejak dilahirkan memiliki kecenderungan untuk
berakhlak baik, maka segala perbuatan yang menyimpang dari sifat yang baik ini,
merupakan bentuk penyimpangan dan melawan fitrahnya.
Oleh karena itu, upaya pencegahan perlu dilakukan sejak dini, dengan cara pembentukan
karakter positif pada diri anak remaja sejak usia dini. Pembentukan karakter inilah yang
kemudian akan menjadi pelindung bagi remaja. Remaja dengan karakter yang baik dan kuat
dapat membedakan mana hal yang baik dan buruk, mana yang benar dan salah untuk
dilakukan sehingga tidak mudah terpengaruh dalam pergaulan.
Dalam ajaran islam, pendidikan anak dimulai sejak dalam kandungan, dengan menanamkan
nilai-nilai agama yang kuat, yang berorientasi pada pendidikan budi pekerti dan ketakwaan
agar terhindar dari pergaulan yang tidak baik.
Sebagaimana firman Allah SWT “Sesungguhnya kami ciptakan manusia dalam sebaik-
baiknya bentuk. Kemudian kami kembalikan ia ke tempat yang serendah-rendahnya. Kecuali
bagi orang yang beriman dan beramal saleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-
putusnya.” QS. At-Tin : 4-6
Contoh teladan pendidikan akhlak dalam ajaran islam sebagaimana difigurkan dalam kisah
Luqman. Luqman Al-Hakim adalah sosok yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya oleh
Allah SWT. Ia disebutkan bukan dari golongan Nabi bukan pula Rasul, melainkan orang biasa
yang sholeh dan bijaksana. Al-Hakim pada belakang nama Luqman artinya adalah ahli
hikmah.
Kisah Luqman Al-Hakim dan nasihat-nasihat baiknya kepada sang anak diabadikan dalam
surah Luqman pada Al-Quran dan menjadi petunjuk dan pedoman hidup bagi umat.
Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman : “Hai anakku, dirikanlah salat, dan suruhlah manusia
mengerjakan yang baik, dan cegahlah mereka dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu adalah termasuk hal-hal
yang diwajibkan oleh Allah SWT. Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan
angkuh. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.” QS. Luqman : 17-18
Demikian Khutbah Jumat yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua,
dan Allah memberi kekuatan lahir dan batin selamat dunia akhirat. Allahumma aamiin.

‫َباَر َك ُهللا ِلي َو َلُك ْم ِفي الُقْر أِن الَعِظ ْيِم َو َنَفَعِني‬
‫َو ِاَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن اَالَياِت َو ِذ ْك ِرالَح ِكْيِم َو َتَقَّبَل‬
‫ُهللا ِم ِّني َو ِم ْنُك ْم ِتاَل َو َتُه ِاَّنُه ُهَو الَّس ِم ْيُع الَعِلْيِم‬
Barakallah li wa lakum fil qur’anil ‘adzim wa nafa’ani wa iyyakum bima fihi
minal ayati wa dzikril hakim, wa taqobbala minni wa minkum tilawatahu
innahu huwas sami’ul ‘alim
‫اّن اْلَح ْم َد ِهلل َنْح َم ُد ُه َو َنْس َتِع ْيُنُه َو َنَس َتْغ ِفُرُه َو َنُعْو ُذ ِباِهلل‬
‫ِم ْن ُش ُر ْو ِر َاْنُفِس َنا َو ِم ْن َسِّيَئاِت َاْع َم اِلَنا َم ْن َّيْه ِدِه ُهللا‬
‫َفاَل ُم ِض َّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْلُه َفاَل َهاِدَي َلُه‬
Innal hamda lillah nahmaduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruh, wa
na’udzubillahi min syururi anfusina wa min sayyiati a’malina man yahdillah fala
mudhilla lah wa man yudhlilhu fala haadiya lah

‫الّلُهَّم َص ِّلي َو َس ِّلْم َو َباِرْك َع َلى َسِّيِد َنا ُم َح َّم ٍد َو َع َلى أِلِه‬
‫َو َص ْح ِبِه َاْج َم ِع ْيَن َاَّم ا َبْع ُد‬
Allahumma sholli wa sallim wa baarik ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi
wa sohbihi ajma’in amma ba’du

‫َيا َاُّيَها الَّناُس ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ي ِبَتْقَو ى ِهللا َو َطاَع ِتِه‬
َ‫َلَع َّلُك ْم ُتْف ِلُح ْو ن‬

Ya ayyuhan naas, usikum wa nafsi bitaqwallah wa tho’atihi la’alakum tuflihun

‫َيا َاُّيَها اَّلِذ ْيَن َاَم ُنْو ا اَّتُقْو ا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِااَّل‬
‫َو َاْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬
Ya ayyuhalladzina amanuttaqullaha haqqa tuqotihi wala tamutunna illa wa antum
muslimun

‫ِإَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَك َتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي ۚ َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن‬
‫آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا‬
innAllaha wa malaikatahu yusholluna alan nabiy, ya ayyuhalladzina amanu
shollu alaihi wa sallimu taslima

‫لّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو الُم ْس ِلَم اِت َو الُم ْؤ ِمِنْيَن‬
‫َو الُم ْؤ ِم َناِت اَالْح ِياِء ِم ْنُهْم َو اَالْم َو اِت ِاَّنَك َسِم ْيٌع‬
‫َقِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّدْع َو اِت ِو َيا َقاِض َي الَح اَج اِت‬
Allahummaghfir lil muslimina wa muslimat wal mukminina wal mukminat al-
ahya minhum wal amwat inaka sami’un qoribun mujibud da’wat ya qodhiyal
hajat

‫ِإَّن َهَّللا َيْأُم ُر ِباْلَعْد ِل َو اِإْل ْح َس اِن َو ِإيَتاِء ِذ ي اْلُقْر َبٰى‬


‫َو َيْنَهٰى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم نَك ِر َو اْلَبْغ ِي ۚ َيِع ُظُك ْم َلَعَّلُك ْم‬
‫َتَذ َّك ُر وَن‬
InnAllaha yakmuru bil ‘adli wal ihsan wa iytaai dzil qurba, wa yanha ‘anil
fahsyaai wal munkar wal bagy. ya’idzukum la’alakum tadzakkarun.
‫َفاْذ ُك ُر ْو ا َهللا الَعِظ ْيم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو اْش ُك ُر ْو ُه َع َلى ِنَعِمِه‬
, ‫َيِزْد ُك ْم َو اْس َأُلْو ُه ِم ْن َفْض ِلِه ُيْع ِط ْيُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبْر‬
‫َأِقْيُم ْو ا الَّص اَل َة‬
Udzkurullah al-‘adzima yadzkurkum, wasykuruhu ‘ala ni’amihi yazidkum,
was’aluhu min fadlihi yu’thiykum. wala dzikrullahi akbar, Aqimus sholah.

Anda mungkin juga menyukai