Anda di halaman 1dari 2

MERIDHOI TAKDIR UNTUK MENCAPAI RIDHO ALLAH

Seorang muslim wajib baginya mengimani perkara-perkara yang telah diberikan kepadanya
berupa rukun iman. Seorang muslim yang baik bukan hanya mempercayai saja namun jug
mengamalkan dari setiap bagian rukun iman :
Rasul SAW berkata dalam ( HR. Muslim No. 8 )
Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-
rasul-Nya dan hari akhir, dan kamu beriman kepada Qodar yang baik maupun
yang buruk.

Pada kenyataannya sebagian manusia lupa dan lalai akan kewajibannya mempercayai hal
yang sudah pasti tersebut.
Manusia yang tersesat bisa saja melupakan Tuhannya dengan meniadakan Allah di setiap
nafas hidupnya.
Manusia bisa saja melupakan iman kepada malaikat dan hari akhir karena hati yang tersesat
dengan tidak mempercayai suatu hal yang ghaib.
Manusia bisa saja melupakan iman kepada kitab-kitab Allah, dan Rasul Allah.
Namun manusia tidak bisa menghindari dari Qodho dan Qodar Allah.
Oleh karena itu, seorang muslim akan dimintai pertanggungjawaban dari setiap perbuatan
yang dikerjakannya.

Semua yang terjadi di dunia ini sudah menjadi ketetapan dari Allah SWT
pergantian siang dan malam, adanya adanya bencana alam, musibah dan adanya perbedaan
keadaan manusia, Karena itu adalah sebuah ketentuan yang sudah pasti baik adanya dan
seharusnya manusia juga mampu mengimani sampai sedalam itu.

Manusia dan Takdir


Albaqorah ayat 155-156:
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa
innaa ilaihi raaji'uun

Firman Allah SWT di atas jelas menyebutkan pasti menguji kita , untuk takdir baik maupun
buruk tinggal Manusia mempersiapkan dirinya untuk menerima ujian dan takdir tersebut.
Namun, Manusia akan susah menerima takdir baginya dalam keadaan buruk atau sebagai
musibah dan cobaan. Karenanya sering kali manusia frustasi dan menempatkan prasangka
buruk kepada takdir yang telah Allah berikan kepadanya.
Kebanyakan muslim ketika ditanyai apa yang mereka cari dalam hidup ini?
Mereka selalu menjawab mencari Ridho Allah, akan tetapi hal yang sebenarnya bahwa
Ridho Allah bukan untuk diminta dan dicari tetapi untuk mereka lakukan.
Karena Ridho Allah adalah diri mereka sendiri yang harus Ridho kepada Allah, otomatis
Allah Ridho
Karena tidak mungkin kalau mereka ridho dengan takdir Allah lalu Allah tidak meridhoi.

Hal ini sesuai dengan firman Allah: (Q.S.al-Fajr [89]: 27-28)


Wahai jiwa yang tenang!
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.

Surat Al Kautsar
Sungguh.. Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan
mendekatkan diri kepada Allah).
Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).

Seharusnya kita ridho berlangsung di setiap saat dalam hidup kita.


Kita ikhlas menjalani hidup kita serta dengan meridhoi apa yang telah Allah tetapkan akan
takdir kita.
Maka Ridho Allah akan menyertai keikhlasan kita untuk melangsungkan kehidupan kita.
Semoga kita semuanya menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur atas ni’mat Allah
dengan segala takdir-Nya.

Anda mungkin juga menyukai