Anda di halaman 1dari 7

Ada Pepatah...

Tiada Gading yang tak retak

Sebagaimana gading, tiada manusia yang tidak pernah sakit..

Saya Anda dia mereka siapapun dia pasti pernah merasakan sakit.

Karena itu sebenarnya bukanlah sakit yang menjadi masalah terbesar bagi
kita, namun yang lebih penting untuk kita perhatikan adalah bagaimana kita
bisa menjadi hamba yang baik ketika sakit

Karena sakit itu pasti/keniscayaan/sunnatullah, sementara bagaimana cara


melakukan yang terbaik ketika sakit itu kembali kepada pilihan kita.

Kita bisa mendapatkan banyak pahala ketika kita sakit, sebaliknya... sakit
yang kita derita bisa menjadi sumber sebab munculnya dosa...

Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫ا ا ْب َتالَ ُه ْم َف َمنْ َر‬%%‫ع عِ َظ ِم ْال َبالَ ِء َوِإنَّ هَّللا َ ِإ َذا َأ َحبَّ َق ْو ًم‬%
‫ ُه‬% ‫ َى َف َل‬% ‫ض‬ َ %‫ء َم‬%ِ ‫ َزا‬%‫ِإنَّ عِ َظ َم ْال َج‬
‫ط‬ ُ ‫ِط َف َل ُه الس ََّخ‬
َ ‫ضا َو َمنْ َسخ‬ َ ِّ‫الر‬
“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat.
Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian
untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho
Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR.
Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani).

Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan sakit sebagai sebab ujian bagi


manusia. karena itu sesungguhnya ujian yang Allah berikan kepada para
hambanya hakikatnya nya didasari kecintaan Allah subhanahu wa ta'ala
kepada hambaNya

karena seorang hamba akan bisa mendapatkan derajat yang lebih tinggi
ketika mereka mendapatkan ujian dan mampu bersabar terhadap ujian
tersebut.

sebaliknya ketika dia tidak bersabar dia akan mendapatkan balasan yang
sesuai dengan apa yang dia lakukan.

Namun ada dua sikap manusia yang berbeda ketika mereka mendapatkan
musibah, ada yang memahami musibah itu dengan baik sehingga dia bisa
ridho terhadap ujian yang Allah berikan.
Bagaimana caranya...???? Ia meyakini bahwa ujian itu adalah sumber pahala
besar baginya, sehingga sama sekali dia tidak merasa telah didzolimi oleh
Allah, merasa telah dihina oleh Allah di saat itulah Allah akan memberikan
keridhaan dan pahala yang besar bagi nya. dia husnudzon kepada Allah
berbaik sangka kepada allah
Sebaliknya ada orang yang menyikapi musibah itu dengan cara yang salah, ia
menganggap sakit ini adalah kedzoliman, ketidakadilan dari Allah Azza wa
Jalla, mengapa dia sakit sementara orang lain tidak sakit mereka tidak bisa
mendapatkan kenikmatan atau mengapa dia tidak bisa mendapatkan
kenikmatan hidup sementara tetangganya bisa mendapatkan banyak
kenikmatan. Dia marah, tidak sabar dengan musibah yang dialaminya
Sebagai hukumannya maka Allah murka/marah padanya.
bapak ibu saudara yang Budiman satu pertanyaan yang patut Kita Renungkan
bersama, ketika orang itu marah atau jengkel dengan musibah yang dia derita
Apakah dengan Marahnya itu akan bisa menghilangkan musibah nya...???
atau misalnya kita bawa pada kondisi orang sakit ketika orang sakit itu
merasa marah atau dia jengkel dengan musibah sakitnya. Apakah dengan itu
dia bisa cepat mendapatkan kesembuhan....????
kita sangat yakin yang terjadi justru sebaliknya, mereka yang marah ketika
sakit tidak ridho dengan sakit yang dideritanya akan semakin memperparah
sakitnya, kenapa...????? dia sakit dua kali..... sakit badannya dan juga
sakit hati sakit 2 kali, yaitu sakit lahir dan batin...
Mari kita simak Bagaimana kondisi Rasulullah ketika sakit sahabat Abu Sa'id
al-khudri radhiallahu anhu pernah mengunjungi rasulullah yang kala itu
sedang sakit ketika sahabat Abu Sa'id meletakkan tangannya di badan beliau,
sahabat ini ternyata merasakan panas yang luar biasa dan menganggap sakit
parah sampai badan panas semacam, ini kemudian nabi bersabda:
para nabi diberi ujian yang sangat berat tujuannya agar kami mendapatkan
pahalanya dilipatgandakan. mendengar ini sahabat bertanya ya Rasulullah
Siapakah manusia yang paling berat ujiannya di dunia ini..??? kata Rasulullah
menjawab Al Anbiya wa Asholihun...Para Nabi dan orang orang Sholeh...
yang paling berat adalah mereka yang berstatus sebagai para nabi dan
orang-orang Shalih..
Sungguh di antara mereka ada yang diuji dengan kemiskinan sampai harta
yang tertinggal hanya baju yang dia pakai, ada juga yang diuji dengan kutu di
badannya dan rambutnya sampai kutu itu membunuh, sungguh dan orang-
orang Saleh itu mereka lebih berbahagia, mereka lebih bersyukur dan
berbahagia dengan ujian yang mereka derita melebihi rasa syukurnya kalian
ketika kalian mendapatkan rezeki, Hadits yang Shahih riwayat abu ya’la..
seperti itulah yang diajarkan nabi saw dan orang Saleh
Mereka bisa berbahagia ketika sakit bahkan lebih bahagia dibandingkan
Manusia Biasa ketika mendapatkan kenikmatan mereka lebih gembira dengan
ujian yang diderita melebihi kegembiraan orang yang baru saja mendapatkan
banyak harta karena mereka meyakini sakit adalah sumber pahala baginya..
Kisah yang lain ketika Saad bin Abi Waqqas pada saat di usia tua pernah
datang ke Mekah matanya sudah buta. Melihat kedatangan Saad, masyarakat
pada berdatangan dan menyambutnya karena punya seorang sahabat
seorang ulama dan mereka meyakini Saad bin Abi waqqash adalah orang
yang doanya sangat mustajab.
seperti yang dikatakan nabi saw, maka satu demi satu orang meminta
didoakan Saad, sampai akhirnya datang seorang pemuda yang bernama
Abdullah bin Said memperkenalkan diri kepada Saad bin Abi waqqash saya
Abdullah.
Setelah berkenalan kemudian Abdullah bertanya keheranan, Pamanku Anda
mendoakan banyak orang karena doa itu mustajab, namun mengapa anda
tidak berdoa meminta kebaikan untuk diri anda sendiri sehingga Allah
Subhanahu Wa Ta'ala mengembalikan penglihatan Anda. Mendengar ucapan
ini Saad tersenyum, Kemudian beliau mengatakan Ya Bunayya wahai anakku,
Qodhou Allahu ‘indi ahsanu min bashori...
Wahai anakku, keputusan/Takdir Allah terhadapku lebih baik/indah dibanding
mataku... Beliau lebih bersyukur menerima takdir daripada Allah kembalikan
penglihatannya. Itulah para sahabat.. orang orang sholeh... mereka bersyukur
atas musibah, bersyukur ketika sakit.. kita juga bisa...
Tinggal sekarang kita melatihnya...

Tentunya saudaraku, Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan
cobaan dan ujian merupakan sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji
dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak disukainya atau bisa
pula pada perkara yang menyenangkannya.

ِ ۗ ‫س َذ ۤا ِٕىقَةُ ْال َم ْو‬


‫ت َونَ ْبلُ ْو ُك ْم بِال َّشرِّ َو ْال َخي ِْر ِف ْتنَةً َۗواِلَ ْينَا تُرْ َجع ُْو َن‬ ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬
Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu
dikembalikan.” (QS. al-Anbiyaa’: 35).

Sahabat Ibnu ‘Abbas -yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir al-Qur’an-
menafsirkan ayat ini: “Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan
kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan
haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan.” (Tafsir Ibnu
Jarir).

Dari ayat ini, kita tahu bahwa berbagai macam penyakit juga merupakan
bagian dari cobaan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun di balik
cobaan ini, terdapat berbagai rahasia/hikmah yang tidak dapat di nalar oleh
akal manusia.

hikmah/hik·mah/ n 1 kebijaksanaan (dari Allah): kita memohon -- dari Allah Swt.; 2 sakti; kesaktian:


-- kata-kata; 3 arti atau makna yang dalam; manfaat: wejangan yang penuh --;

Syaikh Musthafa Al-‘Adawi hafizhahullah menyebutkan beberapa makna dari kata hikmah sebagai


berikut.
1. Hikmah adalah benar ucapan dan perbuatan.
2. Hikmah adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya yang layak. Sikap hikmah berarti
berbicara sesuai pada tempatnya. Saat waktu berbicara keras, maka berbicaralah keras. Saat
waktu berbicara lemah lembut, maka berbicaralah lemah lembut.
3. Hikmah adalah pemahaman yang benar, ilmu yang bermanfaat, dan penjelasan yang baik.
4. Hikmah adalah al-fiqh fi Al-Islam, yaitu pemahaman dalam agama. Demikian menurut
Qatadah.
5. Hikmah adalah benar dalam keyakinan dan pemahaman agama dan pikiran.
6. Hikmah adalah pemahaman yang benar yang mencegah dari tingkah laku yang rusak.
7. Hikmah adalah as-sunnah (ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).

Jadi kesimpulannya: Hikmah di balik sakit adalah sebuah


Ilmu/pemahaman yang benar ketika kita sakit, sebagaimana yang Allah
kabarkan dan Rosul sampaikan, sehingga kita dapat memaknai sakit ini
dengan keyakinan yang benar, penuh kesabaran, keridhoan, dan
mengharap pahala yang besar dari Allah ta’ala...

5 POIN HIKMAH YANG ALLAH KABARKAN, akan kita bahas di kesempatan


kali ini: Agar kita melatih ruhani kita utk bersabar dan bersyukur atas sakit
yang kita derita....

1. Sakit menjadi kebaikan bagi seorang muslim jika dia bersabar


2. Sakit akan menghapuskan dosa
3. Sakit akan Membawa Keselamatan dari api neraka
4. Sakit akan mengingatkan hamba atas kelalaiannya
5. Terdapat hikmah yang banyak di balik berbagai musibah

1) Sakit menjadi kebaikan bagi seorang muslim


jika dia bersabar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sungguh
menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya
merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin.
Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan
kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan
ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim)

Imam Al-Munawi berkata dalam Faidhul Qadir, “Keadaan seorang mukmin


semuanya itu baik. Hanya didapati hal ini pada seorang mukmin. Seperti
itu tidak ditemukan pada orang kafir maupun munafik. Keajaibannya adalah
ketika ia diberi kesenangan berupa sehat, keselamatan, harta dan
kedudukan, maka ia bersyukur pada Allah atas karunia tersebut. Ia akan
dicatat termasuk orang yang bersyukur. Ketika ia ditimpa musibah, ia
bersabar. Ia akan dicatat termasuk orang yang bersabar.

Oleh karenanya, selama seseorang itu dibebani syari’at, maka jalan kebaikan
selalu terbuka untuknya. Sehingga seorang hamba yang beriman itu berada di
antara mendapatkan nikmat yang ia diperintahkan untuk mensyukurinya dan
musibah yang ia diperintahkan untuk bersabar.

2) Sakit akan menghapuskan dosa


Ketahuilah wahai saudaraku, penyakit merupakan sebab pengampunan atas
kesalahan-kesalahan yang pernah engkau lakukan dengan hati,
pendengaran, penglihatan, lisan dan dengan seluruh anggota tubuhmu.
Terkadang penyakit itu juga merupakan hukuman dari dosa yang pernah
dilakukan.

‫ت اَ ْي ِد ْي ُك ْم َويَ ْعفُ ْوا َع ْن َكثِي ۗ ٍْر‬


ْ َ‫ص ْيبَ ٍة فَبِ َما َك َسب‬
ِ ‫صابَ ُك ْم ِّم ْن ُّم‬
َ َ‫َو َمٓا ا‬
“Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu).” (QS. asy-Syuura: 30).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Tidaklah menimpa seorang


mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga
kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan
akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR. Muslim)

Dalam hadist tersebut, sudah jelas bahwasannya rasa sakit yang diberikan
oleh Allah kepada hambanya bukanlah hanya sekedar musibah, namun lebih
dari itu Allah sedang mengampuni dosa-dosa kita.

Selain itu, ada hal yang memang harus kita ingat dan jadikan pelajaran
bahwasannya datangnya sakit semata-semata agar kita semakin mengingat
Allah.
3) Sakit akan Membawa Keselamatan dari api
neraka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,” Janganlah
kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan
penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana
tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi. (HR. Muslim)

Oleh karena itu, tidak boleh bagi seorang mukmin mencaci maki penyakit
yang dideritanya, menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka pada Allah
dengan musibah sakit yang dideritanya. Bergembiralah wahai saudaraku,
sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sakit
demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka.” (HR. Al
Bazzar, shohih)

4) Sakit akan mengingatkan hamba atas


kelalaiannya
Wahai saudaraku, sesungguhnya di balik penyakit dan musibah akan
mengembalikan seorang hamba yang tadinya jauh dari mengingat Allah agar
kembali kepada-Nya.

Biasanya seseorang yang dalam keadaan sehat wal ‘afiat suka tenggelam


dalam perbuatan maksiat dan mengikuti hawa nafsunya, dia sibuk dengan
urusan dunia dan melalaikan Rabb-nya.

Oleh karena itu, jika Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah,
dia baru merasakan kelemahan, kehinaan, dan ketidakmampuan di hadapan
Rabb-Nya. Dia menjadi ingat atas kelalaiannya selama ini, sehingga ia
kembali pada Allah dengan penyesalan dan kepasrahan diri.

َ َ‫ضر َّۤا ِ;ء لَ َعلَّهُ ْم يَت‬


‫ض َّر ُع ْو َن‬ َ ِ‫َولَقَ ْد اَرْ َس ْلنَٓا اِ ٰلٓى اُ َم ٍم ِّم ْن قَ ْبل‬
َّ ‫ك فَا َ َخ ْذ ٰنهُ ْم بِ ْالبَْأ َس ۤا ِء َوال‬
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat
sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan)
kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah)
dengan tunduk merendahkan diri. (QS. al-An’am: 42) yaitu supaya mereka
mau tunduk kepada-Ku, memurnikan ibadah kepada-Ku, dan hanya
mencintai-Ku, bukan mencintai selain-Ku, dengan cara taat dan pasrah
kepada-Ku. (Tafsir Ibnu Jarir)
5) Terdapat hikmah yang banyak di balik
berbagai musibah
Wahai saudaraku, ketahuilah di balik cobaan berupa penyakit dan berbagai
kesulitan lainnya, sesungguhnya di balik itu semua terdapat hikmah yang
sangat banyak.

Maka perhatikanlah saudaraku nasehat Ibnul Qoyyim rahimahullah berikut ini:


“Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan
dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah (yang dapat kita gali, -
ed). Namun akal kita sangatlah terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan
ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah,
sebagaimana sinar lampu yang sia-sia di bawah sinar matahari.” (Lihat Do’a
dan Wirid, Yazid bin Abdul Qodir Jawas)

Ingatlah saudaraku, cobaan dan penyakit merupakan tanda kecintaan Allah


kepada hamba-Nya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ta’ala


jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan.” (HR.
Tirmidzi, shohih).

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami keyakinan dan kesabaran yang akan


meringankan segala musibah dunia ini. Amin

Anda mungkin juga menyukai