Saya Anda dia mereka siapapun dia pasti pernah merasakan sakit.
Karena itu sebenarnya bukanlah sakit yang menjadi masalah terbesar bagi
kita, namun yang lebih penting untuk kita perhatikan adalah bagaimana kita
bisa menjadi hamba yang baik ketika sakit
Kita bisa mendapatkan banyak pahala ketika kita sakit, sebaliknya... sakit
yang kita derita bisa menjadi sumber sebab munculnya dosa...
ِ ا ا ْب َتالَ ُه ْم َف َمنْ َر%%ع عِ َظ ِم ْال َبالَ ِء َوِإنَّ هَّللا َ ِإ َذا َأ َحبَّ َق ْو ًم%
ُه% َى َف َل% ض َ %ء َم%ِ َزا%ِإنَّ عِ َظ َم ْال َج
ط ُ ِط َف َل ُه الس ََّخ
َ ضا َو َمنْ َسخ َ ِّالر
“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat.
Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian
untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho
Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR.
Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani).
karena seorang hamba akan bisa mendapatkan derajat yang lebih tinggi
ketika mereka mendapatkan ujian dan mampu bersabar terhadap ujian
tersebut.
sebaliknya ketika dia tidak bersabar dia akan mendapatkan balasan yang
sesuai dengan apa yang dia lakukan.
Namun ada dua sikap manusia yang berbeda ketika mereka mendapatkan
musibah, ada yang memahami musibah itu dengan baik sehingga dia bisa
ridho terhadap ujian yang Allah berikan.
Bagaimana caranya...???? Ia meyakini bahwa ujian itu adalah sumber pahala
besar baginya, sehingga sama sekali dia tidak merasa telah didzolimi oleh
Allah, merasa telah dihina oleh Allah di saat itulah Allah akan memberikan
keridhaan dan pahala yang besar bagi nya. dia husnudzon kepada Allah
berbaik sangka kepada allah
Sebaliknya ada orang yang menyikapi musibah itu dengan cara yang salah, ia
menganggap sakit ini adalah kedzoliman, ketidakadilan dari Allah Azza wa
Jalla, mengapa dia sakit sementara orang lain tidak sakit mereka tidak bisa
mendapatkan kenikmatan atau mengapa dia tidak bisa mendapatkan
kenikmatan hidup sementara tetangganya bisa mendapatkan banyak
kenikmatan. Dia marah, tidak sabar dengan musibah yang dialaminya
Sebagai hukumannya maka Allah murka/marah padanya.
bapak ibu saudara yang Budiman satu pertanyaan yang patut Kita Renungkan
bersama, ketika orang itu marah atau jengkel dengan musibah yang dia derita
Apakah dengan Marahnya itu akan bisa menghilangkan musibah nya...???
atau misalnya kita bawa pada kondisi orang sakit ketika orang sakit itu
merasa marah atau dia jengkel dengan musibah sakitnya. Apakah dengan itu
dia bisa cepat mendapatkan kesembuhan....????
kita sangat yakin yang terjadi justru sebaliknya, mereka yang marah ketika
sakit tidak ridho dengan sakit yang dideritanya akan semakin memperparah
sakitnya, kenapa...????? dia sakit dua kali..... sakit badannya dan juga
sakit hati sakit 2 kali, yaitu sakit lahir dan batin...
Mari kita simak Bagaimana kondisi Rasulullah ketika sakit sahabat Abu Sa'id
al-khudri radhiallahu anhu pernah mengunjungi rasulullah yang kala itu
sedang sakit ketika sahabat Abu Sa'id meletakkan tangannya di badan beliau,
sahabat ini ternyata merasakan panas yang luar biasa dan menganggap sakit
parah sampai badan panas semacam, ini kemudian nabi bersabda:
para nabi diberi ujian yang sangat berat tujuannya agar kami mendapatkan
pahalanya dilipatgandakan. mendengar ini sahabat bertanya ya Rasulullah
Siapakah manusia yang paling berat ujiannya di dunia ini..??? kata Rasulullah
menjawab Al Anbiya wa Asholihun...Para Nabi dan orang orang Sholeh...
yang paling berat adalah mereka yang berstatus sebagai para nabi dan
orang-orang Shalih..
Sungguh di antara mereka ada yang diuji dengan kemiskinan sampai harta
yang tertinggal hanya baju yang dia pakai, ada juga yang diuji dengan kutu di
badannya dan rambutnya sampai kutu itu membunuh, sungguh dan orang-
orang Saleh itu mereka lebih berbahagia, mereka lebih bersyukur dan
berbahagia dengan ujian yang mereka derita melebihi rasa syukurnya kalian
ketika kalian mendapatkan rezeki, Hadits yang Shahih riwayat abu ya’la..
seperti itulah yang diajarkan nabi saw dan orang Saleh
Mereka bisa berbahagia ketika sakit bahkan lebih bahagia dibandingkan
Manusia Biasa ketika mendapatkan kenikmatan mereka lebih gembira dengan
ujian yang diderita melebihi kegembiraan orang yang baru saja mendapatkan
banyak harta karena mereka meyakini sakit adalah sumber pahala baginya..
Kisah yang lain ketika Saad bin Abi Waqqas pada saat di usia tua pernah
datang ke Mekah matanya sudah buta. Melihat kedatangan Saad, masyarakat
pada berdatangan dan menyambutnya karena punya seorang sahabat
seorang ulama dan mereka meyakini Saad bin Abi waqqash adalah orang
yang doanya sangat mustajab.
seperti yang dikatakan nabi saw, maka satu demi satu orang meminta
didoakan Saad, sampai akhirnya datang seorang pemuda yang bernama
Abdullah bin Said memperkenalkan diri kepada Saad bin Abi waqqash saya
Abdullah.
Setelah berkenalan kemudian Abdullah bertanya keheranan, Pamanku Anda
mendoakan banyak orang karena doa itu mustajab, namun mengapa anda
tidak berdoa meminta kebaikan untuk diri anda sendiri sehingga Allah
Subhanahu Wa Ta'ala mengembalikan penglihatan Anda. Mendengar ucapan
ini Saad tersenyum, Kemudian beliau mengatakan Ya Bunayya wahai anakku,
Qodhou Allahu ‘indi ahsanu min bashori...
Wahai anakku, keputusan/Takdir Allah terhadapku lebih baik/indah dibanding
mataku... Beliau lebih bersyukur menerima takdir daripada Allah kembalikan
penglihatannya. Itulah para sahabat.. orang orang sholeh... mereka bersyukur
atas musibah, bersyukur ketika sakit.. kita juga bisa...
Tinggal sekarang kita melatihnya...
Tentunya saudaraku, Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan
cobaan dan ujian merupakan sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji
dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak disukainya atau bisa
pula pada perkara yang menyenangkannya.
Sahabat Ibnu ‘Abbas -yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir al-Qur’an-
menafsirkan ayat ini: “Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan
kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan
haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan.” (Tafsir Ibnu
Jarir).
Dari ayat ini, kita tahu bahwa berbagai macam penyakit juga merupakan
bagian dari cobaan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun di balik
cobaan ini, terdapat berbagai rahasia/hikmah yang tidak dapat di nalar oleh
akal manusia.
Oleh karenanya, selama seseorang itu dibebani syari’at, maka jalan kebaikan
selalu terbuka untuknya. Sehingga seorang hamba yang beriman itu berada di
antara mendapatkan nikmat yang ia diperintahkan untuk mensyukurinya dan
musibah yang ia diperintahkan untuk bersabar.
Dalam hadist tersebut, sudah jelas bahwasannya rasa sakit yang diberikan
oleh Allah kepada hambanya bukanlah hanya sekedar musibah, namun lebih
dari itu Allah sedang mengampuni dosa-dosa kita.
Selain itu, ada hal yang memang harus kita ingat dan jadikan pelajaran
bahwasannya datangnya sakit semata-semata agar kita semakin mengingat
Allah.
3) Sakit akan Membawa Keselamatan dari api
neraka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,” Janganlah
kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan
penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana
tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi. (HR. Muslim)
Oleh karena itu, tidak boleh bagi seorang mukmin mencaci maki penyakit
yang dideritanya, menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka pada Allah
dengan musibah sakit yang dideritanya. Bergembiralah wahai saudaraku,
sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sakit
demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka.” (HR. Al
Bazzar, shohih)
Oleh karena itu, jika Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah,
dia baru merasakan kelemahan, kehinaan, dan ketidakmampuan di hadapan
Rabb-Nya. Dia menjadi ingat atas kelalaiannya selama ini, sehingga ia
kembali pada Allah dengan penyesalan dan kepasrahan diri.