Anda di halaman 1dari 3

HIKMAH DIBALIK MUSIBAH BAGI HAMBA YANG BERTAUHID

Bismillah
Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
Segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan
kepada-Nya, kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kita dan kejelekan amal
perbuatan kita. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya,
dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Kita bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali
Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan kita bersaksi bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam adalah hamba dan Rasul-Nya.
Saudara saudari yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala, Islam.. agama yang
menginginkan setiap orang yang berada di atasnya merasakan kemudahan dalam beragama.
Rasulullah bersabda: “Agama merupakan sebuah kemudahan”. Ada hal-hal yang dalam agama ini,
menggiring manusia bisa menjadi orang yang lebih mulia setelah dia beragama dengan cara yang
benar. Sehingga, terkadang ada banyak hal dalam agama ini yang kita tidak bisa menerima padahal
itu baik, atau kita menginginkan padahal itu buruk untuk kita. Ini kehendaknya Allah yang kadang-
kadang kita tidak mengerti.
Saudara saudari yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala, tidak ada pilihan lain buat
orang beriman, kalau Allah dan Rasul-Nya telah menentukan hukum.. kecuali mengatakan
“sami’na wa ato’na”, kami dengar kami patuh. Karena kemaslahatan buat si pelaku, keuntungan
buat si pelaku, bukan Allah.. Allah tidak diuntungkan tidak dirugikan.. kita yang untuk kita yang
rugi. Agama menginginkan orang paham, maka Allah uji manusia dengan sekian banyak ujian,
dalam bentuk pendewasaan diri.. ada orang yang suka dengan ujian.. ada yang tidak.. ada yang
benci kalau diuji.. ada orang seneng kalau tidak diuji, padahal Allah tidak mungkin uji manusia di
luar batas kemampuannya. Cuma yang terjadi banyak orang yang tidak kenal Allah dengan benar,
sehingga berperangka buruk kepada Allah.. keluh kesah yang tak berujung.. padahal kalau bicara
berkeluh kesah sama Allah.. kita boleeh.. la wong iklannya jelas kok.. Allah turun di sepertiga
malam terakhir ke langit dunia.. kata Allah “yang meminta pasti kan Ku beri, yang meminta
perlindungan pasti kan Ku lindungi”. Iklannya sudah jelas maka Allah uji manusia.
Saudara saudari yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala, “Alif Laaaaaam Miiiiiim,
apakah manusia mengira kalau mereka sudah beriman tidak diuji?” kita kalo ngomong sama temen
suka seenaknya aja.. ada orang berkeluh kesah sama dia:
“aduh bro, masalah idupku ini ngga selesai-selesai bro, ya Allaah capek. Ntar urusan kerjaan,
kerjaan baru beres anak keserempet bek mobil ya Allah.. urusan sakit anak beres mertua masuk
rumah sakit perutnya muuuuuter aja aduuh, ujian ya Allah ya Allah, urusan kantor juga masya
Allah PHK aduuh degdegan ati ini”.
Kata orang yang ditanya:
“ya dulu saya juga begitu.. sama.. yang namanya ujian emang ngga ada beresnya, tapi
Alhamdulillah dah makanya ngaji.. ngajii gitu.. dulu saya juga begitu waktu belum ngaji gitu loh”
“trus?”
“ya saya sekarang ngaji dah alhamdulillah”
“gimana ujian?”
“ya masih hehe ngga ada selesainya”
Saudara saudari yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala, ya memang hidup ini ujian.
Kata Ibnu Qoyyim: “karena cuma mayit yang tidak diuji” karena cuma mayit juga kalo dicubit
ngga sakit, jadi kalo kita manusia.. dicubit masih sakit.. masih diuji.. begitu bahasa ulama.
Yaa, Allah uji manusia tujuannya untuk apa? Karena dengan ujian Allah pengen tau siapa
dari kalian yang jujur dan siapa yang tidak. Karena manusia jika diuji dengan kenikmatan dia
mengatakan “Yang Menciptakan diriku telah memuliakan aku” tapi kalo dibatasi rezekinya dia
berkata “kayaknya Allah ada sesuatu nih sama saya” dia berputus asa.. berperasangka buruk pada
Allah. Padahal kenikmatan dan musibah itu sama, sama-sama ujian, nikmat itu ujiannya adalah
bersyukuur, dan musibah ujiannya adalah bersabarr.
Saudara saudari yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala, dalam pelajaran tauhid
dijelaskan ada beberapa tingkatan manusia dalam menghadapi musibah dan masalah:
1. Tingkatan yang paling rendah adalah, seseorang dalam keadaan imannya lemah, ia
berkeluh kesah, berperasangka buruk pada Allah, lisan.. hati.. dan badannya ngga terima
musibah tersebut.
2. Tingkatan kedua, yaitu Ia bersabar, maksudnya ia menjaga menahan diri yaitu lisan dan
hatinya untuk tidak berperasangka buruk kepada Allah.
3. Tingakatan ketiga, yaitu Ia ridho, maksudnya ia berlapang dada, merasa ringan saat
musibah datang karena ia tau kalo musibah itu adalah kehendaknya Allah, Allah yang kasih
musibah itu padanya.
4. Kemudian tingkatan paling tinggi dan paling berat adalah Ia bersyukur saat musibah datang
(para sahabat Nabi sudah mencapai tingakatan ini), ada 2 sisi ketika ia bersyukur saat
tertimpa musibah:
a. Dia meyakini bahwa musibah hanya sebatas itu, misalkan motornya ambruk.. ia
bersyukur motornya ambruk itu hanya rusak pada spionnya dan hanya baret-baret
ringan, tidak sampai stangnya mbengkong ataupun tangkinya bocor.
b. Dia meyakini setiap musibah akan menggugurkan dosa, diangkat derajatnya, dan
mendapat pahala yang banyak.
Saudara saudari yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala, berikut sikap seorang muslim
yang bertauhid saat menghadapi musibah:
1. Bersabar dengan musibah, ini hukumnya wajib. Setiap amalan yang ditakar oleh Allah,
contohnya menyolatkan jenazah dapat pahala 1 qirot dan mengiringi jenazah sampai
kuburan dapat 1 qirot juga, 1 qirot itu 1 gunung yang besar, ibarat gunung yang paling
kecil itu gunung uhud nah ini lebih besar dari itu. Nah ini Ada 2 amalan yang pahala
itu tidak ditakar oleh Allah, jadi Allah kasih pahala yang sangat banyak dang a
tanggung-tanggung banyaknya, yaitu buat orang yang sabar dan orang yang puasa
(puasa di sini adalah puasa wajib dan puasa sunnah).
Bicara memberi makanan/minuman buat orang yang puasa, misal: Mas Zaka sedang
puasa, trus Mas Zaka memberi makanan / minuman kepada Mas Feri yang juga puasa,
nah di situ Mas Zaka akan mendapat seluruh pahala amal sholeh yang Mas Feri lakukan
saat puasa tanpa dikurangi sedikitpun, kita ngga tau amalan sholeh apa saja yang sudah
dilakukan Mas Feri, bisa jadi membaca Al-Qur’an yang banyak.. sholat sunnahnya
dijalankan.. bersedekah ke sana-sini.. dan itu Mas Zaka mendapatkan pahala secara
gratis karena memberi makanan/minuman ke Mas Feri tadi.
2. Agar kita ridho dengan Qodho & Qodar Allah, yaitu kita berserah diri kepada Allah.
3. Ucapkan “innalillahi wa inna ilaihi roji’un” dan ditambah dengan do’a
“Allahummahjurni fii musiibati wakhluflii khoiron minha” artinya “ya Allah berilah
ganjaran pada musibahku, dan gantilah dengan yang lebih baik”.
WaAllahu a’lam bishhowab..
Semoga yang saya sampaikan ini bermanfaat
SubhaanakAllahumma wabihamdika asyhaduallaa ilaaha illa Anta astaghfiruka wa atuubu ilaik.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Anda mungkin juga menyukai