Anda di halaman 1dari 11

ADAB – ADAB MEMBESUK ORANG SAKIT

1. PENGERTIAN MEMBESUK ATAU MENJENGUK ORANG SAKIT


Membesuk atau menjenguk orang sakit merupakan tumpuan pendukung kita untuk hidup
sosial dan limpahan rahmat Allah Swt., yang sangat luas untuk kita. Namun sayangnya
banyak sekali orang yang tidak menghiraukan hal ini. Bahkan mereka mau menjenguk
jika yang sakit tersebut mengetahui kedatangannya.
Sebagain besar orang sudah mengetahui begitu utamanya menjenguk orang sakit namun
mereka tidak paham dengan adab-adab menjenguk orang sakit sehingganya banyak
orang sakit saat dijenguk merasa kurang nyaman dengan kedatangannya.

Adapun Adab-Adab Menjenguk Orang Sakit Sebagai Berikut :


a. Niat yang Baik
Tatkala menjenguk seseorang yang sedang sakit dengan niat untuk mengharap
pahala dari Allah semata dan melaksanakan hak saudara sesama muslim. Hendaklah
anda menjauhi niat-niat yang tidak baik seperti ingin menyakitinya dengan ucapan
dan perbuatan. Dengan niat lurus, insya Allah keutamaan yang telah kita sebutkan di
atas akan didapatkan. Namun apabila niat tidak demikian, justru dosa yang akan
ditimpakan oleh Allah Swt.

b      Kunjungan Wanita kepada Laki-laki yang Sakit


Mengunjungi laki-laki yang sakit dibolehkan bagi wanita diperbolehkan meski
ia bukan mahramnya, dengan syarat aman dan tidak terjadi fitnah adanya hijab dan
tidak memanfaatkan waktu berdua-duaan. Jika syarat-syarat tersebut dapat dijaga
maka diperbolehkan bagi wanita menjenguk laki-laki yang sakit begitupun
sebaliknya.

c      Menjenguk Orang Musyrik yang Sakit


Menjenguk orang kafir diperbolehkan kepada muslim seperti yang tertera pada
riwayat Nabi Saw., dari Anas r.a berkata : Ada seorang pemuda Yahudi yang biasa
melayani Nabi saw., kemuadian ia sakit, maka datanglah Nabi saw., untuk
menjenguknya lantas beliau duduk didekat kepalanya seraya bersabda :”Islamlah”. Ia
melihat ayahnya yang berada disitu juga, kemudian ayahnya berkata :
“Patuhilah/ikutilah Abdul Qasim”. Maka iapun masuk Islam. Kemudian Nabi saw.,
keluar sambil mengucapkan :”Alhamdulillahil ladzi anqadzu minannaar” (Segala
Puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari api neraka)”. (HR. Bukhari)

d      Waktu Menjenguk Orang Sakit


Tidak ada nash-nash yang menjelaskan waktu tertentu untuk menjenguk orang
yang tertentu untuk menjenguk orang yang sakit dan menziarahinya. Maka selama
perkaranya seperti ini, dibolehkan menziarahi orang sakit kapanpun, baik malam atau
siang selama tidak ada hal yang memberatkan mereka. Karena diantara hikmah dari
menjenguk adalah meringankan penderitaan orang yang sakit tersebut dan
menyenangkan hatinya, bukan memberatkannya.

e     Meringankan Orang Sakit Dan Posisi Duduk Ketika Menjenguk


Orang yang menjenguk jangan terlalu lama duduk dan diam disisi orang yang
sakit, karena ia tersibukkan oleh rasa lapar dan sakitnya. Dan penjenguk orang sakit
yang diam dalam waktu lama akan memberatkan orang sakit tersebut, bahkan
terkadang menambah sakitnya. Oleh karena itu di antara perkara yang baik ketika
menjenguk orang sakit adalah meringankannya.

f      Menangis Ketika Sakit


‘Abdulllah bin Umar r.a meriwayatkan, ia berkata,”Sa’ad bin ‘Ubadah
menderita suatu penyakit, kemudian Nabi Saw menjenguknya bersama bersama
‘Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’ad bin ‘Ubadah beliau mendapatinya sedang dikerumuni
keluarganya. Beliau bertanya, ‘Apakah ia telah wafat?’ Merekapun menjawab,”Tidak
wahai Rasulullah.’ Maka Nabi saw., pun menangis, merekapun ikut menangis. Nabi
saw., ‘Tidakkah kalian mendengar bahwa Allah tidak akan mengazab karena tetesan
air mata dan tidak pula dengan kesedihan hati, akan tetapi Allah akan mengazab
karena ini, beliau mengisyaratkan kepada lisannya atau Allah akan merahmati. Dan
sesungguhnya mayyit akan diazab karena tangisan (ratapan) keluarganya atas
kematiannya. (HR. AL-Bukhari(no. 5667) Muslim (no. 2571))
Hadit ini menunjukkan bolehnya menangis disisi orang sakit, terlebih lagi
disisi mayit, akan tetapi tangisan itu tidak disertai jeritan histeris, karena Nabi
Saw.,telah melarang ratapan.
g       Meletakkan Tangan diatas Tubuh Orang yang Sakit
Orang yang menjenguk disunnahkannya diatas jasad orang yang sakit dan
mendoakannya sebagai bentuk meneladani Nabi kita. Terkadang meletakkan tangan
ini memiliki pengaruh dalam meringankan rasa sakit atau (bahkan)
menghilangkannya secara keseluruhan, akan tetapi hal tersebut tidak diharuskan
karena tidak ada nash-nash khusus dalam masalah ini.

2. MANFAAT MEMBESUK ATAU MENJENGUK ORANG SAKIT


a. Bagi yang Membesuk
1. Belajar berempati
Pertama, dengan membesuk orang yang sakit, kita tentu bisa belajar berempati.
kita bisa mencoba merasakan penderitaan orang lain dan ikut bersedih karenanya.
Empati itu sangat penting karena membantu kita merasakan kedekatan emosi
dengan orang lain. Orang lain pun akan senang bergaul dengan kita karena kita
orang yang bisa memahami perasaan orang lain.
2. Mendorong kita untuk bersyukur
Melihat penderitaan orang yang sedang sakit, pasti kita akan ikut merasakan
kesedihan. Namun, di sisi lain, kita juga bisa merasa bersyukur karena kita sendiri
masih bisa menikmati kesehatan hingga saat ini. Itu juga bisa mendorong kita
untuk lebih memperhatikan kesehatan supaya tidak jatuh sakit.
3. Menjaga silaturahmi
Menjenguk orang sakit juga bisa menjaga tali silaturahmi antara kita dengan
orang yang sakit. Bukan sekadar basa-basi, kita juga telah membuktikan bahwa
kita orang yang senantiasa menemani bukan di saat senang saja, tapi juga di saat
susah. Orang yang kita jenguk pasti akan sangat berterima kasih atas perbuatan
kita itu.
4. Mendorong kita untuk introspeksi diri
Menjenguk orang sakit bisa mendorong kita untuk introspeksi diri dan
memikirkan hidup kita dengan lebih mendalam, khususnya bila orang yang kita
jenguk mengalami sakit yang cukup parah.
Selama ini, mungkin kita hanya berpikir soal kesenangan semata. Namun, dengan
melihat kesusahan orang yang sakit, kita sadar bahwa kita pun sewaktu-waktu
bisa mengalami hal yang sama. Itu akan memberi kita pelajaran bahwa gak ada
yang pasti di dunia ini.
Orang yang saat ini sehat-sehat saja bisa tiba-tiba jatuh sakit, bahkan meninggal.
Bukankah itu alasan yang bagus untuk segera introspeksi diri dan memperbaiki
sifat-sifat kita?

b. Bagi yang dibesuk


1. Menjenguk orang sakit berpotensi memberi perasaan dan kesan kepadanya bahwa
ia diperhatikan orang-orang disekitarnya, dicintai, dan diharapkan segera sembuh
dari sakitnya. Hal ini dapat menentramkan hati si sakit.
2. Menjenguk orang sakit dapat menumbuhkan semangat, motivasi, dan sugesti dari
yang sakit; hal ini dapat menjadi kekuatan khusus dari dalam jiwanya untuk
melawan sakit yang dialaminya.

3. HIKMAH MEMBESUK ATAU MENJENGUK ORANG SAKIT


a. Bagi yang Membesuk
1. Hikmah dalam hal menjenguk kerabat yang sedang sakit salah satunya ialah
menggapai doa 70.000 malaikat, Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang muslim
menjenguk muslim yang lainnya pada pagi hari, kecuali 70.000 malaikat akan
bershalawat untuknya hingga sore hari. Jika dia menjenguknya di sore hari, maka
70.000 malaikat akan bershalawat untuknya hingga pagi. Dan dia akan
mendapatkan kebun yang penuh berisi buah-buahan di surga kelak.” (HR. At-
Tirmizi)
Adapun maksud shalawat diatas ialah didoakan oleh para malaikat.
"Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu
tubuh. Apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan
merasakan panas dan demam." (HR. Muslim)
2. Hikmah yang dapat diambil dalam hal ini adalah sesuai dengan sabda Rasulullah
saw. “Siapa saja menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena
Allah, maka malaikat berseru, ‘Engkau adalah orang yang baik, langkahmu adalah
langkah yang baik, dan engkau telah mendapatkan suatu posisi di surga’
“(HR.Tirmidzi, dari Abu Hurairah r.a)

b. Bagi yang dibesuk


1. Hikmah yang dapat diambil adalah dapat meningkatkan salah satu jalan untuk
semakin merenungi kekuasaan Allah SWT. serta Menambah keimanan dan
ketawakalan kepada-Nya artinya apabila sakit tersebut diterima dengan sabar dan
tawakal akan menjadi salah satu penyebab diampuni dosa-dosa. Sebagaimana
dalam salah satu hadits diceritakan bahwa pada suatu waktu Rasulullah SAW.
menjenguk Salman Al-Farisi RA. yang tengah berbaring sakit di rumahnya.
Kemudian Rasulullah SAW. bersabda,
"Sesungguhnya ada tiga pahala yang menjadi kepunyaanmu di kala sakit. Engkau
sedang mendapat peringatan dari Allah SWT., doamu dikabulkan-Nya, dan
penyakit yang menimpamu akan menghapuskan dosa-dosa-mu."

4. HADIST YANG MENJELASKAN TENTANG MEMBESUK ATAU


MENJENGUK ORANG SAKIT
a. Hadist Pertama

Nabi saw. bersabda, “Jenguklah orang sakit dan iringilah jenazah, maka hal itu akan
mengingatkan kalian pada akhirat (keadaan dan kengeriannya).” Hadis ini
diriwayatkan oleh imam Ahmad, imam Ibnu Hibban dan imam Al-Baihaqi dari
sahabat Abu Sa’id Al-Khudri. Imam An-Nawawi Al-Bantani menjelaskan bahwa
perintah pada hadis tersebut adalah menunjukkan pada kesunnahan (bukan
kewajiban).
b. Hadist Kedua

Nabi saw. bersabda, “Orang yang menjenguk orang sakit maka ia akan berjalan di
taman surga sampai ia kembali.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Muslim dari
sahabat Tsauban r.a. (bekas budak Rasulullah saw. yang telah merdeka). Imam An-
Nawawi Al-Bantani menjelaskan bahwa maksud hadis ini adalah orang yang
mengunjungi orang sakit diliputi oleh pahala seperti ia berada di taman surga yang
dikelilingi buah-buahan.

c. Hadist Ketiga
Nabi saw. bersabda, “Menjenguk orang sakit di hari pertama itu wajib, sedangkan di
hari setelahnya itu sunnah.” Berdasarkan penelusuran kami, hadis ini belum kami
temukan sanad dan perawinya. Begitupun dalam penjelasan imam An-Nawawi Al-
Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menyebutkan riwayat dan perawinya.
Hanya saja imam An-Nawawi menjelaskan bahwa maksud wajib dan sunnah dalam
hadis tersebut bukan dalam ranah syariat, melainkan dalam ranah adab/akhlak yang
baik.

d. Hadist Keempat

Nabi saw. bersabda, “Menjenguk orang sakit itu tidak wajib kecuali setelah tiga
hari.” Berdasarkan penelusuran kami, hadis ini belum kami temukan sanad dan
perawinya. Begitupun dalam penjelasan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika
mensyarah hadis ini tidak menyebutkan riwayat dan perawinya.

e. Hadist Kelima

Nabi saw. bersabda, “Siapa yang menjenguk orang sakit yang shalih, maka keluar
bersamanya tujuh puluh malaikat yang memintakan ampun untuknya, dan mereka
keluar dari rumahnya orang sakit itu bersamanya dan mereka masuk ke rumahnya.”
Berdasarkan penelusuran kami, hadis ini belum kami temukan sanad dan perawinya.
Begitupun dalam penjelasan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis
ini tidak menyebutkan riwayat dan perawinya.

f. Hadist Keenam
Nabi saw. bersabda, “Siapa yang menjenguk orang sakit maka ia selalu berada di
taman surga.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Muslim dari sahabat Tsauban r.a.

g. Hadist Ketujuh

Nabi saw. bersabda, “Orang yang menjenguk orang sakit itu akan berjalan di dalam
rahmat Allah ta’ala. Jika ia duduk di sampingnya (orang yang sakit), maka ia telah
menyelam dalam rahmatNya.” Berdasarkan penelusuran kami, hadis ini belum kami
temukan sanad dan perawinya. Begitupun dalam penjelasan imam An-Nawawi Al-
Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menyebutkan riwayat dan perawinya.
Hanya saja terdapat riwayat imam Ahmad yang semakna dengan hadis tersebut
sebagaimana berikut.

Dari Abu Umamah, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang mengunjungi
orang sakit itu berjalan di dalam rahmat Allah, dan Rasulullah saw. meletakkan
tangannya di atas pinggangnya, kemudian beliau bersabda, “Seperti ini mendatangi
dan membelakangi, dan jika ia duduk di sampingnya (orang yang sakit) maka rahmat
Allah swt. telah meliputinya.”

h. Hadist Kedelapan

Nabi saw. bersabda, “Tidak ada yang menjenguk orang sakit itu lebih dahsyat
(sakitnya) dari pada penyakitnya.” Berdasarkan penelusuran kami, hadis ini belum
kami temukan sanad dan perawinya. Begitupun dalam penjelasan imam An-Nawawi
Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menyebutkan riwayat dan perawinya.

i. Hadist Kesembilan
Nabi saw. bersabda, “(Waktu) mengunjungi (orang sakit) itu (kira-kira) di antara
(dua susu) unta.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Al-Baihaqi dari sahabat Anas bin
Malik r.a. Imam An-Nawawi Al-Bantani menjelaskan bahwa maksud hadis ini adalah
hendaknya waktu mengunjungi orang sakit itu sebentar saja, karena ia juga perlu
waktu istirahat.

j. Hadist Kesepuluh

Nabi saw. bersabda, “Dan di antara kesempurnaan mengunjungi orang sakit adalah
salah satu dari kalian meletakkan tangannya di atas dahinya atau di atas tangannya,
lalu bertanya kepadanya bagaimana keadaannya. Dan sempurnanya salam kalian
adalah adanya jabat tangan di antara kalian.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam
Ahmad dan imam At-Thabarani dari sahabat Abu Umamah r.a. dengan sanad yang
dhaif.

5. LANGKAH-LANGKAH YANG BAIK DALAM MEMBESUK ATAU


MENJENGUK ORANG SAKIT
a. Pilih Waktu yang Tepat
Beberapa rumah sakit menerapkan jam berkunjung yang harus Anda patuhi. Cara
menjenguk orang sakit yang benar adalah datang saat jam berkunjung rumah sakit
demi kenyamanan orang yang Anda jenguk dan pasien yang lainnya.
Apabila orang yang akan dijenguk tidak berada di rumah sakit, cobalah membuat
janji terlebih dahulu dengan orang yang sedang sakit atau kerabatnya. Tentukan
waktu yang tepat agar Anda bisa menemui orang tersebut tanpa mengganggu waktu
istirahat atau proses pengobatannya.

b. Berpakaian Rapi dan Sopan


Etika yang harus Anda ingat ketika menjenguk orang sakit adalah berpakaian yang
sopan dan rapi. Hargai orang sakit dan keluarganya dengan berpakaian yang
sepantasnya. Jangan berpakaian terbuka atau terlalu santai karena Anda sedang
mengunjungi orang sakit, bukan sedang jalan-jalan di mall.
Etika berpakaian ini berlaku ketika menjenguk orang sakit di rumah maupun rumah
sakit. Saat menjenguk seseorang, Anda mungkin akan bertemu dengan kerabatnya
yang juga datang menjenguk. Jangan sampai pakaian Anda yang kurang sopan
menjadi buah bibir dari para kerabat si sakit.
c. Perhatikan Ketenangan Pasien
Orang yang sakit pasti membutuhkan ketenangan. Ketika menjenguk orang sakit di
rumah sakit, terutama di kamar yang ditempati oleh lebih dari satu pasien, Anda
harus menjaga ketenangan. Meskipun itu adalah jam besuk, Anda harus tetap
menjaga sikap untuk menciptakan suasana yang tenang.
Saat datang bersama rombongan besar, usahakan masuk secara bergantian. Jangan
masuk secara berbarengan agar tidak mengganggu ketenangan pasien dan
tetangganya (jika orang sakit yang dikunjungi berbagi kamar dengan pasien lain).
Cobalah untuk tidak membawa anak kecil ke rumah sakit agar tercipta suasana yang
lebih tenang.

d. Duduk di Dekat Pasien


Tata cara menjenguk orang sakit adalah duduk dekat dengan pasien, usahakan posisi
Anda berada di dekat kepala pasien. Sikap seperti ini menunjukkan bahwa Anda
memang ingin menjenguk dan tidak khawatir tertular penyakitnya. Kecuali, jika ada
himbauan dari pihak rumah sakit atau keluarga pasien untuk tidak berada terlalu
dekat dengan pasien, maka Anda tidak perlu duduk di dekatnya.
Apabila pasien yang Anda jenguk masih bisa berkomunikasi, posisi duduk yang
dekat akan memudahkannya berbicara dengan Anda. Jangan ragu untuk menyentuh
tangan pasien karena body language seperti ini sangat berarti bagi pasien. Sentuhan
di tangan pasien akan memberikan semangat kepadanya untuk segera pulih.

e. Jangan Memberondong dengan Pertanyaan


Ketika bertemu pasien, jangan langsung memberondongnya dengan pertanyaan
seperti, “Kok bisa sakit sih?”, “Bagaimana kronologinya?”, atau “Apa kata dokter
tentang penyakitmu?” Sadarkah Anda bahwa pertanyaan yang terlalu banyak akan
membuat pasien merasa terganggu dan risih.
Cukup tanyakan bagaimana kondisinya saat ini. Jika pasien memang ingin
menceritakan segalanya kepada Anda, maka Anda hanya cukup mendengarkannya
saja. Jangan paksa dia menjawab semua pertanyaan Anda karena kondisinya masih
belum pulih.

f. Tidak Menakut-nakuti Pasien


Dulu tetanggaku ada yang sakit sepertimu, eh besoknya meninggal!” Pernahkah
Anda mendengar orang yang mengucapkan kata-kata yang terkesan menakut-nakuti
pasien? Atau mungkin Anda sendiri pernah berada di posisi yang sama, yakni
menakuti pasien.
Tindakan seperti ini sangat tidak dibenarkan. Orang yang sakit membutuhkan
semangat agar lekas sembuh. Menakut-nakuti pasien hanya akan menambah beban
dirinya sehingga tidak kunjung sembuh.

g. Bawa Buah Tangan


Membawa buah tangan memang bukan suatu kewajiban. Namun, membawa buah
tangan sudah menjadi tata cara menjenguk orang sakit di Indonesia. Buah tangan
tidak harus selalu makanan, bawakan bunga atau benda-benda lain yang disukai oleh
pasien.
Jika ingin membawakan makanan, pastikan Anda membeli makanan yang memang
bergizi dan sehat untuk dikonsumsi pasien. Akan tetapi, bila makanan tersebut tidak
bisa dikonsumsi pasien, minimal penjaga dan kerabat pasien di sana bisa turut
mengonsumsinya.

h. Hindari Menjenguk Terlalu Lama


Selayaknya orang yang sedang sakit, mereka tentu membutuhkan istirahat yang
cukup. Kehadiran kita memang cukup menyenangkan pasien, tapi jika kita terlalu
lama berada di sana bisa-bisa kita mengganggu waktu istirahat pasien.
Agar tidak mengganggu pasien, perhatikan durasi waktu menjenguk. Usahakan untuk
tidak terlalu lama menjenguk, cukup 30 menit saja. Kecuali, jika pasien sendiri yang
meminta Anda untuk tetap tinggal, maka tak masalah Anda menjenguk dalam waktu
yang lama.
Meskipun si pasien mengizinkan Anda untuk berada di sana lebih lama, Anda tetap
harus memperhatikan ketenangan pasien lainnya. Pastikan kehadiran Anda tidak
mengganggu waktu istirahat pasien lain.

i. Jangan Membandingkan Penyakit Lain


“Penyakitmu sih belum seberapa dibanding penyakit yang pernah kualami dulu.”
Kata-kata seperti ini tidak seharusnya diucapkan kepada pasien yang sedang sakit.
Sangat tidak etis jika Anda membandingkan penyakit yang sedang ia derita dengan
penyakit yang mungkin pernah Anda alami.
Tidak ada sakit yang “lebih baik” karena tidak ada sakit yang enak. Daripada
menyinggung perasaan pasien dan keluarganya, jagalah tutur kata Anda. Hindari
kata-kata negatif yang terkesan membandingkan penyakit pasien dengan penyakit
orang lain. Mungkin maksud Anda adalah menghibur pasien. Namun, belum tentu
pasien dan keluarganya menangkap kata-kata Anda sebagai penghiburan.

j. Berikan Semangat pada Pasien dan Keluarga


Selain penghiburan, pasien membutuhkan semangat dari setiap orang yang
menjenguknya. Meskipun penyakit pasien tidak parah, Anda harus tetap memberikan
mereka semangat dengan kata-kata seperti, “Cepat sembuh, ya! Biar kita bisa jalan-
jalan lagi.”
Memberi bantuan semangat tidak hanya melalui kata-kata, tapi juga tindakan.
Tawarkan bantuan tenaga atau materi jika pasien tidak mampu dan Anda pun
sanggup memberikannya. Apabila Anda tidak bisa memberikan bantuan berupa
tenaga dan materi, setidaknya ucapkan kata-kata positif untuk menyemangati pasien
dan keluarganya.

Etika dan tata cara menjenguk orang sakit ini sangat perlu diterapkan ketika Anda menjenguk
siapa pun yang sedang sakit. Selain melakukan tata cara di atas, Anda pun harus mendoakan
teman, keluarga, atau kerabat yang sedang sakit agar segera diberikan kesembuhan dan
kekuatan.

Anda mungkin juga menyukai