Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran allah swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingg inia kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kemudian kami tak lupa
mengirimkan shalawat beriring salam pada nabi besar Muhammad saw karena beliau telah
berhasil membawa umatnya dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan
seperti ini.
Dalam penulisan ini makalah tidak luput mengucapkan terima kasih kepada yang
telah membantu kelompok saya yang telah membuat makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan penulis............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
A. Pengertian klasifikasi.....................................................................................2
B. Pengertian proposisi...................................................................................... 4
BAB III PENUTUP.......................................................................................................9
A. Kesimpulan..................................................................................................... 9
B. Saran............................................................................................................... 9
DAFTAR KEPUSTAKA.............................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara etimologi, logika berasal kata yunani ‘ logos’ yang berarti kata, ucapan,pikiran
secara utuh, atau bisa juga berarti ilmu pengetahuan (kusumah 1986). Dalam arti luas, logika
adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan yang shahih
(valid, correct) dan tidak sahih (tidak valid, incorrect). Proses berfikir yang terjadi disaat
menurunkan atau menarik kesimpulan k pernyataan-pernyataan yang diketahui benar atau
dianggap benar itu biasanya disebut dengan penalaran.
Dalam mempelajari ilmu logika, kita juga harus mempelajari tentang klasifikasi, proposisi
dan oposisi. Hal tersebut sangat berkaitan erat dengan ilmu logika,karena ketiganya
memerlukan pemikiran dalam melaksanaannya. Klasifikasi (pembagian), tidak semua
pembagian dikatakan klasifikasi. Proposisi (keputusan), oposisi (perlawanan). Ketiga hal
tersebut menjadi sumber masalah utama yang akan dijelaskan secara terperinci, namun dalam
makalah ini, pemakalah hanya membahas klasifikasi dan proposisi. Untuk hal lainnya akan
dibahas pada makalah selanjutnya.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian klasifikasi ?
2. Ada berapa Cara membuat klasifikasi ?
3. Apa penegertian proposisi ?
4. Apa saja bentuk-bentuk proposisi ?
C. Tujuan makalah
1. Agar mengetahui pengertian klasifikasi ?
2. Agar mengetahui berapa Cara membuat klasifikasi ?
3. Agar mengetahui penegertian proposisi ?
4. Agar mengetahui bentuk-bentuk proposisi ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi
1. Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi adalah penegelompokan barang yang sama dan memisahkan dari yang berbeda
menurut spesiannya.dalam kehidupan sehari-hari pekerjaan mengelompokkan semacam itu
sangat sering kita lakukan. Para penjual buah-buahan menyusun dagangannya dengan
beberapa cara, berdasarkan macam buah yang dijual, brdasarkan harganya, dan mungkin pula
berdasarkan besar kecilnya buah-buahhan itu. Pemilik toko menyusun barang yang dijajakan
berdasarkan barang sejenis. Para ilmuwan membuat klasifikasi ilmu menjadi 3 golongan
besar, ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu kelaman, dan ilmu-ilmu humaniora.
Pengelompokkam barang-barang ini tidak lain agar kita mudah dalam berhubungan
dengan benda-benda itu. Bisa dibanyangkan sulitnya mencari satu judul buku bila buku-buku
dalam perpustakaan ditumpuk begitu saja tanpa dibuat klasifikasinya.
a. Pembagian
Agar dapat spesi yang benar, maka dalam pembagian perlu di perhatikan patokan
berikut:
1. Pembagian harus didasarkan atas sifat persamaan yang ada pada genera secara menyeluruh.
Spesinya merupakan perubahan tertentu dari sifat persamaan itu.misalnya kita hendak
membagi bidang datar, maka kita harus membagi berdasarkan berubahan tertentu dari sifat
generanya, yakni jumlah sisi yang membentuknya. Kita akan mendapatkan pembagian
berikut:Segi tiga,segi empat, segi lima, segi enam, segi lebih dari enam , (tiga sisi),(empat
sisi),(lima sisi),(enam sisi). Jika kita membagi bidang datar misalnya dengan belah ketupat,
bujur sangkar, jajar genjang, maka kita tidak membagi berdasarkan sifat yang ada pada
genera secara menyeluruh dari bidang datar,melainkan perubahan tertentu dari segi empat.
4
2. Setiap pembagian harus berlandaskan satu dasar saja.pembagian yang berlandakan lebih
dari satu dasar akan menghasilkan spesia yang simpang siur (overlap, cross devision , terselip
tidak karuan). Contoh dari pembagian overlap adalah membagi manusia menjadi; manusia
bekulit putih, manusia aria, manusia asia, manusia penyabar. Disini terdapat empat macam
dasar pembagian yaitu: warna kulit, ras, regional, dan sifat dari manusia.
Pembagian yang benar atas manusia, misalnya dengan dasar warna kulit, akan
menghasilkan spesia-spesia: manusia berkulit putih, manusia brkulit hitam, manusia berkulit
kuning,manusi berkulit merah.
3. Pembagian harus lengkap, yakni harus menyebut keseluruhan spesia yang dicakup oleh
suatu genera. Ini memang sulit karena tidak selamanya mengetahui keseluruhan spesia suatu
genera.hal ini sangat tergantung akan keluasan penegtahuan kita atas kelompok barang-
barang.
Pembagian dikotomi, suatu ketika kita tidak bisa membagi dengan modela diatas, karena
terbatasnya pengetahuan kita akan kelompok barang-barang dan juga sering kita dapati
pembagian tersebut kita bisa kita laksanakan, maka kita menggunkan model pembagian
logika jenis lain, yaitu pembagian dikotomi. Pembagian dikotomi adalah pembagian dari
suatu genera kepada spesia yang dicakupnya dengan cara mengelompokkan menjadi 2
golonganyang dibedakan atas “ ada” dan “tidak adanya” kulitas tertentu.
b. Penggolongan
Jika dalam pembagian kita menguraikan denotasi suatu genera maka dalam penggolongan
kita mencoba mengatur barang-barang dalam kelompok spesia. Jadi antara pembagian dan
penggolongan mempunyai arah bertentangan.pembagian bergerak dari atas kebawah, yakni
dari genera kepada spesia, sedangkan penggolongan bergerak dari bawah keatas,dari
individu-individu menuju spesianya. Pengelompokkan barang-barang atas golongan tertentu,
didasarkan atas persamaan atribut dan perbedaannya. Barang-barang yang mempunyai
persamaan tertentu dikelompokkan ke dalam golongan yang sama dan barang-barang yang
mempunyai ciri-ciri berbeda dengan kelompok pertama digolongkan ke dalam golongan yang
lain pula.misalnya; kita menghadapi barang seperti,: melati, besi, kenanga,mawar, timah,
emas, cempaka, pacar sore, tembaga dan platina. Melati, kenanga, mawar, cemapaka, dan
pacar sore mempunyai persamaan-persamaan yang sangat menonjol sehingga kita dapat
kelompokkan dalam golongan “ bunga”. Besi, timah, emas, tembaga dan platina tidak bisa
dikelompokkan dalam golongan “bunga”, tetap kesemuanya mempunyai cirri yang sama
sehingga kita masukkan dalam golongan “ logam”.jadi kemiripan dasar yang dimiliki oleh
individu barang-barang itulah penggolongan dilaksanakan.
penggolongan alam adalah penggolongan yang disuusn atas kecerdasan kita, saperti
penggolongan melati, mawar, kenanga, dan pacar sore ke dalam golongan bunga.
5
penggolongan buatan adalah penggolongan yang didasarkan atas satu sifat. Dikatakan buatan
karena penggolongan itu dimaksudkan untuk mengabdi tujuan tertentu. Contoh dari
penggolongan ini misalnya penyusunan nkata dalam kamus, penyusunan buku dalam
perpustakaan, pengelompokkan barang-barang ditoko. Pengolon gan ini bertujuan untuk
mendapat kan kemudahan sejauh mungkin. Penggolongan, baik penggolongan alam maupun
penggolongan buatan dinamakan juga klasifikasi dalam arti sempit. 1
B. Proposisi
1. Pengertian proposisi
Proposi merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna.
Jika kita menganalisis suatu pemikiran, taruhlah suatu buku, kita akan mendapati kesatuan
pemikiran dalam buku itu, kemudian lebih khusus lagi dalam bab-babnya, kemudian pada
paragrafnya dan akhirnya pada unit yang tidak bisa dibagi lagi yakni yang disebut proposisi.
proposisi itu sendiri masih bisa dianalisis lagi menjadi kata-kata, tetapi kata-kata hanya
menghadirkan pengertian sesuatu, bukan maksud atau pemikiran Sesuatu.
Defenisi tentang proposisi namun dapat dijelaskan bahwa proposisi adalah sebuah
kalimat pernyataan yang mengandung nilai salah dan benar2 misalnya:
Semua pernyataan pikiran yang mengungkapkan keinginan dan kehendak tidak dapat
dinilai benar dan salahnya bukanlah proposisi, seperti;3
6
Wahai purnama bersinarlah selalu.
Dalam logika dikenal adanya 2 macam proposisi, menurut sumbernya, yaitu proposisi
analitik dan proposisi sintetik.proposisi analitik adalah proposisi yang prediketnya
mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subjeknya, seperti:
Kata “hewan“ pada contoh” kuda adalah hewan” pengertiannya sudah terkandung pada
subjek “kuda”. Jadi prediket pada proposisi analitik tidak mendatangkan pengetahuan baru.
Untuk menilai benar tidaknya proposisi serupa kita lihat ada tidaknya pertentangan dalam diri
pernyataan itu.proposisi analitik disebut juga proposisi a priori.
Proposisi sintetik adalah proposisi yang prediketnya mempunyai pengertian yang bukan
menjadi keharusan bagi subjeknya, seperti:
Kata “manis” pada proposisi “gadis ini manis” penegertiannya belum terkandung pada
subjeknya, yaitu “gadis”. Jadi kata ‘manis’ merupakan pengetahuan baru yang didapat
melalui pengalaman. Proposisi sintetik adalah lukisan dari kenyataan empiric maka untuk
menguji benar salahnya diukur berdasarkan sesuai tidaknya dengan kenyataan empiriknya.
Proposisi di sebut juga proposisi a posteriori.
2. Bentuk-bentuk proposisi
1. Proposisi kategorik
Proposisi kategorik adalah pernyataan antara hubungan subjek dan prediket tanpa
syarat,contoh:
7
2) Prediket: hal yang menerangkan.
4) Quantifier adalah kata yang menunnjukkan banyak satuan yang diikat oleh term subyek.
Dalam contoh berikut unsure sebuah proposisi kategorik dapat di ketahui dengan jelas:
Sebagian manusia adalah pemabuk.
Quantifier subyek kopula predikek
3) Apabila kedua aspek kulitas dan kuantitas kita campurkan maka muncullah beberapa
proposisi sebagai berikut:
A (dari huruf pertama kata latin Affirmo) menunjuk proposisi universal afirmatif: semua, setiap.
E (dari huruf kedua kata latin nEgo) menunjuk proposisi universal negative: tiada, tidak seorang
pun.
I (dari huruf ketiga kata latin affIrmo) menunjuk proposisi partikular afirmatif: beberapa,
sementara orang, seseorang.
O (dari huruf keempat kata latin negO) menunjuk proposisi partikular neggatif: beberapa….
Tidak.
2. Proposisi hipotetik
Proposisi hipotetik adalah menyatakan proposisi yang berhubung antara subjek dan prediket
menggunakan syarat tertentu dengan tanda penghubung “jika” atau “sejenis”.contoh: jika
ayah pulang, saya akan pergi; kalau hari hujan, maka saya tidak akan mau. Jadi, proposisi
hipotetik berbeda dari proposisi kategorik baik dalam materi maupun bentuknya. Hal tersebut
bisa kita rumuskan sebagai berikut:
1) Materi suatu proposisi hipotetik bukanlah subjek dan prediket, melainkan bagian-bagian
yang di antaranya diterangkan terdapat hubungan.
8
2) Bentuk bukanlah identitas atau kebendaan yang diungkapkan oleh unsure penghubung
(kopula), melainkan suatu hubungan lain yang ditunjukan oleh partikal – partikal.
1) Proposisi disjungtif adalah yang dua bagian dihubungkan dengan kata “apabila”, “jika
tidak”, dan lain-lainnya.
Misalnya: jika dunia berputar, dunia bergerak; apabila semalam hujan, jalanya pasti
basah; jika suhu badanya tidak menurun, ia akan mati.
2) Proposisi disjungtif adalah proposisi yang subjek atau prediketnya terdiri dari bagian-
bagian yang menyisihkan.proposisi disjungtif menegaskan bahwa dua buah proposisi dalam
waktu yang sama tidak dapat benar , jika tidak dapat pada waktu yang sama palsu.misalnya:
harus hanya terdapat satu pimpinan, atau seluruh urusan kita gagal; atau saya tau saudara
yang salah;dunia tidak bergerak atau bergerak.
3) Proposisi konjungtif adalah proposisi yang meyangkal bahwa dua prediket secara bersama
dapat benar diterapkan pada subjek yang sama dalam waktu yang bersamaan. Misalnya:
saudara tidak dapat menyembah tuhan dan mammon;saudara tidak dapat menjadi pemain
dan penonton sekaligus.
4) Proposisi relative adalah proposisi yang dua bagiannya dihubungkan dengan kata “dimana,
di situ, sebagaimana, demikian dan lain-lain”.misalnya: Di mana hartamu, di situ pulalah
hatimu; sebagaimana hidup kita, demikian juga nanti kita meninggal. 4
3. Proposisi disyungtif
Hidup kalau tidak bahagia adalah susah.
Dalam proposisi hipotetik kopula menhubungkan sebab dan akibat sedangkan dalam
proposisi disyungtif kopula menhubungkan dua buah alternative.
4 Ibid, hal . 70 - 71
9
Ada dua bentuk proposisi disyungtif. Proposisi disyungtif sempurna dan proposisi
disyungtif tidak sempurna.proposisi disyungtif sempurna mempunyai alternatif
kontradiktif,rumus: A mungkin B mungkin non B, seperti:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Klasifikasi adalah penegelompokan barang yang sama dan memisahkan dari yang berbeda
menurut spesiannya. dalam kehidupan sehari-hari pekerjaan mengelompokkan semacam itu
sangat sering kita lakukan. Pengelompokkam barang-barang ini tidak lain agar kita mudah
dalam berhubungan dengan benda-benda itu. Bisa dibanyangkan sulitnya mencari satu judul
buku bila buku-buku dalam perpustakaan ditumpuk begitu saja tanpa dibuat klasifikasinya.
Ada 2 macam cara membuat klasifikasi yaitu, pembagian dan penggolongan.
Defenisi tentang proposisi namun dapat dijelaskan bahwa proposisi adalah sebuah kalimat
pernyataan yang mengandung nilai salah dan benar. Ada tiga bentuk-bentuk proposisi.
yaitu, Proposisi kategoris adalah pernyataan antara hubungan subjek dan prediket tanpa
syarat, Proposisi hipotetikadalah menyatakan proposisi yang berhubung antara subjek dan
prediket menggunakan syarat tertentu dengan tanda penghubung “jika” atau
“sejenis, Proposisi disyungtif adalah Tipe proposisi kondisional ( yang kebenarannya
digantungkan pada syarat tertentu) disamping bentuk hipotetik adalah bentuk
disyungtif.seperti juga proposisi hipotetika, proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri
dari dua buah proposisi kategorika.sebuah proposisi disyungtif seperti:’proposisi itu
benar dan proposisi itu salah.kopula yang berupa ‘jika’ dan’ maka’ mengubah dua proposisi
kategorik menjadi permasalahan disyungtif.
10
B. Saran.
Dengan apa adanya dalam penulisan makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karena itu penulis berharap dan siap menerima kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sehingga penulis agar lebih baik dalam penulisan makalah
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
11