Anda di halaman 1dari 159

BIOLOGI

Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam


SMA/MA Kelas XII

Oleh:
1. Wigati Hadi Omegawati
2. Teo Sukoco
3. Rumiyati
4. Henny Purnama Wati

Disklaimer Daftar isi


Daftar Isi
BAB I Pertumbuhan dan Perkembangan

BAB II Metabolisme Sel

BAB III Substansi Materi Genetik

BAB IV Pembelahan Sel

BAB V Pola Pewarisan Sifat pada Hukum Mendel


BAB VI Pola-Pola Hereditas Pautan

BAB VII Hereditas pada Manusia

BAB VIII Mutasi

BAB IX Evolusi

BAB X Bioteknologi
BAB

I Pertumbuhan dan Perkembangan

A. Pertumbuhan dan
Perkembangan pada
Tumbuhan
B. Pertumbuhan dan
Perkembangan pada
Hewan serta
Manusia
C. Merencanakan dan
Melaksanakan
Percobaan tentang
Faktor Luar yang
Memengaruhi
Pertumbuhan serta
Perkembangan pada
Tumbuhan
Kembali ke daftar isi
A. Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Tumbuhan

1. Pengertian
Pertumbuhan dan
Perkembangan
2. Faktor-Faktor yang
Memengaruhi
Pertumbuhan dan
Perkembangan
Tumbuhan

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Perkembangan merupakan
Pertumbuhan adalah proses
proses perubahan yang
bertambahnya ukuran (di
menyertai pertumbuhan, menuju
antaranya volume, massa, dan
tingkat pematangan atau
tinggi) pada makhluk hidup.
kedewasaan makhluk hidup.

Contoh:
Contoh: munculnya
pertambahan tinggi
bunga sebagai alat
batang dan jumlah
perkembangbiakan.
daun.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Grafik Sigmoid

Pengukuran pada
pertumbuhan akan
menghasilkan suatu
grafik sigmoid.

Grafik sigmoid terdiri atas empat


fase pertumbuhan:
 Fase log
 Fase Eksponensial
 Fase Stasioner
 Fase Kematian

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Jenis-Jenis Perkecambahan
Pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
diawali dengan perkecambahan
biji.

• PerkecambahanPerkecambahan•Epigeal
Perkecambahan
Epigeal Hipogeal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan
• Faktor Internal • Faktor Eksternal
a. Faktor Intraseluler Air
b. Faktor Interseluler
 Auksin
Cahaya
 Giberelin Kelembapan
 Sitokinin Nutrien
 Hormon etilen
Suhu
 Asam absisat
 Asam traumalin Oksigen
 Kalin Nilai pH

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Hewan serta Manusia

1. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan


2. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Manusia

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan

• Tahap Morulasi
Fase • Tahap Blastulasi
• Tahap Gastrulasi
Embrionik • Tahap Organogenesis

• Metamorfosis
Fase Pasca • Metagenesis

Embrionik

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Metamorfosis

Metamorfosis Metamorfosis
adalah tidak sempurna
perubahan
bentuk secara
bertahap yang
dialami hewan
semasa Metamorfosis
hidupnya sempurna

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Metagenesis
Metagenesis adalah pergiliran keturunan dari generasi gametofit ke generasi
sporofit atau sebaliknya

• Metagenesis Obelia • Metagenesis Aurelia

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Pertumbuhan dan Perkembangan pada Manusia
Masa Balita (Bawah Lima Tahun, 0–5 Tahun)

Masa Kanak-Kanak (6–10 Tahun)

Masa Remaja (11–18 Tahun)

Masa Dewasa (19–50 Tahun)

Masa Lanjut Usia (Manula, 50 Tahun ke Atas)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan
dan Perkembangan Hewan serta Manusia
• Faktor Internal • Faktor Eksternal
a. Gen  Nutrien
b. Hormon
 Air
 Hormon pertumbuhan pada
hewan  Cahaya matahari
 Hormon tiroksin  Oksigen
 Hormon somatomedin  Lingkungan
 Ekdison dan juvenil
 Hormon Pertumbuhan pada
manusia
 Hormon tiroksin
 Hormon somatotropin
 Hormon tetosteron
 Hormon estrogen
 hormon progesteron

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


C. Merencanakan dan Melaksanakan Percobaan
tentang Faktor Luar yang Memengaruhi
Pertumbuhan serta Perkembangan pada Tumbuhan

Merancang Percobaan

Melakukan Percobaan

Menganalisis Data dan Menarik Kesimpulan

Menyusun Laporan Percobaan

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB

II Metabolisme Sel

A. Enzim
B. Katabolisme
C. Anabolisme

Kembali ke daftar isi


A. Enzim

1. Komponen Enzim
2. Sifat-Sifat Enzim
3. Mekanisme Kerja Enzim
4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kerja Enzim

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Komponen Enzim
Berdasarkan komponen penyusunnya, enzim dibedakan menjadi enzim
sederhana dan enzim kompleks

• Hanya terdiri atas protein


Enzim
sederhana

• Komponen protein (apoenzim)


Enzim kompleks • Komponen nonprotein (gugus
(holoenzim) prostetik)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Sifat Enzim
• Dipengaruhi oleh suhu dan Ph
• Bekerja secara spesifik
• Bekerja secara bolak-balik (reversible)
• Diperlukan dalam jumlah sedikit
• Dapat bereaksi dengan substrat asam atau basa
• Berupa koloid
• Dapat digunakan berulang kali

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Mekanisme Kerja Enzim

• Lock and Key Theory (Teori Gembok dan Kunci)

• Induced Fit Theory (Teori Ketepatan Induksi)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kerja Enzim

1.Suhu (temperatur)
2.Perubahan pH
3.Konsentrasi enzim
4.Konsentrasi substrat
5.Zat-zat penggiat (aktivator)
6.Zat-zat penghambat (inhibitor)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Katabolisme

1. Pengertian Katabolisme
Katabolisme adalah proses penguraian senyawa
kompleks menjadi senyawa-senyawa yang lebih
sederhana
2. Macam-Macam Katabolisme
Dalam tubuh terjadi beberapa proses katabolisme.
a. Katabolisme Karbohidrat
b. Katabolisme Lemak dan Protein

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Katabolisme Karbohidrat

• Dalam tubuh, proses katabolisme karbohidrat


berlangsung melalui proses respirasi sel. Berdasarkan
kebutuhan oksigen, respirasi dibedakan menjadi:
1. Resiprasi aerob
2. Respirasi anaerob

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Respirasi Aerob (membutuhkan oksigen)

• Respirasi aerob melalui jalur siklus Krebs


Dekarboksilasi
Siklus Krebs
oksidatif

Sistem
Glikolisis Transpor
Jalur Elektron
siklus
Krebs

• Respirasi aerob melalui jalur pentosa fosfat

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Glikolisis
• Terjadi di sitosol
• Reaksi:

• Hasil: 2 asam piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Dekarboksilasi
Oksidatif
• Pada sel eukariotik terjadi di mitokondria,
sedangkan pada sel prokariotik terjadi di
sitosol.
• Reaksi:

• Hasil: 2 asetil Co-A, 2 CO2, dan 2 NADH

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Reaksi:
Siklus Krebs

Terjadi di matriks mitokondria

Hasil:

 4 CO2,
 6 NADH,
 2 FADH2 ,
 dan 2 ATP
Sistem Transpor
Elektron
• Terjadi di membran dalam mitokondria
• Hasil: 6 H2O dan 32 ATP
• Jumlah total ATP yang dihasilkan dalam respirasi
aerob melalui jalur siklus Krebs sebagai berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Respirasi aerob melalui jalur pentosa fosfat

• Reaksi:

• Hasil: CO2 dan 2NADPH2

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Respirasi Anaerob
(tanpa membutuhkan oksigen)

• Fermentasi Asam Laktat

• Fermentasi Alkohol

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Katabolisme Lemak dan Protein
• Katabolisme Lemak
Dibantu oleh enzim lipase.
Dimulai dengan pemecahan lemak menjadi asam lemak dan
gliserol.
Asam lemak diubah menjadi asetil CoA.
Gliserol akan diubah menjadi fosfogliseraldehid (PGAL).
• Katabolisme Protein
Dimulai dengan pemecahan protein yang dibantu oleh
enzim protease dan peptidase menjadi asam amino.
Asam amino mengalami reaksi deaminasi yang
menghasilkan gugus amin (NH3) dan asam keto.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Skema katabolisme karbohidrat, lemak, dan protein

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


C. Anabolisme

1. Pengertian Anabolisme
Anabolisme merupakan proses penyusunan senyawa
kompleks dari senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
2. Macam-Macam Anabolisme
a. Fotosintesis
b. Kemosintesis
c. Sintesis Lemak dan Protein

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


fotosintesisi

Struktur kloroplas:
1. membran luar
2. ruang antar membran
3. membran dalam
(1+2+3: bagian amplop)
4. stroma
5. lumen tilakoid (inside of
thylakoid)
6. membran tilakoid
7. granum (kumpulan
tilakoid)
8. tilakoid (lamella)/reaksi
terang
9. pati
10. ribosom
11. DNA plastida
12. plastoglobula
Panjang gelombang cahaya pigmen warna
(610 - 700 nm), merah klorofil a hijau muda
(510 - 600 nm), hijau, kuning klorofil b hijau tua
(410 - 500 nm), biru klorofil a
(< 400 nm violet klorofil a
Fotosintesis Reaksi terang

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Fotosistem merupakan sistem penangkapan poton oleh klorofil
a (700 nm ) atau b (680 nm )
Ketika klorofil menyerap energi foton dari cahaya, elektron pada klorofil akan
terlepas ke orbit luar (tereksitasi).
Elektron ini akan ditangkap oleh penerima elektron yaitu plastokuinon.
Ketika elektron ditangkap oleh plastokuinon, akibatnya jumlah elektron di dalam
klorofil menjadi tidak stabil
Untuk itu klorofil harus disuplai elektron dari molekul lain.
Dalam waktu yang bersamaan H2O terpecah menjadi 2H+, OH- dan elektron
(fotolisis). Elektron dari air inilah yang dipakai untuk menstabilkan klorofil.
Proses berikutnya elektron masuk dalam aliran elektron, jika elektronnya berasal
dari fotosistem I atau P700 bersifat nonsiklus dan apabila elektronnya berasal dari
fotosistem II atau P 680 bersifat siklus.
Pada saat perjalanan elektron (e-) berasal dari P700 yang terlempar keluar orbit
tersebut ditangkap oleh akseptor penerima elektron seperti plastokuinon atau
sitokrom.
Kemudian elektron itu pindah ke akseptorlain, lalu pindah kembali ke klorofil P700
semula.
fotofosforilasi siklik
Selama proses perpindahan dari akseptor satu ke akseptor lain terdapat
energi yang terlepas dari elektron, energi tersebut digunakan dalam
fotofosforilasi siklik dengan produk akhir berupa
ATP, dan tidak dihasilkan NADPH serta O2.
ATP digunakan sebagai energi yang dapat dimanfaatkan dalam proses
biologis sel-sel organisme, seperti yang telah kita pelajari sebelumnya.
Dalam hal ini ATP berguna dalam pembentukan karbohidrat.
sintesis ATP dalam kloroplas disebut sebagai fotofosforilasi .
adalah peristiwa bereaksinya senyawa ADP dan asam fosfat menjadi
ATP, seperti berikut.
ADP + Pi ---> ATP
Perjalanan aliran elektron fotosistem II non siklik.
elektronnya (e-) juga berasal dari P700.
yang terlempar keluar ditangkap oleh akseptor elektron yaitu
NADP +2H- NADPH2.(H2O H + O2 ) mengikuti jalannya
elektron siklik pindah ke akseptor lain seperti plastosianin atau
feredoksin.
elektron itu pindah dan tidak kembali ke klorofil P700, tetapi
mengalir melalui membran tilakoid,maka P700 menjadi molekul
yang teroksidasi sehingga menyedot elektron dari P680 berenergi
tinggi yang berasal dari energi cahaya (foton) matahari.
Molekul NADPH2 dan ATP yang berenergi tinggi digunakan untuk
mengubah CO2 dan H2O menjadi produk gula (seperti glukosa,
maltosa, fruktosa dan amilum) dan O2.
Reaksi gelap
3 tahap siklus calvin
1. Karboksilasi adalah CO2 diikat (fiksasi) oleh senyawa rebulosa bifosfat
(RuBP) yang memiliki atom C sebanyak 5 (C-5), karena hanya mengikat satu
atom C (C-1) maka terbentuk senyawa RuBP dengan atom C sebanyak 6 (C-
6) dalam keadaan yang tidak stabil dan pecah menjadi 2 senyawa
gliseraldehid 3-fosfat (G3P).
2. Reduksi adalahsenyawa gliseraldehid 3-fosfat (G3P) bereaksi dengan ATP,
membentuk asam fosfogliseraldehid yang masih berikatan dengan H2 berasal
dari NADPH2. Siklus reaksinya harus berjalan 3 kali, baru terbentuk hasil
akhir yaitu 6 senyawa gliseraldehid 3-fosfat (G3P).
3. Regenerasi adalah pembentukan kembali senyawa rebulosa bifosfat (RuBP)
digunakan untuk mengikat CO2. Pembentukan kembali senyawa rebulosa
bifosfat (RuBP) dan pecah menjadi 2 senyawa (G3P) bereaksi dengan ATP
membentuk asam fosfogliseraldehid dan NADPH2. Siklus reaksinya berjalan
3 kali, dan kembali regenerasi lagi. Jadi untuk membentuk 1 molekul glukosa
maka dibutuhkan sebanyak 6 kali siklus (siklus Calvin) dengan menangkap
sebanyak 6 molekul 6CO2, reaksinya sebagai berikut.
6CO2 + 6H2O ———> C6H12O6 + 6O2
Kemosintesis

• Kemosintesis adalah proses penyusunan


bahan organik (karbohidrat) dari H2O dan CO2
menggunakan energi kimia.
• Kemosintesis terjadi pada berbagai kelompok
bakteri seperti bakteri nitrifikasi dan bakteri
belerang.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Perbedaan fotosintesis dan
kemosintesis

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Sintesis Lemak dan Protein
• Sintesis Lemak
 Sintesis maupun pembongkaran lemak terjadi dengan bantuan enzim
lipase.
 Apabila gliserol ditambah tiga molekul asam lemak akan tersusun suatu
ester yang disebut lemak.
 Enzim lipase juga dapat membongkar lemak menjadi asam lemak dan
gliserol.

• Sintesis Protein
 Protein di dalam sel tersusun dari asam amino yang proses
pembentukannya melibatkan DNA, RNA, dan ribosom.
 Protein tidak disintesis langsung oleh gen, melainkan melalui proses
transkripsi dan translasi.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB

III Substansi Materi Genetik

A. Kromosom, DNA,
dan Gen
B. Sintesis Protein

Kembali ke daftar isi


Sel

Nukleus

Nukleoprotein

Asam Nukleat Protein

DNA dan RNA Protamin Histon

Nukleotida

Nukleosida Asam Phosfat

Basa Nitorgen Gula Pentosa

Purin Pirimidin Ribosa(RNA) Deoxiribosa(DNA)

Adenin Guanin Tymin (DNA) Sitosin


Urasyl (RNA)
A. Kromosom, DNA, dan Gen

Kromosom
• Struktur padat yang terdiri atas asam
nukleat (DNA dan RNA) dan protein.
• Terletak di nukleus.
• Berperan dalam hereditas karena
mengandung faktor pengendali
keturunan atau gen.
• Panjang antara 0,2 – 50 mikron dan
diameter antara 0,2-20 mikron.
• Tipe kromosom meliputi autosom
dan gonosom.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Macam-macam bentuk kromosom.

Metasentrik Submetasentrik

Akrosentrik
Telosentrik
GEN
Unit instruksi untuk menghasilkan atau mempengaruhi
suatu sifat herediter tertentu

Gen dominan ditulis dengan


Karakter tinggi (dominan) D
huruf besar, gen resesif ditulis
Karakter cebol (resesif) d
dengan huruf kecil.

ALEL
Variasi alternatif gen yang menjelaskan adanya
variasi pada pewarisan suatu sifat
DNA
• Ditemukan dalam nukleus.
• Memiliki rantai double helix.
• Komponen gula berupa deoksiribosa.
• Basa nitrogen terdiri atas purin (adenin
dan guanin) dan pirimidin (sitosin dan
timin).
• Memiliki gugus fosfat.
• Berperan dalam penurunan sifat dan
sintesis protein.
• Replikasi DNA meliputi replikasi
konservatif, semi konservatif, dan dispersif.
• Enzim yang berperan dalam replikasi yaitu
enzim helikase, polimerase, dan ligase.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Replikasi DNA
DNA lama

DNA baru

DNA baru

DNA lama

DNA lama

DNA baru

DNA baru
DNA lama

DNA baru
DNA lama
Gen
• Berperan dalam
mengatur proses
metabolisme dan
menyampaikan informasi
genetik dari satu generasi
ke generasi berikutnya.
• Terletak dalam lokus
kromosom yang tersusun
berderet secara linear.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Sintesis Protein

Pengertian
• Proses penerjemahan gen menjadi urutan asam
amino yang akan disintesis menjadi polipeptida

Dalam sintesis protein melibatkan RNA

Tahap-tahap sintesis protein

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


RNA
• Ditemukan dalam sitoplasma
terutama dalam ribosom dan
nukleus.
• Memiliki rantai single helix.
• Komponen gula berupa ribosa.
• Basa nitrogen atas purin (adenin
dan guanin) dan pirimidin (sitosin
dan urasil).
• Memiliki gugus fosfat.
• Berperan dalam sintesis protein.
• Ada tiga tipe RNA yaitu rRNA,
mRNA, dan tRNA
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
TAHAP SINTESA PROTEIN

Tahap Replikasi DNA

TahapTranskripsi

TahapTranslasi

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Tahap Replikasi DNA
DNA lama

DNA baru

DNA baru

DNA lama

DNA lama

DNA baru

DNA baru
DNA lama

DNA baru
DNA lama
Tahap Replikasi DNA
Penggandaan DNA
Transkripsi
•Kode genetik dalam DNA disalin dan menghasil satu rantai molekul RNA.
•Berlangsung di dalam inti sel.
Macam-macam RNA
mRNA /kodon
tRNA
rRNA
Translasi
Merupakan sintesis polipeptida dengan urutan spesifik berdasarkan rantai
RNA yang dibuat pada tahap transkripsi.

TAHAPAN SINTESA PROTEIN


Transkripsi : a. Inisiasi b. Elongasi, c. Terminasi
Translasi : a. Inisiasi b. Elongasi, c. terminasi
Transkripsi
Rantai DNA yang mengandung kode-kode genetik (kodon) dan
dapat mencetak mRNA disebut rantai sense. Rantai DNA yang
tidak mencetak mRNA disebut rantai antisense.

Bagian basa N pada tRNA yang menerjemahkan kode yang


dibawa mRNA disebut antikodon. Sementara itu, tiga bagian
basa N pada mRNA tersebut di atas yang memiliki kode untuk
menspesifikasikan asam amino disebut kodon.
transkripsi

DNA LIGASE RNA primase

Dna topoisomerase
polymerase

Rantai tunggal
Translasi

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB

IV Pembelahan Sel

A. Pembelahan
amitosis,
mitosis, dan
meiosis
B. Gametogenesis

Kembali ke daftar isi


Pembelahan sel adalah suatu proses yang membagi
satu sel induk menjadi dua atau lebih sel anak
dengan cara membelah diri, baik pada organisme
uniseluler maupun multiseluler.
Berdasarkan ada atau tidaknya tahap-tahap
pembelahan, pembelahan sel dibagi menjadi tiga
yaitu amitosis, mitosis, dan meiosis.
a. Amitosis
b. Mitosis
c. Meiosis

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Amitosis

• Pembelahan sel melalui tahapan yang sederhana.


• Terjadi pada organisme prokariotik.
• Ketika tidak membelah, sel dalam kondisi interfase.
Karena tidak ada fase lain dalam siklus hidupnya,
maka hampir seluruh siklus sel prokariotik adalah
interfase.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Mitosis

• Terjadi pada organisme yang mengalami


pertumbuhan, perbaikan, atau reproduksi aseksual.
• Siklus sel terdiri atas dua fase yaitu fase
pertumbuhan (interfase) dan fase pembelahan.
Interfase

Fase Mitosis

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Interfase

 Pada saat interfase, sel


tidak menunjukkan adanya
perubahan morfologi, tetapi
sel tersebut aktif melakukan
metabolisme.
 Interfase terdiri dari tiga
fase yaitu gap-1 atau fase
tumbuh pertama (G1),
sintesis (S), dan gap-2 atau
fase tumbuh kedua (G2).

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Fase Mitosis

Profase

Metafase

Anafase

Telofase

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Profase Metafase
• Benang-benang kromatin memendek dan • Terbentuk benang spindel kromosom
menebal membentuk kromatid. terlihat semakin jelas.
• Kromatid berpasangan membentuk • Kromosom berada di daerah ekuator
kromosom. sel.
• Membran nukleus dan nukleolus • Setiap kromosom masih terdiri atas 2
menghilang. kromatid yang terkait pada
sentromernya.
• Pada sel hewan, sentriol mengalami
pembelahan. Sentriol tersebut memisah • Pada setiap sentromer ada 2 kinetokor
menuju kutub yang berlawanan. yang masing-masing dikaitkan dengan
benang spindel.
• Benang spindel mulai mengatur diri
sedemikian rupa sehingga menyerupai
bentuk pancaran (aster).

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Anafase Telofase
• Benang-benang spindel memendek. • Kromatid telah sampai di kutub-kutub
• Kromatid menuju kutub yang yang berlawanan.
berlawanan. • Kromatid menipis dan memanjang
• Mulai terjadi sitokinesis (sitokinesis menjadi kromatin.
dimulai). • Kumpulan kromatin membentuk anak
inti.
• Terbentuk membran nukleus di luar
anak inti.
• Sitokinesis selesai, terbentuk dua sel
anakan.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Meiosis

Interfase

Meiosis I

Meiosis II

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Interfase

• Sel mempersiapkan diri untuk membelah secara


meiosis saat menjalani fase G1, fase S, dan fase G2
dari interfase.
• Selama interfase, sel tumbuh ke ukuran dewasa dan
menyalin DNA-nya.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Meiosis I

Profase I Metafase I
• Tahap leptoten • Kromosom homolog (tetrad)
• Tahap zigoten bergerak ke bidang ekuator
dengan sentromer mengarah
• Tahap pakiten ke kutub.
• Tahap diploten • Tiap-tiap kromosom
• Tahap diakinesis berikatan dengan benang
spindel pada bagian
sentromer.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Meiosis I
Anafase I Telofase I
• Kromosom homolog ditarik oleh • Retikulum endoplasma
benang spindel ke arah kutub membentuk membran inti di
pembelahan sehingga tetrad sekitar kelompok kromosom pada
berpisah dan kromosom bergerak kutub pembelahan.
menuju kutub yang berlawanan. • Nukleolus mulai terbentuk.
• Membran sel mulai melekuk di • Terjadi sitokinesis yaitu
bagian tengah. pembelahan sitoplasma menjadi
• Tujuan anafase I yaitu membagi isi dua bagian sehingga terbentuk
kromosom diploid menjadi dua sel anakan dengan kromosom
haploid. yang sudah haploid.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Meiosis II

Profase II Metafase II
• Membran nukleus dan nukleolus • Setiap kromosom haploid (berisi
mulai menghilang kembali. dua kromatid) tertarik ke bidang
• Sentrosom membelah dan ekuator.
sepasang sentriol memisah • Terbentuk benang-benang
menuju kutub-kutub yang spindel, salah satu ujungnya
berlawanan dan di antara melekat pada sentromer
keduanya muncul benang pindel khususnya di bagian kinetokor
yang memancar dari kedua dan ujung lainnya membentang
sentriol. menuju kutub pembelahan yang
• Waktu ini lebih singkat dibanding berlawanan.
tahap lainnya.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Meiosis II
Anafase II Telofase II
• Kromatid di kutub berubah
• Spindel menarik kromatid menuju
menjadi benang-benang
kutub pembelahan yang
kromatin.
berlawanan.
• Membran nukleus dan inti
• Kedua kromatid bergerak menuju
haploid terbentuk.
kutub yang berbeda.
• Kromosom menipis dan
• Pada akhir anafase, membran sel
memanjang menjadi benang-
mulai melekuk.
benang kromatin.
• Terjadi sitokinesis sehingga
terbentuk empat sel anakan
haploid.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Gametogenesis

Gametogenesis
Gametogenesis
pada hewan dan
pada tumbuhan
manusia

Spermatogenesis Mikrosporogenesis

Oogenesis Makrosopogenesis

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Spermatogenesis Oogenesis
• Proses meiosis pada betina terjadi di
• Meiosis pada jantan dewasa terjadi di ovarium.
testis.
• Proses produksi dimulai dari
• Produksi sperma dimulai dari oogonium. Sel ini berkembang
spermatogonium. Sel ini membesar menjadi oosit primer dan mengalami
menjadi spermatosit primer, lalu meiosis I dan meiosis II. Pada akhir
mengalami meiosis I menghasilkan meiosis I, pembagian sitoplasma tidak
dua spermatosit sekunder dan meiosis sama antardua sel anak. Sel yang
II menghasilkan empat spermatid. menerima sebagian besar sitoplasma
disebut oosit primer. Sel lain disebut
badan kutub yang akan mengalami
degenerasi.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Mikrosporogenesis
• Proses pembentukan gamet jantan pada alat kelamin jantan tumbuhan.
• Mikrosporogenesis terjadi di dalam kepala sari dan menghasilkan serbuk sari.

Makrosporogenesis
• Proses pembentukan gamet betina pada alat kelamin betina tumbuhan.
• Megasporogenesis terjadi di dalam bakal buah atau ovarium dan menghasilkan
megaspora.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Keterkaitan Meiosis dengan
Fertilisasi Makhluk Hidup
Pemilahan
kromosom secara
independen

Pindah silang

Fertilisasi random

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB Pola Pewarisan Sifat
V pada Hukum Mendel

A. Hukum Mendel
B. Penyimpangan
Semu terhadap
Hukum Mendel

Kembali ke daftar isi


A. Hukum Mendel

• Mendel melakukan
Hukum I persilangan monohibrid
Mendel

• Mendel melakukan
Hukum II persilangan dihibrid
Mendel

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Hukum I Mendel
• Mendel melakukan persilangan tanaman kacang ercis berbiji bulat dengan
tanaman kacang ercis berbiji keriput. Perhatikan diagram persilangan
berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Hukum II Mendel
• Mendel menggunakan dua sifat beda dari tanaman kacang ercis yaitu bentuk dan
warna biji. Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis berbiji bulat–kuning
dengan tanaman kacang ercis berbiji keriput–hijau. Perhatikan diagram
persilangan berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


• Dalam percobaan Mendel dikenal beberapa
macam perkawinan yaitu:
a. Perkawinan resiprok
b. Perkawinan balik
c. Uji silang

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Perkawinan Resiprok
• Perkawinan resiprok merupakan perkawinan kebalikan dari yang semula
dilakukan.
• Contoh persilangan dalam perkawinan resiprok sebagai berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Perkawinan Balik
• Perkawinan balik adalah perkawinan antara individu F1 dengan salah satu
induknya.
• Contoh persilangan dalam perkawinan balik sebagai berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Uji Silang
• Uji silang adalah perkawinan individu F1 dengan induknya yang bersifat
homozigot resesif.
• Contoh persilangan dalam uji silang sebagai berikut.
Tikus hitam disilangkan dengan induk tikus putih menghasilkan keturunan
50% tikus hitam dan 50% tikus putih, bersifat heterozigot atau
homozigotkah genotipe tikus hitam tersebut?

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Penyimpangan Semu
terhadap Hukum
Mendel

Epistasi dan Hipostasi

Kriptomeri

Polimeri

Gen-Gen Komplementer

Atavisme (Interaksi Beberapa Pasang Alel)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Epistasi dan Hipostasi

• Sebuah atau sepasang gen yang menutupi ekspresi


gen lain yang tidak sealel disebut gen epistasis,
sedangkan gen yang dikalahkan dinamakan gen
hipostasis.
• Macam epistasi dan hipostasi yaitu epistasi dominan,
epistasi resesif, serta epistasi dominan dan resesif.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Kriptomeri

• Kriptomeri adalah peristiwa munculnya karakter


tertentu apabila gen dominan bersama-sama dengan
gen dominan lainnya. Jika gen berdiri sendiri,
karakternya akan tersembunyi (kriptos).
• Contohnya warna bunga Linnaria maroccana yang
ditentukan oleh pigmen hemosianin dan sifat
keasaman plasma sel. Pigmen hemosianin akan
berwarna merah pada plasma yang asam dan
berwarna ungu pada plasma yang bersifat basa.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Polimeri

• Polimeri merupakan bentuk interaksi gen yang


bersifat kumulatif (saling menambah).
• Polimeri terjadi karena adanya interaksi antara dua
gen atau lebih sehingga disebut gen ganda.
• Contoh persilangan gandum berbiji merah gelap
(M1M1M2M2) dengan gandum berbiji putih
(m1m1m2m2) diperoleh perbandingan fenotipe F2-nya
= merah : putih = 15 : 1

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Gen-Gen Komplementer
• Gen-gen komplementer adalah gen yang saling
berinteraksi dan saling melengkapi sehingga
memunculkan fenotipe tertentu.
• Apabila ada salah satu gen tidak hadir maka
pemunculan karakter fenotipe tersebut akan
terhalang atau tidak sempurna.
• Contohnya pada warna bunga Lathyrus odoratus.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Atavisme
• Atavisme merupakan interaksi beberapa gen yang
mengakibatkan menghilangnya suatu sifat keturunan
dan memunculkan suatu sifat keturunan yang
berbeda dengan induknya, tetapi sifat induk akan
muncul kembali pada generasi selanjutnya.
• Contohnya pada persilangan ayam berjengger atau
berpial rose (RRpp) dengan ayam berjengger pea
(rrPP) menghasilkan F1 berjengger walnut. Jika F1
disilangkan sesamanya menghasilkan perbandingan
fenotipe F2 = walnut : rose : pea : single = 9 : 3 : 3 : 1.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB

VI Pola-Pola Hereditas Pautan

Pola-Pola
Pewarisan Sifat

Kembali ke daftar isi


Pola-Pola Pewarisan Sifat

Determinasi Seks

Pautan Gen

Pindah Silang

Gagal Berpisah

Pautan Seks

Gen Letal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Determinasi Seks

Berdasarkan susunan kromosom kelaminnya, tipe penentuan


jenis kelamin pada makhluk hidup dibedakan menjadi empat
tipe.
a. Tipe XY
b. Tipe XO
c. Tipe ZW
d. Tipe Haploid-diploid

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Pautan Gen

• Pautan merupakan salah


satu penyebab penyim-
pangan semu terhadap
hukum Mendel.
• Pautan gen terjadi akibat
gen-gen terletak pada lokus
yang berdekatan dalam
kromosom yang sama dan
saat proses pembentukan
gamet saling berkait atau
berikatan.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Pindah Silang

• Pindah silang merupakan pemisahan dan pertukaran bagian


kromatid dari sepasang kromosom homolog.
• Pindah silang mengakibatkan terbentuknya empat macam
gamet yaitu dua macam gamet yang sifatnya sama dengan
induk (tipe parental) dan dua macam gamet yang merupakan
hasil pindah silang (tipe rekombinan).

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Gagal Berpisah

• Gagal berpisah mengakibatkan sel anak kelebihan atau


kekurangan kromosom (sel aneuploid).
• Gagal berpisah dapat terjadi pada kromosom kelamin
(gonosom) dan kromosom tubuh (autosom).

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Pautan Seks

• Pautan seks adalah peristiwa terdapatnya gen dalam


kromosom kelamin.
• Pautan seks dapat terjadi pada Drosophila melanogaster,
kucing, manusia, dan ayam.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Gen Letal
Gen letal adalah gen yang mengakibatkan kematian jika dalam keadaan homozigot.
a. Gen letal dominan
Gen letal dominan adalah gen dominan yang dapat mengakibatkan kematian
individu apabila memiliki gen homozigot dominan. Namun, apabila individu
memiliki gen heterozigot hanya akan mengalami kelainan.
Contoh peristiwa gen letal dominan yaitu persilangan antara dua
individu penderita brakidaktili.

b. Gen letal resesif


Gen letal resesif adalah gen resesif yang dapat mengakibatkan kematian
individu apabila memiliki gen homozigot resesif. Apabila individu dalam
keadaan heterozigot bersifat normal, tetapi pembawa gen letal.
Contoh peristiwa gen letal resesif yaitu persilangan antara dua
individu tanaman jagung berdaun hijau heterozigot.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB

VII Hereditas pada Manusia

Sifat-Sifat yang
Diturunkan pada
Manusia

Kembali ke daftar isi


Sifat-Sifat yang Diturunkan pada Manusia

Sifat Fisik yang


Diturunkan

Jenis Kelamin

Kelainan atau Penyakit


Menurun

Golongan Darah pada


Manusia

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Sifat Fisik yang Diturunkan

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Jenis Kelamin

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Kelainan atau Penyakit Menurun

Kelainan atau Penyakit Kelainan atau Penyakit


yang Diturunkan yang Diturunkan
Melalui Gonosom Melalui Autosom

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Kelainan atau Penyakit yang
Diturunkan Melalui Gonosom

• Rangkai kelamin oleh • Rangkai kelamin gen


gen resesif dominan
Contoh: buta warna, Contoh: gigi yang
hemofilia, kurang email
anodontia, biasanya berwarna
hypertrichosis, cokelat dan mudah
webbed toes, dan rusak.
Hyserix gravior.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kelainan atau Penyakit yang
Diturunkan Melalui Autosom

• Albino • Talasemia
• Fenilketonuria (FKU) • Sicklemia
• Kemampuan mengecap • Botak
Phenylthiocarbamida (PTC) • Brakidaktili
• Polidaktili • Anonychia
• Dentinogenesis imperfecta
• Katarak

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Golongan Darah

Golongan darah • Golongan darah sistem ABO paling sering


menurut sistem digunakan dalam pesentuhan golongan darah
manusia.
ABO

Golongan darah • Zat anti-M dan anti-N tidak terkandung dalam


menurut sistem plasma darah orang sehingga tidak akan terjadi
penggumpalan darah pada proses transfusi.
MN
• Orang yang mempunyai tipe golongan darah Rh+
Golongan darah (bergenotipe RR atau Rr) mempunyai antigen-Rh.
menurut sistem Sementara itu, orang yang mempunyai tipe
golongan darah Rh– (bergenotipe rr) tidak
Rh mempunyai antigen-Rh dalam eritrositnya.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB

VIII Mutasi

A. Macam Mutasi
B. Dampak Mutasi
dalam Kehidupan

Kembali ke daftar isi


A. Macam Mutasi

Macam mutasi berdasarkan letak sel yang mengalami mutasi


Mutasi somatik Mutasi gametik

Macam mutasi berdasarkan penyebabnya


Mutasi alami (spontan) Mutasi induksi (buatan)

Macam mutasi berdasarkan tempat terjadinya


Mutasi gen Mutasi kromosom

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Mutasi gen
• Mutasi gen adalah mutasi yang terjadi pada susunan basa
nukleotida pada molekul gen (DNA), bukan pada lokus atau
bagian lain dari kromosom.
• Mutasi gen dapat dibagi menjadi dua kategori umum
berdasarkan mekanisme perubahan susunan basa nukleotida
yaitu:
a. Delesi dan Insersi Basa Nitrogen
b. Adanya Substitusi (Penggantian) Basa Nitrogen

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Delesi dan Insersi
Basa Nitrogen
Delesi Insersi
Delesi adalah pengurangan satu Insersi (adisi) adalah
atau lebih basa nitrogen pada penambahan atau penyisipan
suatu gen. satu basa nitrogen pada gen.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Adanya Substitusi
(Penggantian) Basa Nitrogen

• Substitusi basa nitrogen merupakan penggantian satu


nukleotida dan pasangannya di dalam untai DNA
komplementer dengan pasangan nukleotida lain.
• Peristiwa substitusi basa nitrogen dapat menyebabkan
terjadinya mutasi yaitu:
a. Mutasi diam (silent mutation)
b. Mutasi salah arti (missense mutation)
c. Mutasi tanpa arti (nonsense mutation)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


• Mutasi Diam (silent mutation)

• Mutasi salah arti (missense mutation)

• Mutasi tanpa arti (nonsense mutation)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Mutasi Kromosom
• Mutasi kromosom atau aberasi adalah perubahan
yang terjadi pada struktur dan jumlah kromosom.
• Aberasi dapat terjadi karena:
a. Perubahan struktur kromosom
b. Perubahan jumlah kromosom

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Aberasi karena perubahan
struktur kromosom
1. Delesi dan Duplikasi

2. Inversi
a. Inversi parasentris

b. Inversi perisentris

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Translokasi 4. Katenasi

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Aberasi karena perubahan jumlah
kromosom
• Macam perubahan jumlah kromosom yang
dapat mengakibatkan mutasi yaitu:
Perubahan set
kromosom (Aneuploidi)

Perubahan pergandaan
(Aneusomi)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Dampak Mutasi
dalam Kehidupan

Dampak Mutasi yang


Merugikan

Dampak Mutasi yang


Menguntungkan

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Dampak Mutasi
yang Merugikan

Kelainan
Kelainan pada Kelainan pada pada
manusia manusia tumbuhan
akibat mutasi akibat mutasi a. Sindrom Turner Pembentukan buah
akibat
gen kromosom b. Sindrom Klinefelter tanpa biji menyebbakan
Sickle cell mutasi
tanaman tersebut
c. Sindrom Jacob
anemia kehilangan alat
d. Sindrom Down perkembangbiakan
generatifnya

e. Sindrom Edwards
f. Sindrom Metafemale
g. Sindrom Patau

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Dampak Mutasi yang
Mutasi alami
dan buatan
pada
Menguntungkan
tanaman
Sansevieria

Penggunaan
sinar
Penggunaan
radioaktif Dampak mutasi
kolkisin pada
(radioterapi) yang
semangka
pada menguntungkan
tanpa biji
pengobatan
kanker

Penggunaan
radiasi sinar
gamma pada
sorgum

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB

IX Evolusi

A. Perkembangan Teori
Evolusi Darwin
B. Petunjuk Adanya
Evolusi dan
Mekanisme Evolusi

Kembali ke daftar isi


A. Perkembangan Teori
Evolusi Darwin

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Teori


Evolusi Darwin

Seleksi Alam Menurut Darwin

Hal Pokok dalam Teori Evolusi Darwin

Teori yang Menentang Teori Evolusi Darwin

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Faktor-Faktor yang Memengaruhi Teori Evolusi Darwin

• Perubahan batuan, pulau, dan benua dapat memengaruhi


kehidupan makhluk hidup.
• Kecenderungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat
daripada kenaikan produksi pangan sehingga menimbulkan
persaingan dalam kelangsungan hidup manusia.
• Data sebaran flora dan fauna oleh Wallace.
• Darwin menemukan berbagai bentuk paruh burung finch dan
kura-kura berukuran besar dengan cangkang seperti kubah di
Kepulauan Galapagos.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Seleksi Alam Menurut Darwin

Dalam bukunya yang berjudul On The Origin of Species by Means of Natural


Selection, Darwin menyatakan bahwa seleksi alam merupakan faktor
pendorong terjadinya evolusi.
1. Hasil perkawinan makhluk hidup yang berlebihan (over production)
memungkinkan terjadinya variasi baik warna, bentuk, maupun
kemampuan beradaptasi.
2. Adanya beberapa faktor pembatas di alam yang memengaruhi populasi.
3. Tingkat kesuksesan perkembangbiakan menentukan pertumbuhan
populasi makhluk hidup.
4. Individu yang mampu beradaptasi akan mewariskan sifat-sifat unggul
pada generasi berikutnya.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Hal Pokok dalam Teori Evolusi Darwin

Beberapa hal pokok tentang teori evolusi Darwin dituangkan


dalam bukunya yang berjudul On The Origin of Species by Means
of Natural Selection.
1. Di muka bumi ini tidak ada individu yang benar-benar sama.
2. Setiap populasi berkecenderungan untuk bertambah banyak.
3. Suatu individu harus berjuang mempertahankan hidup agar
mampu berkembang biak.
4. Pertambahan populasi tidak berjalan terus-menerus.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Teori yang Menentang Teori Evolusi Darwin

• Teori yang menentang teori evolusi Darwin adalah teori intellegent design.
• Teori intelligent design mengemukakan bahwa makhluk hidup berubah
dari masa ke masa karena memang sudah dirancang atau sudah didesain
sebelum kemunculannya.
• Kesimpulan teori intellegent design:
1. Merupakan pemikiran baru yang berlawanan dengan teori evolusi
Darwin.
2. Objek alam semesta termasuk makhluk hidup menunjukkan adanya
tanda-tanda perancangan, bukan dari hasil proses seleksi alam yang tak
terbimbing.
3. Teori ini menangkap tanda-tanda perancangan dengan analisis
kuantitatif.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Petunjuk Adanya Evolusi
dan Mekanisme Evolusi

Petunjuk adanya evolusi


• Adanya variasi makhluk hidup Homologi tungkai depan Mammalia
yang berasal dari satu keturunan.
• Adanya fosil di berbagai lapisan
bumi.
• Homologi dan analogi alat-alat
tubuh pada makhluk hidup.
• Embriologi perbandingan.
• Petunjuk alat tubuh yang tersisa.
• Petunjuk-petunjuk secara
biokimia.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Mekanisme evolusi

• Hukum Hardy-Weinberg
• Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Evolusi
• Terbentuknya Spesies Baru (Spesiasi)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Hukum Hardy-Weinberg
• Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa dalam populasi besar
perbandingan genotipe alami selalu konstan dari generasi ke generasi
apabila perkawinan terjadi secara acak dan tidak ada kekuatan yang
mengubah perbandingan alel dan lokus.
• Suatu populasi dikatakan sedang mengalami evolusi apabila syarat
berlakunya hukum Hardy-Weinberg tidak terpenuhi. Syarat-syarat hukum
Hardy-Weinberg:
1. Ukuran populasi cukup besar.
2. Populasi tersebut terisolasi.
3. Tidak terjadi mutasi atau jika terjadi mutasi harus setimbang.
4. Perkawinan terjadi secara acak.
5. Tidak ada seleksi alam.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Faktor-Faktor Pendorong
Terjadinya Evolusi
• Seleksi alam
• Mutasi gen
• Hanyutan genetik (genetic draft)
• Aliran gen (gen flow)
• Perkawinan tidak acak

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Terbentuknya Spesies
Baru (Spesiasi)
• Spesiasi adalah proses pembentukan spesies baru yang
berbeda dari spesies sebelumnya melalui proses
perkembangbiakan secara natural.
• Terbentuknya spesies baru atau spesiasi terjadi melalui
proses isolasi geografi dan radiasi adaptif.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB

X Bioteknologi

A. Pengertian dan Prinsip


Dasar Bioteknologi
Serta Jenis-Jenis
Bioteknologi
B. Produk Bioteknologi
dan Dampaknya bagi
Kehidupan

Kembali ke daftar isi


A. Pengertian dan Prinsip Dasar
Bioteknologi Serta Jenis-
Jenis Bioteknologi

Pengertian dan Prinsip Dasar Bioteknologi

Jenis-Jenis Bioteknologi

Teknik yang Digunakan dalam Bioteknologi


Modern

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Pengertian dan Prinsip
Dasar Bioteknologi
• Secara klasik atau konvensional, bioteknologi didefinisikan
sebagai teknologi yang memanfaatkan organisme atau
bagian-bagiannya untuk mendapatkan barang dan jasa
dalam skala industri untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
• Dalam perkembangan lebih lanjut, bioteknologi
didefinisikan sebagai pemanfaatan prinsip-prinsip dan
kerekayasaan terhadap organisme, sistem, atau proses
biologis untuk menghasilkan atau meningkatkan potensi
organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi
kepentingan hidup manusia.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Jenis-Jenis Bioteknologi

• Kelebihan: biaya produksi murah, teknologi menggunakan peralatan


sederhana, dan pengaruh jangka panjang sudah diketahui.
Bioteknologi • Kelemahan: Perbaikan genetik tidak terarah, memerlukan waktu
relatif lama, belum ada pengkajian prinsip-prinsip ilmiah, hasil tidak
konvensional dapat diperkirakan sebelumnya, tidak dapat mengatasi
ketidaksesuaian genetik, hanya diproduksi dalam skala kecil, dan
prosesnya relatif belum steril.

• Kelebihan: Hasil dapat diperhitungkan, dapat mengatasi kendala


ketidaksesuaian genetik, perbaikan sifat genetik dapat dilakukan
Bioteknologi secara terarah, dan dapat menghasilkan organisme yang sifat barunya
modern tidak ada pada sifat alaminya.
• Kelemahan: Biaya produksi relatif lebih mahal, memerlukan
teknologi canggih, dan pengaruh jangka panjang belum diketahui.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Teknik yang Digunakan
dalam Bioteknologi Modern

Melalui Rekayasa Genetika


• DNA rekombinan

Tanpa Melalui Rekayasa Genetika


• Kultur jaringan
• Kloning
• Teknik bayi tabung
• Fusi protoplasma

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


DNA Rekombinan
• Proses DNA rekombinan meliputi:
1. Isolasi DNA
2. Transplantasi gen atau DNA
3. Memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel hidup

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Kultur Jaringan
• Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif
buatan yang didasarkan pada sifat totipotensi tumbuhan.
• Tahap-tahap kultur jaringan:
1. Sterilisasi eksplan.
2. Penanaman eksplan pada media kultur.
3. Eksplan diletakkan dalam ruangan dengan suhu dan penyinaran yang
terkontrol.
4. Subkultur
5. Plantlet dikeluarkan dan akar dibersihkan.
6. Plantlet ditanam ke dalam pot-pot kecil.
7. Tanaman bisa dipindahkan ke media tanah.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Kloning
• Kloning atau transplantasi atau pencangkokan nukleus
digunakan untuk menghasilkan individu yang secara genetik
identik dengan induknya.
• Hewan hasil kloning misalnya domba Dolly.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Teknik bayi tabung
• Teknik bayi tabung bertujuan untuk membantu pasangan
suami istri yang sulit memperoleh keturunan.
• Pembuahan yang dilakukan pada teknik bayi tabung berada di
luar tubuh induk betina (fertilisasi in vitro).

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Fusi protoplasma
• Fusi protoplasma disebut juga teknologi hibridoma adalah teknik
penggabungan dua sel yang berasal dari jaringan berbeda sehingga
menghasilkan sel hibrid yang memiliki sifat kedua sel tersebut.
• Teknik ini dapat dilakukan pada sel tumbuhan maupun hewan. Fusi
protoplasma pada tumbuhan dilakukan melalui beberapa tahap sebagai
berikut.
1. Menyiapkan protoplasma dari tumbuhan.
2. Menghilangkan dinding sel tumbuhan dan mengisolasi protoplasmanya.
3. Menguji viabilitas (aktivitas hidup) protoplasma yang diperoleh.
4. Melakukan fusi protoplasma dalam suatu medan listrik.
5. Menyeleksi hasil fusi protoplasma.
6. Membiakkan hasil fusi protoplasma yang terseleksi.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Produk Bioteknologi dan
Dampaknya bagi
Kehidupan

• Bidang Pangan
Penerapan • Bidang Pertanian dan Peternakan
Bioteknologi • Bidang Kedokteran
• Bidang Lingkungan

Dampak • Dampak di Bidang Lingkungan


Penerapan • Dampak di Bidang Sosial Ekonomi
Bioteknologi bagi • Dampak terhadap Kesehatan
• Dampak Etika Moral
Kehidupan

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Mikoprotein Tempe
Taoco

Keca
PST p

Nata de Oncom
coco Merah

Sayuran Bidang Oncom


Fermentasi Hitam
Pangan
Minuman
Tapai
Beralkohol

Probiotik Roti

Menteg
Yoghurt
a
Keju

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Bidang Pertanian dan Peternakan
Bidang Pertanian
• Padi transgenik
• Tembakau Resistan terhadap Virus
• Bunga Antilayu dan Buah Tahan Busuk
• Tanaman Kapas Antiserangga
• Pembuatan Pupuk Organik

Bidang Peternakan
• Sapi Perah dengan Hormon Manusia
• Bovin Somatotropin (BST)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Bidang Kedokteran

Antibiotik

Insulin

Vaksin Transgenik

Antibodi Monoklonal

Terapi Gen pada Penderita Fibrosis Sistik

Interferon

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Bidang Lingkungan

Menangani Pencemaran
Lingkungan

Untuk mengatasi
Untuk pemurnian pencemaran
logam akibat tumpahan
minyak di laut

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Dampak di Bidang Lingkungan

Dampak Dampak
Positif Negatif
Mengurangi
Menimbulkan
pencemaran
kerusakan pada
lingkungan akibat
ekosistem.
pemakaian pestisida.

Mengurangi
pencemaran limbah
Hilangnya plasma
dengan penggunaan
nutfah.
Thiobacillus
ferrooxidans.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Dampak di Bidang Sosial Ekonomi

Dampak Dampak
Positif Negatif
Terjadi persaingan Terjadi
untuk mencari kesenjangan sosial
tanaman atau hewan dan ekonomi pada
varietas baru. masyarakat.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Dampak terhadap Kesehatan

Dampak Dampak
Positif Negatif
Adanya penemuan
produk-produk obat Mengakibatkan
maupun hormon hasil timbulnya alergi.
rekayasa genetika.

Mengakibatkan
seseorang menjadi
resistan terhadap
beberapa jenis
antibiotik tertentu.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Dampak Etika Moral

Dalam menciptakan produk bioteknologi


sebaiknya selalu menggunakan pola pikir ilmiah
dan selalu memperhatikan aturan etika dan
moral yang ada.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

Anda mungkin juga menyukai