Anda di halaman 1dari 133

BIOLOGI

Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam


SMA/MA Kelas XII

Oleh:
1. Wigati Hadi Omegawati
2. Rumiyati
3. Teo Sukoco

Disklaimer Daftar isi


Disklaimer

• PowerPoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu


Guru melaksanakan pembelajaran.

• Materi PowerPoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) Kurikulum 2013.

• Dengan berbagai alasan, materi dalam PowerPoint ini disajikan secara ringkas,
hanya memuat poin-poin besar saja.

• Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkannya sesuai


kebutuhan.

• Harapan kami, dengan PowerPoint ini Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkan


pembelajaran secara kreatif dan interaktif.
Daftar Isi
S
BAB I Pertumbuhan dan Perkembangan
E
M BAB II Metabolisme Sel
E
S BAB III Substansi Materi Genetik
T
E BAB IV Pembelahan Sel
R
BAB V Pola Pewarisan Sifat pada Hukum Mendel
1
BAB VI Pola-Pola Hereditas Pautan S
E
BAB VII Hereditas pada Manusia M
E
BAB VIII Mutasi S
T
BAB IX Evolusi E
R
BAB X Bioteknologi 2
BAB

I PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

BAB
A. Pertumbuhan dan Perkembangan
pada Tumbuhan

B. Pertumbuhan dan Perkembangan


pada Hewan serta Manusia

C. Merencanakan dan Melaksanakan


Percobaan tentang Faktor Luar yang
Memengaruhi Pertumbuhan serta
Perkembangan pada Tumbuhan

Kembali ke daftar isi


A. Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Tumbuhan

1. Pengertian Pertumbuhan
dan Perkembangan
2. Faktor-Faktor yang
Memengaruhi
Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah proses Perkembangan adalah proses
bertambahnya ukuran (volume, perubahan yang menyertai
massa, tinggi) pada makhluk pertumbuhan menuju tingkat
hidup yang bersifat irreversible. pematangan atau kedewasaan
makhluk hidup.

Pertambahan Tinggi Tanaman Munculnya Bunga

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Grafik Sigmoid
Pengukuran pertumbuhan dapat dinyatakan dalam bentuk
grafik sigmoid.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Jenis-Jenis Perkecambahan
Pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan diawali dengan
perkecambahan biji.

Perkecambahan Epigeal Perkecambahan Hipogeal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Jenis-jenis Pertumbuhan
Pertumbuhan Primer Pertumbuhan Sekunder

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Intraseluler Interseluler
Auksin Air
Giberelin Cahaya
Sitokinin Kelembapan
Gen Hormon Etilen Nutrien
Asam Absisat Suhu
Asam Traumalin Oksigen
Kalin Nilai pH

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan serta
Manusia

1. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan

2. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Manusia

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan

• Tahap Morulasi
Fase • Tahap Blastulasi
• Tahap Gastrulasi
Embrionik • Tahap Organogenesis

Fase • Metamorfosis
• Metagenesis
Pasca
Embrionik
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Metamorfosis

Metamorfosis Metamorfosis
adalah tidak sempurna
perubahan
bentuk secara
bertahap yang
dialami hewan
semasa Metamorfosis
hidupnya sempurna

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Metagenesis
Metagenesis adalah pergiliran keturunan dari generasi gametofit ke generasi
sporofit atau sebaliknya

Metagenesis Obelia Metagenesis Aurelia

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Manusia
Masa Balita (Bawah Lima Tahun, 0–5 Tahun)

Masa Kanak-Kanak (6–10 Tahun)

Masa Remaja (11–18 Tahun)

Masa Dewasa (19–50 Tahun)

Masa Lanjut Usia (Manula, 50 Tahun ke Atas)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan Hewan serta Manusia
Faktor Internal
Hormon Faktor Eksternal
Hewan Manusia

Tiroksin Tiroksin Nutrien


Gen Somatomedin Somatotropin Air
Ekdison dan Juvenil Testosteron Cahaya Matahari
Estrogen Oksigen
Progesteron Lingkungan

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


C. Merencanakan dan Melaksanakan Percobaan tentang Faktor
Luar yang Memengaruhi Pertumbuhan serta Perkembangan
pada Tumbuhan

Merancang Percobaan

Melakukan Percobaan

Menganalisis Data dan Menarik Kesimpulan

Menyusun Laporan Percobaan

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB
METABOLISME SEL
II

BAB
A. Enzim

B. Katabolisme

C. Anabolisme

Kembali ke daftar isi


A. Enzim

1. Komponen Enzim
2. Sifat-Sifat Enzim
3. Mekanisme Kerja Enzim
4. Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Kerja Enzim

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Komponen Enzim
Berdasarkan komponen penyusunnya, enzim dibedakan menjadi enzim
sederhana dan enzim kompleks.

Enzim Sederhana Enzim Kompleks

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Sifat-sifat Enzim
 Dipengaruhi oleh suhu dan pH.

 Bekerja secara spesifik.

 Bekerja secara bolak-balik (reversible).

 Diperlukan dalam jumlah sedikit.

 Dapat bereaksi dengan substrat asam atau basa.

 Berupa koloid.

 Dapat digunakan berulang kali.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Mekanisme Kerja Enzim

Grafik Energi Aktivasi Enzim

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Mekanisme Kerja Enzim
Lock and Key Theory (Teori Gembok dan Kunci)

Induced Fit Theory (Teori Ketepatan Induksi)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kerja Enzim

Suhu Konsentrasi Enzim Konsentrasi Substrat

pH Aktivitor Inhibitor

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Katabolisme
1. Pengertian Katabolisme
Katabolisme adalah proses
penguraian senyawa
kompleks menjadi senyawa-
senyawa yang lebih
sederhana
2. Macam-Macam
Katabolisme
Dalam tubuh terjadi
beberapa proses
katabolisme.
a. Katabolisme karbohidrat.
b.Katabolisme lemak dan
protein.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Katabolisme Karbohidrat
1. Respirasi Aerob (Membutuhkan Oksigen)
Respirasi Aerob melalui Jalur Siklus Krebs

Respirasi aerob melalui jalur pentosa fosfat

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Glikolisis

Terjadi di sitosol
Reaksi:

Hasil: 2 asam
piruvat, 2 NADH, dan
2 ATP

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Dekarboksilasi Oksidatif

Pada sel eukariotik terjadi di mitokondria,


sedangkan pada sel prokariotik terjadi di
sitosol.
Reaksi:

Hasil: 2 asetil Co-A, 2 CO2, dan 2 NADH

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Siklus Krebs

Terjadi di matriks mitokondria


Reaksi:

Hasil: 4 CO2, 6 NADH, 2 FADH2 , dan 2 ATP

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Sistem Transpor
Elektron
Terjadi di membran dalam mitokondria
Hasil: 6 H2O dan 32 ATP
Jumlah total ATP yang dihasilkan dalam respirasi
aerob melalui jalur siklus Krebs sebagai berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Respirasi Aerob melalui Jalur Pentosa Fosfat

Reaksi:

Hasil: CO2 dan 2 NADPH2

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Katabolisme Karbohidrat
2. Respirasi Anaerob (tanpa membutuhkan oksigen)

Fermentasi Asam Laktat

Fermentasi Alkohol

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Katabolisme Lemak dan Protein
Katabolisme Lemak
Dibantu oleh enzim lipase.
Dimulai dengan pemecahan
lemak menjadi asam lemak dan
gliserol.
Asam lemak diubah menjadi
asetil CoA.
Gliserol akan diubah menjadi
fosfogliseraldehid (PGAL).
Katabolisme Protein
 Dimulai dengan pemecahan
protein yang dibantu oleh enzim
protease dan peptidase menjadi
asam amino.
 Asam amino mengalami reaksi
deaminasi yang menghasilkan
gugus amin (NH3) dan asam
keto.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
C. Anabolisme

1. Pengertian Anabolisme
Anabolisme merupakan
proses penyusunan senyawa
kompleks dari senyawa-senyawa
yang lebih sederhana.
2. Macam-Macam Anabolisme
a. Fotosintesis
b. Kemosintesis
c. Sintesis Lemak dan Protein

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Fotosintesis
Reaksi Terang Reaksi Gelap

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Reaksi Gelap
Berdasarkan reaksi pengikatan CO2 dari udara tanaman dibedakan menjadi tiga
macam yaitu tanaman C3, tanaman C4, dan tanaman CAM.

Tanaman C3 Tanaman CAM

Tanaman C4

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Kemosintesis
Kemosintesis adalah Bakteri Nitrifikasi
proses penyusunan
bahan organik
(karbohidrat) dari H2O
dan CO2 menggunakan
energi kimia. Bakteri Belerang
Kemosintesis terjadi
pada berbagai kelompok
bakteri seperti bakteri
nitrifikasi dan bakteri
belerang.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Perbedaan Fotosintesis dan
Kemosintesis

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Sintesis Lemak dan Protein
Sintesis Lemak
 Sintesis maupun pembongkaran lemak terjadi dengan bantuan
enzim lipase.
 Apabila gliserol ditambah tiga molekul asam lemak akan tersusun
suatu ester yang disebut lemak.
 Enzim lipase juga dapat membongkar lemak menjadi asam lemak
dan gliserol.

Sintesis Protein
 Protein di dalam sel tersusun dari asam amino yang proses
pembentukannya melibatkan DNA, RNA, dan ribosom.
 Protein tidak disintesis langsung oleh gen, melainkan melalui
proses transkripsi dan translasi.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB

III SUBSTANSI MATERI GENETIK

BAB

A. Kromosom,
DNA, dan Gen
B. Sintesis
Protein

Kembali ke daftar isi


A. Kromosom, DNA, dan Gen
Kromosom
• Struktur padat yang terdiri atas asam nukleat (DNA dan RNA) dan protein.
• Terletak di nukleus.
• Berperan dalam hereditas karena mengandung faktor pengendali keturunan atau gen.
• Panjang antara 0,2 – 50 mikron dan diameter antara 0,2-20 mikron.
• Tipe kromosom meliputi autosom dan gonosom.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


DNA
• Ditemukan dalam nukleus.
• Memiliki rantai double helix.
• Komponen gula berupa deoksiribosa.
• Basa nitrogen terdiri atas purin (adenin
dan guanin) dan pirimidin (sitosin dan
timin).
• Memiliki gugus fosfat.
• Berperan dalam penurunan sifat dan
sintesis protein.
• Replikasi DNA meliputi replikasi
konservatif, semi konservatif, dan dispersif.
• Enzim yang berperan dalam replikasi yaitu
enzim helikase, polimerase, dan ligase.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Gen
• Berperan dalam
mengatur proses
metabolisme dan
menyampaikan informasi
genetik dari satu generasi
ke generasi berikutnya.
• Terletak dalam lokus
kromosom yang tersusun
berderet secara linear.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Sintesis Protein
Proses penerjemahan gen menjadi urutan asam amino yang akan disintesis
menjadi polipeptida. Dalam sintesis protein melibatkan RNA.

RNA
• Ditemukan dalam sitoplasma terutama
dalam ribosom dan nukleus.
• Memiliki rantai single helix.
• Komponen gula berupa ribosa.
• Basa nitrogen atas purin (adenin dan
guanin) dan pirimidin (sitosin dan
urasil).
• Memiliki gugus fosfat.
• Berperan dalam sintesis protein.
• Ada tiga tipe RNA yaitu rRNA, mRNA,
dan tRNA

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Tahap-Tahap Sintesis Protein

Transkripsi

Translasi

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Transkripsi

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Translasi

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB

IV PEMBELAHAN SEL

BAB

A. Pembelahan
Amitosis,
Mitosis, dan
Meiosis
B. Gametogenesis

Kembali ke daftar isi


A. Pembelahan Amitosis, Mitosis, dan Meiosis

Berdasarkan ada atau


tidaknya tahap-tahap
pembelahan,
pembelahan sel dibagi
menjadi tiga yaitu
amitosis, mitosis, dan
meiosis.
a. Amitosis
b. Mitosis
c. Meiosis

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Amitosis
Pembelahan sel melalui tahapan yang sederhana.
Terjadi pada organisme prokariotik.
Ketika tidak membelah, sel dalam kondisi interfase. Karena
tidak ada fase lain dalam siklus hidupnya, maka hampir
seluruh siklus sel prokariotik adalah interfase.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Mitosis
 Terjadi pada organisme yang
mengalami pertumbuhan,
perbaikan, atau reproduksi
aseksual.
 Pembelahan secara mitosis
menghasilkan dua sel anakan
dengan materi genetik yang
identik dari sel induk.
 Jumlah kromosom sel anakan
adalah 2n atau disebut dengan
diploid.
 Siklus sel terdiri atas dua fase
yaitu fase pertumbuhan
(interfase) dan fase pembelahan
(mitosis).
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Interfase

 Pada saat interfase, sel tidak


menunjukkan adanya
perubahan morfologi, tetapi
sel tersebut aktif melakukan
metabolisme.
 Interfase terdiri dari tiga fase
yaitu gap-1 atau fase tumbuh
pertama (G1), sintesis (S),
dan gap-2 atau fase tumbuh
kedua (G2).

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Fase Pembelahan Mitosis

Profase Metafase
 Benang-benang kromatin memendek dan • Terbentuk benang spindel
menebal membentuk kromatid. kromosom terlihat semakin jelas.
 Kromatid berpasangan membentuk • Kromosom berada di daerah
kromosom. ekuator sel.
 Membran nukleus dan nukleolus • Setiap kromosom masih terdiri atas
menghilang. 2 kromatid yang terkait pada
 Pada sel hewan, sentriol mengalami sentromernya.
pembelahan. Sentriol tersebut memisah • Pada setiap sentromer ada 2
menuju kutub yang berlawanan. kinetokor yang masing-masing
 Benang spindel mulai mengatur diri dikaitkan dengan benang spindel.
sedemikian rupa sehingga menyerupai
bentuk pancaran (aster).

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Fase Pembelahan Mitosis

Anafase Telofase
 Benang-benang spindel  Kromatid telah sampai di kutub-
kutub yang berlawanan.
memendek.
 Kromatid menipis dan memanjang
 Kromatid menuju kutub yang menjadi kromatin.
berlawanan.  Kumpulan kromatin membentuk
anak inti.
 Mulai terjadi sitokinesis
 Terbentuk membran nukleus di luar
(sitokinesis dimulai). anak inti.
 Sitokinesis selesai, terbentuk dua
sel anakan.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Meiosis (Pembelahan Reduksi)
 Pembelahan meiosis menghasilkan sel
anakan dengan jumlah kromosom
setengah jumlah kromosom sel induk.
 Pembelahan meiosis bertujuan untuk
berkembang biak secara seksual yaitu
dalam proses pembentukan gamet
(gametogenesis).
 Meiosis mengalami pembelahan inti dua
kali sehingga satu sel diploid (2n) akan
menghasilkan empat sel haploid (n).
 Sebelum pembelahan meiosis terjadi,
sel mengalami fase pertumbuhan
(interfase) seperti pada tahap
pembelahan mitosis.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Interfase

Sel mempersiapkan diri


untuk membelah secara
meiosis saat menjalani
fase G1, fase S, dan
fase G2 dari interfase.
Selama interfase, sel
tumbuh ke ukuran
dewasa dan menyalin
DNA-nya.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Meiosis I
Profase I Metafase I
 Tahap leptoten  Kromosom homolog
(tetrad) bergerak ke bidang
 Tahap zigoten ekuator dengan sentromer
 Tahap pakiten mengarah ke kutub.
 Tahap diploten  Tiap-tiap kromosom
berikatan dengan benang
 Tahap diakinesis spindel pada bagian
sentromer.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Meiosis I
Anafase I Telofase I
 Kromosom homolog ditarik oleh  Retikulum endoplasma
benang spindel ke arah kutub membentuk membran inti di
pembelahan sehingga tetrad sekitar kelompok kromosom
berpisah dan kromosom bergerak pada kutub pembelahan.
menuju kutub yang berlawanan.  Nukleolus mulai terbentuk.
 Membran sel mulai melekuk di
 Terjadi sitokinesis yaitu
bagian tengah.
pembelahan sitoplasma menjadi
 Tujuan anafase I yaitu membagi isi dua bagian sehingga terbentuk
kromosom diploid menjadi haploid. dua sel anakan dengan
kromosom yang sudah haploid.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Meiosis II
Profase II Metafase II
 Membran nukleus dan nukleolus
 Setiap kromosom haploid (berisi
mulai menghilang kembali.
dua kromatid) tertarik ke bidang
 Sentrosom membelah dan ekuator.
sepasang sentriol memisah menuju
 Terbentuk benang-benang
kutub-kutub yang berlawanan dan
spindel, salah satu ujungnya
di antara keduanya muncul benang
melekat pada sentromer
pindel yang memancar dari kedua
khususnya di bagian kinetokor
sentriol.
dan ujung lainnya membentang
 Waktu ini lebih singkat dibanding menuju kutub pembelahan yang
tahap lainnya. berlawanan.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Meiosis II
Anafase II Telofase II
 Spindel menarik kromatid menuju  Kromatid di kutub berubah menjadi
kutub pembelahan yang benang-benang kromatin.
berlawanan.  Membran nukleus dan inti haploid
terbentuk.
 Kedua kromatid bergerak menuju
 Kromosom menipis dan memanjang
kutub yang berbeda.
menjadi benang-benang kromatin.
 Pada akhir anafase, membran sel  Terjadi sitokinesis sehingga
mulai melekuk. terbentuk empat sel anakan haploid.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Gametogenesis

Gametogenesis
Gametogenesis
pada hewan
pada tumbuhan
dan manusia

Spermatogenesis Mikrosporogenesis

Oogenesis Makrosopogenesis

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Gametogenesis pada Hewan dan Manusia

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Gametogenesis pada Tumbuhan

Mikrosporogesis Makrosporogenesis

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Keterkaitan Meiosis dengan Fertilisasi Makhluk Hidup

Pemilahan
kromosom secara
independen

Pindah silang

Fertilisasi random

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB POLA PEWARISAN SIFAT PADA
V HUKUM MENDEL

BAB
A. Hukum Mendel
B. Penyimpangan
Semu terhadap
Hukum Mendel

Kembali ke daftar isi


A. Hukum Mendel

• Mendel melakukan
Hukum I persilangan monohibrid
Mendel

• Mendel melakukan
Hukum II persilangan dihibrid
Mendel

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Hukum I Mendel
Mendel melakukan persilangan tanaman kacang ercis berbiji bulat
dengan tanaman kacang ercis berbiji keriput. Perhatikan diagram
persilangan berikut!

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Hukum I Mendel
Mendel melakukan persilangan Mirabilis jalapa berwarna merah dengan Mirabilis jalapa
berwarna putih. Warna merah bersifat intermediat terhadap warna putih. Perhatikan
diagram persilangan berikut!

Perbandingan genotipe F2 = MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1.
Perbandingan fenotipe F2 = Merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Hukum IIII Mendel
Hukum Mendel
Mendel menggunakan dua sifat beda dari tanaman kacang ercis yaitu bentuk dan warna
biji. Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis berbiji bulat–kuning dengan tanaman
kacang ercis berbiji keriput–hijau. Perhatikan diagram persilangan berikut!

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Macam-macam Perkawinan dalam Hukum Mendel

Perkawinan Resiprok

Perkawinan resiprok merupakan


perkawinan kebalikan dari yang
semula dilakukan.
Persilangan ini bertujuan untuk
membuktikan induk jantan dan
induk yang betina memiliki
kesempatan yang sama dalam
pewarisan sifat.
Contoh persilangan dalam
perkawinan resiprok seperti
diagram di samping.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Perkawinan Back Cross

Perkawinan balik adalah perkawinan antara individu F1 dengan salah


satu induknya. Persilangan ini bertujuan untuk mencari genotipe induk.
Contoh persilangan dalam perkawinan balik sebagai berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Uji Silang (Test Cross)

Uji silang adalah perkawinan individu F1 dengan induknya yang bersifat homozigot
resesif. Persilangan ini bertujuan untuk mengetahui apakah individu induk bersifat
homozigot atau heterozigot.
Contoh persilangan dalam uji silang sebagai berikut.
Tikus hitam disilangkan dengan induk tikus putih menghasilkan keturunan
50% tikus hitam dan 50% tikus putih, bersifat heterozigot atau homozigotkah
genotipe tikus hitam tersebut?

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Penyimpangan Semu terhadap Hukum Mendel
Tidak semua hasil persilangan sesuai dengan hukum Mendel. Beberapa ilmuwan menemukan
adanya penyimpangan-penyimpangan. penyimpangan tersebut bersifat semu karena pola
dasarnya masih sama dengan hukum Mendel. Penyimpangan semu akibat interaksi gen
terdapat lima macam sebagai berikut.

1. Epistasi dan hipostasi 2. Kriptomeri

4. Gen-gen
3. Polimeri
komplementer

5. Atavisme

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Epistasi dan Hipostasi
Sebuah atau sepasang gen yang menutupi ekspresi gen lain yang tidak sealel disebut gen
epistasi, sedangkan gen yang dikalahkan dinamakan gen hipostasi.
Macam epistasi dan hipostasi yaitu epistasi dominan, epistasi resesif, serta epistasi
dominan dan resesif.

Epistasi Dominan Epistasi Resesif

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Kriptomeri

Kriptomeri adalah peristiwa munculnya karakter tertentu apabila gen dominan bersama-sama
dengan gen dominan lainnya. Jika gen berdiri sendiri, karakternya akan tersembunyi
(kriptos).
Contohnya warna bunga Linnaria maroccana yang ditentukan oleh pigmen hemosianin dan
sifat keasaman plasma sel. Pigmen hemosianin akan berwarna merah pada plasma yang
asam dan berwarna ungu pada plasma yang bersifat basa.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Polimeri
Polimeri merupakan bentuk interaksi gen yang bersifat kumulatif (saling menambah).
Polimeri terjadi karena adanya interaksi antara dua gen atau lebih sehingga disebut gen
ganda.
Contoh persilangan gandum berbiji merah gelap (M 1M1M2M2) dengan gandum berbiji putih
(m1m1m2m2) diperoleh perbandingan fenotipe F2-nya = merah : putih = 15 : 1.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


4. Gen-gen Komplementer

Gen-gen komplementer adalah gen yang


saling berinteraksi dan saling melengkapi
sehingga memunculkan fenotipe tertentu.
Apabila ada salah satu gen tidak hadir
maka pemunculan karakter fenotipe
tersebut akan terhalang atau tidak
sempurna.
Contohnya pada warna bunga Lathyrus
odoratus.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


5. Atavisme

Atavisme merupakan interaksi beberapa gen yang mengakibatkan menghilangnya suatu sifat
keturunan dan memunculkan suatu sifat keturunan yang berbeda dengan induknya, tetapi
sifat induk akan muncul kembali pada generasi selanjutnya.
Contohnya pada persilangan ayam berjengger atau berpial rose (RRpp) dengan ayam
berjengger pea (rrPP) menghasilkan F1 berjengger walnut. Jika F1 disilangkan sesamanya
menghasilkan perbandingan fenotipe F2 = walnut : rose : pea : single = 9 : 3 : 3 : 1.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB
POLA-POLA HEREDITAS PAUTAN
VI

BAB
Pola-Pola
Pewarisan Sifat

Kembali ke daftar isi


Pola-Pola Pewarisan Sifat
Determinasi Seks

Pautan Gen

Pindah Silang

Gagal Berpisah

Pautan Seks

Gen Letal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Determinasi Seks
Determinasi seks merupakan proses penentuan jenis kelamin pada
makhluk hidup berdasarkan kromosom kelamin yang diwariskan secara
bebas oleh gamet parental kepada keturunannya melalui proses meiosis.
Berdasarkan susunan kromosom kelaminnya, tipe penentuan jenis kelamin
pada makhluk hidup dibedakan menjadi empat tipe.

Tipe Haplo-Diplo

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Pautan Gen

Pautan merupakan salah


satu penyebab penyim-
pangan semu terhadap
hukum Mendel.
Pautan gen terjadi akibat
gen-gen terletak pada lokus
yang berdekatan dalam
kromosom yang sama dan
saat proses pembentukan
gamet saling berkait atau
berikatan.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Pindah Silang
Pindah silang merupakan pemisahan dan pertukaran bagian kromatid dari
sepasang kromosom homolog.
Pindah silang mengakibatkan terbentuknya empat macam gamet yaitu dua
macam gamet yang sifatnya sama dengan induk (tipe parental) dan dua
macam gamet yang merupakan hasil pindah silang (tipe rekombinan).
Besarnya nilai pindah silang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Gagal Berpisah
Gagal berpisah mengakibatkan sel anak kelebihan atau
kekurangan kromosom (sel aneuploid).
Gagal berpisah dapat terjadi pada kromosom kelamin
(gonosom) dan kromosom tubuh (autosom).

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Pautan Seks (Rangkai Kelamin)

Pautan seks adalah peristiwa terdapatnya gen dalam kromosom kelamin.


Pautan seks dapat terjadi pada Drosophila melanogaster, kucing, manusia,
dan ayam.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Gen Letal
Gen letal adalah gen yang mengakibatkan kematian jika dalam keadaan
homozigot.
a. Gen letal dominan
Gen letal dominan adalah gen dominan yang dapat mengakibatkan
kematian individu apabila memiliki gen homozigot dominan. Namun,
apabila individu memiliki gen heterozigot hanya akan mengalami
kelainan.
Contoh peristiwa gen letal dominan yaitu persilangan antara dua
individu penderita brakidaktili.

b. Gen letal resesif


Gen letal resesif adalah gen resesif yang dapat mengakibatkan kematian
individu apabila memiliki gen homozigot resesif. Apabila individu dalam
keadaan heterozigot bersifat normal, tetapi pembawa gen letal.
Contoh peristiwa gen letal resesif yaitu persilangan antara dua
individu tanaman jagung berdaun hijau heterozigot.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB
HEREDITAS PADA MANUSIA
VII
BAB
Sifat-Sifat yang
Diturunkan pada
Manusia
1. Sifat Fisik yang
Diturunkan
2. Jenis Kelamin
3. Kelainan atau Penyakit
Menurun
4. Golongan Darah pada
Manusia

Kembali ke daftar isi


Sifat Fisik yang Diturunkan

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Jenis Kelamin

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Kelainan atau Penyakit Menurun
Kelainan atau Penyakit yang Diturunkan Melalui Gonosom

a. Rangkai kelamin oleh gen


b. Rangkai kelamin gen
resesif
Contoh: buta warna, hemofilia, dominan
anodontia, hypertrichosis, Contoh: gigi yang kurang
webbed toes, dan Hyserix email biasanya berwarna
gravior.
cokelat dan mudah rusak.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Kelainan atau Penyakit Menurun
Kelainan atau Penyakit yang Diturunkan Melalui Autosom

Albino Polidaktili Katarak Anonychia

Brakidaktili
Fenilketonuria (FKU)
Talasemia
Kemampuan mengecap Botak
Dentinogenesis
Phenylthiocarbamida
imperfecta Sicklemia
(PTC)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Golongan Darah

Golongan darah • Golongan darah sistem ABO paling sering


menurut sistem digunakan dalam pesentuhan golongan darah
manusia.
ABO

Golongan darah • Zat anti-M dan anti-N tidak terkandung dalam


menurut sistem plasma darah orang sehingga tidak akan terjadi
penggumpalan darah pada proses transfusi.
MN
• Orang yang mempunyai tipe golongan darah Rh+
Golongan darah (bergenotipe RR atau Rr) mempunyai antigen-Rh.
menurut sistem Sementara itu, orang yang mempunyai tipe golongan
darah Rh– (bergenotipe rr) tidak mempunyai antigen-Rh
Rh dalam eritrositnya.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB
MUTASI
VIII

BAB

A. Macam Mutasi
B. Dampak Mutasi
dalam
Kehidupan

Kembali ke daftar isi


A. Macam Mutasi
1. Macam Mutasi Berdasarkan Letak Sel yang Mengalami Mutasi

a. Mutasi Somatik b. Mutasi Genetik

• Terjadi pada sel tubuh. • Terjadi pada sel gamet.


• Apabila terjadi pada sel yang • Perubahan genetik yang besar
sedang aktif membelah akan dapat mengakibatkan kematian
mengakibatkan keabnormalan sel gamet.
ketika lahir. Jika terjadi pada sel • Apabila perubahan genetik
dewasa mengakibatkan yang tidak begitu besar, sel
keabnormalan yang kecil dan gamet dapat melakukan
dapat ditolerir. pembuahan.
• Tidak diwariskan kepada • Dapat diwariskan kepada
generasi berikutnya. keturunannya.
• Contohnya adalah karsinoma. • Contonya adalah mutasi
autosomal dan gonosomal.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Macam Mutasi Berdasarkan Penyebabnya

a. Mutasi Alami (Spontan) b. Mutasi Induksi (Buatan)

• Perubahan genetis yang terjadi • Perubahan genetis yang terjadi


dengan sendirinya di alam. oleh usaha manusia.
• Penyebab mutasi ini adalah • Mutasi ini sengaja dilakukan
radiasi sinar kosmis, radiasi dengan menggunakan mutagen
radioaktif alam, radiasi sinar fisika dan kimia.
ultraviolet, radiasi ionisasi • Mutagen kimia misalnya
interval dari bahan radioaktif. kolkisin, asam nitrat, gan
• Hasil mutasi spontan biasanya metan, dan senyawa alkil.
bersifat resesif, steril, dan letal. • Mutagen fisika misalnya radiasi
sinar-X, radiasi sinar gamma,
radiasi sinar beta, radiasi
neutron, radiasi elektron.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Macam Mutasi Berdasarkan Tempat Terjadinya

Mutasi Gen

Mutasi gen adalah mutasi yang terjadi pada susunan basa nukleotida
pada molekul gen (DNA), bukan pada lokus atau bagian lain dari
kromosom. Macam mutasi gen meliputi delesi, insersi, dan substitusi
basa nitrogen.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Mutasi Gen
Mekanisme substitusi terjadi karena peristiwa mutasi diam, mutasi salah arti, dan mutasi tanpa arti.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom atau aberasi adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan jumlah
kromosom.
1. Mutasi karena Perubahan Struktur Kromosom

Delesi Duplikasi Inversi

Katenasi

Translokasi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Mutasi Kromosom

2. Mutasi karena Perubahan Jumlah Kromosom

Macam perubahan jumlah kromosom yang dapat


mengakibatkan mutasi yaitu:

a. Perubahan Set Kromosom


(Aneuploidi)

b. Perubahan Pergandaan
(Aneusomi)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Dampak Mutasi dalam
Kehidupan

Dampak Mutasi yang


Merugikan

Dampak Mutasi yang


Menguntungkan

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Dampak Mutasi yang Bersifat
Merugikan

a. Kelainan pada Manusia Akibat Mutasi b. Kelainan pada Manusia Akibat Mutasi
Gen Kromosom
Sickel cell  Sindrom Turner
 Sindrom Klinefelter
 Sindrom Jacob
 SIndrom Down
c. Kelainan pada Tumbuhan Akibat Mutasi  Sindrom Edwards
 Sindrom Metafemale
Buah tanpa biji  Sindrom Patau

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Dampak Mutasi yang Bersifat
Menguntungkan
Mutasi alami
dan buatan
pada tanaman
Sansevieria

Penggunaan
sinar
Penggunaan
radioaktif
Dampak mutasi yang kolkisin pada
(radioterapi) menguntungkan semangka
pada
tanpa biji
pengobatan
kanker

Penggunaan
radiasi sinar
gamma pada
sorgum

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB
EVOLUSI
IX
BAB
A. Perkembangan Teori
Evolusi Darwin
B. Petunjuk Adanya
Evolusi dan
Mekanisme Evolusi

Kembali ke daftar isi


A. Perkembangan Teori Evolusi
Darwin

Perkembangan Teori Evolusi

Teori Evolusi Darwin

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Perkembangan Teori Evolusi

Evolusi mulai dipelajari setelah adanya tulisan bangsa Yunani pada awal Masehi. Beberapa filsuf yang
memengaruhi timbulnya teori evolusi yaitu Thales (640 - 540 SM), Anaximander (611-547 SM),
Empedocles (490-430 SM), dan Aristoteles (384–323 SM). Aristoteles mengemukakan gagasan evolusinya
berdasarkan metafisika, bahwa alam berubah dari bentuk sederhana menjadi lebih kompleks dan
sempurna.
Ilmuwan yang paling memengaruhi perkembangan teori evolusi adalah Charles Robert Darwin
(1809–1882) hingga dia dikenal sebagai Bapak Evolusi. Beberapa faktor yang memengaruhi teori
evolusi yang dikemukakan Darwin sebagai berikut.

Perubahan batuan, pulau, dan benua dapat memengaruhi kehidupan makhluk hidup
(Charles Lyell).
Kecenderungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat daripada kenaikan produksi
pangan sehingga menimbulkan persaingan dalam kelangsungan hidup manusia (Thomas
Robert Malthus).
Data sebaran flora dan fauna oleh Wallace.
Darwin menemukan berbagai bentuk paruh burung finch dan kura-kura berukuran besar
dengan cangkang seperti kubah di Kepulauan Galapagos.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Teori Evolusi Darwin

Dalam bukunya yang berjudul On The Origin of


Species by Means of Natural Selection, Darwin
menyatakan bahwa seleksi alam merupakan faktor
pendorong terjadinya evolusi.
1. Hasil perkawinan makhluk hidup yang berlebihan
(over production) memungkinkan terjadinya
variasi baik warna, bentuk, maupun kemampuan
beradaptasi.
2. Adanya beberapa faktor pembatas di alam yang
memengaruhi populasi.
3. Tingkat kesuksesan perkembangbiakan
menentukan pertumbuhan populasi makhluk
hidup.
4. Individu yang mampu beradaptasi akan
mewariskan sifat-sifat unggul pada generasi
berikutnya.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Hal Pokok dalam Teori Evolusi Darwin

Beberapa hal pokok tentang teori evolusi Darwin


dituangkan dalam bukunya yang berjudul On The Origin of
Species by Means of Natural Selection.
1. Di muka bumi ini tidak ada individu yang benar-benar
sama.
2. Setiap populasi berkecenderungan untuk bertambah
banyak.
3. Suatu individu harus berjuang mempertahankan hidup
agar mampu berkembang biak.
4. Pertambahan populasi tidak berjalan terus-menerus.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Teori yang Menentang Teori Evolusi Darwin

Teori yang menentang teori evolusi Darwin adalah teori intellegent


design.
Teori intelligent design mengemukakan bahwa makhluk hidup berubah
dari masa ke masa karena memang sudah dirancang atau sudah
didesain sebelum kemunculannya.
Kesimpulan teori intellegent design:
1. Merupakan pemikiran baru yang berlawanan dengan teori evolusi
Darwin.
2. Objek alam semesta termasuk makhluk hidup menunjukkan
adanya tanda-tanda perancangan, bukan dari hasil proses
seleksi alam yang tak terbimbing.
3. Teori ini menangkap tanda-tanda perancangan dengan analisis
kuantitatif.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Petunjuk Adanya Evolusi dan Mekanisme Evolusi

Petunjuk adanya evolusi


Adanya variasi makhluk hidup
yang berasal dari satu keturunan.
Adanya fosil di berbagai lapisan
bumi.
Homologi dan analogi alat-alat Homologi tungkai depan Mammalia
tubuh pada makhluk hidup.
Embriologi perbandingan.
Petunjuk alat tubuh yang tersisa.
Petunjuk-petunjuk secara
biokimia.

Embriologi Perbandingan

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Mekanisme Evolusi

• Hukum Hardy-Weinberg
• Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Evolusi
• Terbentuknya Spesies Baru (Spesiasi)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Hukum Hardy-Weinberg
 Syarat-syarat hukum Hardy-Weinberg sebagai berikut.
1. Ukuran populasi cukup besar.
2. Populasi tersebut terisolasi.
3. Tidak terjadi mutasi atau jika terjadi mutasi harus setimbang.
4. Perkawinan terjadi secara acak.
5. Tidak ada seleksi alam.
 Hukum Hardy-Weinberg dirumuskan sebagai berikut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Faktor-Faktor Pendorong
Terjadinya Evolusi

Seleksi Alam Mutasi gen

Hanyutan genetik
(genetic draft)

Aliran gen Perkawinan tidak


(gen flow) acak

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Terbentuknya Spesies Baru (Spesiasi)
Spesiasi adalah proses
pembentukan spesies baru yang
berbeda dari spesies
sebelumnya melalui proses
perkembangbiakan secara
natural.
Spesiasi dapat terjadi jika
memenuhi beberapa persyaratan
yaitu terjadinya perubahan
lingkungan, adanya relung
(niche) yang kosong, dan adanya
keanekaragaman suatu
kelompok.
Terbentuknya spesies baru atau
spesiasi terjadi melalui proses
isolasi geografi dan radiasi
adaptif.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
BIOTEKNOLOGI
X

A. Pengertian dan BAB

Prinsip Dasar
Bioteknologi Serta
Jenis-Jenis
Bioteknologi
B. Produk Bioteknologi
dan Dampaknya bagi
Kehidupan

Kembali ke daftar isi


A. Pengertian dan Prinsip Dasar Bioteknologi Serta Jenis-
Jenis Bioteknologi

Pengertian dan Prinsip Dasar Bioteknologi

Jenis-jenis Bioteknologi

Teknik yang Digunakan dalam Bioteknologi Modern

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Pengertian dan Prinsip Dasar
Bioteknologi

 Bioteknologi didefinisikan sebagai


teknologi yang memanfaatkan
organisme atau bagian-bagiannya
untuk mendapatkan barang dan jasa
dalam skala industri untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
 Dalam perkembangan lebih lanjut,
bioteknologi didefinisikan sebagai
pemanfaatan prinsip-prinsip dan
kerekayasaan terhadap organisme,
sistem, atau proses biologis untuk
menghasilkan atau meningkatkan
potensi organisme maupun
menghasilkan produk dan jasa bagi
kepentingan hidup manusia.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Jenis-Jenis Bioteknologi

• Kelebihan: biaya produksi murah, teknologi menggunakan peralatan


sederhana, dan pengaruh jangka panjang sudah diketahui.
Bioteknologi • Kelemahan: Perbaikan genetik tidak terarah, memerlukan waktu
konvensiona relatif lama, belum ada pengkajian prinsip-prinsip ilmiah, hasil tidak
l dapat diperkirakan sebelumnya, tidak dapat mengatasi
ketidaksesuaian genetik, hanya diproduksi dalam skala kecil, dan
prosesnya relatif belum steril.

• Kelebihan: Hasil dapat diperhitungkan, dapat mengatasi kendala


ketidaksesuaian genetik, perbaikan sifat genetik dapat dilakukan
Bioteknologi secara terarah, dan dapat menghasilkan organisme yang sifat barunya
modern tidak ada pada sifat alaminya.
• Kelemahan: Biaya produksi relatif lebih mahal, memerlukan teknologi
canggih, dan pengaruh jangka panjang belum diketahui.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Teknik yang Digunakan
dalam Bioteknologi Modern

1. DNA Rekombinan
2. Fusi Protoplasma
3. Kultur Jaringan
4. Kloning
5. Teknik Bayi Tabung

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


DNA Rekombinan

Proses DNA rekombinan


meliputi:
1. Isolasi DNA
2. Transplantasi gen
atau
DNA
3. Memasukkan DNA
rekombinan ke dalam
sel hidup

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Fusi protoplasma

Fusi protoplasma disebut juga teknologi hibridoma adalah teknik


penggabungan dua sel yang berasal dari jaringan berbeda sehingga
menghasilkan sel hibrid yang memiliki sifat kedua sel tersebut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Kultur Jaringan

Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif


buatan yang didasarkan pada sifat totipotensi tumbuhan.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Kloning
Kloning atau transplantasi atau pencangkokan nukleus
digunakan untuk menghasilkan individu yang secara genetik
identik dengan induknya.
Hewan hasil kloning misalnya domba Dolly.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Teknik Bayi Tabung
Teknik bayi tabung bertujuan untuk membantu pasangan
suami istri yang sulit memperoleh keturunan.
Pembuahan yang dilakukan pada teknik bayi tabung berada di
luar tubuh induk betina (fertilisasi in vitro).

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Produk Bioteknologi dan
Dampaknya bagi Kehidupan

Penerapan Bioteknologi
 Bidang Pangan
 Bidang Pertanian dan Peternakan
 Bidang Kedokteran
 Bidang Lingkungan

Dampak Penerapan
Bioteknologi bagi
Kehidupan  Dampak di Bidang Lingkungan
 Dampak di Bidang Sosial Ekonomi
 Dampak terhadap Kesehatan
 Dampak Etika Moral

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Penerapan Bioteknologi
Bidang Pangan Miko-protein Tempe
Taoco

PST Kecap

Nata de
Oncom Merah
coco

Sayuran Bidang Oncom Hitam


Fermentasi
Pangan
Minuman
Beralkohol
Tapai

Probiotik Roti

Mentega Yoghurt
Keju

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Bidang Pertanian dan Peternakan

Bidang Pertanian
• Padi transgenik
• Bunga Antilayu
• Buah Tomat Tahan Busuk
• Tanaman Kapas Antiserangga

Bidang Peternakan
• Sapi Perah dengan Hormon Manusia
• Bovin Somatotropin (BST)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Bidang Kedokteran

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Bidang Lingkungan

Menangani
Pencemaran
Lingkungan

Untuk mengatasi
Untuk pemurnian pencemaran
logam akibat tumpahan
minyak di laut

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Dampak Penerapan Bioteknologi bagi Kehidupan

Dampak di Bidang Lingkungan

Dampak Dampak
Positif Negatif
Mengurangi
Menimbulkan
pencemaran
kerusakan pada
lingkungan akibat
ekosistem.
pemakaian pestisida.

Mengurangi
pencemaran limbah
Hilangnya plasma
dengan penggunaan
nutfah.
Thiobacillus
ferrooxidans.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Dampak di Bidang Sosial Ekonomi

Dampak Dampak
Positif Negatif
Terjadi persaingan Terjadi
untuk mencari kesenjangan sosial
tanaman atau hewan dan ekonomi pada
varietas baru. masyarakat.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Dampak terhadap Kesehatan

Dampak Dampak
Positif Negatif
Adanya penemuan
produk-produk obat Mengakibatkan
maupun hormon hasil timbulnya alergi.
rekayasa genetika.

Mengakibatkan
seseorang menjadi
resistan terhadap
beberapa jenis
antibiotik tertentu.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Dampak Etika Moral

Penerapan teknologi kloning yang dikhawatirkan akan


diterapkan pada manusia dianggap merendahkan martabat
manusia. Kloning pada manusia sangat ditentang karena tidak
sesuai dengan etika moral dan melanggar aturan agama.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Kembali ke daftar isi

Anda mungkin juga menyukai