Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PEMBELAJARAN AGAMA

ISLAM KELAS 11 SEMESTER 2


2022/2023

“Tata Cara Menangani Orang Sakit Hingga


Meninggal Dunia Dan Doa-doa nya”

Disusun Oleh:

Julian Aryan Syah

XI IPS 5

Guru Pembimbing:
Imam Mardius
KATA PENGANTAR

Pertama dan yang paling utama adalah saya ingin


mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT.

Yang telah memberikan rahmat serta memudahkan


di segala urusan

Dan juga saya ingin mengucapkan Terima Kasih


Kepada Pak Imam Mardius Sebagai Guru Dan
Sekaligus Pembimbing Kami Serta Jajaran Guru
Yang Senantiasa Mengayomi Karakter Murid
Dalam Dunia Pendidikan.

Hormat Saya Sebagai Penulis.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................. x
BAB 1..................................................................... 1
Cara Menangani Orang sakit Hingga Meninggal
Dunia...................................................................2
Adab Menjenguk Orang Sakit............................ 3
BAB 2..................................................................... 4
Cara Menangani Jenazah Orang Yang
Meninggal Dunia................................................ 5
Tahap-tahap Dan Doa-doa.................................. 6
KESIMPULAN........................................................ 7
UCAPAN TERIMA KASIH..................................... 8
PENUTUP................................................................9
Cara Menangani Orang Sakit Hingga
Meninggal Dunia

Adab Menjenguk Orang Sakit


Menjenguk orang sakit hukumnya sunnah, tetapi
sangat dianjurkan.
Selain memiliki keberkahan serta pahala yang
besar, menjenguk orang sakit memperkuat
hubungan antar sesama dan menjaga tali
silaturahmi.
Menurut al-Imam al-Ghazali (450-505 H.), ada
beberapa adab menengok orang sakit:
● Tidak berlama-lama di sisinya agar ia tidak
merasa bosan.
● Meminimalisir pertanyaan tentang kondisinya,
karena banyak bertanya dapat menyusahkan
hatinya.
● Menampakkan rasa belas kasihan kepadanya.
● Mendoakan agar ia cepat sehat.
● Menjaga pandangan mata dari apa saja yang
tidak patut dilihat dari orang yang sedang sakit.
● Bila duduk di samping orang yang sakit lalu
dihidangkan makanan atau minuman, maka tidak
perlu menyantap makanan tersebut dan tidak usah
meminumnya.
Doa Menjenguk Orang Sakit :
allahummasyfi abdak

Artinya: "Ya Allah, sembuhkanlah hamba-Mu"

Doa tersebut mengacu pada sabda Rasulullah SAW,


"Apabila seseorang menengok orang sakit, lalu berdoa,
'allahumasyfi abdak' (Ya Allah, sembuhkanlah
hamba-Mu), maka ia akan bisa berlari memenuhimu atau
berjalan kepadamu untuk salat."

Selain itu, Rasulullah SAW juga mengajarkan doa


dengan redaksi yang lainnya. Berikut bacaan doa
menjenguk orang sakit sesuai sunnah,

َ‫َ شَِلا ءً ل‬ ‫َ لَّ َ ل نْ ل‬


‫َاِشَ لَ ِلاِش ل‬ ‫ِ َ ل نْ ل‬
‫َ لّ ل‬ ‫ِ نلَّلْ ن ل‬
‫َ ل نِ ش‬ ‫لّلل ّه لَ لرَل لَّل ش‬
‫اَ َ ل نْ شِ ش‬
‫َ نْ ءًا‬
‫َُّلاِ ّشر ل‬

Allaahumma rabban naasi, adzhibil ba'sa. Isyfi. Antas


syaafi. Laa syaafiya illā anta syifaa'an lā yughaadiru
saqaman
Artinya: "Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakit.
Sembuhkanlah, Engkaulah penyembuh. Tidak ada
penawar selain dari penawar-Mu, penawar yang
menghabiskan sakit dan penyakit."

Doa menjenguk orang sakit tersebut dibaca tiga kali.


Kemudian, menyapukannya kepada badan orang sakit
dengan tangan kanan atau ketika kita menyapu badan
orang sakit. Hal ini dilakukan Rasulullah SAW ketua
salah seorang keluarganya sakit. (HR Al Bukhari dan
Muslim)

dalam menjenguk, seorang muslim sebaiknya tetap


menutup dan menjaga aurat baik bagi yang menjenguk
dan yang dijenguk
Hal ini agar terhindar dari fitnah.
Ketika menjenguk orang sakit, hendaknya seorang
muslim membawa kesan positif dengan menguatkan dan
memberikan semangat.
Hal sekecil ini akan memberikan dampak yang sangat
baik bagi orang yang sedang sakit.
Sebab, dari hal tersebut pikiran positif bisa tetap terjaga.
Salah satu cara menghiburnya adalah dengan
menyampaikan hikmah bahwa sakit adalah bentuk kasih
sayang Allah terhadap hamba-Nya, sebagaimana sabda
Nabi Muhammad SAW:
“Orang mukmin yang ditimpa kesusahan, kesedihan atau
sakit yang terus-menerus sampai kepada kesengsaraan
yang menyusahkan, maka Allah akan menghapus
kejelekan-kejelekannya dengannya (sakit tersebut),"
(H.R. Tirmidzi).
Selain memberi semangat, ketika menjenguk orang sakit
tunjukkan bahwa kita benar-benar peduli pada
kondisinya.
Cara Menangani Orang
Yang Meninggal Dunia

1. Memejamkan mata orang yang baru meninggal


dunia
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam ketika
mendatangi Abu Salamah yang telah menghembuskan
nafas terakhirnya sedangkan kedua matanya terbelalak
maka Beliau shalallahu ‘alaihi wa salam memejamkan
kedua mata Abu Salamah dan berkata:
‫ّن لّروح ّْل قَض تَعه لَّصر‬
‘’Sesungguhnya bila ruh telah dicabut, maka pandangan
matanya mengikutinya”1.
Imam ash Shan’aniy berkata: “Di dalam perbuatan Nabi
ini (memejamkan Abu Salamah) terdapat dalil atas
disunnahkannya perbuatan ini dan seluruh ulama’ kaum
muslimin telah sepakat atas hal ini”2 .
Imam asy Syaukaniy berkata: “Di dalamnya terdapat
penjelasan disyari’atkan memejam kan mata orang yang
telah meninggal dunia.Imam an Nawawiy mengatakan:
Ulama’ kaum muslimin telah sepakat atas hal
tersebut.Mereka mengatakan bahwa hikmaknya adalah
agar tidak jelek pemandangan wajahnya” 3.
Ketika memejamkan mata jenazah tidak ada dzikir atau
doa tertentu yang berdasarkan dalil yang shahih. Adapun
yang diriwayatkan oleh imam Abdurrazzaq
dalam Al-Mushannaf dan imam Al-Baihaqiy
dalam Sunan Al-Kubra tentang dzikir ketika
memejamkan mata jenazah dari Bakr bin
Abdillah rahimahullah bahwasanya beliau berkata:
“Jika engkau memejamkan mata jenazah maka
katakanlah:
‫بسَ ا و على ملة رَول ا‬
“Dengan menyebut nama Allah dan di atas agama
Rasulullah”
Adalah semata-mata pendapat beliau tanpa didasari oleh
hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jadi tidak ada
dzikir atau bacaan doa yang shahih dari Nabi shalallahu
‘alaihi wa salam dalam masalah ini 4.

2. Mendo’akan kebaikan
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam setelah
memejamkan mata Abu Salamah berdo’a:
َِ ‫لّلهَ لغَر لبَ َلًة ولرِع ِرجته َِ لًّهدُين ولخلَه َِ عَْه‬
‫لَّابرُن ولغَر َّا وّه ُا رَ لّعاًّين ولِسح ّه َِ قَره وْور ّه ِيه‬
“Ya Allah ampunilah Abu Salamah,angkatlah derajatnya
di tengah orang-orang yang mendapatkan petunujuk dan
gantilah dalam anak keturunannya yang ada setelahnya
dan ampunilah kami dan dia wahai Tuhan semesta alam
dan luaskanlah kuburnya”5.

3. Mengikat dagunya
Dalil masalah ini adalah dalil nzhar (akal) yang shahih,
yaitu di dalamnya terdapat kemaslahatan yang sangat
jelas bagi jenazah, yaitu agar mulutnya tidak terbuka
sehingga tidak dimasuki serangga dan agar tidak
menyebabkan jeleknya pemandangan wajahnya ketika
dipandang oleh orang lain.
Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan: “Setahu saya tidak
ada dalil atsar dalam masalah ini namun yang ada hanya
dalil akal yaitu: agar mulutnya tidak terbuka sehingga
tidak dimasuki serangga dan agar tidak menyebabkan
jeleknya pemandangan wajahnya ketika dipandang oleh
orang lain”6.
Adapun tata caranya adalah mengikatnya dengan kain
yang lebar dan panjang lagi mencakup seluruh dagunya
dan diikatkan dengan bagian atas kepalanya agar
mulutnya tidak terbuka.

4. Melemaskan persendian
Dalil masalah ini adalah nazhar (akal) yang shahih, yaitu
di dalamnya terdapat kemaslahatan yang sangat jelas
bagi jenazah dan orang yang mengurusnya.
Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan: “Setahu saya tidak
ada dalil atsar dalam masalah ini namun yang ada hanya
dalil akal yaitu: di dalamnya terdapat kemaslahatan. Dan
hendaknya dilakukan dengan lemah lembut”7 .
Proses pelemasan ini dilakukan ketika jenazah baru
meninggal dunia ketika tubuhnya masih dalam keadaan
hangat adapun jika sudah lama atau tubuhnya sudah
dingin maka tidak perlu dilemaskan karena tubuhnya
sudah kaku.Apabila kita lemaskan dalam kondisi jenazah
sudah kaku maka akan menyakiti jenazah dan hal ini
tidak diperbolehkan karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa salam bersabda:
‫لَس ّنر لع ن‬
‫ْ شَ نلّ لً شيّ ش‬
‫َ لَ لَس شنر شه لحييا‬
“Memecah tulang orang yang telah meninggal dunia
adalah seperti memecahnya dalam keadaan hidup” 8.
Berkata penulis kitab Aunul Ma’bud ketika
mengomentari hadits ini: “Berkata Ath Thibiy: Di
dalamnya terdapat isyarat bahwasanya orang yang
meninggal dunia tidak boleh dihinakan sebagaimana
ketika masih hidup.Berkata Ibnu Malik: Dan bahwasanya
orang yang meninggal dunia merasa tersakiti .Berkata
Ibnu Hajar: Kelazimannya menunjukkan bahwa ia
merasakan kelezatan sebagaimana orang yang masih
hidup.Dan Ibnu Abi Syaibah telah mengeluarkan atsar
dari Ibnu Mas’ud ia berkata:
‫َلْلى نلّ ًّْن شمن ِشَ لم نوته لَْلْللهّ ِشَ لحيلاته‬
“Menyakiti seorang mukmin ketika telah meninggal
dunia seperti menyakitinya ketika di masa hidupnya”9 .
Adapun caranya adalah sebagai berikut:
 Dilipat lengannya ke pangkal lengannya kemudian
dijulurkan lagi
 Dilipat betisnya ke pahanya dan pahanya ke
perutnya kemudian dikembalikan lagi
 Jari-jemarinya dilemaskan juga dengan ditekuk
dengan lembut10

5. Melepas pakaian yang melekat di badannya


Seluruh pakaian yang melekat pada jasad jenazah
hendaknya dilepas sehingga tidak ada satu helai kainpun
yang melekat pada jasadnya kemudian diganti dengan
kain yang menutupi selurut jasadnya.
Dalil amalan ini adalah :
A. Para sahabat mengatakan ketika akan
memandikan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam:

‫َلل لَ لم نن شِيلابه لَ لًا تجرِ لم نوتلاْلا‬ ‫صللى ل‬


‫لّ لعلل ني شه لو ل‬ ّ ‫لَ ْل ند شري َلّْ لج ش ّرِّ لر‬
‫َو ّل ل‬
‫لش ل‬
“Kami tidak tahu, apakah kami melepas pakaian
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam sebagaimana
kami melepas pakaian orang yang meninggal dunia di
antara kami ataukah tidak “11.
Hadits ini menunujukkan bahwa adat dan kebiasaan yang
berlaku di masa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam
ketika akan memandikan jenazah melepas pakaian yang
melekat pada jasadnya
B. Agar badannya tidak cepat rusak karena pakaian
yang melekat padanya akan memanaskan tubuhnya.
Jenazah apabila terkena hawa panas maka akan cepat
rusak. Kadang-kadang keluar kotoran yang akan
mengotorinya sehingga akan tampak menjijikkan dan
menimbulkan bau yang tidak sedap.

6. Menutup seluruh jasad jenazah dengan kain


Setelah seluruh pakaian yang melekat pada badannya
ketika meninggal dunia dilepas lalu ditutupi dengan kain
yang menutupi seluruh jasadnya. ‘Aisyah radhiyallahu
‘anhuma berkata:
‫َن رَول ا صلى ا عليه وَلَ حين توَِ َجَ بَرِ حَرة‬
“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika meninggal dunia jasad beliau ditutup
dengan pakaian bergaris ala Yaman”12.
Para ulama’ menjelaskan bahwa hikmah dari ditutupnya
seluruh jasad jenazah adalah agar tidak tersingkap tubuh
dan auratnya yang telah berubah setelah meninggal
dunia.
Namun orang yang meninggal dunia ketika ihram
tidaklah boleh ditutup wajah dan kepalanya, berdasarkan
hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma:
‫ َو قال‬،‫ ّْ وقع عن رلحلته ِوقصته‬،‫بيًَا رجل ولقِ بعرِة‬: ،‫ِْقعصته‬
َ‫ِْال لَََّ صلى ا عليه وَل‬: ‫ وَََوه َِ ِوبين‬،‫لغسلوه بًاً وَدر‬
-‫وَِ رولُة‬: ‫َِ ِوبيه‬- ‫وَ تحَطوه‬-‫وَِ رولُة‬: ‫وَ تطيَوه‬- َ‫ و‬،
‫ ِإْه َُعث ُوم لّْيامة ملَيا‬، ‫تخًرول رََه وَ وجهه‬
“Ketika seseorang tengah melakukan wukuf di Arafah,
tiba-tiba dia terjatuh dari hewan tunggangannya lalu
hewan tunggangannya menginjak lehernya sehingga
meninggal. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata: “Mandikanlah dengan air yang dicampur daun
bidara lalu kafanilah dengan dua potong kain – dan
dalam riwayat yang lain: “ dua potong kainnya “- dan
jangan diberi wewangian. Jangan ditutupi kepala dan
wajahnya. Sesungguhnya ia akan dibangkitkan pada hari
kiyamat nanti dalam keadaan bertalbiyah.”13

7. Menyegerakan pemakaman
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu
anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
‫ع نول شب ناّ لجَلاَل شة‬
ّ ‫َلَ شنر‬, ‫صا شّ لحةء ِل لخي رنر تّْل شدّ ّم نوْل لها لعلل ني شه‬
‫ِلإش نن ت ل َّ نن ل‬, َ‫لو شّ نن ت َّ نن لغي لنرْل شّ ل‬
َ‫َعّوْلهّ لع نن شرقلا شبَ ن‬ ‫ِلَ رلر ت ل ل‬
“Segerakanlah pemakaman jenazah. Jika ia termasuk
orang-orang yang berbuat kebaikan maka kalian telah
menyajikan kebaikan kepadanya. Dan jika ia bukan
termasuk orang yang berbuat kebaikan maka kalian
telah melepaskan kejelekan dari pundak-pundak
kalian.” 14
Berkata pengarang kitab Tharhu at Tastrib syarh at
Taqrib: “Perintah menyegerakan di sini menurut jumhur
ulama’ salaf dan mutaakhirin adalah sunnah. Ibnu
Qudamah mengatakan: Tidak ada perselisihan di antara
imam-imam ahli ilmu dalam masalah kesunnahannya” 15
Syaikh Utsaimin mengatakan: “Berdasarkan penjelasan
ini maka kita mengetahui kesalahan yang dilakukan oleh
sebagian orang yang mereka mengakhirkan pemakaman
jenazah sehingga datang kerabatnya… Mereka
menunggu selama satu atau sehari semalam agar
kerabatnya datang. Pada hakekatnya apa yang mereka
lakukan ini adalah merupakan tindakan kejahatan
terhadap jenazah karena jenazah apabila termasuk orang
yang baik ia menginginkan untuk segera dikuburkan
karena ia mendapatkan berita gembira tentang surga
ketika meninggal dunia. Dan apabila dikeluarkan dari
rumahnya maka jiwanya akan mengatakan:
َْ‫قدمو‬
“Percepatlah untukku”
Yakni mendorong para pengusungnya agar mempercepat
sampainya ke kuburnya”16 .

8. Segera melunasi hutang-hutangnya


Yakni hutang yang berkaitan dengan hak Allah seperti:
zakat, kafarah, nazar dan lain-lainnya ataupun hutang
yang berkaitan dengan hak anak turun bani Adam
semisal hutang dari proses pinjam meminjam, jual beli,
upah pekerja dan lain-lainnya.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
‫ُ نلّ ًّْن شم شن ّمعلللْلةر شبدل نُ شَ شه‬ ‫لحتلى ُّ نْ ل‬
ّ َ‫َى لع نَهّ ْل ن‬
“Jiwa seorang mukmin bergantung dengan utangnya
sehingga ditunaikan “17
Imam asy Syaukaniy berkata: “Di dalam hadits tersebut
terdapat anjuran untuk menunaikan hutang orang yang
meninggal dunia dan pemberitaan bahwa jiwanya
bergantung dengan hutangnya sehingga ditunaikan.Dan
ini terbatasi dengan orang yang memiliki harta yang
dapat dipergunakan untuk menunaikan
hutangnya.Adapun orang yang tidak memiliki harta
untuk menunaikan hutangnya maka sungguh telah datang
hadits-hadits yang menunjukkan bahwasanya Allah akan
menunaikan hutangnya bahkan ada beberapa riwayat
yang menjelaskan bahwa apabila seseorang memiliki
kecintaan untuk membayar hutangnya ketika meninggal
dunia maka Allah akan menanggung penunaian
hutangnya walaupun ia memiliki ahli waris yang tidak
mau menunaikan hutangnya” 18
Orang yang tidak mau menunaikan hutangnya akan
disiksa di kuburnya sebagaimana disebutkan dalam
riwayat yang shahih dari jalur sahabat Jabir bin
‘Abdillah radhiyallahu anhu, ia berkata:
‫ َِ َتيَا رَول ا‬، ‫]صلى ا عليه وَلَ [توَِ رجل َِسلَاه وحَطَاه‬
‫ ِخطا خطى‬، ‫ّيصلَ عليه‬. ‫َِ قال‬: ‘ ‫قلَا ‘ِل عليه ُِن ؟‬: َ‫ْع‬
( ‫قال )َُِارلن‬: ‘ َََ‫ِْال َبو قتاِة ‘صلول على صاح‬: ‫!ُا رَول ا‬
َ‫َُِارلن عل‬. ‫ ]صلى ا عليه وَلَ [ِْال رَول ا‬: ‘ ‫ًِا عليَ حق‬
َ‫قال ‘لَّرَُ وبرىً لًّي‬: ‫ْعَ ِصلى عليه َِ ّْيه من لَّد ِْال‬: ‘ ‫ما‬
‫قال ‘ِعل لّدَُارلن ؟‬: ‫ِْال‬: ‫ًّْا مات َمُ !ُا رَول ا‬. ‫َِ ّْيه من‬
‫ ِْال‬، ‫لَّد‬: ‘ ‫ِْال ‘ما ِعل لّدَُارلن ؟‬: ‫قد قَيتهًا !ُا رَول ا‬.
‫ِْال‬: ‘ ‫‘للن برِت عليه جلده‬
“Seseorang telah meninggal, lalu kami segera
memandikan, mengkafani, dan memberinya wewangian,
kemudian kami mendatangi Rasulullah agar
menshalatinya . Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
melangkah mendekatinya lalu bersabda, ‘Barangkali
Sahabat kalian ini masih mempunyai hutang?’
Orang-orang yang hadir menjawab, ‘Ya ada, sebanyak
dua dinar.’Maka Beliau bersabda: “shalatilah saudara
kalian. Abu Qatadah berkata, ‘Ya Rasululla shalallahu
‘alaihi wa salam , hutangnya menjadi
tanggunganku.’Maka beliau bersabda, ‘Dua dinar
hutangnya menjadi tanggunganmu dan murni dibayar
dari hartamu, sedangkan mayit ini terbebas dari hutang
itu?’Abu Qatadah berkata, ‘Ya, benar.’ Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pun kemudian
menshalatinya.Pada esok harinya ketika Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa salam bertemu dengan abu
Qatadah bertanya : “ apa yang dilakukan oleh dua
dinar ? Abu Qatadah mengatakan: Ya Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa salam dia baru meninggal
kemarin.Lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam
pada esok harinya kembali bertemu dengannya dan
mengatakan , apa yang diperbuat oleh dua dinar ?’
Akhirnya ia menjawab, ‘Aku telah melunasinya, wahai
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam.’ Kemudian
Beliau shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, ‘Sekarang
barulah kulitnya merasa dingin”19.
9. Segera menunaikan wasiatnya
Syaikh al Utsaimin dalam Asy Syarh Al
Mumti’ mengatakan, para ahli ilmu berkata: “seyogyanya
wasiat ditunaikan sebelum jenazah dikuburkan….”.
Lalu beliau mengatakan: “Wasiat dengan sesuatu yang
wajib hukumnya wajib segera ditunaikan dan sesuatu
yang sunnah hukumnya sunnah tetapi mempercepat
penunaiannya sebelum dishalati dan dikubur adalah
sesuatu yang dituntut baik yang wajib maupun yang
sunnah “20
***
1. Memandikan jenazah

niat memandikan jenazah laki-laki yaitu:


‫ْ للوُنَّ نلَّّ نس لل شّ لهَلل نلّ لً شيّ ش‬
‫َ ش لّش تلعلاّلى‬
Nawaytul ghusla lihadza al mayyiti lillahi ta'ala, "aku
berniat untuk memandikan mayat laki laki ini karena
Allah ta'la"
tata cara memandikan jenazah laki-laki dan perempuan
sesuai sunnah. Berikut tahapnya,

1. Periksa kuku jenazah, apabila panjang sebaiknya


dipotong sehingga ukurannya normal
2. Periksa rambut ketiak, jika panjang sebaiknya dicukur
terlebih dulu. Untuk rambut kemaluan tidak perlu
diperiksa atau dicukur
3. Kepala jenazah diangkat sampai setengah duduk
kemudian perutnya ditekan sehingga semua kotoran
keluar dari tubuh
4. Seluruh tubuh jenazah disiram sehingga kotoran yang
keluar dari perut tidak ada yang menempel di tubuh
5. Kemaluan dan dubur juga harus dibersihkan sehingga
tidak ada kotoran yang menempel di bagian tersebut

6. Saat membersihkan kemaluan dan dubur sebaiknya


menggunakan sarung tangan supaya tidak menyentuh
langsung area privat tersebut
7. Setelah kotoran dalam perut sudah bersih, tahap
selanjutnya adalah membasuh tubuh korban bagian
kanan terlebih dulu mulai dari kepala, leher, dada, perut,
paha, hingga kaki paling ujung
8. Ketika membasuh, bagian tubuh juga harus digosok
perlahan dengan handuk halus
9. Jika sudah selesai, orang yang memandikan dapat
membantu jenazah wudhu seperti ketika akan sholat.
Namun tidak perlu memasukkan air ke hidung dan mulut,
cukup dengan membasahi bagian tersebut dengan kain
atau sarung tangan. Selanjutnya bibir, gigi, dan kedua
lubang hidung jenazah harus dibersihkan.
10. Jenggot dan rambut jenazah harus dicuci dengan air
yang dicampur daun bidara,
11. Jika sudah selesai, tubuh jenazah dikeringkan dengan
handuk dan proses selanjutnya adalah mengkafani
jenazah.
Doa memandikan jenazah
Sebelum memandikan jenazah, umat muslim perlu
mendahuluinya dengan bacaan niat dalam hati.
Untuk jenazah laki-laki
‫َ لش تلعلاّلى‬ ‫ْ للوُنَّ نلَّّ نس لل للِلل ءً لع نن َِل ن‬
‫للّ لً شيّ ش‬
: Nawaitul ghusla adaa'an haa-dzal mayyiti lillahi ta'aala

2. Mengkafani jenazah

Niat mengkafani jenazah


‫َو شل اش‬ ‫ِرض ) لِ شَ شه نلّ لً شيّت ل شة (ْ للوُنَّ تلََينن لَِلل نلّ لً شيّ ش‬
ّ ‫ شبس شنَ اش لو لعللى شملل شة لر‬. َ
‫ََاُة شّش تلعلاّلى‬
Bismillaahi wa’alaa millati rasuulillaah nawaitu takfina
hadzal (hazihi) mayyiti fardhol kifayati lillahi ta’ala
Artinya: Dengan menyebut nama Allah dan agama
Rasulullah, saya niat mengafani jenazah laki-laki (wanita)
ini, fardhu kifayah, karena Allah Ta’ala. Ya Alllah,
mohon Engkau mandikan dia dengan air, salju, dan
embun.
Mengkafani Jenazah Laki-Laki Muslim yang baik:
1. Jumlah kain kafan yang digunakan untuk jenazah
laki-laki 3 lapis agar lebih afdhal. Sementara untuk
perempuan adalah 5 lapis.
2. Warna kain kafan terbaik adalah putih lengkap dengan
wewangian.
3. Jumlah kain kafan lebih dari sehelai dalam jumlah
ganjil. Dianjurkan dari bahan yang bagus namun tidak
terlalu mewah.
4. Bagi jenazah yang syahid, cukup dikafani dengan kain
yang menempel pada saat dia meninggal dengan segala
darahnya sekalipun.

5. Biaya kain kafan diambilkan dari harta almarhum atau


jenazah sebelum pembagian waris.
6. Dalam mengkafani, sebaiknya ada tambahan kapas
secukupnya yang telah diberi wewangian guna menutup
anggota tubuh yang berlubang meliputi:
- Mata
- Lubang hidung
- Telinga
- Mulut
- Dubur
Demikian juga pada anggota sujud yang meliputi:
- Jidat
- Hidung
- Kedua siku
- Telapak tangan
- Jari-jari telapak kaki
7. Mengikat pantat dengan kain sehelai.
8. Tambahkan kapur barus atau pewangi lain yang
ditaburkan di atas kain kafan.
9. Mengikat kelebihan kain di ujung kepala dan kaki
(dipocong), dan diusahakan pocongan kepala lebih
panjang.
10. Setelah ujung kepala dan ujung kaki diikat, sebaiknya
ditambahkan ikatan pada bagian tubuh mayit; seperti
perut dan dada, agar kafan tidak mudah terbuka saat
dibawa ke pemakaman.
11. Membaca doa setelah selesai mengkafani jenazah
Berikut bacaan doanya:

‫َ له لر لَِلل لّدّ نِ شن‬


‫َ ش ّه نرهّ لَ لًا ل‬ ‫و َ ل نّ شَ نسهّ شب شلَل ش‬,
‫لّلل ّه لَ ل‬, ‫اَ لّتلْلوى‬ ‫لو لج شً نلهّ شبدِّل ن‬
‫ان لما ل‬
‫ِلِل نََّ شّّل ني شه‬

Ya Allah, sucikanlah mayit ini dari dosa sebagaimana


sucinya kain kafan ini, dan berilah ia pakaian dengan
pakaian taqwa, dan indahkan ia dengan pakaian yang aku
pakaikan kepadanya.
3. Mensholatkan Jenazah

Niat Sholat Jenazah Laki-laki


‫َ ل ل نربل لع ت ل نَ شَ لرل ن‬
‫ت ِل نر ل‬
‫ض شََلاُل شة لش لما ءما‬ ‫للّ لً شيّ ش‬ ‫لمْ ن ّم نو ءما لش تلعلاّلى |ل ّ ل‬
‫ص شلّى لعللى لَِل ن‬

: Usholli 'ala hadzal mayyiti arba'a takbirotin fardho


kifayatin imaman/ma'muman lillahi ta'ala.

Artinya: "Saya niat sholat atas jenazah ini empat kali


takbir fardu kifayah, sebagai imam/makmum hanya
karena Allah Ta'ala."

2. Berdiri bagi yang mampu


3. Membaca takbir sebanyak empat kali termasuk
takbiratul ihram
ِ‫ل لّّ َ ل نَ ل‬
: Allahu akbar
Artinya: "Allah Maha Besar,"
4. Membaca surat Al Fatihah setelah takbir pertama
sholat jenazah
َ‫لّر شحي شن‬
‫لّر نحًل شن ل‬ ‫لش ل‬ ‫شبس شنَ ل‬
‫نلّ لح نًدّ ش لّش لرَّ ش نلّعلاّل شًينل‬
‫لّر نح ل لً شن ل‬
َ‫لّر شح شي‬ ‫ل‬
‫لما شّ شَ ُل نو شم لّدّ ش‬
‫شُن‬
ّ ‫لاَ ْل نست ل شع‬
‫ين‬ ‫لاَ ْل نعَّدّ لوّشُ ل‬
‫ّشُ ل‬
َ‫َ نلّ ًّ نست ل شْي لن‬
‫ص لرل ل‬
ّ ‫لش نِ شدْلا لّ ش‬
‫َ لعلل ني شه نَ لو لَ لَّ شلاّّينل‬ ‫َو ش‬ ّ َ‫َ لعلل ني شه نَ لغي شنر نلّ لً ن‬
‫َ لّلَشُنل َ ل نْعل نً ل‬
‫ص لرل ل‬
‫ش‬

: Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm, al-ḥamdu lillāhi


rabbil-'ālamīn, ar-raḥmānir-raḥīm, māliki yaumid-dīn,
iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn,
ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm, ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim
gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah,
Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Yang menguasai di Hari Pembalasan. Hanya
Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada
Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami
jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka
yang sesat
5. Membaca sholawat nabi setelah takbir ke-2
‫َيشّ شدْلا ّم لح لً ند لو لع للى لل شل ل‬
‫َيشّ شدْلا ّم لح لً ند‬ ‫ص شّل لع للى ل‬
‫للّلل ّه لَ ل‬
: Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad wa 'alaa
aalii sayyidinaa muhammad
Artinya: "Ya Allah berilah atas sholawat Nabi
Muhammad dan atas keluarganya."
6. Mendoakan jenazah setelah takbir ke-3
Doa untuk Jenazah Laki-laki
ّ‫نِ لع نَه‬ ‫للّل ّه لَ ل نغ شَ نرّلهّ لو ن‬
ّ ‫لر لح نًهّ لو لعاِش شه لولع‬
: Allahhummaghfir lahu warhamhu wa'aafihi wa'fuanhu.
Artinya: "Ya Allah ampunilah dia, berilah rahmat dan
sejahtera dan maafkanlah dia."

4. Menguburkan Jenazah
Menguburkan Jenazah
Jika semua sudah dipersiapkan dengan baik, maka
selanjutnya yaitu langsung kepada intinya. Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan saat menguburkan jenazah.
a. Meletakkan jenazah di tepi lubang atau liang kubur
sebelah kiblat, lalu ditaruh papan kayu dengan posisi
agak miring. Tujuannya agar jenazah tidak langsung
tertimpa tanah.

b. Letakkan jenazah dengan memasukkan kepalanya dari


arah kaki kubur, atau dari posisi selatan.
c. Posisi jenazah yakni miring ke kanan, menghadap
kiblat dengan tubuh yang ditopang dengan batu pipih
atau papan kayu. Tujuannya agar jenazah tidak telentang.
d. Para ulama menyarankan untuk meletakan tanah di
bawah pipi jenazah sebelah kanan setelah kain kafan dan
semua tali di buka.
e. Saat jenazah dimasukkan ke liang kubur, dianjurkan
membaca doa berikut:

‫عللى شملل شة‬‫بشس شنَ اش لو ل‬/ ‫وح شه لوَ ل نَ شر نم‬ ‫اً شّ ّر ش‬ ‫س لً ش‬ ‫ لّلل ّه لَ ل نِت ل نح َلب لنو ل‬، ‫َو شل اش‬
‫لَ لّ ل‬ ّ ‫ََل شة لر‬
ّ
‫َ نع ّلهّ ِشَ قلَ شنر شه‬
ّ ‫َ نع لم ند لخللهّ لو لو ش‬
ّ ‫ّْ ُّّلهّ لو لو ش‬
: Bismillāh wa 'alā millati/sunnati rasūlillāh.
Allāhummaftah abwābas samā'I li rūhihī, wa akrim
nuzulahū, wa wassi' madkhalahū, wa wassi' lahū fī
qabrihī.
Artinya: Dengan nama Allah dan atas agama rasul-Nya.
Ya Allah, bukalah pintu-pintu langit untuk roh jenazah,
muliakanlah tempatnya, luaskanlah tempat masuknya,
dan lapangkanlah alam kuburnya.
h. Setelah jenazah diletakkan di lubang kubur,
disarankan untuk menaburkan tanah tiga kali dari arah
kepala mayit, baru kemudian ditimbuni tanah.
i. Membaca doa setelah selesai menguburkan jenazah.
Doa tersebut dibaca sebanyak 3 kali, bacaan doanya
antara lain:
‫لّلل ّه لَ ل نغـ شَ ن‬
ّ‫ـر ّلــه‬
: Allahum-maghfir lahuu.
Artinya: Ya Allah, ampunilah dia
ّ‫لّلل ّه لَ ِلـــَـشّـــتنه‬
: Allahum tsabbit huu.
Artinya: Ya Allah, berilah keteguhan kepadanya
Adapun doa setelah mengubur jenazah yaitu seperti :

Allahummaghfir lil mayyiti ‘indal qobri bis syafa’ati


rosulillahi shollallohu ‘alaihi wa sallam.
Waj’alillahumma qobruhu roudhotan min riyadhil jinan,
wa la taj’al qobohu hufrotan min hufarin niron.

Artinya : “Ya Allah, ampunilah mayit ini di dalam kubur


berkat syafa’at Rasulullah SAW. Jadikanlah, ya Allah,
kuburnya sebagai taman dari taman sorga, janganlah
engkau jadikan kuburnya sebagai jurang dari
jurang-jurang neraka”.
KESIMPULAN

Semua hal yang berkaitan dengan kehidupan memiliki


Ilmu, Ilmu Harus Didasari Adab, Dan Adab Harus
Berdasarkan Ahlak.

PENUTUP

Sekian Yang Bisa Saya Berikan, Kurang nya Mohon


Dimaafkan Dan Lebih nya Hanya Milik Allah SWT.
TERIMA KASIH

https://www.merdeka.com/jateng/cara-memandikan-jenazah-dalam-i
slam-umat-muslim-wajib-tahu-kln.html
https://muslim.or.id/25051-fikih-jenazah-3-hal-hal-yang-disyariatkan
-terhadap-orang-yang-baru-meninggal-dunia.html#!/history

https://www.detik.com/hikmah/doa-dan-hadits/d-6472868/doa-menje
nguk-orang-sakit-agar-diberi-kesembuhan-sesuai-sunnah#:~:text=D
oa%20Menjenguk%20Orang%20Sakit%20Latin%2C%20dan%20
Artinya&text=Doa%20tersebut%20mengacu%20pada%20sabda,ata
u%20berjalan%20kepadamu%20untuk%20salat.%22

https://jabar.nu.or.id/keislaman/adab-menengok-orang-sakit-g1k25#:
~:text=Menurut%20al%2DImam%20al%2DGhazali,beberapa%20a
dab%20menengok%20orang%20sakit%3A&text=Tidak%20berlam
a%2Dlama%20di%20sisinya%20agar%20ia%20tidak%20merasa%
20bosan.&text=Meminimalisir%20pertanyaan%20tentang%20kondi
sinya%2C%20karena%20banyak%20bertanya%20dapat%20meny
usahkan%20hatinya.&text=Menampakkan%20rasa%20belas%20ka
sihan%20kepadanya.

https://muslim.or.id/25051-fikih-jenazah-3-hal-hal-yang-disyariatkan
-terhadap-orang-yang-baru-meninggal-dunia.html#!/history
..

Anda mungkin juga menyukai