Disusun Oleh:
XI IPS 5
Guru Pembimbing:
Imam Mardius
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR.............................................. x
BAB 1..................................................................... 1
Cara Menangani Orang sakit Hingga Meninggal
Dunia...................................................................2
Adab Menjenguk Orang Sakit............................ 3
BAB 2..................................................................... 4
Cara Menangani Jenazah Orang Yang
Meninggal Dunia................................................ 5
Tahap-tahap Dan Doa-doa.................................. 6
KESIMPULAN........................................................ 7
UCAPAN TERIMA KASIH..................................... 8
PENUTUP................................................................9
Cara Menangani Orang Sakit Hingga
Meninggal Dunia
2. Mendo’akan kebaikan
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam setelah
memejamkan mata Abu Salamah berdo’a:
َِ لّلهَ لغَر لبَ َلًة ولرِع ِرجته َِ لًّهدُين ولخلَه َِ عَْه
لَّابرُن ولغَر َّا وّه ُا رَ لّعاًّين ولِسح ّه َِ قَره وْور ّه ِيه
“Ya Allah ampunilah Abu Salamah,angkatlah derajatnya
di tengah orang-orang yang mendapatkan petunujuk dan
gantilah dalam anak keturunannya yang ada setelahnya
dan ampunilah kami dan dia wahai Tuhan semesta alam
dan luaskanlah kuburnya”5.
3. Mengikat dagunya
Dalil masalah ini adalah dalil nzhar (akal) yang shahih,
yaitu di dalamnya terdapat kemaslahatan yang sangat
jelas bagi jenazah, yaitu agar mulutnya tidak terbuka
sehingga tidak dimasuki serangga dan agar tidak
menyebabkan jeleknya pemandangan wajahnya ketika
dipandang oleh orang lain.
Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan: “Setahu saya tidak
ada dalil atsar dalam masalah ini namun yang ada hanya
dalil akal yaitu: agar mulutnya tidak terbuka sehingga
tidak dimasuki serangga dan agar tidak menyebabkan
jeleknya pemandangan wajahnya ketika dipandang oleh
orang lain”6.
Adapun tata caranya adalah mengikatnya dengan kain
yang lebar dan panjang lagi mencakup seluruh dagunya
dan diikatkan dengan bagian atas kepalanya agar
mulutnya tidak terbuka.
4. Melemaskan persendian
Dalil masalah ini adalah nazhar (akal) yang shahih, yaitu
di dalamnya terdapat kemaslahatan yang sangat jelas
bagi jenazah dan orang yang mengurusnya.
Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan: “Setahu saya tidak
ada dalil atsar dalam masalah ini namun yang ada hanya
dalil akal yaitu: di dalamnya terdapat kemaslahatan. Dan
hendaknya dilakukan dengan lemah lembut”7 .
Proses pelemasan ini dilakukan ketika jenazah baru
meninggal dunia ketika tubuhnya masih dalam keadaan
hangat adapun jika sudah lama atau tubuhnya sudah
dingin maka tidak perlu dilemaskan karena tubuhnya
sudah kaku.Apabila kita lemaskan dalam kondisi jenazah
sudah kaku maka akan menyakiti jenazah dan hal ini
tidak diperbolehkan karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa salam bersabda:
لَس ّنر لع ن
ْ شَ نلّ لً شيّ ش
َ لَ لَس شنر شه لحييا
“Memecah tulang orang yang telah meninggal dunia
adalah seperti memecahnya dalam keadaan hidup” 8.
Berkata penulis kitab Aunul Ma’bud ketika
mengomentari hadits ini: “Berkata Ath Thibiy: Di
dalamnya terdapat isyarat bahwasanya orang yang
meninggal dunia tidak boleh dihinakan sebagaimana
ketika masih hidup.Berkata Ibnu Malik: Dan bahwasanya
orang yang meninggal dunia merasa tersakiti .Berkata
Ibnu Hajar: Kelazimannya menunjukkan bahwa ia
merasakan kelezatan sebagaimana orang yang masih
hidup.Dan Ibnu Abi Syaibah telah mengeluarkan atsar
dari Ibnu Mas’ud ia berkata:
َلْلى نلّ ًّْن شمن ِشَ لم نوته لَْلْللهّ ِشَ لحيلاته
“Menyakiti seorang mukmin ketika telah meninggal
dunia seperti menyakitinya ketika di masa hidupnya”9 .
Adapun caranya adalah sebagai berikut:
Dilipat lengannya ke pangkal lengannya kemudian
dijulurkan lagi
Dilipat betisnya ke pahanya dan pahanya ke
perutnya kemudian dikembalikan lagi
Jari-jemarinya dilemaskan juga dengan ditekuk
dengan lembut10
7. Menyegerakan pemakaman
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu
anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ع نول شب ناّ لجَلاَل شة
ّ َلَ شنر, صا شّ لحةء ِل لخي رنر تّْل شدّ ّم نوْل لها لعلل ني شه
ِلإش نن ت ل َّ نن ل, َلو شّ نن ت َّ نن لغي لنرْل شّ ل
ََعّوْلهّ لع نن شرقلا شبَ ن ِلَ رلر ت ل ل
“Segerakanlah pemakaman jenazah. Jika ia termasuk
orang-orang yang berbuat kebaikan maka kalian telah
menyajikan kebaikan kepadanya. Dan jika ia bukan
termasuk orang yang berbuat kebaikan maka kalian
telah melepaskan kejelekan dari pundak-pundak
kalian.” 14
Berkata pengarang kitab Tharhu at Tastrib syarh at
Taqrib: “Perintah menyegerakan di sini menurut jumhur
ulama’ salaf dan mutaakhirin adalah sunnah. Ibnu
Qudamah mengatakan: Tidak ada perselisihan di antara
imam-imam ahli ilmu dalam masalah kesunnahannya” 15
Syaikh Utsaimin mengatakan: “Berdasarkan penjelasan
ini maka kita mengetahui kesalahan yang dilakukan oleh
sebagian orang yang mereka mengakhirkan pemakaman
jenazah sehingga datang kerabatnya… Mereka
menunggu selama satu atau sehari semalam agar
kerabatnya datang. Pada hakekatnya apa yang mereka
lakukan ini adalah merupakan tindakan kejahatan
terhadap jenazah karena jenazah apabila termasuk orang
yang baik ia menginginkan untuk segera dikuburkan
karena ia mendapatkan berita gembira tentang surga
ketika meninggal dunia. Dan apabila dikeluarkan dari
rumahnya maka jiwanya akan mengatakan:
َْقدمو
“Percepatlah untukku”
Yakni mendorong para pengusungnya agar mempercepat
sampainya ke kuburnya”16 .
2. Mengkafani jenazah
4. Menguburkan Jenazah
Menguburkan Jenazah
Jika semua sudah dipersiapkan dengan baik, maka
selanjutnya yaitu langsung kepada intinya. Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan saat menguburkan jenazah.
a. Meletakkan jenazah di tepi lubang atau liang kubur
sebelah kiblat, lalu ditaruh papan kayu dengan posisi
agak miring. Tujuannya agar jenazah tidak langsung
tertimpa tanah.
عللى شملل شةبشس شنَ اش لو ل/ وح شه لوَ ل نَ شر نم اً شّ ّر ش س لً ش لّلل ّه لَ ل نِت ل نح َلب لنو ل، َو شل اش
لَ لّ ل ّ ََل شة لر
ّ
َ نع ّلهّ ِشَ قلَ شنر شه
ّ َ نع لم ند لخللهّ لو لو ش
ّ ّْ ُّّلهّ لو لو ش
: Bismillāh wa 'alā millati/sunnati rasūlillāh.
Allāhummaftah abwābas samā'I li rūhihī, wa akrim
nuzulahū, wa wassi' madkhalahū, wa wassi' lahū fī
qabrihī.
Artinya: Dengan nama Allah dan atas agama rasul-Nya.
Ya Allah, bukalah pintu-pintu langit untuk roh jenazah,
muliakanlah tempatnya, luaskanlah tempat masuknya,
dan lapangkanlah alam kuburnya.
h. Setelah jenazah diletakkan di lubang kubur,
disarankan untuk menaburkan tanah tiga kali dari arah
kepala mayit, baru kemudian ditimbuni tanah.
i. Membaca doa setelah selesai menguburkan jenazah.
Doa tersebut dibaca sebanyak 3 kali, bacaan doanya
antara lain:
لّلل ّه لَ ل نغـ شَ ن
ّـر ّلــه
: Allahum-maghfir lahuu.
Artinya: Ya Allah, ampunilah dia
ّلّلل ّه لَ ِلـــَـشّـــتنه
: Allahum tsabbit huu.
Artinya: Ya Allah, berilah keteguhan kepadanya
Adapun doa setelah mengubur jenazah yaitu seperti :
PENUTUP
https://www.merdeka.com/jateng/cara-memandikan-jenazah-dalam-i
slam-umat-muslim-wajib-tahu-kln.html
https://muslim.or.id/25051-fikih-jenazah-3-hal-hal-yang-disyariatkan
-terhadap-orang-yang-baru-meninggal-dunia.html#!/history
https://www.detik.com/hikmah/doa-dan-hadits/d-6472868/doa-menje
nguk-orang-sakit-agar-diberi-kesembuhan-sesuai-sunnah#:~:text=D
oa%20Menjenguk%20Orang%20Sakit%20Latin%2C%20dan%20
Artinya&text=Doa%20tersebut%20mengacu%20pada%20sabda,ata
u%20berjalan%20kepadamu%20untuk%20salat.%22
https://jabar.nu.or.id/keislaman/adab-menengok-orang-sakit-g1k25#:
~:text=Menurut%20al%2DImam%20al%2DGhazali,beberapa%20a
dab%20menengok%20orang%20sakit%3A&text=Tidak%20berlam
a%2Dlama%20di%20sisinya%20agar%20ia%20tidak%20merasa%
20bosan.&text=Meminimalisir%20pertanyaan%20tentang%20kondi
sinya%2C%20karena%20banyak%20bertanya%20dapat%20meny
usahkan%20hatinya.&text=Menampakkan%20rasa%20belas%20ka
sihan%20kepadanya.
https://muslim.or.id/25051-fikih-jenazah-3-hal-hal-yang-disyariatkan
-terhadap-orang-yang-baru-meninggal-dunia.html#!/history
..