Anda di halaman 1dari 3

Cara membimbing orang yang sedang sakaratul maut:

1. Menalqin (menuntun) dengan kalimat tahlil (lā ilāha illallāh) . Sesuai sabda Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Diriwayatkan dari Abi Sa’id al-Khudri ra. Ia berkata:”Rasulullah saw. bersabda: ”Hendaklah
kalian menalqin orang yang akan meninggal diantara kalian dengan mengucap lā ilāha
illallāh.” (HR Jama’ah kecuali al-Bukhari)

2. Hendaklah mendo’akannya dan janganlah mengucapkan dihadapannya kecuali kata-kata


yang baik.

Demikian berdasarkan hadits yang diberitakan oleh Ummu Salamah bahwa Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda.

Artinya : Diriwayatlkan dari Ummi Salamah ia berkata, Rasulullah saw. bersabda:


“Apabila kalian mendatangi orang yang sedang sakit atau orang yang hampir mati, maka
hendaklah kalian mengucapkan perkataan yang baik-baik karena para malaikat mengamini
apa yang kalian ucapkan.” Ketika Abu Salamah meninggal, Ummu Salamah bertanya: “Apa
yang harus saya ucapkan ya Rasulullah?” Beliau menjawab:”Bacalah : Allāhummaghfir lahū
wa’qibnā minhu ‘uqba shālihah.” Ia berkata; Kemudian Allah mengganti kepadaku yang lebih
baik daripadanya yaitu Rasulullah. (HR Muslim)
Dalam kondisi demikian, setiap orang hendaknya berupaya memberikan suport mental
agar orang yang akan meninggal merasa yakin bahwa Allah Maha Pengasih dan selalu
memberikan yang terbaik buat hambanya, mendoakan dan menutupkan kedua matanya yang
terbuka saat roh terlepas dari jasadnya.

3. Berbaik Sangka kepada Allah

Setiap muslim yang akan menghadapi kematian agar berbaik sangka kepada Allah SWT,
seperti di dalam hadits Rasulullah saw. sebagai berikut:

Artinya: Diriwayatkan dari Jabir, ia berkata: “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda
(mengulangnya sampai) tiga kali menjelang wafatnya :”Janganlah kalian mati kecuali dalam
keadaan berbaik sangka kepada Allah SWT.”

Hal tersebut menunjukkan agar kita selalu berprasangka baik kepada Allah hingga menjelang
ajal pun.

4. Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut

Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi kerongkongan orang yang
sedang sakaratul maut tersebut dengan air atau minuman. Kemudian disunnahkan juga
untuk membasahi bibirnya dengan kapas yang telah diberi air. Karena bisa saja
kerongkongannya kering karena rasa sakit yang menderanya, sehingga sulit untuk berbicara
dan berkata-kata. Dengan air dan kapas tersebut setidaknya dapat meredam rasa sakit yang
dialami orang yang mengalami sakaratul maut, sehingga hal itu dapat mempermudah dirinya
dalam mengucapkan dua kalimat syahadat. (Al-Mughni : 2/450 milik Ibnu Qudamah)

5. Menghadapkan orang yang sakaratul maut ke arah kiblat

Kemudian disunnahkan untuk menghadapkan orang yang tengah sakaratul maut kearah
kiblat. Sebenarnya ketentuan ini tidak mendapatkan penegasan dari hadits Rasulullah Saw.,
tetapi dalam beberapa atsar yang shahih disebutkan bahwa para salafus shalih melakukan
hal tersebut. Para Ulama sendiri telah menyebutkan dua cara bagaimana menghadap kiblat :

a) Berbaring terlentang diatas punggungnya, sedangkan kedua telapak kakinya dihadapkan


kearah kiblat. Setelah itu, kepala orang tersebut diangkat sedikit agar ia menghadap kearah
kiblat.

b) Mengarahkan bagian kanan tubuh orang yang tengah sakaratul maut menghadap ke kiblat.
Imam Syaukai menganggap bentuk seperti ini sebagai tata cara yang paling benar. Seandainya
posisi ini menimbulkan sakit atau sesak, maka biarkanlah orang tersebut berbaring ke arah
manapun yang membuatnya selesai.

Ketika pasien menghadapi sakaratul maut, petugas kesehatan hendaknya


memberikan pendampingan agar pasien bersabar dalam menghadapi sakit yang dideritanya.
Setiap orang sakit yang bersabar akan dihapuskan dosanya. Demikian riwayat Abu Hurairah
bahwa

Rasulullah saw. Bersabda

“Barangsiapa sakit satu malam, kemudian ia bersabar dan pasrah kepada Allah, maka
terlepaslah dosanya seperti hari dilahirkan dari ibunya.” (HR al-Turmudzi)

Anda mungkin juga menyukai