PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran Aqidah
Akhlaq Kelas X, dan untuk membahas dari rumusan masalah di atas.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum anda pergi menjenguknya, maka perlu memperhatikan beberapa adabnya. Ada beberapa
adab yang telah disampaikan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada kita berkaitan dengan
menjenguk orang sakit. Di bawah ini beberapa di antaranya:
Maksudnya, tatkala menjenguk seseorang yang sedang sakit, anda mengharap pahala dari Allah
semata dan melaksanakan hak saudara sesama muslim. Hendaklah anda menjauhi niat-niat yang tidak
baik seperti ingin menyakitinya dengan ucapan dan perbuatan.
Bila niat anda lurus, insyaAllah keutamaan yang telah kita sebutkan di atas akan didapatkan. Namun
bila niat tidak demikian, alih-alih mendapatkan pahala, justru dosa yang malah akan ditimpakan oleh
Allah taala.
2. Bersegera mengunjunginya
Khususnya bila ia sudah lama sakit, hendaknya jangan sampai terlambat untuk menjenguknya. Sebab,
hal itu bisa membuatnya sedih dan dapat berpengaruh tidak baik pada dirinya.
Maka itu, hendaklah bersegera menjenguk saudara yang sedang sakit, sebab itu dapat mengurangi rasa
sakitnya, dapat menghiburnya, dan semoga dapat meringankan beban pikirannya serta menjadi salah
satu sebab kesembuhannya.
Di antara sunah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika menjenguk orang sakit adalah dengan
berjalan kaki. Pada suatu hari Jabir radhiyallahu anhu pernah sakit dan Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam menjenguknya dengan berjalan kaki. Jabir menuturkan:
Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah datang menjengukku, beliau tidak mengendarai baghl dan
tidak pula kuda. (HR. al-Bukhari)
Dalam redaksi lain disebutkan, Beliau dan Abu Bakar menjenguknya dengan berjalan kaki. (Lihat
Fathul Bari pada penjelasan hadis di atas)
Syaikh Abdul Aziz as-Sayyid berkata: Tidak diragukan lagi, pahala berjalan kaki untuk menjenguk
orang sakit lebih agung dari pada pahala mengendarai tunggangan.
Akan tetapi, bila tempat atau rumah yang dituju jaraknya jauh, tidak mengapa menuju ke sana dengan
berkendara sepeda motor, mobil, atau yang lainnya.
Berkenaan dengan masalah kapan waktu yang tepat untuk mengunjungi orang sakit, tergantung pada
kebiasaan tiap-tiap daerah. Waktu yang tepat adalah yang bukan merupakan
2
waktu untuk istirahat, namun waktu yang sering digunakan orang-orang untuk mengunjungi
orang sakit.
Adapun di antara waktu yang tidak tepat untuk mengunjungi ialah, seperti terlalu pagi atau
terlalu malam, atau siang hari di waktu orang-orang biasa tidur siang, dsb.
Imam Ahmad rahimahullah berkata: Di bulan Ramadhan, waktu menjenguk adalah pada
malam hari.
Seseorang berkata kepadanya: Fulan sakit, dan pada waktu itu sedang musim panas dan di
siang bolong. Beliau berkata: Ini bukan waktu yang tepat untuk menjenguknya.
Bisa menanyakan hal itu kepada keluarganya atau langsung kepada orang yang sedang sakit.
Pertanyaan ini merupakan tanda perhatian seseorang kepada saudaranya.
Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sakit. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
anhu menemui beliau lalu keluar. Orang-orang bertanya kepadanya, Ya Abu Hasan,
bagaimana kondisi Rasulullah pagi ini.
Ali radhiyallahu anhu menjawab: Segala puji bagi Allah, pagi ini beliau sudah sembuh.
(HR. al-Bukhari)
Pada suatu saat Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjenguk seorang sahabat yang sedang
sakit. Beliau bertanya:Bagaimana kondisimu? Ia menjawab: Demi Allah, wahai
Rasulullah, sesungguhnya aku berharap (rahmat) Allah, namun aku takut akan dosa-dosaku.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan: Tidaklah dua hal tersebut (rasa
harap dan takut) terkumpul pada hati seorang hamba pada kondisi seperti ini, melainkan
Allah akan beri apa yang ia harapkan dan Dia curahkan keamanan dari apa yang ia takuti.
(Hadis hasan riwayat at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dll. Lihat kitab al-Misykat, no. 1612)
Hadiah memiliki pengaruh yang luar biasa, di antaranya dapat menumbuhkan rasa kasih
sayang antara sesama manusia. Maka itu, bila memungkinkan hendaknya orang yang
menjenguk membawakan oleh-oleh untuk si sakit atau untuk keluarganya.
Hal ini dapat meringankan beban penderitaan orang yang sedang sakit dan dapat membuatnya
sabar dan rida dengan takdir Allah kepada dirinya.
Pernah suatu hari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjenguk seorang wanita yang
sakit, beliau mengatakan:
Bergembiralah, wahai Ummul Ala`, sebab sakitnya seorang muslim, dengannya Allah akan
menghilangkan kesalahan-kesalahannya, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran
pada emas dan perak. (Lihat ash-Shohihah, no. 714)
3
8. Mengajarinya doa ketika tertimpa musibah
Musibah itu bermacam-macam dan di antaranya adalah penyakit. Adapun doa yang diajarkan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bagi orang yang terkena musibah adalah sebagai
berikut:
Sesungguhnya kita milik Allah dan hanya kepada-Nya semata kita akan kembali. Ya Allah,
berilah pahala dari musibah ini, dan gantikanlah bagiku dengan yang lebih baik darinya.
(HR. Muslim)
Hendaklah orang yang sakit selalu diingatkan agar selalu sabar dalam menghadapi ujian dari
Allah. Sabar dalam menghadapi ujian hukumnya adalah wajib. Sedangkan marah atau
berkeluh kesah hukumnya haram. Ulama menyebutkan, orang yang tertimpa musibah itu
terbagi menjadi empat tingkatan: Pertama, marah dan berkeluh kesah. Kedua, bersabar.
Ketiga, rida. Keempat, bersyukur. Bagi orang yang sakit, minimal ia bersabar, bila sampai
derajat rida atau bersyukur, maka itu lebih baik lagi.
Janganlah seorang dari kalian meninggal dunia melainkan dalam keadaan berprasangka
baik kepada Allah azza wa jalla. (HR. Muslim)
Orang sakit yang berkeluh kesah, maka ia berdosa dan penyakit itu tidak akan menjadi
pelebur dosa baginya. Apalagi bila sampai mengharap kematian, itu merupakan tanda-tanda
bahwa dirinya berputus asa. Berputus asa dari rahmat Allah bukanlah sifat seorang mukmin,
namun sifat orang kafir.
Maka itu, di antara hal yang harus diperhatikan ketika menjenguk orang sakit adalah,
menasihatinya atau melarangnya dari berkeluh kesah dan mengharap kematian.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah menasihati paman beliau, al-Abbas, yang
sedang sakit dan mengharap kematian. Beliau bersabda:
Wahai paman! Janganlah engkau mengharap kematian. Sebab bila selama ini engkau
berbuat baik, kemudian (umurmu) ditangguhkan, maka itu adalah kebaikan yang
ditambahkan kepada kebaikanmu dulu, dan itu baik bagimu. Bila selama ini engkau berbuat
tidak baik, kemudian (umurmu) ditangguhkan, lalu engkau diberi kesempatan untuk
bertaubat dari kesalahanmu, maka itu pun baik pula bagimu. Maka janganlah engkau
4
mengharap kematian. (HR. Ahmad, al-Hakim, dll. al-Albani berkata: Hadis (sahih) ini sesuai
persyaratan al-Bukhari)
Hal ini pernah dilakukan Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika menjenguk Saad. Beliau
meletakkan tangannya di atas dahi Saad radhiyallahu anhu, kemudian mengusapkannya di
atas kepala dan perutnya seraya mendoakannya: Ya Allah, sembuhkanlah Saad. (HR. al-
Bukhari dan Muslim)
Bagi orang yang menjenguk, jangan lupa untuk mendoakan kebaikan dan kesembuhan bagi si
sakit. Di antara doa yang bisa dibaca ialah:
Doa pertama:
Ya Allah, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit dan sembuhkanlah, Engkau Maha Pemberi
kesembuhan, tiada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tiada
meninggalkan sedikit pun penyakit. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Doa kedua:
Doa ketiga:
Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Robb Pemilik Arsy yang agung, untuk
menyembuhkanmu. (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dll) dibaca sebanyak tujuh kali (7 X).
Doa keempat:
Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang mengganggumu,
dari kejahatan setiap jiwa atau mata dengki, Allah semata yang Maha menyembuhkanmu,
dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu. (HR. Muslim)
Dan doa-doa lainnya yang telah dicontohkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
Terutama apabila berat baginya untuk terus berbicara atau ia butuh istirahat lebih. Maka itu,
hendaknya kita menjenguknya beberapa saat saja. Apalagi terkadang setelah kita ada orang
lain yang akan menjenguknya, tentu saja dapat membuatnya keletihan dan kurang istirahat.
Menjenguk yang paling utama adalah yang paling ringan (tidak berlama-lamaan).
5
15. Menjenguk untuk kedua kalinya jika diperlukan
Jika diperlukan, tidak mengapa menjenguknya untuk kedua kalinya, khususnya bila orang
yang sedang sakit ada kedekatan dengan kita dan membutuhkan bantuan dari kita. Hal ini
juga menunjukkan perhatian lebih kita kepada dirinya.
6
2.2 HIKMAH SAKIT
Dibalik penyakit yang kita alami, tentu mengandung hikmah yang sangat berharga bagi si
penderita khususnya dan bagi orang lain pada umumnya. Allah SWT pasti menyimpan
hikmah di balik setiap sakit yang kita alami. Allah SWT menakdirkan kita untuk sakit, pasti
ada alasan tersendiri yang menjadi penyebab semua itu. Tidak mungkin Allah SWT
melakukan sesuatu tanpa sebab yang mendahuluinya atau tanpa hikmah di balik itu semua .
Oleh karena itu, sebaiknya kita untuk selalu menerima, ikhlas dan bersabar atas apa yang
dikaruniakan oleh-Nya kepada kita, termasuk dikaruniai penyakit.
Nah, agar lebih menerima dan ikhlas atas sakit yang ditakdirkan kepada diri kita, pada
kesempatan ini marilah bersama-sama memahami lebih jauh tentang makna dan hikmah
dibalik penyakit yang Allah berikan, khususnya dalam pandangan islam.
Allah SWT menegaskan bahwa Dia akan menguji setiap orang yang mengaku beriman,
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah
beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang
yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-Ankabuut: 2-3)
Semua ujian yang diberikan-Nya semata-mata hanya agar hamba-Nya menjadi lebih baik di
hadapanNya. Rasulullah shallallahu alayhi wasallam bersabda : "Barangsiapa dikehendaki
baik oleh Allah, maka Dia akan menguji dan menimpakan musibah kepadanya". (HR.
Bukhari).
Dari Anas ibn Malik radhiyallahu anhu diriwayatkan bahwa ia menceritakan : Rasulullah
shallallahu alayhi wasallam bersabda :
7
"Sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Kalau Allah
mencintai seseorang, pasti Allah akan memberikan cobaan kepadanya. Barangsiapa yang
ridha menerima cobaanNya, maka ia akan menerima keridhaan Allah. Dan barangsiapa yang
kecewa menerimanya, niscaya ia akan menerima kermurkaan Allah". (HR. Tirmidzi)
"Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian adzab yang kecil di dunia
sebelum adzab yang lebih besar di akhirat, mudah-mudahan mereka kembali ke jalan yang
benar." (QS. As-Sajdah: 21)
Maka dari itu, pertaubatan adalah langkah nyata menuju kesembuhan. Seseungguhnya, segala
macam bencana yang menimpa kita, pada hakikatnya adalah karena perbuatan kita sendiri.
Allah subhanahu wa taala berfirman, artinya, "Apa saja musibah yang menimpa kamu maka
disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu)." (QS. Asy-Syura: 30)
Ingatlah bahwa adzab yang diturunkan Allah SWT terhadap seseorang di dunia bisa berbagai
macam bentuknya. Kekurangan harta, bencana alam, peperangan, sakit, atau bahkan
kematian. Cukuplah kiranya pelajaran kaum terdahulu yang diadzab oleh Allah subhanahu wa
taala dengan berbagai macam penyakit yang aneh dan sulit disembuhkan. Hal itu
dikarenakan mereka tetap bertahan di dalam kekafiran, padahal bukti-bukti dan tanda-tanda
kebesaran-Nya telah ditampakkan di hadapan mereka.
8
dengan dugaan ini, karena seorang hamba akan mendapat pahala dari musibah yang
menimpanya, sekalipun hanya sakit ringan, selama ia tetap sabar dan selalu meminta pahala.
Tidak disangsikan lagi bahwa setiap kali musibahnya lebih besar dan sakitnya sangat berat,
maka akan bertambahlah pahalanya, akan tetapi sakit ringan juga tetap akan mendapat pahala.
#Sakit Merupakan Bukti bahwa Allah SWT Menghendaki Kebaikan Terhadap Hamba-
Nya
Hal itu ditunjukkan oleh bebreapa hadits-hadits berikut ini :
Hadits Anas bin Malik r.a. dari Nabi Saw, beliau bersabda:
9
kekurangan dalam ketaatan, dan menyesali tenggelamnya dia dalam nafsu syahwat, perbuatan
haram serta penyebab-penyebab yang mengarah kepadanya.
Artinya :
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu,
kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya
mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. Al-Anaam: 42)
Artinya :
Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk,
agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS. Al-Araaf: 168)
Beliau juga mengatakan, Sebagaimana yang telah diketahui, sesungguhnya jika bukan
karena berbagai cobaan dunia dan musibahnya, niscaya hamba mendapatkan berbagai
penyakit sombong, bangga diri, dan keras hati, yang menjadi penyebab kebinasaannya, baik
yang cepat (di dunia) maupun yang tertunda (di akhirat)".
Maka kalau bukan karena Allah SWT mengobati hamba-hamba-Nya dengan berbagai obat
cobaan dan ujian, niscaya mereka akan berbuat zalim dan melampuai batas. Dan apabila Allah
Swt menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya, Dia menuangi obat dari cobaan dan ujian
menurut kadar kondisinya, dan mengosongkan dengannya dari penyakit-penyakit yang
membinasakan, sehingga apabila Dia telah membersihkannya, Dia menempatkannya untuk
martabat paling mulia di dunia, yaitu penghambaan, dan pahala tertinggi di akhirat, yaitu
melihat-Nya dan dekat dengan-Nya. (Syaifaul Ghalil hal. 524).
Artinya :
Dua nikmat yang membuat manusia banyak terperdaya olehnya: nikmat sehat dan waktu
luang. (HR. al-Bukhari No.6412)
10
Terkadang manusia mendapat kesempatan, akan tetapi ia tidak bisa memanfaatkannya karena
disibukkan oleh sakitnya. Nikmat adalah kesempatan yang tidak sempurna kecuali disertai
oleh adanya kesehatan. Maka akan diperoleh rasa bersyukur terhadap kesehatan yang
disebabkan oleh ingatan pada saat sakit karena besarnya kenikmatan tersebut.
Itulah beberapa Hikmah dan Makna Sakit dalam Pandangan Islam. Dengan mengatahui
hikmah dan makna sakit yang sebenarnya sebagaimana telah dipaparkan diatas, semoga kita
lebih bijak lagi dalam menghadapi cobaan penyakit.
11
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN
Demikianlah beberapa adab yang perlu diperhatikan dalam mengunjungi orang sakit.
Seluruh adab tersebut tujuannya adalah untuk kemaslahatan orang yang sakit dan orang yang
mengunjunginya. Semoga tulisan ini dapat diambil manfaatnya. Allahu taala alam wa
billahit-taufiq.
Dibalik penyakit yang kita alami, tentu mengandung hikmah yang sangat berharga
bagi si penderita khususnya dan bagi orang lain pada umumnya. Allah SWT pasti menyimpan
hikmah di balik setiap sakit yang kita alami. Allah SWT menakdirkan kita untuk sakit, pasti
ada alasan tersendiri yang menjadi penyebab semua itu. Tidak mungkin Allah SWT
melakukan sesuatu tanpa sebab yang mendahuluinya atau tanpa hikmah di balik itu semua .
Oleh karena itu, sebaiknya kita untuk selalu menerima, ikhlas dan bersabar atas apa yang
dikaruniakan oleh-Nya kepada kita, termasuk dikaruniai penyakit.
3.1 SARAN
Agar lebih menerima dan ikhlas atas sakit yang ditakdirkan kepada diri kita, pada
kesempatan ini penulis sarankan marilah bersama-sama memahami lebih jauh tentang makna
dan hikmah dibalik penyakit yang Allah berikan, khususnya dalam pandangan Islam.
12