Anda di halaman 1dari 3

3 Obat untuk Penyakit Hati

Assalamulaikum warohmatullahi wabarakatuh, saya Andestia Ayu Arindra dari kelas 8H absen 01.

Pada kesempatan kali ini, saya akan membawakan kultum singkat yang akan membahas masalah
tasyfiatun nufus (penyucian jiwa), dimana menjadi sangat penting untuk pribadi-pribadi muslim saat ini.
Sehingga kewajiban untuk para da’i menyampaikannya kepada kaum muslimin, apalagi di momen yang
tepat di bulan Ramadhan yang Mulia ini.

Sebelumnya, syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang
menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah,
karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepada-
Nya.

Seperti yang kita sadari bersama, umumnya manusia sangat sulit untuk melakukan ibadah kepada Allah.
Umumnya manusia sangat malas untuk diajak melakukan ketaatan kepada Sang Pencipta. Mengapa?

Kita semua akan memiliki jawaban yang sama, karena manusia dibekali dengan hawa nafsu. Hanya saja,
manusia berbeda-beda. Ada yang hawa nafsunya lebih menguasi dirinya, sehingga dia bergelimang
dengan maksiat, namun dia tidak merasa bersalah. Ada yang hati nuraninya lebih mendominasi,
sehingga dia menjadi hamba yang taat. Sebagaimana firman allah

َ‫َّاش ُدون‬ َ ‫ق َو ْال ِعصْ يَانَ ُأولَِئ‬


ِ ‫ك هُ ُم الر‬ َ ‫َّب ِإلَ ْي ُك ُم اِإْل ي َمانَ َو َزيَّنَهُ فِي قُلُوبِ ُك ْم َو َك َّرهَ ِإلَ ْي ُك ُم ْال ُك ْف َر َو ْالفُسُو‬
َ ‫َولَ ِك َّن هَّللا َ َحب‬

“Ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauan kalian dalam
beberapa urusan benar-benarlah kalian mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kalian ‘cinta’
kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hati kalian…” (QS. Al-Hujurat: 7).

Atas petunjuk Allah ta’ala, Allah jadikan para sahabat manusia yang bisa menikmati lezatnya iman,
bahkan Allah jadikan iman itu sesuatu yang indah pada hati para sahabat. Sehingga kecintaan mereka
kepada kebaikan, mengalahkan segalanya.

Kemudian dalam hadis dari Abbas bin Abdul Mutahalib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

‫ َوبِ ُم َح َّم ٍد َر ُسواًل‬،‫ َوبِاِإْل سْاَل ِم ِدينًا‬،‫ض َي بِاهللِ َربًّا‬


ِ ‫ق طَ ْع َم اِإْل ي َما ِن َم ْن َر‬
َ ‫َذا‬
“Akan merasakan nikmatnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabnya, islam sebagai agamanya,
dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai rasulnya.” (HR. Muslim, Turmudzi dan yang
lainnya).

Dalam hadis di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut tiga kriteria:

 Orang yang mentauhidkan Allah dengan sepenuhnya, sebagai bukti dia ridha Allah sebagai
Rabnya,
 kemudian dia menjadikan syariat islam sebagai aturan hidupnya, sebagai bukti dia ridha bahwa
islam sebagai agamanya dan
 dia mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hidupnya

Sejatinya kasus semacam ini juga dialami oleh fisik manusia. Seperti yang kita pahami, hampir semua orang yang
mengalami sakit, dia akan susah makan, dan semua terasa pahit. Selezat apapun jenis makanan yang diberikan,
orang sakit akan merasakannya sebagai sesuatu yang pahit. Soto pahit, sate pahit, bahkan sitipun pahit rasanya.
Kenapa? Karena dia sedang sakit.

Seperti itu pula, orang yang sedang sakit hati dan mentalnya. Selezat apapun nutrisi yang diberikan, dia akan
merasakan pahit dan berusaha menolaknya. Dengan ini kita bisa menemukan jawaban, mengapa banyak orang
tidak merasakan nikmatnya iman? Karena kebanyakan manusia, hati dan jiwanya sedang sakit. Jika dibiarkan, maka
akan sulit hati itu untuk merasakan lezatnya iman.

Lalu, bagaimana cara kita mengobati nya?

Ada 3 cara

1. pertama, menjaga kekuatan. Ibnul Qoyim menjelaskan, orang yang sakit hati, salah satu upaya yang harus
dia lakukan adalah menjaga kekuatan mentalnya, dengan ilmu yang bermanfaat dan melakukan berbagai
ketaatan. Hatinya harus dipaksa untuk mendengarkan nasehat dan ilmu yang bersumber dari Al-Quran
dan sunah, serta fisiknya dipaksa untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Karena ilmu dan amal,
merupakan nutrisi bagi hati manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis riwayat Bukhari,
memisalkan ilmu sebagaimana hujan dan hati manusia sebagaimana tanah. Karena hati senantiasa butuh
nutrisi berupa ilmu.

2. Kedua, menjaga dari maksiat. Seperti yang dijelaskan Ibnul Qoyim, orang yang sakit harus menghindari
segala yang bisa memperparah panyakit dalam hatinya, yaitu dengan menjauhi semua perbuatan dosa
dan maksiat. Dia hindarkan dirinya dari segala bentuk penyimpangan. Karena dosa dan maksiat adalah
sumber penyakit bagi hati. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan bagaimana bahaya
dosa bagi hati manusia,

3. Ketiga, menghilangkan penyakit yang ada dalam dirinya. Dalam pembahasan terkahir ini, Ibnul Qoyim
menjelaskan bahwa cara untuk menghilangkan penyakit hati adalah dengan banyak bertaubat,
beristighfar, memohon ampunan kepada Allah. Jika kesalahan itu harus ditutupi dengan membayar
kaffarah maka dia siap membayarnya. Jika terkait dengan hak orang lain, diapun siap dengan meminta
maaf kepadanya.

Nah, sekian kultum singkat dari saya, semoga bermanfaat dan semoga kita senantiasa dijauhkan dari
maksiat dan malapetaka. Terimakasih, wassalamualaikum warrohmatullahi wabarokatuh

Anda mungkin juga menyukai