Anda di halaman 1dari 26

MACAM-MACAM HATI DAN KRITERIANYA

MACAM-MACAM HATI DAN KRITERIANYA

Hubungan hati dengan organ-organ tubuh lainnya, laksana raja yang bertahta diatas
singgasana yang dikelilingi para punggawanya. Seluruh anggota punggawa bergerak atas
perintahnya. Dengan kata lain, bahwa hati itu adalah pengendali dan sekaligus sebagai
pemberi komando terdepan yang setiap anggota tubuh berada di bawah kekuasaannya. Di
hati inilah anggota badan lainnya mengambil keteladanannya, baik dalam ketaatan atau
penyimpangan. Organ-organ tubuh lainnya selalu mengikuti dan patuh dalam setiap
keputusan.

Nabi saw bersabda: Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh


manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka
baiklah tubuh manusia itu, akan tetapi bila daging itu rusak
maka rusak pula tubuh manusia. Ketahuilah bahwa
sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati.[HR.
Bukhari-Muslim].

Pengelompokan Hati Manusia

Hati manusia terbagi menjadi tiga klasifikasi: Qalbun


Shahih (hati yang suci), Qalbun Mayyit (hati yang mati),
dan Qalbun Maridl (hati yang sakit).

Pertama, Qalbun Shahih

yaitu hati yang sehat dan bersih (hati yang sehat) dari setiap
nafsu yang menentang perintah Allah Subhanahu wa Taala,
dan dari setiap penyimpangan yang menyalahi keutamaan-
Nya. Sehingga ia selamat dari pengabdian kepada selain Allah,
dan mencari penyelesaian hukum pada selain rasul-Nya.
Karenanya, hati ini murni pengabdiannya kepada Allah
Subhanahu wa Taala, baik pengabdian
secara iradat (kehendak), mahabbah (cinta), tawakkal (bersera
h diri), takut atas siksa-Nya dan mengharapkan karunia-Nya.
Bahkan seluruh aktivitasnya hanya untuk Allah Subhanahu wa
Taala semata. Jika mencintai maka cintanya itu karena Allah,
dan jika membenci maka kebenciannya itupun karena Allah,
jika memberi atau bersedekah, hal itu karena-Nya dan jika
tidak memberi, juga karena Allah. Dan tidak hanya itu saja,
tapi diiringi dengan kepatuhan hati dan bertahkim kepada
syariat-Nya. ia mempunyai landasan yang kuat dan prinsip
tersendiri dalam menjadikan Muhammad saw sebagai suri
tauladan dalam segala hal. Allah Subhanahu wa Taala
berfirman: Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu
mendahului Allah dan rasul-Nya, dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.[QS. Al-Hujurat:1].

Ciri-ciri Qalbun Shahih

1. Apabila hati pergi meninggalkan dunia menuju dan


berdomisili di alam akhirat, sehingga seakan ia termasuk
penduduknya. Ia datang ke dunia fana ini bagaikan seorang
asing yang kebetulan singgah sebentar sebelum meneruskan
perjalanan menuju alam akhirat. Sebagaimana telah
diwasiatkan Nabi saw kepada Abdullah bin Umar : Jadikanlah
dirimu di dunia ini seakan-akan kamu orang asing atau orang
yang sedang menyeberangi suatu jalan. [HR. Bukhari].

2. Jika ia tertinggal wirid, atau sesuatu bentuk peribatan


lainnya, maka ia merasakan sakit yang tiada terperi ,melebihi
sakitnya orang yang tamak dan kikir saat kehilangan barang
kesayangannya.

3. Ia senantiasa rindu untuk dapat mengabdikan diri di jalan


Allah, melebihi keinginan orang yang lapar kepada makanan
dan minuman. Yahya bin Muadz berkata: Barangsiapa yang
merasa berkhidmat kepada Allah, maka segala sesuatupun
akan senang berkhidmat kepadanya, dan barang siapa tentram
dan puas dengan Allah maka orang lain tentram pula ketika
melihat dirinya.
4. Apabila tujuan hidupnya hanya untuk taat kepada Allah
Subhanahu wa Taala.

5. Bila sedang melakukan sholat, maka sirnalah semua


kegundahannya dan kesusahan kaena urusan dunia. Sebab di
dalam sholat telah ia temukan kenikmatan dan kesejukan jiwa
yang suci.

6. Sangat menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakanya,


melebihi rasa kekhawatiran orang bakhil dalam menjaga
hartanya.

7. Tidak pernah terputus dan futur (malas) untuk mengingat


Allah Idan berdzikir kepada-Nya.

8. Lebih mengutamakan pada pencapaian kualitas dari suatu


amal perbuatan daripada kuantitas. ia lebih condong pada
keikhlasan dalam beramal, mengikuti petunjuk syariat
rasulullah saw di samping ia selalu merenungi segala bentuk
karunia yang diberikan Allah kepadanya, dan mengakui tentang
kelalaian dan keteledorannya dalam memenuhi hak-hak Allah
Subhanahu wa Taala.

Kedua, Qalbun Mayyit

Qalbun Mayyit (hati yang mati) adalah kebalikan dari hati yang sehat, hati yang mati tidak
pernah mengenal Tuhannya, tidak mencintai atau ridha kepada-Nya. dan ia berdiri
berdampingan dengan syahwatnya dan memperturutkan keinginan hawa nafsunya,
walaupun hal ini menjadikan Allah Subhanahu wa Taala marah dan murka akan
perbuatannya. Ia tidak peduli lagi apakah Allah ridha atau murka terhadap apa yang
dikerjakannya, sebab ia memang telah mengabdi kepada selain Allah. Jika mencintai
didasarkan atas hawa nafsu, begitu pula dengan membenci, memberi. Hawa nafsu lebih
didewa-dewakan daripada rasa cinta kepada Allah Subhanahu wa Taala.

Hati jenis ini adalah hati yang jika diseru kepada jalan Allah,
maka seruan itu tidaklah berfaedah sedikitpun, karena Allah
Subhanahu wa Taala telah menutup hati mereka. Allah
Subhanahu wa Taala berfirman: Dan diantara mereka ada
orang yang mendengar (bacaanmu), padahal kami telah
meletakkan tutup di atas hati mereka sehingga mereka tidak
memahaminya) dan kami letakkan sumbatan di telinganya dan
jikalaupun mereka melihat segala tanda kebenaran mereka
tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka
datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu
berkata: Al-Quran itu tidak lain hanyalah dongengan orang-
orang dahulu.[QS. Al-Anam:25].

Ayat ini menunjukkan, bahwa ada manusia yang tidak


mempergunakan hatinya untuk memahami ayat-ayat Allah
Subhanahu wa Taala, dan tidak mempergunakan telinganya
untuk mendengar perintah-perintah Allah Subhanahu wa
Taala. Juga tidak mau melihat kebenaran yang telah
disampaikan. Seperti difirmankan oleh Allah Subhanahu wa
Taala: (Mereka berkata:) Hati kami tertutup dari ajakan yang
kamu serukan kepada kami, dalam telinga kami ada sumbatan,
dan diantara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah
kamu, sesungguhnya kami bekerja pula.[QS. Fushilat:5].

Allah Subhanahu wa Taala akan membiarkan mereka dalam


kegelapan dan mereka sedikitpun tidak akan mendapatkan
cahaya iman. Perumpamaan mereka adalah seperti orang
yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi
sekelilingnya. Allah menghilangkan cahaya (yang menyinari)
mereka. Dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak
dapat melihat, mereka tuli, bisu dan buta, maka mereka
tidaklah kembali kepada jalan yang benar. [Al-Baqarah:17-
18].

Ketiga, Qalbun Maridl

Qalbun Maridl (hati yang sakit) adalah hati yang sebenarnya


memiliki kehidupan, namun di dalamnya tersimpan benih-benih
penyakit berupa kejahilan. Hati yang sedang di cekam sakit
akan mudah menjadi parah apabila tidak diobati dengan
hikmah dan maudizah. Seperti difirmankan oleh Allah
Subhanahu wa Taala: Agar Dia menjadikan apa yang
dimasukkan setan, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di
dalam hatinya ada penyakit dan yang keras hatinya.[QS. Al-
Hajj:53].

Karena sesungguhnya apa yang disisipkan oleh setan kedalam


hati manusia itu, akan membuat sesuatu menjadi syubhat
(sesuatu yang meragukan), seperti penyakit ragu dan sesat.
Begitu hati menjadi lemah karena penyakit yang diidap, maka
setanpun mudah merasuk kedalam hati lalu menghidupkan
fitnah dalam hati tersebut. Allah Subhanahu wa Taala
berfirman: Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang
munafiq, orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya dan
orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di madinah (dari
menyakitimu) niscaya kami perintahkan kamu (untuk
memerangi) mereka. Kemudian mereka tidak menjadi
tetanggamu (di madinah) melainkan dalam waktu yang
sebentar.[Al-Ahzab:60].

Namun demikian hati orang-orang yang seperti itu belumlah


mati sebagaimana hati orang-orang kafir dan orang-orang
munafiq, akan tetapi bukan pula hati sehat, seperti sehatnya
hati orang-orang yang beriman. Sebab di dalam hati mereka
terdapat penyakit syubhat dan syahwat. Sebagaimana Firman
Allah Subhanahu wa Taala: Sehingga berkeinginanlah orang-
orang yang ada penyakit di dalam hatinya.[QS. Al-
Ahzab:32].

Ciri-ciri Qalbun Maridl

Boleh jadi hati manusia sedang sakit , bahkan tanpa disadari. Lebih tragis bahwa hatinya
sebenarnya mati, namun si empunya tidak menyadari.

Tanda-tanda spesifik hati yang sedang sakit atau mati adalah


jika ia tidak merasa sakit dan pedih oleh goresan-goresan pisau
kemaksiatan, Hal itu disebabkan karena hatinya telah rancu
dan teracuni, sehingga tidak dapat lagi membedakan antara
nilai kebenaran dan aqidahnya yang batil. Hal ini seperti
ditafsirkan oleh Mujahid dan Qatadah tentang firman Allah
yang berbunyi: Fi Qulubihim Maradhun[QS.Al-
Baqarah:10]. artinya: Dalam hati mereka terdapat penyakit.
Ayat ini menunjukkan adanya keraguan yang tumbuh dalam
hati manusia tentang kebenaran. Bahkan ia melihat kebenaran
bagai sesuatu yang sangat bertentangan dengan kehendaknya.
Kebenaran itu dilihat dari sisi lain yang terasa merugikan
dirinya. sehingga dalam kondisi seperti ini ia lebih menyukai
kebatilan dan kemudharatan.

Faktor-faktor penyebab sakitnya hati

Penyebab timbulnya penyakit di hati adalah dikarenakan


banyaknya fitnah yang selalu dibidikkan pada hati. Fitnah-
fitnah tersebut dapat berupa: fitnah syahwat, dimana
reaksinya amat keras sampai dapat merancukan niat
dan iradat (kehendak) seseorang. Dan yang lain adalah fitnah
syubhat (keragu-raguan) yang menyebabkan kacaunya
persepsi dan itiqad (keyakinan).

Racun Hati

Setiap kemaksiatan adalah racun dan yang merupakan penyakit dan perusak kesucian hati.
Dan racun-racun hati yang paling banyak ditemukan dan reaksinya cukup keras bagi
kelangsungan hidup hati ada empat macam yaitu:

1. Berlebihan dalam berbicara

Banyak berbicara adalah salah satu faktor yang menyebabkan


hati menjadi keras, sebagaimana sabda rasulullah saw
:Janganlah memperbanyak kata (bicara) selain dzikrullah,
karena banyak bicara selain dzikrullah menjadikan hati keras.
Dan orang yang terjauh dari Allah adalah yang berhati
keras.[HR. Tirmidzi dari Ibnu Umar]. kemudian juga
dengan banyak berbicara terkadang membuat seseorang
mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan dan tanpa
dipertimbangkan sebelumnya, sehingga melahirkan kerugian
dan penyesalan. Umar bin Kahttab ra pernah berkata: Barang
siapa yang banyak bicaranya, maka banyak kesalahannya,
sehingga nerakalah sebaik-baik tempat bagi mereka. Hal ini
ditegas juga dalam sebuah hadits , bahwa rasulullah saw
bersabda: Sesungguhnya seorang hamba benar-benar
mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan yang menyebabkan ia
tergelincir kedalam neraka lebih jauh antara timur dan
barat. [muttafaq alaihi, dari Abu Hurairah t]

2. Berlebihan dalam memandang sesuatu

Allah Subhanahu wa Taala telah memerintahkan kepada setiap


mukmin dan mukminah untuk menundukkan pandangannya
yang demikian itu lebih suci bagi hati-hati mereka. Dan juga
mereka akan merasakan manisnya iman, sebagaimana sabda
rasulullah saw : Barangsiapa yang menahan pandangannya
karena Allah, maka dia akan diberikan oleh Allah rasa
manisnya iman yang ia rasakan dalam hatinya, sampai dimana
ia manghadap kepada-Nya. [HR. Ahmad]. Sekarang
bagaimana jika perintah itu dilanggar, maka jelas akan
menyebabkan fitnah bagi hati pelakunya. yaitu, rusaknya
kesucian hati itu sendiri oleh angan-angan dan keindahan semu
yang dibisikkan setan, lupa terhadap hal yang menjadi
kemaslahatan. Lalu ia berbuat melampaui batas sehingga
hilanglah akal sehatnya dan menyebabkan ia menjadi pengabdi
hawa nafsu. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:Janganlah
kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari
mengingat kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melampaui batas.[QS. Al-Kahfi:28].

3. Berlebihan dalam makan

Sedikit makan dapat melunakkan hati, menajamkan otak,


merendahkan nafsu birahi dan melemahkan nafsu
amarah. Sedangkan bila banyak makan, bahkan sampai
kekenyangan akan berakibat sebaliknya.
Dari Miqdam bin Madi Karib dia berkata, bahwa ia mendengar
rasulullah saw bersabda: Anak adam tidak memenuhi wadah
yang lebih buruk, daripada ia memenuhi perutnya. Cukuplah
baginya beberapa suap saja untuk menguatkan tulang
rusuknya. Jika memang tidak memungkinkan, maka sepertiga
untuk makanan, sepertiga untuk minum, dan sepertiga untuk
nafasnya.[HR. Ahmad dan Tirmidzi].

Alangkah banyak kemaksiatan yang tersulut akibat makan


yang berlebihan dan menghalangi ketaatan manusia
kepada Sang Khalik. Karenanya siapa yang mampu menjaga
perutnya dari sifat serakah, maka ia benar-benar membuktikan
bahwa dirinya mampu menjaga diri dari keburukan yang lebih
fatal lagi.

Ibrahim bin Adham berkata:Barangsiapa mampu mengendalikan perutnya, maka ia


mampu pula mengendalikan agamanya, dan barang siapa yang mampu menguasai rasa
lapar (tidak makan berlebihan) maka ia dapat menguasai akhlak-akhlak yang baik, sebab
maksiat kepada Allah itu jauh dari orang-orang yang lapar (yang mampu syahwat
perutnya).

4. Berlebihan dalam bergaul

Betapa tragis suatu pergaulan yang dapat merampas kenikmatan yang telah ada,
karenanya timbul benih-benih permusuhan dan kebencian yang terpendam sehingga
menyesakkan rongga-rongga dada. Namun rasa itu sulit dihindari terutama oleh hati yang
sudah terluka. Demikian juga berlebih-lebihan dalam pergaulan dapat mendatangkan
kerugian di dunia dan akhirat. Seyogyanya bagi seorang hamba dapat mengambil hikmah
dari setiap pergaulan. usahakanlah untuk bersikap bijak dan dapat menempatkan diri dalam
menghadapi berbagai karakter teman sepergaulan. Dimana karakter-karakter tersebut ada
empat golongan:

Terhadap orang yang jika kita membutuhkan bergaul


dengannya, laksana kebutuhan kita terhadap makanan, kita
tidak dapat lepas darinya dalam sehari semalam. Mereka itu
adalah Para Ulama yang memiliki cakrawala pengetahuan
yang luas tentang ilmu Agama, mengetaui tipu daya setan dan
segala macam bentuk penyakit hati.
Terhadap orang yang jika kita bergaul dengannya seperti kebutuhan kita akan obat, Kita
mengharapkannya dikala kita sedang sakit saja, tetapi bila badan kembali sehat maka
mereka tidak kita butuhkan lagi. mereka ini adalah dari orang yang kehadirannya kita
nantikan berkaitan dengan masalah kemaslahatan hidup dan kehidupan, seperti untuk
saling bekerjasama atau sebagai mitra kerja dalam berniaga, bertani, bermusyawarah dan
masalah-masalah lain dalam hal muamalah.

Terhadap orang yang jika kita bergaul dengannya, tidak ubahnya seperti penyakit.
Golongan ini terbagi menjadi beberapa jenis dan tingkatan, bergantung pada intesitasnya
terhadap jiwa kita. Diantara mereka adalah yang bersifat individualis dan egoistis. Jika
bergaul dengannya hendaklah kita waspada dan berlaku bijak dalam menghadapinya. Hal
ini bukan berarti kita harus menghindar dan tidak mau bergaul dengannya, tetapi jagalah
jangan sampai diri kita terbawa oleh pengaruh kepribadiannya, karena akan merugikan kita
dalam hal agama dan dunia. oleh karena itu sebaiknya orang-orang yang masuk dalam tipe
ini hendaklah dujauhi jika ingin selamat agama dan dunia kita.

Terhadap orang yang bila kita bergaul dengannya akan membawa kefatalan, sebab ia
laksana ular berbisa. Andaikan kita sampai terkena patuknya, kemudian kita berhasil
menemukan penawarnya maka selamatlah kita, tetapi jika tidak, inilah bencana bagi kita.
Golongan ini banyak berkeliaran di sekitar kita. Mereka adalah Ahli bidah yang sesat dan
menyesatkan, menyimpang dari sunnah rasulullah saw. Mereka pandai membolak-balikkan
fakta, sunnah mereka jadikan bidah dan bidah mereka jadikan sunnah. Bagi orang yang
berakal tidak layak untuk bergaul ataupun duduk-duduk bersama mereka. Jika itu tetap
dilakukan maka akan sakitlah hati bahkan bisa menyebabkan hatinya menjadi mati.

Kiat Menjadikan Hati Tetap Hidup

Ketahuilah, bahwa hati yang hidup (hati yang sehat) hanya


akan diperoleh dengan ilmu dan ikhtiar (usaha). Adapun usaha
tersebut yang bisa dilakukan untuk menjadikan hati tetap
hidup adalah:

1. Dzikrullah dan Tilawatil Quran.

Dengan senantiasa dzikrullah (menyebut dan mengingat Allah)


bagi seorang hamba manfaatnya sangatlah besar.
Sebagaimana Dia berfirman: Ingatlah, bahwa hanya dengan
selalu mengingat Allah, hati menjadi tentram.[QS. Ar-
Radu:28]. Al-Imam Syamsuddin Ibnul Qoyyim berkata:
Sesungguhnya dzikir adalah makanan pokok bagi hati dan
ruh, apabila hamba Allah gersang dari siraman dzikir, maka
jadilah ia bagaikan tubuh yang terhalang untuk memperoleh
makanan pokoknya.Dan Imam Hasan Al-Bashri
berkata:Lunakkanlah hatimu itu dengan berdzikir.

Kendatipun dzikrullah adalah salah satu bentuk ibadah yang


termudah dan ringan, akan tetapi pahala dan keutamaan yang
didapatkan melebihi amalan-amalan lainnya. Allah Subhanahu
wa Taala berfirman: Sesungguhnya mengingat-ingat Allah
adalah lebih besar (keutamaannya daripada ibadat yang
lain).[Qs. Al-Ankabut:45].

Sebaik-baik dzikir adalah membaca Al-Quran, karena Al-


Quran mengandung berbagai khasiat penyembuh hati dari
semua penyakit kegundahan. Allah Subhanahu wa Taala
berfirman; Hai manusia, sesungguhnya telah datang
kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.[QS. Yunus:57].

2. Beristighfar

Hakikat istighfar adalah untuk


memohon maghfirah (ampunan), dan batasan maghfirah
adalah penjagaan dari keburukan yang diakibatkan dari dosa-
dosa. Dan barangsiapa yang meminta ampun kepada-Nya
selama memenuhi syaratnya pasti Allah Subhanahu wa Taala
memberikan ampunan. Firman-Nya: Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia
meminta ampun kepada Allah niscaya ia mendapati Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.[QS. An-Nisa:110].

Hendaklah seseorang itu memperbanyak istighfar kepada-Nya


dimanapun berada, sebab seseorang itu tidak tahu dimana
tempat maghfirahTuhannya turun. sebagaimana rasulullah saw
bersabda: Demi Allah, sesungguhnya aku selalu mohon
ampunan kepada Allah sehari semalam lebih dari tuju puluh
kali. [HR. Bukhari].

Aisyah berkata: Beruntunglah orang yang mendapat dalam


buku catatan amal perbuatannya memuat istighfar yang
banyak. Qatadah berkata:Sesunggunhya Al-Quran ini
memberikan petunjuk kepadamu tentang penyakitmu dan obat
penangkalnya. Adapun penyakitmu adalah dosa-dosa,
sedangkan obatnya adalah istighfar.

3. Doa

Allah Subhanahu wa Taala berfirman: Berdoalah kepada-Ku


niscaya Aku perkenankan bagimu. [QS. Al-mukmin:60].

Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Taala memerintahkan


kepada kita agar berdoa kepada-Nya dan Dia akan memenuhi
permohonan hamba-Nya. berkenaan dengan ini rasulullah saw
bersabda: Tidaklah seorang Muslim pun berdoa dengan doa
yang di dalamnya tidak berisi dosa dan pemutus tali
silaturahmi melainkan Allah memberikan kepadanya salah satu
dari tiga perkara: Allah akan menyegerakan permohonannya
itu (diperoleh di dunia) atau Allah akan menyimpannya
untuknya di akhirat kelak, atau Dia memalingkan darinya
keburukan yang setimpal dengan doanya itu.[HR. Ahmad,
hadits shahih]. Dalam ayat yang sama Allah Subhanahu wa
Taala berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku (tidak mau berdoa
kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan
terhina.[QS. Al-mukmin:60]. Orang-orang yang tidak mau
berdoa kepada-Nya maka mereka yang dikatakan Allah
Subhanahu wa Taala adalah termasuk orang yang sombong,
dan mereka mendapatkan murka dari-Nya. sebagaimana
rasulullah saw bersabda: Barang siapa yang tidak mau
meminta (memohon kepada Allah), maka Allah murka
terhadap-Nya. [HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah].
4. Bershalawat kepada Nabi saw

Allah Subhanahu wa Taala bershalawat (menyebut dan memuji


di hadapan para malaikat) sepuluh kali, bagi orang bershalawat
kepada rasul-Nya (sekali). Sebagaimana sabda beliau saw :
Barang siapa yang bershalawat untukku satu kali. Maka Allah
akan bershalawat sepuluh kali lipat.[HR. Muslim]. Karena
yang demikian itu, setiap satu kebaikan nilainya akan dilipat
gandakan sepuluh kalinya, dan bershalawat untuk Nabi saw
termasuk kebaikan yang tinggi.

5. Qiyamullail

Jika seseorang tetap melakukan shalat malam, maka wajahnya akan bercahaya dan dia
juga akan merasakan kenikmatan beribadah dalam hatinya, sebagaimana yang dituturkan
oleh para Ulama Salaf berikut ini:

Abu Sulaiman berkata: Malam hari bagi orang yang sering


beribadat di dalamnya, itu lebih nikmat daripada permainan
bagi mereka yang suka hidup bersantai-santai. Seandainya
tanpa malam aku tak suka hidup di dunia ini.

Ibnul Mukandir: Bagiku kelezatan dunia ini hanya ada pada


tiga perkara, qiyamullail, bersilaturahmi dengan ikhwan dan
shalat berjamaah.
Penyebab Tanda Iman Melemah Dan Cara Mengatasinya
Penyebab tanda ciri iman sedang lemah dan kiat cara tips meningkatkan iman perlu diketahui
dan dipahami oleh kita selaku umat Islam. Karena memang iman itu naik dan turun.

Iman yang ada dalam hati kita mengalami fluktuasi. Iman tersebut bisa bertambah kuat, namun
juga dapat terkikis tanpa kita sadari. Naik turunnya iman yang kita miliki tergantung kepada diri
kita sendiri dalam menjaganya.

Sebagai seorang muslim, tentunya kita menginginkan agar iman yang kita miliki tidak
berkurang, tapi justru bertambah kuat. Karenanya, kita harus mengetahui apa saja yang
mempengaruhi naik turunnya kadar keimanan dalam diri kita.

Sebab Naik Turunnya Iman


Bukan sesuatu yang samar bahwa keimanan memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, karena iman adalah kewajiban yang paling pokok dan paling mulia.

Iman yang ada pada hati seseorang dapat luntur turun dan lemah, atau bahkan hilang, jika
orang tersebut tidak menjaganya. Perhatikan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam
yang artinya :

"Iman itu kadang naik kadang turun, maka perbaharuilah iman kalian dengan la ilaha illallah."
(HR Ibn Hibban)
Berikut beberapa penyebab tanda ciri iman sedang melemah antara lain adalah sebagai
berikut :

Melakukan Dosa Dan Maksiat

Perbuatan dosa jika dilakukan berkali-kali akan menjadi kebiasaan. Jika sudah menjadi
kebiasaan, maka segala keburukan dosa akan hilang dari penglihatan kita. Dan akibat
pengaruh dampak perbuatan dosa dan maksiat ini lama kelamaan kita baik disadari atau tidak
akan berani melakukan perbuatan durhaka dan dosa secara terang-terangan.

Dan hal ini lah yang bisa menyebabkan iman menjadi lemah dan malas untuk melakukan
ibadah dan amalan-amalan kebaikan. Iman bertambah dengan melakukan ketaatan, maka
iman pun akan berkurang dengan perbuatan maksiat dan dosa, karena dosa adalah
kotoran yang akan mengotori hati orang yang beriman.

Dan inilah salah satu dari sekian hal yang menjadi Penyebab Doa Tidak Dikabulkan Allah

Hati Tidak Tenang Nyaman Dan Lapang

Maka salah satu tanda ciri hati iman sedang lemah adalah Ketika hati kita tidak merasa lapang.
Dada terasa sesak, perangai berubah, merasa sumpek dengan tingkah laku orang di sekitar
kita. Suka memperkarakan hal-hal kecil lagi remeh-temeh. Ketahuilah, Rasulullah saw. berkata,
Iman itu adalah kesabaran dan kelapangan hati. (As-Silsilah Ash-Shahihah, nomor 554).

Mengikuti Seruan-Seruan Langkah-Langkah Setan

Syaithan telah berjanji akan menyesatkan bani adam, maka dia akan berusaha memalingkan
mereka dari segala bentuk ketaatan. Allah berfirman menceritakan perkataan iblis yang artinya :

"Iblis menjawab: Karena engkau telah menyesatkan aku pasti aku akan menghalangi mereka
dari jalanMu yang lurus. Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari
belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan
mereka bersyukur " ( QS. Al-Araf : 16-17 )

Menjauhi Pelajaran Dan Keteladanan Yang Baik

Seseorang yang berguru kepada orang yang shalih, maka dia bisa memadukan ilmu yang
bermanfaat, amal yang shalih dan iman yang kuat. Dia bisa berkolusi dan menyerap ilmu,
akhlak dan keutamaan-keutamaan gurunya. Andaikata dia menjauhinya hingga sekian lama,
dia pun akan merasakan kekerasan di dalam hatinya.

Melalaikan Berzikir Dan Berdoa Kepada Allah

Berhati-hatilah dan waspada ketika kita merasakan bahwasannya berdzikir adalah pekerjaan
yang paling berat. Jika mengangkat tangan untuk berdoa, secepat itu pula kita menangkupkan
tangan dan menyudahinya. Hati-hatilah! Jika hal ini telah menjadi bagian dari karakter kita.

Sebab, Allah telah mensifati orang-orang munafik dengan firman-Nya, "Dan, mereka tidak
menyebut Allah kecuali hanya sedikit sekali." (QS. An-Nisa: 142).

Baca juga tentang : Cara Agar Doa Dikabulkan Allah

Tidak Merasakan Kenikmatan Dalam Beribadah

Kita lihat kisah sejarah sahabat-sahabat Rasulullah yang begitu merasakan kenikmatan dalam
beribadah bahkan sampai ketika panah tertancap di waktu sholat sakitnya panah tersebut tidak
dirasakan sama sekali. Dikalahkan oleh kekhusyukan dalam beribadah kepada Allah.

Maka bila kita sudah sulit susah untuk bisa merasakan kenikmatan dalam beribadah kepada
Allah, maka kita perlu memperbaharui dan mempertebal keimanan dalam diri kita dengan
melakukan banyak kebaikan.

Tips Cara Kiat Meningkatkan Iman

Ada beberapa cara kiat untuk meningkatkan keimanan dan memperbaharui iman dalam diri
seorang muslim. Agar kadar iman dalam diri kita tidak menurun, kita harus selalu menjaga dan
memelihara keimanan kita dengan baik.

Bahkan sebisa mungkin, kita harus berupaya untuk meningkatkan kadar keimanan yang
kitamiliki. Namun, meningkatkan kadar keimanan bukanlah hal yang mudah. Ada banyak usaha
yang harus kita lakukan, terlebih lagi dengan begitu banyaknya godaan yang mampu
meruntuhkan keimanan kita.

Lantas, upaya apa saja yang harus kita lakukan untuk meningkatkan kadar keimanan kita?
Berikut ini ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mempertebal kadar iman kita antara
lain adalah sebagai berikut :

Mempelajari Ilmu Agama Islam Yang Bersumber Pada Al Quran Dan Hadist

Keutamaan mempelajari ilmu agama syari sangatlah banyak diantaranya adalah Allah akan
mengangkat derajat seorang mukmin yang berilmu melebihi orang yang tidak memiliki ilmu.
Sebagaimana yang Allah firmankan yang artinya ,

"Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat. ( QS. Al-Mujadilah : 11 )

Belajar banyak ilmu agama akan meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan kita kepada
Allah Ta'ala. Orang yang tahu tentang hakikat penciptaan manusia, tahu tentang syariat yang
diturunkan Allah sebagai tata cara hidup manusia, dan tahu ke mana tujuan akhir hidup
manusia, tentu akan lebih khusyuk hatinya dalam ibadah dan kuat imannya dalam aneka
gelombang ujian ketimbang orang yang jahil.

Orang yang tahu tentang apa yang halal dan haram, tentu lebih bisa menjaga diri daripada
orang yang tidak tahu. Orang yang tahu bagaiman dahsyatnya siksa neraka, tentu akan lebih
khusyuk. Orang yang tidak tahu bagaimana nikmatnya surga, tentu tidak akan pernah punya
rasa rindu untuk meraihnya.

Memperbanyak Membaca Alquran Dan Mentadabburinya

Allah menurunkan Alquran sebagai rahmat dan penerang untuk hamba-Nya. Allah berfirman
yang artinya :

"Kitab Alquran yang kami turunkan kepadamu yang penuh berkah agar mereka menghayati
ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang memiliki akal dapat mengambil pelajaran." (QS. Shad:
29 )

Barang siapa yang mentadabburi ayat-ayat Allah dia akan mengetahui besarnya kekuasaan
dan keagungan Allah sehingga imannya pun akan bertambah.

Memahami Nama-Nama Allah Dan Sifat-Sifatnya

Jika seseorang memahami dengan benar indahnya nama-nama Allah dan sempurnanya sifat-
sifat-Nya maka kecintaannya kepada Allah dan pengharapannya kepada-Nya akan bertambah,
sehingga dia akan semakin khusyu dalam melaksanakan ibadah.

Mempelajari Sejarah Kehidupan (Siroh) Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam

Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah Shallallahu alaihi


wasallam, akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi
keinginan untuk mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan-pesan beliau selaku
utusan Allah Subhanahu wa taalaa.

Seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan bertanya, Wahai
Rasul Allah, kapan tibanya hari akhirat?. Rasulullah saw balik bertanya : Apakah yang telah
engkau persiapkan untuk menghadapi hari akhirat?. Si sahabat menjawab , Wahai Rasulullah,
aku telah sholat, puasa dan bersedekah selama ini, tetap saja rasanya semua itu belum cukup.
Namun didalam hati, aku sangat mencintai dirimu, ya Rasulullah. Rasulullah saw menjawab,
Insya Allah, di akhirat kelak engkau akan bersama orang yang engkau cintai. (HR Muslim)

Melakukan Amal Kebaikan Dengan Ikhlas

Amal perbuatan perlu digerakkan. Dimulai dari hati, kemudian terungkap melalui lidah kita dan
kemudian anggota tubuh kita. Selain Ikhlas, diperlukan usaha dan keseriusan serta
juga Sabaruntuk melakukan amalan-amalan ini.

Menjauhi Lingkungan Yang Buruk

Meskipun sebagai seorang muslim kita seharusnya bisa menjadi penyebar kebaikan yang baik,
bisa berbaur tanpa melebur, tetaplah jaga diri ketika iman sedang melemah.

Nabi SAW pernah mengingatkan, barang siapa bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita
akan terkena percikan api. Sebaliknya, barang siapa bergaul dengan pedagang minyak wangi,
maka akan terkena harumnya. Dalam pepatah pun disebutkan, Jika kita ingin melihat
kemuliaan seseorang, lihatlah siapa teman-temannya.

Perbanyaklah Amal Shalih

Suatu ketika Rasulullah saw. bertanya, Siapa di antara kalian yang berpuasa di hari ini? Abu
Bakar menjawab, Saya. Lalu Rasulullah saw. bertanya lagi, Siapa di antara kalian yang hari
ini menjenguk orang sakit? Abu Bakar menjawab, Saya. Lalu Rasulullah saw. bersabda,
Tidaklah amal-amal itu menyatu dalam diri seseorang malainkan dia akan masuk surga.
(Muslim)

Begitulah seorang mukmin yang shaddiq (sejati), begitu antusias menggunakan setiap
kesempatan untuk memperbanyak amal shalih. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan
surga. Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabb-mu dan surga
yang luasnya seluas langit dan bumi. (Al-Hadid: 21)

Marilah kita berdaya upaya semaksimal mungkin untuk menjaga dan meningkatkan kadar
keimanan yang ada dalam diri kita. Jangan sampai iman yang kita miliki berkurang, atau
bahkan terkikis habis, karena ketidak pedulian kita terhadap hukum-hukum Allah Subhanahu
wa taalaa.
22 Tanda Iman Anda Sedang Lemah
Mochamad Bugi 05/03/08 | 01:53 Tazkiyatun Nufus Ada 44 komentar 147.272 Hits
Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran,
atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

dakwatuna.com Ada beberapa tanda-tanda yang menunjukkan iman sedang lemah. Setidaknya
ada 22 tanda yang dijabarkan dalam artikel ini. Tanda-tanda tersebut adalah:
1. Ketika Anda sedang melakukan kedurhakaan atau dosa. Hati-hatilah! Sebab, perbuatan dosa jika
dilakukan berkali-kali akan menjadi kebiasaan. Jika sudah menjadi kebiasaan, maka segala
keburukan dosa akan hilang dari penglihatan Anda. Akibatnya, Anda akan berani melakukan
perbuatan durhaka dan dosa secara terang-terangan.

Ketahuilah, Rasululllah saw. pernah berkata, Setiap umatku mendapatkan perindungan afiat kecuali
orang-orang yang terang-terangan. Dan, sesungguhnya termasuk perbuatan terang-terangan jika
seseirang melakukan suatu perbuatan pada malam hari, kemudian dia berada pada pagi hari
padahal Allah telah menutupinya, namun dia berkata, Hai fulan, tadi malam aku telah berbuat begini
dan begini, padahal sebelum itu Rabb-nya telah menutupi, namun kemudian dia menyibak sendiri
apa yang telah ditutupi Allah dari dirinya. (Bukhari, 10/486)

Rasulullah saw. bersabda, Tidak ada pezina yang di saat berzina dalam keadaan beriman. Tidak
ada pencuri yang si saat mencuri dalam keadaan beriman. Begitu pula tidak ada peminum arak di
saat meminum dalam keadaan beriman. (Bukhari, hadits nomor 2295 dan Muslim, hadits nomor 86)

2. Ketika hati Anda terasa begitu keras dan kaku. Sampai-sampai menyaksikan orang mati terkujur
kaku pun tidak bisa menasihati dan memperlunak hati Anda. Bahkan, ketika ikut mengangkat si
mayit dan menguruknya dengan tanah. Hati-hatilah! Jangan sampai Anda masuk ke dalam ayat ini,
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. (Al-Baqarah:74)

3. Ketika Anda tidak tekun dalam beribadah. Tidak khusyuk dalam shalat. Tidak menyimak dalam
membaca Al-Quran. Melamun dalam doa. Semua dilakukan sebagai rutinitas dan refleksi hafal
karena kebiasaan saja. Tidak berkonsentrasi sama sekali. Beribadah tanpa ruh. Ketahuilah!
Rasulullah saw. berkata, Tidak akan diterima doa dari hati yang lalai dan main-main. (Tirmidzi,
hadits nomor 3479)

4. Ketika Anda terasas malas untuk melakukan ketaatan dan ibadah. Bahkan, meremehkannya.
Tidak memperhatikan shalat di awal waktu. Mengerjakan shalat ketika injury time, waktu shalat
sudah mau habis. Menunda-nunda pergi haji padahal kesehatan, waktu, dan biaya ada. Menunda-
nunda pergi shalat Jumat dan lebih suka barisan shalat yang paling belakang. Waspadalah jika
Anda berprinsip, datang paling belakangan, pulang paling duluan. Ketahuilah, Rasulullah saw.
bersabda, Masih ada saja segolongan orang yang menunda-nunda mengikuti shaff pertama,
sehingga Allah pun menunda keberadaan mereka di dalam neraka. (Abu Daud, hadits nomor 679)

Allah swt. menyebut sifat malas seperti itu sebagai sifat orang-orang munafik. Dan, apabila mereka
berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas.

Jadi, hati-hatilah jika Anda merasa malas melakukan ibadah-ibadah rawatib, tidak antusias
melakukan shalat malam, tidak bersegera ke masjid ketika mendengar panggilan azan, enggan
mengerjakan shalat dhuha dan shalat nafilah lainnya, atau mengentar-entarkan
utang puasa Ramadhan.
5. Ketika hati Anda tidak merasa lapang. Dada terasa sesak, perangai berubah, merasa sumpek
dengan tingkah laku orang di sekitar Anda. Suka memperkarakan hal-hal kecil lagi remeh-temeh.
Ketahuilah, Rasulullah saw. berkata, Iman itu adalah kesabaran dan kelapangan hati. (As-Silsilah
Ash-Shahihah, nomor 554)

6. Ketika Anda tidak tersentuh oleh kandungan ayat-ayat Al-Quran. Tidak bergembira ayat-ayat
yang berisi janji-janji Allah. Tidak takut dengan ayat-ayat ancaman. Tidak sigap kala mendengar
ayat-ayat perintah. Biasa saja saat membaca ayat-ayat pensifatan kiamat dan neraka. Hati-hatilah,
jika Anda merasa bosan dan malas untuk mendengarkan atau membaca Al-Quran. Jangan sampai
Anda membuka mushhaf, tapi di saat yang sama melalaikan isinya.
Ketahuilah, Allah swt. berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah
iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Al-Anfal:2)

7. Ketika Anda melalaikan Allah dalam hal berdzikir dan berdoa kepada-Nya. Sehingga Anda
merasa berdzikir adalah pekerjaan yang paling berat. Jika mengangkat tangan untuk berdoa,
secepat itu pula Anda menangkupkan tangan dan menyudahinya. Hati-hatilah! Jika hal ini telah
menjadi karakter Anda. Sebab, Allah telah mensifati orang-orang munafik dengan firman-Nya, Dan,
mereka tidak menyebut Allah kecuali hanya sedikit sekali. (An-Nisa:142)

8. Ketika Anda tidak merasa marah ketika menyaksikan dengan mata kepala sendiri pelanggaran
terhadap hal-hal yang diharamkan Allah. Ghirah Anda padam. Anggota tubuh Anda tidak tergerak
untuk melakukan nahyi munkar. Bahkan, raut muka Anda pun tidak berubah sama sekali.
Ketahuilah, Rasulullah saw. bersabda, Apabila dosa dikerjakan di bumi, maka orang yang
menyaksikannya dan dia membencinya dan kadang beliau mengucapkan: mengingkarinya, maka
dia seperti orang yang tidak menyaksikannya. Dan, siapa yang tidak menyaksikannya dan dia ridha
terhadap dosa itu dan dia pun ridha kepadanya, maka dia seperti orang yang menyaksikannya.
(Abu Daud, hadits nomor 4345).

Ingatlah, pesan Rasulullah saw. ini, Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka
hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan
lisannya. Kalau tidak sanggup, maka dengan hatinya, dan ini adalah selemah-lemahnya iman.
(Bukhari, hadits nomor 903 dan Muslim, hadits nomor 70)

9. Ketika Anda gila hormat dan suka publikasi. Gila kedudukan, ngebet tampil sebagai pemimpin
tanpa dibarengi kemampuan dan tanggung jawab. Suka menyuruh orang lain berdiri ketika dia
datang, hanya untuk mengenyangkan jiwa yang sakit karena begitu gandrung diagung-agungkan
orang. Narsis banget!

Allah berfirman, Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Luqman:18)

Nabi saw. pernah mendengar ada seseorang yang berlebihan dalam memuji orang lain. Beliau pun
lalu bersabda kepada si pemuji, Sungguh engkau telah membinasakan dia atau memenggal
punggungnya. (Bukhari, hadits nomor 2469, dan Muslim hadits nomor 5321)

Hati-hatilah. Ingat pesan Rasulullah ini, Sesungguhnya kamu sekalian akan berhasrat
mendapatkan kepemimpinan, dan hal itu akan menjadikan penyesalan pada hari kiamat. Maka
alangkah baiknya yang pertama dan alangkah buruknya yang terakhir. (Bukhari, nomor 6729)

Jika kamu sekalian menghendaki, akan kukabarkan kepadamu tentang kepemimpinan dan apa
kepemimpinan itu. Pada awalnya ia adalah cela, keduanya ia adalah penyesalan, dan ketiganya ia
adalah azab hati kiamat, kecuali orang yang adil. (Shahihul Jami, 1420).

Untuk orang yang tidak tahu malu seperti ini, perlu diingatkan sabda Rasulullah saw. yang berbunyi,
Iman mempunyai tujuh puluh lebih, atau enam puluh lebih cabang. Yang paling utama adalah
ucapan Laa ilaaha illallah, dan yang paling rendah adalah menghilangkan sesuatu yang
mengganggu dari jalanan. Dan malu adalah salah satu cabang dari keimanan. (Bukhari, hadits
nomor 8, dan Muslim, hadits nomor 50)
Maukah kalian kuberitahu siapa penghuni neraka? tanya Rasulullah saw. Para sahabat menjawab,
Ya. Rasulullah saw. bersabda, Yaitu setiap orang yang kasar, angkuh, dan sombong. (Bukhari,
hadits 4537, dan Muslim, hadits nomor 5092)

10. Ketika Anda bakhil dan kikir. Ingatlah perkataan Rasulullah saw. ini, Sifat kikir dan iman tidak
akan bersatu dalam hati seorang hamba selama-lamanya. (Shahihul Jami, 2678)

11. Ketika Anda mengatakan sesuatu yang tidak Anda perbuat. Ingat, Allah swt. benci dengan
perbuatan seperti itu. Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak
kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tiada kamu
perbuat. (Ash-Shaff:2-3)

Apakah Anda lupa dengan definisi iman? Iman itu adalah membenarkan dengan hati, diikrarkan
dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Jadi, harus konsisten.

12. Ketika Anda merasa gembira dan senang jika ada saudara sesama muslim mengalami
kesusahan. Anda merasa sedih jika ada orang yang lebih unggul dari Anda dalam beberapa hal.

Ingatlah! Kata Rasulullah saw, Tidak ada iri yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu
terhadap orang yang Allah berikan harga, ia menghabiskannya dalam kebaikan; dan terhadap orang
yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain.
(Bukhari, hadits nomor 71 dan Muslim, hadits nomor 1352)

Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw., Orang Islam yang manakah yang paling baik?
Rasulullah saw. menjawab, Orang yang muslimin lain selamat dari lisan dan tangannya. (Bukhari,
hadits nomor 9 dan Muslim, hadits nomor 57)

13. Ketika Anda menilai sesuatu dari dosa apa tidak, dan tidak mau melihat dari sisi makruh apa
tidak. Akibatnya, Anda akan enteng melakukan hal-hal yang syubhat dan dimakruhkan agama. Hati-
hatilah! Sebab, Rasulullah saw. pernah bersabda, Barangsiapa yang berada dalam syubhat, berarti
dia berada dalam yang haram, seperti penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar
tanaman yang dilindungi yang dapat begitu mudah untuk merumput di dalamnya. (Muslim, hadits
nomor 1599)

Iman Anda pasti dalam keadaan lemah, jika Anda mengatakan, Gak apa. Ini kan cuma dosa kecil.
Gak seperti dia yang melakukan dosa besar. Istighfar tiga kali juga hapus tuh dosa! Jika sudah
seperti ini, suatu ketika Anda pasti tidak akan ragu untuk benar-benar melakukan kemungkaran
yang besar. Sebab, rem imannya sudah tidak pakem lagi.

14. Ketika Anda mencela hal yang makruf dan punya perhatian dengan kebaikan-kebaikan kecil. Ini
pesan Rasulullah saw., Jangan sekali-kali kamu mencela yang makruf sedikitpun, meski engkau
menuangkan air di embermu ke dalam bejana seseorang yang hendak menimba air, dan meski
engkau berbicara dengan saudarmu sedangkan wajahmu tampak berseri-seri kepadanya. (Silsilah
Shahihah, nomor 1352)

Ingatlah, surga bisa Anda dapat dengan amal yang kelihatan sepele! Rasulullah saw. bersabda,
Barangsiapa yang menyingkirkan gangguan dari jalan orang-orang muslim, maka ditetapkan satu
kebaikan baginya, dan barangsiapa yang diterima satu kebaikan baginya, maka ia akan masuk
surga. (Bukhari, hadits nomor 593)

15. Ketika Anda tidak mau memperhatikan urusan kaum muslimin dan tidak mau melibatkan diri
dalam urusan-urusan mereka. Bahkan, untuk berdoa bagi keselamatan mereka pun tidak mau.
Padahal seharusnya seorang mukmin seperti hadits Rasulullah ini, Sesungguhnya orang mukmin
dari sebagian orang-orang yang memiliki iman adalah laksana kedudukan kepala dari bagian badan.
Orang mukmin itu akan menderita karena keadaan orang-orang yang mempunyai iman
sebagaimana jasad yang ikut menderita karena keadaan di kepala. (Silsilah Shahihah, nomor 1137)

16. Ketika Anda memutuskan tali persaudaraan dengan saudara Anda. Tidak selayaknya dua
orang yang saling kasih mengasihi karean Allah Azza wa Jalla atau karena Islam, lalu keduanya
dipisahkan oleh permulaan dosa yang dilakukan salah seorang di antara keduanya, begitu sabda
Rasulullah saw. (Bukhari, hadits nomor 401)

17. Ketika Anda tidak tergugah rasa tanggung jawabnya untuk beramal demi kepentingan Islam.
Tidak mau menyebarkan dan menolong agama Allah ini. Merasa cukup bahwa urusan dakwah itu
adalah kewajiban para ulama. Padahal, Allah swt. berfirman, Hai orang-orang yang beriman, jadilah
kalian penolong-penolong (agama) Allah. (Ash-Shaff:14)

18. Ketika Anda merasa resah dan takut tertimpa musibah; atau mendapat problem yang berat. Lalu
Anda tidak bisa bersikap sabar dan berhati tegar. Anda kalut. Tubuh Anda gemetar. Wajah pucat.
Ada rasa ingin lari dari kenyataan. Ketahuilah, iman Anda sedang diuji Allah. Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka belum
diuji. (Al-Ankabut:2)
Seharusnya seorang mukmin itu pribadi yang ajaib. Jiwanya stabil. Alangkah menakjubkannya
kondisi orang yang beriman. Karena seluruh perkaranya adalah baik. Dan hal itu hanya terjadi bagi
orang yang beriman, yaitu jika ia mendapatkan kesenangan maka ia bersyukur dan itu menjadi
kebaikan baginya; dan jika ia tertimpa kesulitan dia pun bersabar, maka hal itu menjadi kebaikan
baginya. (Muslim)

19. Ketika Anda senang berbantah-bantahan dan berdebat. Padahal, perbuatan itu bisa membuat
hati Anda keras dan kaku. Tidaklah segolongan orang menjadi tersesat sesudah ada petunjuk yang
mereka berada pada petunjuk itu, kecuali jika mereka suka berbantah-bantahan. (Shahihul Jami,
nomor 5633)

20. Ketika Anda bergantung pada keduniaan, menyibukkan diri dengan urusan dunia, dan merasa
tenang dengan dunia. Orientasi Anda tidak lagi kepada kampung akhirat, tapi pada tahta, harta, dan
wanita. Ingatlah, Dunia itu penjara bagi orang yang beriman, dan dunia adalah surga bagi orang
kafir. (Muslim)

21. Ketika Anda senang mengucapkan dan menggunakan bahasa yang digunakan orang-orang
yang tidak mencirikan keimanan ada dalam hatinya. Sehingga, tidak ada kutipan nash atau ucapan
bermakna semisal itu dalam ucapan Anda.

Bukankah Allah swt. telah berfirman, Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: Hendaklah
mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan
perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.
(Al-Israa:53)

Seperti inilah seharusnya sikap seorang yang beriman. Dan apabila mereka mendengar perkataan
yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: Bagi kami amal-amal
kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-
orang jahil.' (Al-Qashash:55)

Nabi saw. bersabda, Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang
baik atau diam. (Bukhari dan Muslim)

22. Ketika Anda berlebih-lebihan dalam masalah makan-minum, berpakaian, bertempat tinggal, dan
berkendaraan. Gandrung pada kemewahan yang tidak perlu. Sementara, begitu banyak orang di
sekeliling Anda sangat membutuhkan sedikit harta untuk menyambung hidup.
Ingat, Allah swt. telah mengingatkan hal ini, Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di
setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (Al-Araf:31). Bahkan, Allah swt. menyebut
orang-orang yang berlebihan sebagai saudaranya setan. Karena itu Allah memerintahkan kita untuk,
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang terdekat akan haknya, kepada orang miskin dan
orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. (Al-Isra:26)
Rasulullah saw. bersabda, Jauhilah hidup mewah, karena hamba-hamba Allah itu bukanlah orang-
orang yang hidup mewah. (Al-Silsilah Al-Shahihah, nomor 353).

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2008/03/05/422/22-tanda-iman-anda-sedang-
lemah/#ixzz4lqMOwtEz
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai